Pelesiran

Mencecap Kesyahduan Tempat Paling Suci Bagi Kaum Sikh : Golden Temple

2

.

Aku melangkahkan kaki menuju Golden Temple masih dengan dipenuhi rasa haru pasca menyaksikan war ceremony tepat di perbatasan India dan Pakistan di Wagah Border. Gimana nggak, dulunya dua negara ini adalah satu kesatuan yang padu. Namun harus pecah karena konflik dengan bumbu agama. Pakistan nampak begitu dekat, hanya butuh setapak langkah, namun sebuah tembok kokoh menghalangi aku, Indra dan Ahlan untuk bertemu dengan masyarakat Pakistan. Hidup kadang seironis itu memang.

Dari Wagah Border, kami mengendarai bajaj kurang lebih 30 menit sebelum kami diturunkan di persimpangan jalan menuju Golden Temple.

“Maaf, kendaraan dilarang masuk, jadi saya turunkan di sini,” ujar pengemudi bajaj dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.

Ya sudah tidak mengapa. Lagian jaraknya pun tak terlalu jauh lagi. Lagipula, kami bisa cuci mata sepanjang perjalanan mengingat kami harus melewati pasar yang ramai, namun tergolong rapi untuk ukuran India. Ops, maaf jika terkesan justifikasi. Namun, sejak awal kedatanganku di Amritsar, aku merasa tidak sedang berada di India. Kotanya relatif tenang, bersih, penduduknya ramah dan kehidupan nampak begitu teratur. Bahkan, jurus pura-pura pergi saat menawar belanjaan nggak berlaku di sini!

Hasrat untuk melihat barang dagangan segera ditepis. Tujuan kami sebenarnya tentu saja mengunjungi tempat paling suci bagi kaum Sikh : Harmandir Sahib, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Golden Temple/Kuil Emas. Seperti apa sih bentuknya?

Penutup Kepala di Gerbang Utama

Kami tiba di sebuah gerbang besar yang dari luar nampak seperti benteng. Kuil emas masih belum nampak karena seyogyanya kuil tersebut berada di balik gerbang tersebut. Di pelataran, ratusan atau bahkan ribuan orang nampak duduk santai. Pelataran ini dilapisi marmer berwarna putih. Marmernya terasa dingin dan sangat bersih. Wajar saja, karena semua orang diharuskan melepas alas kaki bahkan sejak berada di halaman depannya.

dsc_0796

Turban dan keruduk ala kaum Sikh

Aku memperhatikan kesekeliling. Di sebelah kiri, terdapat ruangan besar tempat penitipan sepatu. Kami diberikan sebuah kunci pasca menitipkan sepatu di sebuah loker. Untuk masuk ke dalam, kami berjalan menuju pintu gerbang yang paling besar. Di sisi kanan dan kiri gerbang pun banyak pertokoan dengan cahaya lampu terang. Namun lagi-lagi keinginan untuk mampir harus ditahan dulu.

dsc_0777

Pertokoan di sekitar gerbang utama Golden Temple

Tepat di pintu gerbang, ada 2 buah tong besar berisi kain segitiga. Ternyata itu digunakan untuk menutupi rambut di kepala. Kami memilih kain penutup berukuran besar agar mampu menutupi rambut kami.

“Buat apa?”

Ya begitu peraturannya. Dan memang, salah satu ciri khas yang paling nampak dari lelaki kaum Sikh adalah mereka mengenakan penutup kepala karena memang dalam keyakinan mereka, rambut harus terus dibiarkan memanjang. Karena itulah lelaki dewasa biasanya memakai turban. Sedangkan anak kecil dan remaja biasanya memakai kain khusus dengan jendolan kecil di kepalanya. Persis yang dipakai Jarjit temannya si Upin dan Ipin itu.

dsc_0793

Sepertinya bocah ganteng ini bukan pengikut Sikh karena penutup kepalanya sedikit berbeda dengan yang dipakai oleh anak-anak penganut Sikh

Itu adalah salah satu elemen K dari 5 elemen yang dikenal luas. Untuk rambut yang tidak boleh dipotong itu disebut Kash. Bagi perempuan sendiri, diwajibkan memakai tutup kepala yang persis seperti kerudung (bukan jilbab). Umat Sikh juga biasanya memakai gelang besi yang disebut Kadha. Gelang ini melambangkan kekuatan dan benteng diri.

