
“Buk, nanti di Langkawi kita akan naik cable car.”
“Apa itu cable car?”
“Kereta gantung, buk. Kayak yang ada di Taman Mini.”
“Gak mau. Ibuk takut. Ibuk nunggu di bawah aja.”
Doeng, hahaha, belom apa-apa ibuk sudah meduan. Dalam bahasa Palembang meduan itu ialah ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu. Kalau bahasa fisikanya itu : paranoid. –anggap ya itu bahasa Fisika. Ketimbang bahasa Zimbabwe makin ribet. –abaikan.
“Ya sudah, kalau ibuk takut nanti aku temenin duduk di bawah,” ujarku jauh sebelum berangkat.
Padahal nih ya, di dalam hati, rasanya sayang banget kalau sudah jauh-jauh di Langkawi tapi nggak nyobain naik cable car aka kereta gantungnya yang tersohor itu. Tapi maksa orang tua yang penakut khawatiran ya gak bisa dipaksain juga. Ntar kalau ibuk mogok masak gimana coba? Hancur dunia persilatan. Aku bisa kurus nanti. Gak boleh terjadi itu.
Sepanjang berlibur di negeri Jiran kita sekeluarga berusaha bikin seru suasana. Walaupun capek, liburan bersama keluarga itu tidak ada lawannya. Setuju? Nah ntah ibuk gimana ceritanya, ketika sudah berada di kawasan Langkawi Cable Car, ibuk tiba-tiba mau ikutan. Alhamdulillah banget! Kayaknya ibuk di sepanjang perjalanan ngontak mbak Saraswati 008 buat pinjem keberanian, deh!
“Ibuk ikutan aja deh naik kereta gantungnya.”
….dan mendengar hal itu, kami semua sujud syukur penuh haru sambil berpelukan. –maaf bagian ini hanya fiksi.
Eh ya, sebelumnya mau kasih tahu dulu. Dari kawasan Pantai Cenang tempat kami menginap, perjalanan menuju kawasan Langkawi Cable Car ini dapat ditempuh dalam waktu 20 sd 25 menit saja dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kebetulan, kami sudah sewa mobil sebelumnya di bandara. Jadi perjalanan menuju kawasan Pantai Kok ini lancar jaya. Mau cara yang lebih hemat? Bisa sewa sepeda. Bule asing asal Jerman temen satu hostel dulu mampu kok menjajal jalur pegunungan itu. Hebaaaat.
Begitu sampai, kami langsung memarkirkan mobil di area parkir yang cukup luas. Di dekat pintu gerbang ada paket tur mobil amphibi yang dapat mengajak pengunjung berjalan-jalan seputar gunung Mat Chinchang dan juga pesisir laut di dermaga Telaga. Kalau nggak salah sih paket turnya sekitar MYR25. Berhubung tujuan utama ke sini ialah naikin Langkawi Cable Car trus berlanjut narsis di Langkawi Sky Bridge-nya, kami mempergegas langkah menuju ke dalam.
Ternyata, banyak sekali pertokoan dan tempat makan di kawasan ini. Ada danau kecil yang juga menyediakan sarana permainan air untuk anak-anak. Sepeda bebek dan bola air ini misalnya.

