Pelesiran

First Snow in My Life : Gulmarg in India!

dsc_0251

.

Kalau kamu suka ngerukin butiran “salju” yang ada di kulkas. Itu artinya masa kecil kamu : punya kulkas eh maksudnya masa kecil kamu menyenangkan. Gimana nggak nyenengin coba saat diam-diam mengambil butiran salju pakai sendok, menampungnya di sebuah gelas dan mencampurinya dengan limun. Gak pernah ngerasain? Ah selain kamu (mungkin) gak punya kulkas, masa kecil kamu terlalu kalem. Kurang tantangan. Kena jewer habis ngerukin “salju” di kulkas itu keren, tauk! –sungkem ke Ibuk.

Sebagai mahkluk tropis yang demen menabung dan jalan-jalan, jelas muncul keinginan untuk paling-nggak-sekali-seumur-hidup main-main ke negara yang punya saljunya. Nah, betapa senengnya aku saat merencanakan perjalanan ke India, aku mendapati sebuah fakta : selain banyak sapi ternyata India juga punya salju. Yeay senengnya! Aku bakalan ngerasain guling-guling di atas salju! –limun, mana limun.

Tentu saja kita tidak akan menemukan salju di semua kawasan di India. Untuk main-main salju, kami (Aku, Indra dan Ahlan) harus bergerak ke utara India, tepatnya di provinsi Jammu & Kashmir. Provinsi ini unik, kantor pemerintahannya aja terbagi jadi dua dengan Jammu sebagai ibukota musim panas dan Srinagar sebagai ibukota musim dingin. Nah, untuk lebih gampang menuju kawasan bersalju, kita harus menuju ke Srinagar terlebih dahulu. Dan itu perjalanannya nggak gampang mamen! Bahkan kupikir sama sulitnya dengan menggaet hati si eneng geulis.

Jom, Mari Lihat Salju!

Sehari pasca melihat kebun tulip terbesar di Asia yang berada di jantung kota Srinagar, Aku, Ahlan dan Indra langsung merencanakan kunjungan ke kawasan bersalju. Sebetulnya ada beberapa kawasan yang direkomendasikan oleh beberapa teman dan juga buku perjalanan. Kami sendiri akhirnya memutuskan untuk mengunjungi 3 tempat yakni : Gulmarg, Pahalgam dan Sonamarg.

Sehari 3 tempat? Ya nggak atuh, masing-masing sehari! Selain lokasinya yang berjauhan, lebih asyik ekplorenya kalau punya waktu yang cukup. Makanya nih, yang berencana ke Kashmir, mending siapin waktu deh. Sayang kan kalau ke Kashmir cuma sehari-dua hari doang. Stt, aku kasih tahu, waktu segitu gak cukup buat ngegaet cewek Kashmir yang bening-bening itu, ciyus!

dsc_0284

Salju!

Lalu kenapa Gulmarg yang dipilih untuk didatangi pertama kali?

Hmm, selain katanya pemandangannya cakep, gulmarg ini ada gondola aka cable car-nya! Nah, kapan lagi kan bisa gelantungan ngeliatain salju dari atas? Dulu saat naik cable car di Langkawi, Malaysia aja udah bengong takjub gitu bawaannya. Nah gimana dengan gondola yang ada di Gulmarg ini, coba! Jom, siapin cemilan yang banyak, stay tunned di postingan ini. Cerita tentang gondola dan kejombloanku, nanti aku akan bahas dengan rinci. Jangan sedeh!

Hehehe, oke-oke, lanjut ke gondola.

Cara paling gampang menuju Gulmarg adalah menggunakan bus pemerintah yang teriminalnya berada di samping TRC (Tourist Reception Center) kota Srinagar yang berada tak jauh dari Danau Dal. Dari penginapan kami yang berada di pinggir Danau Dal sih deket ya, jalan-sambil-joget juga sampai. Namun, beruntungnya kami saat berada di sana, kebetulan ada 3 couchsurfers asal Bangladesh (Arshii, Debangshu dan Parveen) yang juga memiliki tujuan yang sama dengan kami. Jadilah kami berenam menyewa mobil pribadi selama 3 hari demi mengeksplor kawasan bersalju di Kashmir.