Benda lain yang biasanya dibawa adalah sisir. Ini merupakan elemen Kanga. Sisir sendiri melambangkan kebersihan. Masih ingat dengan uncle dan aunty teman perjalanan kami di kereta dari New Delhi ke Amritsar? Nah si paman tersebut membawa pedang ukir berukuran sedang. Tenyata itu disebut Kripan, elemen K lainnya. Terakhir, jenis pakaian yang mereka gunakan (baju kurung di bawah lutut) yang disebut Kacha.

dsc_0771

Diluar aja rame banget, apalagi di dalam. Ini adalah gerbang utamanya

Pertanyaan selanjutnya, apakah semua umat Sikh menerapkan 5 K itu dalam keseharian mereka? Faktanya tidak semua. Hal ini terkait tekanan (bisa jadi terbentur peraturan dalam pekerjaan), adaptasi lingkungan bahkan tingkatan keimanan masing-masing pemeluknya. Setidaknya, ada 30 juta orang penganut keyakinan ini. 20 juta diantaranya tersebar di India. Lantas negara mana yang memiliki penduduk penganut Sikh terbesar kedua dan ketiga. Ternyata ditempati oleh Inggris dan Amerika Serikat!

Kuil yang Tak Pernah Sepi

Kami datang tidak dengan bertepatan hari besar umat Sikh. Namun pengunjung ramai sekali malam itu. Bahkan menurutku semakin malam orang semakin banyak yang datang. Sebagian besar adalah orang yang datang untuk beribadah. Dengan begitu, beruntung aku dapat menyaksikan langsung beberapa prosesi ibadah yang mereka lakukan.

Misalnya saja, begitu turun dari tangga gerbang utama, orang-orang akan langsung bersujud di lantai. Mereka melakukannya berulang-ulang persis gerakan shalat. Lalu, mereka akan duduk dan berdoa. Doanya sangat khusyu. Dilakukan dengan lantunan doa yang lembut dan berulang-ulang. Persis yang dilakukan uncle di kereta. Sebelum makan doa. Sesudah makan, doa. Sebelum tidur, doa. Selepas bangun, doa lagi. Doanya dilakukan dengan cara bersila sambil memejamkan mata.

Saat kami berkeliling, ada beberapa pohon tua yang juga dijadikan tempat kaum Sikh untuk bersujud dan berdoa. Aku menyaksikannya dengan hikmat. Mungkin mereka beribadah sama khusyunya dengan orang-orang yang sedang mengunjungi Makkah untuk umroh atau naik haji kali ya. (Semoga nanti berkesempatan ke tanah suci milik sendiri, amin). Kami menghabiskan waktu cukup lama di satu titik untuk duduk, menyaksikan mereka beribadah sambil turun mendengarkan lantunan doa yang aku tak mengerti artinya, namun turut menciptakan rasa damai di hati.

dsc_0807

Beribadah di sebuah pohon tua

Dari tepi kolam, terlihat antrian memanjang orang-orang yang ingin masuk ke dalam kuil emas. Kuil emas ini memang berada tepat di tengah kolam. Di sekeliling bangunan terdapat kuil-kuil kecil yang masing-masing diisi oleh satu pemuka agama. Hmm, mungkin ustadnya gitu. Tiap kali orang melewatinya, mereka akan berhenti sejenak, berdoa di sana hingga kemudian berjalan mengarah kuil utama.