Arena permainan
Tak jauh dari sana, kami langsung menemukan tiket penjualan kereta gantungnya. Ada beberapa varian tiket yang ditawarkan seperti tiket terusan ke bioskop 6D.
“Hah 6 dimensi?”
Iya, kalian gak salah baca. Dunia ini memang cepat sekali berkembang ya. Rasanya baru kemarin beli kacamata 3D dari kertas buat nonton Jin dan Jun di TV eh sekarang udah ada versi 6D segala. –artinya aku udah tua dong ya? Uhuk.
Tiket paling murah (hanya cable car aja) dijual dengan harga MYR 35 untuk dewasa dan MYR 25 untuk anak-anak. Asyiknya, nggak ada pembedaan harga tiket antara warga asing dan penduduk lokal di sini. Alhamdulillah, 2 kali aku ke sini, antriannya gak begitu panjang. Oh ya, tempat ini baru dibuka jam 9:30 pagi dan ditutup pukul 7 malam ya.
Satu lagi yang gak boleh kelupaan. Dilarang membawa makanan dan minuman naik kereta gantungnya. Ntah beruntung atau apa, kita semua kagak tahu peraturan ini. Jadi minuman dan keripik kacang yang dibawa lolos. Lumayan banget untuk ngemil di dek atas. Kalau mau beli minuman di atas sana, amit-amit mahal harganya :p
Suka banget penataan lokasi Langkawi Cable Car ini. Rapi, bersih dan petugasnya cekatan. Sebelum masuk kami diminta untuk foto bareng (yang ternyata bakalan dicetak menjadi foto atau magnet). Nah, ternyata sebelum naik cable car, semua pengunjung harus menonton video singkat (ntah berapa D kali ini) di Sky Dome. Ini sih semacam iklan agar setelah ini pengunjung mau cobain bioskop 6 Dimensi itu. Videonya diputar sekitar 15 menit. Lumayan seru sih ngeliatnya. Pas kedatangan kedua, aku seolah-olah menaiki roller coaster. Dan rasanya…. Seru dan bikin mual! Hahaha.

Antri masuk gondola
Begitu selesai, semua keluar dan antri secara tertib. Lalu… inilah saat-saat yang mendebarkan. Ibuk sudah mulai keliatan cemas dan nampak menggenggam tangan ayah –alaah modus itu mah. Berhubung kapasitas 1 kereta gantung itu 6 orang, kami semua berada di satu kereta gantung yang sama. Masing-masing gondola akan datang dalam waktu 30 detik. Jadi kalo rame, kamu nggak perlu sikut-sikutan buat naik lebih dulu ya.
Terus terang, aku pun sebetulnya ngeri naik gondola ini. Tapi rasa antusias mengalahkan rasa takut itu. Apalagi kalo dipake untuk narsis. Rasa takutnya hilang! Hahaha. Eh bagaimana dengan ibuk? Sepanjang perjalanan matanya terpejam euy! Mulutnya komat kamit dan berteriak sambil doa ketika kereta melewati tiang penopang sehingga terjadi sedikit benturan di sana. Hahaha.
Kadang aku suka iseng suruh ibuk untuk membuka mata. Dan, ini dia salah satu hasil jepretannya.

Emak guweh, pose cibi cibi

Yang punya blog harus ikutan mejeng dong!
Panjang lintasan antara stasiun awal hingga stasiun tengah yakni 1700 meter dengan 45 derajat kemiringan gondola. Pemandangan dari dalam gondola bener-bener dahsyat! Apalagi untuk ukuran aku yang jarang dapetin pemandangan dan pengalaman kece kayak begitu.
Di sisi belakang laut dan pulau-pulau kecil terbentang luas. Di sisi depan pohon-pohon rindang tersusun dengan rapi. Luar biasa memang ciptaan Tuhan itu ya.

Menuju stasiun puncak

Jajaran pegunungan
Nggak lama, mungkin sekitar 15 menit saja, kami sudah sampai di stasiun tengah. Di sini adalah stasiun pemberhentian pertama. Ada semacam landaian di atas gunung yang dipadati pengunjung untuk… apalagi kalau bukan foto.