Pagi hari, kami dijemput di gerbang pertama Danau Dal oleh si uncle driver (duh, lupa namanya). Beruntungnya jalan sama Arshii dkk, mereka yang fasih berbahasa India (katanya sih bahasanya beda dengan bahasa Bangla, namun masih dapat dipahami. Hmm, mirip bahasa Indonesia & melayulah gitu), memudahkan kami untuk berkomunikasi dengan sopir.

Perjalanan yang memakan waktu sekitar 1,5 jam pun berjalan dengan lancar. Hmm sejujurnya agak kurang lancar juga karena aku mabok bauk kreteknya Arshii yang tembakaunya khas itu dan juga bauk keti-nya Praveen hahaha. Karena kasihan, Ahlan menyuruh aku duduk di samping supir, Alhamdulillah udahnya agak mendingan hehehe.

dsc_0149

Lihat gunung yang berselimut salju itu. Yakin gak mupeng?

Panorama sepanjang perjalanan itu indahnya kebangetan. Gunung-gunung yang terselimuti salju bikin hati jadi tenang, nyaman dan adem (andai kamu ada di sisiku, Neng!) Kondisi jalanan cukup baik dan lebar. Lalu lintas juga tidak terlalu ramai, walau begitu tetap deg-degan juga sih karena salah satu sisinya jurang. Aku ingat betul, bahkan saat kami ke sana, ada satu mobil sedan yang jatuh ke dalam jurang. Untung jurangnya tidak terlalu dalam. Piuuh.

Semakin mendekati lokasi, salju yang awalnya nampak dari kejauhan mulai terlihat di sisi-sisi jalan pegunungan yang kami lalui. Huaaa, itu beneran salju loh! Bukan salju-saljuan ala kulkas. Karena terletak di pegunungan, saljunya pun putih bersih. Sangat kontras dengan pohon pinus yang berdiri rapat di sela-sela hamparan salju tersebut.

dsc_0146

Di pinggiran aja saljunya udah sebanyak itu, hwaaaa

Oh ya, di pertengahan jalan, kami sempat mampir ke sebuah rest area untuk menjamahi toiletnya (maklum cuaca dingin, bikin nganu mengkeret dan bawaannya pingin pipis mulu). Selain itu, tujuan kami ke rest area ialah untuk menyewa sepatu bot dan mantel tebal. Masing-masing benda dihargai 100 rupee atau 20 ribu rupiah. Itupun setelah negosiasi alot hehe (harga awal yang dikasih 200 rupee per item).

Bersyukur deh dapet pinjaman mantel dan bot walaupun ironisnya begitu sampai di kawasan Gulmarg, banyak pedagang pakaian bekas yang menjual mantel dengan harga yang sama, doeng! Haha. Ya sudahlah, rezekinya mamang-mamang penyewa mantel itu mah.

Naik-naik ke Puncak Gunung Bersalju!

Setelah perjalanan penuh canda dan tawa, tibalah kami semua di pintu masuk Gulmarg. Kami diturunkan di sebuah area parkir yang sangat luas. Begitu keluar dari mobil, brrrrr, udara dingin langsung menusuk tulang.

Walau begitu, rasa dinginnya masih kalah dengan rasa exicited saat memegang salju untuk pertama kalinya. Rasanya? Nggak bisa dilukiskan! Mungkin rasanya akan sama saat menyentuh istri yang halal habis ijab qobul. Deg-deg-ser nikmat gitu hwhwhw.