dsc_0828

Ini para ustadnya kaum Sikh sedang mandi

Bentuk bangunan kuil emas sekarang ini merupakan hasil renovasi yang dilakukan oleh Jassa Singh Ahluwalia pada tahun 1764. Pada awal tahun 1800, kuil utama dilapisi dengan 750 kg emas sehingga kini lebih dikenal dengan sebutan kuil emas. Bagi penggemar bollywood, pasti tahu bahwa kuil emas ini pernah dijadikan lokasi syuting film Rab Ne Bana Di Jodi (2008) yang dibintangi oleh mega aktor Shah Ruk Khan dan si cantik Anuskha Sharma yang juga ikut bermain di film PK.

dsc_0836

Keindagan kuil emas

Kolamnya sendiri pun dianggap suci sehingga banyak sekali orang yang mandi di sana. Uniknya, ada bagian-bagian tertentu yang hanya boleh digunakan oleh pemimpin agamanya (dan mereka berenang bersama ikan mas yang berukuran besar!). Bagi pengunjung, disediakan sisi kolam lainnya yang tentu saja antriannya lumayan panjang. Eh ya, jangan bayangkan mereka mandi dan sabunan kayak yang ada di Sungai Gangga ya. Mereka hanya berendam sebentar sembari membasuh muka dan berdoa. Itu saja.

Dapur Raksasa dan Tempat Tinggal bagi Pengelana

Saat akan meninggalkan kota Amritsar, kami bertemu dengan 3 pasang traveler dari Rusia. Sambil menunggu keberangkatan, kami berbincang dan ternyata selama berada di Amritsar, mereka menginap di pelataran gerbang kuil emas hanya berbekal sleeping bag atau matras. Wow!

“Lalu makannya bagaimana?”

Mereka tinggal masuk ke dalam dan dapat ikut mengambil makanan gratis setiap harinya. Yup, salah satu keistimewaan kuil emas ini adalah, mereka menyiapkan makanan untuk para pengunjung tak peduli berasal darimana, suku apa, kasta, status sosial, agama apa bahkan tujuan kedatangan mereka untuk beribadah atau sekadar untuk berwisata.

dsc_0829

Dapur umumnya

Setiap harinya mereka menyiapkan makanan sebanyak 60 hingga 80 ribu porsi! Bahkan di saat-saat tertentu, mereka harus menyiapkan makanan untuk 300 ribu orang! Luar biasa, bukan? Aku sendiri saat ke sana sempat melewati dapur umumnya. Namun aku, Indra dan Ahlan tidak mengambil jatah makan. Terus terang saja, aku pribadi kurang cocok dengan makanan India. Belakangan kami makan malam di sebuah restoran cepat saji tak jauh dari sana 🙂

dsc_0818

Duduk-duduk sambil menikmati suasana malam

Selain menyediakan tempat makan, sebetulnya terdapat komplek penginapan juga di area tersebut. Bagi yang ingin menginap, tidak dikenakan biaya sebetulnya. Namun, sangat disarankan untuk memberi sumbangan minimal 100 rupee (atau sekitar Rp.20.000) saja perhari dan diharapkan untuk tidak menginap lebih dari 3 hari. Sebagian wisata asing menginap di sana hanya untuk merasakan sensasinya untuk kemudian mencari penginapan lain di sekitaran golden temple.

Kelamnya Masa Operasi Bintang Biru

Ternyata, kuil emas ini pun menyimpan kisah kelam. Hal tersebut terjadi pada tanggal 1 hingga 8 Juni 1984 yang kemudian dikenal dengan nama Blue Star Operation. Yakni serangan militer India terhadap kuil emas karena menjadi tempat persembunyian Jarnail Singh Bhindranwale, aktivis dan pejuang Sikh yang menginginkan Amritsar berdiri menjadi negara sendiri.

dsc_0804

Yang ini ntah apakah kaum Sikh juga atau tidak. Penutup kepalanya sedikit berbeda

Serangan tersebut didasari perintah oleh Indira Gandhi. Tank dan artileri dikerahkan untuk menerobos masuk ke dalam golden temple. Akibat operasi militer tersebut, 492 pejuang dan sipil tewas. Di sisi lain, 83 tentara India pun meninggal dunia. Ironisnya, 6 bulan pasca kejadian tersebut, Indira Gandhi pun tewas dibunuh oleh salah satu pengawal pribadinya yang ternyata seorang Sikh.

dsc_0815

Duduk, berdiam diri sambil kontemplasi?