Stasiun tengah. Tuh lihat kemiringan gondolanya

Indra pose di stasiun tengah

Rasa takut langsung berganti narsis hehehe
Masih ingat permintaan petugas untuk foto bareng di stasiun awal? Di stasiun tengah ini fotonya udah jadi loh. Hebat kan? Fotonya bagus sih emang (ya gimana ya, yang difoto kan emang tampan-tampan –sodorin baskom bauat muntah), namun harganya muahal. Sedikit tips jika tertarik untuk beli. Jangan segan untuk menawar.
“Barape bang?”
“MYR 25 je!”
Wuih mahal ya. Kalau dirupiahkan sekitar Rp.90.000. Seperti biasa, kami buang muka.
“Boleh kuranglah bang.”
“MYR 10 ya?”
“Dua poloh ringgit je lah bang.”
….dan kami melengos kembali.
“Tambah sikitlah lah bang.”
Setelah tawar menawar akhirnya aku berhasil mendapatkan magnet dengan foto kami sekeluarga seharga MYR 15. Masih mahal sih emang, tapi berhubung aku lagi ngumpulin magnet dan ayah-ibuk setuju untuk membeli ya sudahlah. Setelah pembayaran, kami mengantri kembali untuk menuju stasiun puncak. Eeeh, ketika antri lagi-lagi kami difoto. Boleh juga nih usahanya!
Perjalanan gondola dari stasiun tengah ke stasiun puncak tidak terlalu lama. Sekitar 10 menit saja. Kemiringan gondola juga tidak terlalu curam namuuuun… tetap aja ngeri soalnya di bawah keliatannya jurang euy!
Stasiun puncak ini berada di 700 meter di atas permukaan laut. Suhu di atas ini bisa mencapai 5 derajat. Jadi, kalau nggak bisa kena dingin, ya sini ajang abang, neng! nanti dipeluk. –hening….. Eh, bawa jaketlah maksudnyaaaaa.

Siap menuju stasiun puncak

Menuju stasiun puncak
Di atas sinilah dulu bang Shah Rukh Khan menunjukkan kebolehan aktingnya. Cuplikan film yang dibintangi mega Bollywood itu terus menerus diputar di stasiun awal. Di sini, ada terdapat semacam… hmmm 2 menara tempat bersantai. Dulu, ketika aku datang bersama Indra, menara kanan sedang direnovasi. Begitu datang lagi sebulan kemudian, gantian menara kiri yang direnovasi.
Dari menara inilah nantinya pengunjung dapat langsung menuju Langkawi Sky Bridge. Nah berhubung lagi renovasi, pengunjung masih dapat menginjakkan kaki di atas jembatan sepanjang 2079 meter ini. Caranya? Dengan cara trekking menyusuri hutan yang ada di bawah stasiun puncak. Sialnya, untuk melakukan trekking yang melelahkan itu, pengunjung lagi-lagi diminta bayaran sebesar MYR 5 dan harus menanda tangani kontrak “kematian”. Simpelnya, jika terjadi apa-apa terhadap pengunjung, maka pihak pengelola tidak bertanggung jawab. Wew.
“Hah kite mesti bayar lagi ke?” omel seorang ibu-ibu.
Petugas berkata, “iye mak cik.”
“Teruk sangatlah, kita orang sepulu jadi bayar lagi 50 ringgit! Mahal sangat”
Si petugas diam saja sedangkan si ibu berlalu pergi.
Iya sih, harusnya digratiskan saja. Tapi bisa jadi ini tambahan pemasukan mengingat bule-bule doyan banget trekking. Bayar juga hayok! Dan juga, sayang dong kalo udah jauh-jauh tapi gak ke jembatannya. Kata si petugas sih bolak-balik setengah jam aja. Hmm, baiklah. Siapa takut! Masa kalah sama bule-bule berkaki panjang itu hehehe.
Medan trekkingnya naik turun. Untuk pengunjung mamamholic yang dianugerahi kelebihan lemak itu rasanya lumayan susah juga. Tapi aku gak mau nyerah dong ya. Lucunya, di sepanjang jalan ada aja orang-orang yang nampak sekali kelelahan. Dari yang bajunya basah keringat, sampe ada yang nangis-nangis karena gak sanggup (remaja sesusia SMP). Hebatnya lagi waktu itu banyak pelancong dari India yang trekking pakai sari dan sandal jepit. Hebaaat! –tepoktangan

Jalur trekkingnya

Kalau capek ya istirahat dulu
Begitu sampai di jembatan Langkawi-nya, sayang beribu sayang, cuaca berkabut. Hiks, jadi agak susah nih buat unjuk bakat model. Muahahaha. Tapi ya sudahlah, apa boleh buat. Foto sedapetnya aja.