Hamparan salju membentang di sepanjang pandangan. Nggak usah jauh-jauh menuju ke tengah untuk menyentuh salju, cukup berjalan di pinggiran jalan dan hap (hei, ini bukan hap-nya ala ala babang Ipul), sentuh deh itu saljunya dan… honestly, itu saljunya aku icip! Norak? Bodok! Wong ke Gulmargnya pakai duit sendiri haha. -Alhamdulillah udahnya nggak sakau eh keracunan salju hehe.

dsc_0154

Dari parkiran, kami harus berjalan dulu menuju stasiun gondola

Kami berjalan sekitar 20 menit menuju stasiun gondola. Nah, seperti yang kubilang di awal, oncak­-nya (baca : andalan utama) Gulmarg ini adalah gondola yang terbagi dalam 2 fase pemberhentian. Kami berenam sendiri sudah memesan tiket di kantor TRC. Yup, TRC juga bersedia membantu pelancong untuk memesan tiket gondolanya. Pembayarannya menggunakan kartu kredit. Simpel banget!

Sangat direkomendasikan deh beli tiketnya secara online atau melalui kantor TRC. Kenapa? Jika beli di tempat dan bertepatan dengan musim liburan, antrian buat beli tiketnya aja kadang bisa berjam-jam! Tuh, rugi waktu banget! Harga tiketnya sendiri saat itu INR 1.400 atau sekitar IDR 290.000. Mahal? Ah nggak juga, itu tiket yang kami beli untuk sekaligus menuju fase 2 gondolanya. Kapan lagi kan menaiki gondola menembus gumpalan awan?

dsc_0169

Nah ini dia stasiunnya. Itu saljunya ada yang kotor karena sering diinjak.

Begitu berhasil menukarkan tiket, kami segera berjalan menuju stasiun gondola. Terlihat kereta gantungnya masih jadul hehe. Ya seenggaknya kalau dibandingin sama yang di Langkawi, jauh bedalah ya. Trus aman gak nih? Ya bismillah aja. Kalau mau koit mah kepleset salju juga bisa, kan?

dsc_0182

Ini cable carnya mirip yang ada di taman mini nggak sih? 20 tahun lalu…. *nyengir

Uniknya, pengoperasian gondola ini sewaktu-waktu dapat dihentikan jika faktor cuaca tidak mendukung. Ialah, mending begitu kan ketimbang membahayakan diri sendiri. Alhamdulillah banget saat kami datang cuaca lagi bagus dan cerah. Kalau udah gini, aku jadi ingat pengalaman gagal naik gondola di Ngong Ping, Hong Kong. –mewek di pojokan.

dsc_0180

Kalau cuaca jelek, semua kegiatan dihentikan.

Satu tabung (((tabung))) gondola dapat “dikendarai” oleh 6 orang. Sebetulnya pas sih ber-6, tapi Arshii saat itu menyewa jasa seorang guide sehingga yang jadi korban saat itu adalah Debo (Debangshu) yang gak kebagian menempati gondola yang sama. Awalnya kasihan, tapi hikmahnya, Debo yang doyan tebar pesona kan bisa kesempatan ngecem-cem-in penumpang lain. Ya nggak? Haha.

Perjalanan menuju stasiun pertama/fase 1 memakan waktu sekitar 20 menit.

Pokoknya sepanjang perjalanan nyebut Subhanallah mulu deh –mendadak alim, hehe. Bener loh, pemandangannya itu cakep banget! Hebat pohon-pohon pinus yang ada di sana. Dengan suhu di bawah 0 derajat, mereka masih mampu berdiri tegak. Mungkin ala bisa karena biasa kali ya. Kayak aku, yang udah biasa jomblo gitu.

Menembus Awan Menuju Stasiun Gondola Tertinggi Kedua di Dunia

Di stasiun pemberhentian pertama/fase 1, Arshii, Debo dan Praveen langsung turun. Kami sendiri langsung bergeser ke sisi lain gondola untuk melanjutkan perjalanan ke fase puncak. Yup, mereka bertiga merasa sudah cukup main-main di fase 1. Jadilah mereka nggak ikutan kami ke fase 2. Kami yang sudah memiliki 2 tiket langsung diizinkan masuk ke gondola tanpa pemeriksaan yang ribet.