Sedih memang. Apalagi kejadian yang kurang lebih sama masih terus berlangsung di provinsi lain di India yakni provinsi Jammu & Kashmir. Kawasan indah tersebut memang masih berada di bawah bendera negara India. Di sisi lain negara tetangga seperti China dan Pakistan memiliki niat yang sama untuk mengambil alih Jammu & Kashmir walaupun sesungguhnya Kashmiri (sebutan bagi penduduk Kashmir) memilih untuk memerdekakan diri sendiri dan membentuk sebuah negara yang baru. Piuh…

* * *

Jika ditanya, “kota apa yang ingin dikunjungi untuk kedua kalinya?” jawabannya jelas Srinagar ya! dan yang kedua adalah Amritsar. Ntahlah, aku merasa sangat kerasan berada di kota ini. Atau bisa jadi juga karena kami ke sana pasca melewati kota sulit semacam New Delhi (Hei, kami hampir dirampok di sana!). Tapi memang, rasanya bertemu dengan kaum Sikh jauh lebih menyenangkan karena sepertinya mereka mayoritas well educated sehingga komunikasi mejadi lancar. Tidak perlu ngotot-ngototan, tipu menipu dsb.

dsc_0831

Belom sikat gigi, jadi giginya ngumpet 😀

Sikhisme sendiri berakar pada abad ke-15 dan ajaran ini sebetulnya dekat dengan ajaran Islam. Pendiri Sikh, Guru Nanak, menyerap ide dari orang-orang suci dari berbagai macam agama, sekte atau ordo. Konon, Guru Nanak melakukan perjalanan spritual  ke Arab Saudi hingga ke Vatikan sembari mengamalkan nilai-nilai kebaikan.

Bahkan ajaran dasar Sikhisme menyatakan bahwa semua manusia adalah sama tanpa memandang ras, kelas, kepercayaan atau asal budaya. Makanya mereka menghapuskan sistem kasta yang sangat dikenal dikalangan Hindu. Intinya, mereka sangat menjunjung ajaran cinta kasih. Islam dan agama lain juga begitu, bukan?

Lalu, jika sekarang ada orang-orang dengan representasi agama tertentu melakukan kekerasan, menyebarkan kebencian, menciptakan kesengsaraan bagi sesama itu disebut apa? Silakan jawab sendiri 🙂

49 komentar di “Mencecap Kesyahduan Tempat Paling Suci Bagi Kaum Sikh : Golden Temple

  1. Suatu hari pasti saya akan ke sana hahahaha. Duh dua kali ke India masih kurang. Klo ngomongin ashram, di India banyak ashram yang ngasih makan orang gratis tiap hari. Waktu ke Delhi ga mampir ke Dargah Hazrat Nizamuddin Aulia om? AH AKU KANGEN INDIA

    • Nggak sempet Lid. Cuma 3 hari di sana. Itupun gak maksimal krn kepotong jadwal ke stasiun. Maulah ke sana nanti.

      Aku masih ada “hutang” ke diri sendiri buat ke Jodhpur.

  2. Disajikan makanan gratis. Gila bener ya…kadang-kadang kita harus banyak belajar dari kebudayaan orang lain. Memberi makan dengan cuma-cuma pastilah dananya besar…Hebat! suka aku ulasannya…jadi tau ada prinsip 5 K …

    • Wew komennya Ihwan ngeri haha. But makasih, aku gak akan bisa kayak dia. Dewa banget dah haha. Cuma ngarep bisa bikin buku kayak mbak Ade Nastiti. Segitu aja udah seneng banget kayaknya.

  3. Ini kok rasanya beberapa hari ada aja yang sambung-menyambung antar kejadian. Jadi kemarin ada teman yang ngobrolin tripnya ke Amritsar ini, trus hari ini baca tulisan omndut. Apa ini tanda buat ngilang ke sana? Clinggg.