Tuh kabutnya pekat banget

Tiang jembatannya nampak samar-samar
Nah, ketika datang kedua kalinya, aku gak ikutan lagi trekking. Dua adekku mencoba menjajal kemampuan trekking mereka. Dan untung aja cuaca sangat cerah. Sehingga mereka dapat memperoleh foto yang bagus seperti ini.

Kalau cuaca bagus begini penampakannya

Tuh bagus kan kalo cuaca cerah gini

Langkawi Sky Bridge

Kalau punya cukup nyali, coba berdiri tepat di atasnya hehehe
Mereka kembali ke stasiun atas dengan napas terengah-engah. Untung banget bawa air minum karena kalau mau beli harga di atas ini lumayan mahal. Aku ketika pertama ikutan trekking mau gak mau beli karena rasanya udah mau pingsan kekurangan cairan hehe. Setelah cukup beristirahat, kami memutuskan untuk kembali ke stasiun awal. Begitu mau naik gondolanya, lagi-lagi kami dihadang.
“Bang itu fotonya MYR 25 je bang!”
Lha ternyata foto di stasiun tengah udah selesai dicetak pula. Wih cepet ya! Fotonya bagus dan dimasukkan ke dalam frame cantik.
“10 Ringgit je lah ya.”
“Tak dapat bang. Saye kasih 15 lah bang tapi tak sama frame.”
Jiah masih mahal.
“Kalau boleh 10 ringgit saye bayarlah nih, dari pada terbuang je, kan?”
Eh ternyata tawar menawar di sini gagal total. Ya sudahlah, lagian mikir juga kalau bawa itu foto di ransel bakalan remuk. Kalau ditenteng-tenteng ribet.
Kami mulai memasuki gondola lagi. Terus terang, saat-saat gondola akan turun itu bikin jantung berdebar kencang (macam selingkuh trus ketahuan. –iya kali :p ). Kita aja gugup apalagi ibuk. Semua mantera dia ucapin biar tenang hahahaha.
Ah, pengalaman menaikin kereta gantung bersama keluarga semacam ini akan selalu dikenang. Seru-seru deg-degan gitu deh. Gak percaya? Cobain gih!
-
CONTACT PANORAMA LANGKAWI
-
Panorama Langkawi Sdn Bhd
Cable Car Station, Oriental Village,
Burau Bay,
07000 Langkawi,
Kedah, MALAYSIA
T:[6]04-959 4225/1225
F:[6]04-959 1121/4121
E: info@panoramalangkawi.com
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Doh, keren banget, bagi saya kalau kabutnya lagi tebal malah lebih dramatis Om, soalnya jadi lebih menantang pemandangannya untuk ditaklukkan (preferensi saya agak berbeda memang, mohon dimaafkan ya :hehe). Tapi bagaimanapun, pemandangan dari ketinggian memang ciamik banget ya Om. Semuanya tampak kecil dan kelihatan sangat menyeramkan… salah-salah kalau jatuh bisa tinggal nama doang itu. Hebat ya Malaysia, bisa membuat destinasi seunik ini, dijaga dengan baik pula.
Paling asyik itu pas nembus kabutnya Gar. Macam nembus awan *eh apa emang awan ya? hehe*
Yang gak habis pikir itu kok ya bisa ya bikin stasiun di atas gunung itu. Takjub banget. Aku mikirnya di Indonesia bisa dibikin begini juga. Pasti bisa.
Pasti bisa, Mas. Iya, kabut tebal mah memang seru banget, dulu saya ke Malang juga ketemu kabut tebal dan senang sekali :hehe.
Rata-rata daerah pegunungan ya 🙂
Ajak-ajaklah ke Malang Gar hehe
Ayok Om :hihi.
Aku belum pernah ke langkawi, pdahal jaraknya secekak dari batam.byeee