Kami hanya bertiga di gondola tersebut. Perjalanan menuju fase 2 memerlukan waktu sekitar 20 menit lagi. Jujur saja rasanya agak takut. Suara angin kencang yang menyentuh kaca gondola terasa sedikit mencekam. Keadaan di atas sana sunyi! Yang terdengar adalah suara rantai penggerek gondola yang beberapa kali mengeluarkan suara-suara aneh.

Untuk mengatasi ketakutan aku… motret aja! (hehe ya berdoa juga tentu, di dalam hati). Gondola ini akan membawa kami ke stasiun yang berada di ketinggian 13.500 kaki di atas permukaan laut! Gondola di Gulmarg ditasbihkan sebagai gondola tertinggi kedua di dunia pasca ditutupnya gondola Merida yang berada di Venezuela. Mantap!

dsc_0243

Di balik puncak itu ada gunung lagi. Nah di sanalah fase 2-nya!

Tak lama, Alhamdulillah akhirnya sampai juga. Sesampai di atas, aku butuh beberapa saat untuk menyesuaikan diri dengan cuacanya yang terasa jauh berkali lipat lebih dingin ketimbang yang ada di fase 1. Oksigen juga terasa tipis di sana. Untunglah di atas sana ada ruangan perawatan bagi orang-orang yang memerlukan bantuan. Aku sendiri? Alhamdulillah gak sampe masuk ke ruangan itu.

dsc_0202

Gedung stasiun fase-2nya kayak pabrik hehe. Tuh tangganya penuh salju!

Setelah dirasa oksigen di dalam tubuh stabil, kami bertiga memutuskan untuk keluar. Wow, dinginnya menusuk perasaan eh tulang! Walau begitu rasanya sepadan dengan pemandangan dari atas sana yang serba putih! (oh ya, sangat disarankan memakai kacamata hitam, mata sakit euy!). Konon, dari atas sana, dari atas puncak gunung yang berada di kejauhan, terbentang bendera Pakistan. Yup, Jammu & Kashmir sendiri memang sampai sekarang masih diperebutkan oleh Pakistan walaupun penduduknya sendiri berharap provinsi mereka dapat menjadi negara merdeka yang independen.

Tak heran petugas militer nampak berjaga-jaga di sana. Di kejauhan terlihat pula camp tempat mereka berjaga (dan semoga mereka tidak tinggal di situ karena… bisa mati beku!). Beberapa anjing pun terlihat berada tak jauh dari para tentara itu.

dsc_0216

Para tentara dan gunung yang menjulang tinggi!

Namaku Tersimpan Abadi di Puncak Gulmarg

Sebut hal ini sebagai salah satu kenorakanku. –sabodo ah. Di perjalanan mengunjungi India (dengan seminggu sebelumnya berada di Singapura dan Malaysia), aku membawa banner kecil bertuliskan “Omnduut Was Here”. Di beberapa tempat kece, aku dengan semangat memotret banner tersebut dengan ikon pemandangan/kota yang sedang kami datangi sebagai latar belakang. Ya, sebagai kenang-kenangan aja gitu.

dsc_0201

Kertas ini tersimpan “abadi” di puncak Gulmarg

Hehe, sebetulnya banner itu pula yang menyebabkan aku sempat ditangkap petugas keamanan bersenjata di Taj Mahal. Nah, sesaat setelah pengambilan foto, datang angin yang bertiup cukup kencang. Alhasil, banner yang sebelumnya dipegang oleh Indra melayang dan terbang kesana kemari.

Aku dan Indra berusaha untuk mengejar banner tersebut, namun tebalnya salju menyulitkan untuk kami bergerak. Anjing-anjing pun dengan semangat mengejar banner tersebut namun apa daya, banner tersebut terbang jauh menuju sisi lain fase 2 Gulmarg.

Indra nampak bersalah dan berkali-kali meminta maaf. Haha, yang ada aku malah khawatir kalau dia terus-terusan mengejar banner itu karena apa? Kita tidak tahu sedalam kontur tanah yang ada di sana dan setebal apa salju yang menutupinya. Dan itu berbahaya banget!

dsc_0199

Ini dia anjing-anjing yang mengejar bannerku itu. Tahan banget ya anjingnya dengan cuaca dingin.