  4. wah jadi tertarik ke sana …. mau ngegodain eneng eneng berkudung itu…ehhh..maaf salah…mau photo di depan bangunan emas megah itu…. kayak lampu neon besar yaaa…. btw prinsip 5 K itu kece bana.

    • Hahaha jangan bang. Tuh cewek jatahku #eh

      Ahlan beli pisau itu buat souvenir. Tapi belakangan ditinggal (diberikan ke siapaaaa gitu lupa) krn gak beli bagasi dan jelas gak akan lolos masuk kabin.

  5. Aku pernah ketemu bocah2 pake penutup kepala dengan cepol rambut di atasnya. Ketemu di Golconda Fort, tapi entah mereka Sikh atau bukan.

    ayuniverse.com

  6. Aq sempet ke golden temple jg om wkt ke india..dan mmg suasana religius nya sgt terasa disana..begitu damai dan tenang nabahkan aq sempet msk ke kuil nya..yg isinya sejumlah pelantun doa dgn musik2 yg syahdu berturban.. golden temple mmg memoriam bgt..pengen lagi kesana besok..jadi baper baca blog ini om…

  7. Iya omndut..msk ke kuil utama nya…saat itu jg rame bgt..konon kata nya klo mau msk smp pada ngantri berjam2..tp aq pake sedikit trik disana jadi aq bisa didahulukan msk melalui pintu keluar…jreng2..berhasil menerobos antrian..hhehe..kasian jg sih liat penduduk lokal yg dah antri berjam2..sdngkn aq cm lgsung msk ajah..pdhl penjagaan nya ketat lho disana..hehe..klo gak pake trik bkn diindia nama nya..hehe

  8. Hehehe, jadi ingat dulu pernah liat bapak-bapak sikh naik sepeda motor. Karena nggak bisa pakai helm, akhirnya sorbannya itu dililit tali yang diikat di bawah dagu 😀

  9. Mungkin India belum masuk ke salah satu bucket list aku. Selalu ragu dengan kesanggupan aku menelan masakan berkari mereka. Hehehe. Tapi baca postingan ini tertarik juga akhirnya. Eksotik banget ternyata😀.

  10. Ping balik: Free Walking Tour Kampong Bharu : Jelajah Perkampungan Tradisional di Jantung Kuala Lumpur | Omnduut

  11. Ping balik: Sapa Hangat di Kuil Matahari, Kashmir | Omnduut

  12. Ajarannya sendiri mirip ama islam. Trutama yg memberi makan musafir. Menarik baca sejarah sikh ini. Abis ini aku mau googling ttg indira gandhi nya. Pas kuliah dulu, di penang itu banyaak temen2 kuliahku yg orang sikh. Pakai surban, yg cewe rambutnya panjang2. Ga ada sih yg berambut pendek. Berarti memang mereka dilarang ya memotong rambut? Setidaknya yg aku kenal begitu. Dan bener mas, dibanding orang india lain, suku sikh ini lebih kalem, lbh cakep2 jg dan banyak yg terpelajar 🙂 . Eh ada lg, mereka lbh wangi :p

    • Di KL ada kuil Sikh terbesar di Asia Tenggara. Di sekitaran Kampung Bahru. Dari luar keliatan kecil, eh dalamnya gede. Pantes ada tokoh Jarjit di Upin Ipin hehehe.

      Iya, mereka lebih terpelajar. Gak nemu scam jg selama di Amritsar 🙂

  13. Ping balik: Dari A Sampai Z Panduan Pengajuan Visa Schengen di Kedutaan Besar Belanda Melalui VFS Global | Omnduut

  14. Ping balik: Kena Jebakan Holy Man Palsu di Pushkar, India | Omnduut

  15. Ping balik: Dari A Sampai Z Panduan Pengajuan Visa Schengen di Kedutaan Besar Belanda Melalui VFS Global - BebasVisa.id

  16. Ping balik: Melongo Takjub di Mehrangarh Fort | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.