Ajak Choty dan Rahmad lagi gih, biar gelar obat nyamuk melekat erat hahaha
huaaaaa… ciamik banget deh. Pemandangan dri atas sana emang keren, ya…. btw, Frame fotonya segeda apa, seh?
Frame tipis aja mbak Ira. Macam map jadinya sih, cuma memang bagus. Sayang walau tanpa frame pun masih mahal hahaha. Ya udah, gak jadi deh. Ntah akan dibuang atau mereka punya teknik untuk menghapus foto agar kertasnya bisa dipakai lagi.
Wah asik ya! Cable car-nya panjang. Pasti gemeter tp jg seru bgt.
Deg deg ser gitu mbak haha. Kalo ngeliat ke bawah macam aliran darah langsung ngumpul ke atas 😀
Ya ampun pengen banget jalan di sky bridge nya 😮
Dijamin seru 🙂
Melongok dari rooftop gedung tempat kerja yang cuma 5 lantai aja udah mual apalagi skybridge huahaha *winda mah cetek*
Buahahahaha. Tapi kalo udah sampe sini pasti penasaran pingin coba walau takut. Kayak ibukku gitu 😀
Takut takut mau ya… Apalagi kalo diiming-imingi “tempatnya bagus banget buat foto foto instagram” hahaha
Hwhwhw teteep ya biar bisa posting di instagram 🙂 bagus juga sih, sekalian melatih bakat fotografi
Om, itu bioskop 6D gimana ceritanya? Ceritain ya yaya? 😀
Kirain jembatannya gede dan mantep gitu Om, eh lihat potonya udah langsung gak pengen. Seremm. Hahahaha..
Waktu itu aku gak coba mas Dani. Hanya trialnya aja di Sky Dome 😀
Kalau dari videonya sih bakalan ada gelembung dan salju buatan gitu bener-bener jatuh dari atas.
Waaaaah keren! Masukin bucket list, ah! Suka deh kalo udah berkabut-kabut di ketinggian, apalagi kalo ada yang dipeluk #eh #tooexcited
Yan, coba deskripsikan lebih detail tentang bioskop 6D, apakah ada efek air, angin, atau aroma juga?
Lebih seru lagi yang di Gulmarg, India mas Aldi. Bener-bener nembus awan! 😀
Iya bener, kalo dari videonya sih ada efek angin, gelembung balon, salju buatan gitu deh. Aku gak coba waktu itu. Hanya trialnya aja di Sky Dome
Haduh pengen ke Gulmarg juga kalo gitu! *orangnya mauan*
Ya samalah, aku juga pingin ke Kerala 😀
Aish kerennya
Aku memang keren, makasih mbak Arni *dikeplak* 😀
Hahahaha
Gubraaaaak
hahahaha.. jin dan jun… iya..iya..itu maksud saya..keterangan gambar yang bisa ditengah.. masih belum nemu caranya
Mas Adi, aku pas nulis postingan ini captionnya juga gak mau ke tengah. Tapi begitu di posting ke tengah sendiri dia hehehe
cantik banget ya pemandangannya, dulu udah bercita2 kesini dari Penang tapi karena harga ferry-nya yg agak mahal trus ga jadi deh
Dulu juga mau nyoba naik ferry Dit. Tapi ternyata tiket pesawat lebih murah. MYR39 aja 😀 jadi kita pake pesawat deh.
Dih. Aku naek Bianglala aja takut, apalagi kereta gantung beginian. Yang ada nangis mintak diturunin *ceritanya sangat takut ketinggian* 😀
Hahaha kalo udah naik mau gak mau terus naik, kalo turun malah berabee hahaha
aku gak suka banget naik cable car ini . takut
Ajak suami biar ketakutannya berkurang mbak hehehe
Itu jembatannya dalam keadaan berkabut bisa jadi spot foto yang oke banget, Dramatik 🙂
Setelah dilihat-lihat lagi, bener juga ya 😀