Aku pribadi malah bersyukur dan jadinya mikir bahwa namaku (iya, nama blog sih) kini tersimpan abadi di puncak Gulmarg. –trus nyadar secara bersamaan aku pun sudah nyampah di sana, hiks, mohon ampun om tentara, suer nggak bermaksud begitu kok. –tertunduk sedih sambil mintilin ujung baju.

Kami berada di fase 2 tak lebih dari 20 menit. Merasa sudah cukup mengeksplor fase 2 dan sekaligus nggak kuat dengan cuaca yang begitu dingin, kami memutuskan untuk kembali ke fase 1. Trio Bangladesh sudah menunggu kami di sana.

Mengeksplorasi Pemberhentian Pertama Gulmarg

Pengunjung jauh lebih ramai di fase pertama ini. Berbagai macam aktifitas olahraga salju pun ada. Mau main ski? Banyak yang nyewain peralatannya. Mau nyobain jet ski? Juga ada! Atau kalau mau yang lebih murah sih main kereta salju yang didorong manual oleh pemiliknya.

dsc_0234

Stasiun fase 1.Rame banget!

Sedikit ironis sebetulnya. Orang lebih banyak memilih menyewa peralatan ski dan menggunakan jet ski bermesin ketimbang kereta dorong yang terbuat dari kayu tersebut. Alhasil, ntah karena jumlah pengunjung yang nggak sebanding dengan jumlah kereta salju kayu, banyak pemilik kereta dorong yang hanya duduk dengan tatapan sendu. Hmm, benar-benar bukan hari keberuntungan mereka nampaknya.

Kami bertiga lantas berjalan menuju kaki gunung fase 2. Dari kejauhan nampak tenda berwarna warni. Kukira itu adalah food court-nya Gulmarg dan ternyata memang betul. Di sanalah orang berjualan makanan dipusatkan. Di sana pula kami bertemu dengan tiga sekawan perjalanan kami itu. Mereka nampak menikmati makan siang sambil menyeruput chai (teh susu khas India) panas.

“Bagaimana keadaan di atas sana, Haryadi?” tanya Arshii.

“Sangat keren! Tapi aku nggak kuat dengan dinginnya,” jawabku.

“Sudah kuduga, makanya aku gak mau ke sana” sahutnya lagi.

Kami bertiga lantas memesan makanan. Kami memilih duduk di sebuah restoran sederhana yang pemiliknya nampak paling ramah. Benar saja, si uncle pemilik restoran bahkan bersedia datang menemui kami dan mengajak kami berbincang. Dengan bangga ia memperkenalkan karyawannya (yang sebelumnya mencatat pesanan kami) sebagai anak yang membantu usahanya di sela-sela waktu belajar.

Aku lupa memesan makanan apa, kalau tidak salah semacam mie goreng dengan rasa yang biasa saja sebetulnya (maklum, lidahku sudah kecantol abis dengan makanan di restoran Rock View yang berada tak jauh dari penginapan kami).

dsc_0247

Ntah ini kolam alami atau buatan

Tak lama berselang, karena hari sudah menjelang sore, kami memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang kami sempat melewati semacam kolam kecil yang berada di tengah-tengah hamparan salju. Tak jauh dari sana, lagi-lagi kami mencicipi jagung karamel yang dijual oleh pedagang asongan. Aku sendiri sempat terpeleset dua kali saat memesan jagung itu hehe, maklum licin abis, euy!

dsc_0270

Ki-ka : Indra, Arshii, Praveen, Guide, Debo, Ahlan.

Ya sudah, kami memutuskan kembali ke Srinagar setelah berkali-kali berhenti untuk foto-foto selama menuju stasiun gondola haha. Mengunjungi Gulmarg adalah salah satu pengalaman terbaikku saat datang ke India. Lebih-lebih disinilah untuk pertama kalinya aku menyentuh salju! Rasanya semriwing! Hehehe.

Takjub juga mereka bisa membangun fasilitas gondola di tempat terpencil itu. Saat kami datang, itu sudah mendekati musim panas loh, dan saljunya setebal itu. Gak kebayang kan kalau datang di puncak musim dingin. Gimana ya cara mereka membangun tiang pancang di pegunungan bersalju seperti ini? salut luar biasa!

Semoga kelak bakalan nyobain gondola di tempat lain. Where? 🙂

dsc_0292

Stasiun fase 1, menuju pulang

TIPS

  • Sebaiknya datang beramai-ramai ke Kashmir. Dengan begitu dapat menyewa kendaraan pribadi secara patungan. Lebih murah dan waktu yang lebih fleksibel.

  • Bawa kacamata hitam! Problemnya kalau mata minus kayak aku, ya jadinya susah juga.

  • Dingin? Jelas! Tapi mataharinya bersinar terik. Yang takut kegantengannya luntur pasca main ke Gulmarg, jangan lupa mengoleskan tabir surya.

  • Menyewa mantel dan sepatu bot. Itu ya, sepatu bot yang aku pakai udah bagus banget eh masih juga nimbus saljunya!

  • Nggak perlu sewa guide. Arshii yang sewa sih, kami nggak ikutan bayar hehe.

  • Datang di pagi hari dan pulang menjelang sore.

  • Kalau punya duit lebih, sewa atuh kereta dorong kayunya, kasihan si bapak euy.

  • Boleh banget kalau mau bawa bekal terutama air minum. Makanan di atas sana lumayan mahal (walau ya tetap murah, karena India serba murah).

  • Udah sampe ke sana, mosok kagak nyobain fase 2-nya? Iya sih beli tiketnya dobel, tapi kapan lagi, kan?

  • Disarankan pergi ke sana TIDAK dalam keadaan jomblo. Tempatnya romantis. Sekian.

dsc_0239

Keramaian Gulmarg

GULMARG GONDOLA

  • Jammu & Kashmir State Cable Car Corporation

  • Zum Zum Complex, Ram Bagh, Srinagar

  • Jammu & Kashmir, India 190015

  • Situs : gulmarggondola.com atau www.jkccc.com

  • Email : info@gumlarggondola.com

  • Telp : +91-965-022-6555, +91-194-243-5837

  • Harga tiket masuk perfase dapat di cek di situs di atas.

83 komentar di “First Snow in My Life : Gulmarg in India!

  1. Ngebayangin naik gondola yang di bawahnya terhampar salju seperti di gulmarg itu. Sepanjang mata memandang hanya salju. Coba berapa ratus krat limin yang sanggup menandinginya? Ahoooiii indahnya.

  2. ini ngasih saran sebenarnya niat nggak sih om?? :D/
    masa jangan ke sana bila masih jomblo sedangkan yang nulis?? hahaha

    btw ada ketemu para artis india nggak sih om? kan mereka sering main ke sana ya?
    limun?? waaaaah jadi mupeng

  3. ini ngasih saran sebenarnya niat nggak sih om?? :D/
    masa jangan ke sana bila masih jomblo sedangkan yang nulis?? hahaha

    btw ada ketemu para artis india nggak sih om? kan mereka sering main ke sana ya?
    limun?? waaaaah jadi mupeng

  4. Klo msh kecil dsamping pak kusir .. tukitak kituk kitak kituk …

    Udh besar dsamping pak supir …
    Tiketiketi keti keti …. mwhahahahaaaaaaaa….

    Maap yaahh tp pas dblg dsamping pak supir ingetnya langsung pak kusir …

  5. Eh, aku malah belum pernah nemu pesewaan jetski bermesin di Eropa sini. Apa akunya yang kuper kali, yah? Alat transportasi macam itu biasanya dipakai transport para petugas resor ski atau transport orang2 yang cidera.

  6. Najin sama Mbak Andrie langsung kena AMS di face 2 itu. Pusing dan pingin muntah muntah. Bawwan sesak, nggak bisa nafas. Setelah cekrek sana cekrek sini, langsung aku ajak balik. Di fase 1 (bawah) semua baik baik saja. mereka Malah sibuk makan.