Pemandangan di Sky bridge sesuatu beet om. Liat muka ibu om h2c ekspresinya 😀
hwhwhw muka-muka pucat 😀
Coba Dieng ada cable car sama sky bridgenya gini ya bang? Lebih asiy kali ya? Hehehehe
Btw, asyik juga ya kayaknya plesir bareng keluarga gitu? Rasanya saya sudah lama nggak ngerasainnya hehehehe
Coba deh ajak keluarga trip bareng, pasti seru 🙂 asal oh-nani-nya jangan barengan *langsung ngakak inget postingannya si Papahpacker*
om trekking itu emang harus trekking ato karena perbaikan? berarti kl udah perbaikan selesai ngga perlu trekking gitu?
Iya, treking karena ada perbaikan aja. kalau sudah selesai gak perlu treking lagi. Tapiiii bisa jadi jalur treking masih akan tetap dibuka soalnya para bule suka treking kan 🙂
View dari jembatan keren, kali aja ada rejeki ntar kesana 😉
Amiin amiiiin, semoga kesampaian mas 🙂
Waduh…ngeri-ngeri sedap juga ya mas itunya, eh cable carnya. Sedap bagi yang berani, ngeri bagi saya…Sungguh mas saya takut ketinggian. Cukup ngeliat dari sini aja kali ya mas saya,hehe..heee…
Salam dari Dompu-NTB
Aslinya aku juga takuuut banget haha, aku kalo berada di gedung tinggi, melihat dari jendela aja rasanya udah deg-deg-ser. Tapi itu aku berani-beraniin, soalnya kapan lagi mumpung di Langkawi 😀
pemandnagannya cakep bgt ya om pantas langkawi jdi tempat favorite di malaysia
Dan aku penasaran sama Kinabalu sekarang yeaaah
ah, seru-seru mengacu adrenalin banget mas 😀 wkwkwk
tapi mpemandangannya mantap loh mas 😀
suka sama Langkawi Sky Bridge nya :3
Duh suka sama Langkawi Sky Bridge ya… kirain tadi suka sama Lita #eh
Eh busyet, Om, ternyata serem juga ya itu Langkawi Cable Car & Sky Bridge-nya! Mana dingin banget pula. Duh. Tapi pasti worth it buat dicoba ya, secara udah sampe sana. Ibuknya Omnduut aja berani, masa kalah sih sama Tante .. 😀
Nggak dingin-dingin banget kok. Kalo dingin kan tinggal berpelukaaaan *sama tiang* hahaha. Iyaaa tante gak boleh kalah sama nenek-nenek kayak ibukku hehehe
Aku belom nyobain cable car nya langkawi ini, kapan lalu waktu kesana ngak beroprasi karna ujan gede banget ihik ihik
Wah sayang banget. Langkawi ini kayaknya gak berhenti ngebangun ini itu. Sekarang ada kayak kereta luncur gitu om katanya
Wah, udah pernah ke Langkawi!
Gue juga takut ketinggian, alias aerophobia, tapi kalau udah dateng jauh-jauh ke Langkawi, ya tetep harus coba cable car. Ogah rugi banget lah. Pemandangan dari stasiun tengah emang kece banget! Kontur tanah yg bergelombang dan pemandangan laut di belakang bukitnya itu.. breathtaking.
Jembatannya juga keren! Aaaaaaakkk mau ke sana buat foto-foto <— traveler mainstream pencari sensasi
Hahaha, foto-foto juga udah bagus Nugie, kan bisa ditulis di blog, jadi promosi hehehe.
Iya, kalo udah ke sana dan gak berani naik ke atas, rugi bangeeet. Ibukku aja beraniiii 🙂
Ping balik: First Snow in My Life : Gulmarg in India! | Omnduut
Ping balik: Norak Bergembira di Gala Premiere Trinity The Nekad Traveler | Omnduut
Ping balik: Banyak Makan di Genting | Omnduut