    Pertama kesini, penuh bunga bunga dilebahnya. Cakep.
    Waktu datan kedua kali, semua berselimut salju, dinginnya nggak ketulungan

  7. Ping balik: Mendadak Jadi Pangeran Berkuda di Pahalgam | Omnduut

  8. itu temenmu yg pake t shirt biru, kuat bgt lengan pendek begitu :D.. Supeer ;p..

    jgnkan kamu mas, aku aja suka norak kalo ketemu salju ;p.. abis gmn yaaa, di negara sendiri kan ga ada.. lagian jarang2 ini bisa liburan ke negara bersalju ;p.

    penasaran bgt nih ama kashmir dan daerah sekitarnya.. waktu itu prnh beli buku travel ke kashmir, dan aku bnr2 suka tuh wisata2 di sana.. mana murah2 pula

  9. Ping balik: Mencecap Kesyahduan Tempat Paling Suci Bagi Kaum Sikh : Golden Temple | Omnduut

  10. Ping balik: Saat Harus Merasakan Gempa Nepal di Varanasi, India | Omnduut

  11. Ping balik: These are The Reasons Why You Will Say, “Wow, Amazing Japan!” | Omnduut

  12. Baru kemarin aku nonton serial anandhi yang lagi honeymoon ke Kashmir. Tempatnya kereen banget ya, aduh mupeng to the max deh.
    Ke sana berdua sama suami aja, asyik kali ya. Berarti nunggu anak2 besar sambil nabung hehehe

  13. Ping balik: Membeku di Padang Rumput Emas : Sonamarg, Kashmir | Omnduut

  14. Ping balik: Visit Tidore Island – Bukti Betapa Indonesia Itu Kaya | Omnduut

  15. Mas bulan brp ke khasmirnya?? Tahun depan megaplan saya ke India mas sekalian singgah ke khasmir.
    Pas aku ke Nepal juga gt, pertama liat salju udh senengnya minta ampun hahha tapi akhirnya kesenangannya kalah sama dinginnya udara dihimalaya wkt itu. Akhirnya masuk ke kamar dgn jaket berlapis2 hahaha

    thetravelpacks.com

  16. Ping balik: Chin Swee Caves : Kuil Indah yang Bersejajar Langit | Omnduut

  17. Halo lg mzzz…
    Mohon bertanya lg dong, sy mau reserve ticket lngsung ke fase 2 krn nguber salju sbb sy kesana tgl 30 april, sy pilih opsi kungdoor to apparwath, tp kok stelah klik ada keterangan “make sure ticket gulmarg to kungdoor has already been booked” ini artinya apakah sy hrs beli fase 1 juga?

      • Wah tekor jg ya mz,kirain bs fase 2 aj, ditotal fase 1&2 skrg harganya rp. 360rb hiks, kmdn unt jamnya misal fase 1 pilih jam 9 trus fase 2 pilih jam 10 itu cukup ndak ya mz? Mksd saya kalo telat masih diijinkan tdk? Misal fase 1 sy telat jam 09.50 baru sampe otomatis fase 2 jg telat, itu gmn mz? Krn walopun beli online, tetep hrs antri tuker tiket asli kan ya, Terima Kasih mz

        • Sepengetahuanku, pembagian waktu itu nggak saklek. Jadi kalau telat-telat dikit nggak masalah. Ingat, ini sepengalamanku ya. Soalnya waktu itu aku gak inget ada pembagian zona waktu kayak gini. Itu cable carnya jalan terus soalnya, jadi selama tiket ada, seharusnya nggak masalah.

          Iya, tiketnya harus ditukarkan lagi. Jadi kalau beli, dapet eticket dan ditukarkan di bilik khusus. Pengalaman kami lancar, tapi pernah baca jika datang di hari libur, maka antrenya aja bisa 1 jam lebih.

  18. Ping balik: Menatap Sirik ke Unta Genit di Padang Pasir Jaisalmer, India | Omnduut

  19. Ping balik: Terkenang Raisa dan Mendadak Pikun di City Palace of Udaipur | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.