
.
Niat hati mendatangi Taman Nasional Tanjung Puting untuk bertemu orangutan, eh yang ada aku malah ketemu Abu Nawas. Seneng? Iya sih, soalnya orangnya lucu walau nggak (se)menggemaskan kayak aku. Tahu nggak, pulang-pulang, aku langsung mandi kembang 8 rupa biar nggak ketularan bocor kayak dia. Apa jadinya coba jika aku yang pendiam nan kalem ini *uhuk, menjelma jadi makluk sejenis babe cabita.
Oke, ngelanturnya udahan dulu.

Yuhuu, selamat datang di TN Tanjung Puting
Pasca pulang dari TN Tanjung Puting, banyak yang nanya ke aku. “Yan, gimana sih Kalimantan itu, seru nggak?” atau, “Yan, selama di Tanjung Puting nginepnya dimana?” atau juga, “Itu orangutannya asli kan? Bukan dummy, kan?” trus ada lagi pertanyaan yang gak nyambung, “Yan, pulang dari Tanjung Puting kok masih jomblo?”
Meh!
Intinya sih aku seneng banget berkesempatan ke TN Tanjung Putiing. Pinginnya sih bisa stay lebih lama. Bukan… bukan untuk nyari jodoh, tapi emang TN Tanjung Puting itu ngangenin banget. Nah, bagi kalian yang berencana berkunjung ke TN Tanjung Puting (cieh cieh mau nyari jodoh juga cieeeh), simak beberapa hal yang harus kalian ketahui dan persiapkan jika ingin berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting. Apa saja? ini dia!
Kapan Waktu yang Tepat?
Kapanpun selama kamu punya duit dan ada waktu cuti. Ingat, jangan sampe bolos ngantor kalau gak mau dikutuk jadi orangutan sama bos kamu. Hehe nggak ding, prinsipnya setiap orang dapat berkunjung ke TN Tanjung Puting kapanpun.
Kebetulan aku ke sana bulan Desember yang bertepatan dengan musim hujan. Sebagian orang menghindari datang ke sana saat musim hujan ini. Padahal, musim hujan adalah waktu yang asyik loh buat main ke TN Tanjung Puting. Soalnya pohon banyak berbuah dan orangutan makin mudah untuk ditemukan.

Orangutan-nya mudah ditemukan selama musim hujan
Risikonya emang kadang kehujanan saat blusukan ke dalam hutan. Tapi, itulah serunya! Kapan lagi basah-basahan di hutan Kalimantan yang romantis itu. (sorry, jomblo agak sulit ngerasain romantisnya. Oke sip). Kendala lainnya yang mungkin dirasakan adalah kesulitan mendapatkan foto yang baik. Namun, hal itu masih dapat disiasati kok. Buktinya temen-temen seperjalananku masih bisa motret dan dapet foto cakep.
Jika datang di musim kemarau, debit air sungai Sekonyer berkurang. Di beberapa titik akan sulit dilalui karena sungai menjadi dangkal. Belum lagi ancaman kebakaran hutan dan serbuan asap. Boro-boro mau ketemu orangutan, terbang ke Pangkalan Bun aja syukur-syukur karena bandara bisa ditutup dan akses transportasi udara jadi lumpuh. Inget dong kalau aku dulu hampir ketinggalan pesawat ke Hong Kong karena bencana asap ini?
So, mau musim panas boleh, musim hujan boleh. Yang penting kamu ke sana nggak dalam keadaan jomblo. Eh.

Berdua lebih asyik 😉
Naik Apa ke Pangkalan Bun?
Ngesot? Bisa sih. Atau kalau mau agak canggihan, bisalah pake bubuk floo. Uhuk.
Oke, ke Pangkalan Bun-nya naik pesawat, atuh! Dari pulau Jawa, setidaknya ada 3 kota yang memiliki rute penerbangan ke Pangkalan Bun. Yakni Jakarta, Semarang dan Surabaya. Maskapai penerbangan yang menawarkan rute ke sana yakni Garuda Indonesia, Wings, Trigana Air dan Kal Star. Aha, kebetulan banget dua penerbangan yang aku sebutkan terakhir aku belum pernah coba. Jadilah aku memilih penerbangan tersebut.

Cemilan yang dibagikan di pesawat ini enak :))
Maskapai tersebut setidaknya terbang 1 hari sekali ke Pangkalan Bun. Saat aku ke sana, mayoritas penumpang adalah warga asing. Wuih kece ya! Banyak bule yang mau ketemu orangutan!
Kalau mau berpetualang, bisa sih naik kapal laut. Lebih murah tentu, tapi kalian harus punya waktu yang banyak. Untuk aku yang jadwal show-nya hampir tiap hari (nganu, show bikin pempek di kantor kelurahan), jelas naik pesawat adalah pilihan yang terbaik.
Bawa Apa Saja?
Bawa pakaian secukupnya tentu. Inget, kalian mau pelesiran doang, bukan pindahan rumah!
Nah, sebelum berangkat, oleh mas Indra, kami sudah diingatkan untuk membawa beberapa benda penting. Benda tersebut diantaranya : lotion anti nyamuk, jas hujan dan sepatu/sandal yang nyaman. Ini kita mainnya ke hutan loh, bukan ke mall.

Sang ayah memoleskan anti nyamuk ke tangan si anak. Suka banget foto ini 🙂
Sebesar apapun hasratmu untuk bawa high heels atau sepatu ulekan, percayalah, nggak akan kepake selama berada di sana. (kecuali kalau kamu beneran mau eksis ya di atas klotok muahaha). Aku sendiri saat itu bawa sepatu kets dan sandal jepit. Dan itu…. salah banget!
Lebih baik membawa sepatu gunung yang kedap air. Mau bawa sepatu boots juga boleh walaupun pasti rada ribet dan berat. Aku sendiri tadinya mikir kemana-mana bakalan pakai sepatu. Eh, pas kehujanan ya jadi males kan pake sepatu basah-basahan. Jadilah aku pakai sandal jepit yang licin dan bikin surak alias susah gerak itu. Udah paling bener deh bawa sandal gunung ketimbang sandal jepit.
Untuk pakaian, disesuaikan aja dengan medannya. Bawa pakaian yang nyaman dan gak bikin ribet. Untuk celana, bisa sih pakai celana pendek. Dan emang gitu sih enaknya, karena lebih nyaman dan angin yang “masuk” bikin semriwing hehehe. Tapi celana pendek yang aku bawa malah gak aku pakai di hutan saking parnonya sama nyamuk atau pacet/lintah. Jika mau pakai celana panjang, boleh pakai celana cargo yang berbahan ringan. Aku sendiri pake jeans saat itu. Hmm, biasa aja sih walaupun kayaknya celana cargo pasti jauh lebih baik.
Lalu, pilih koper atau ransel?

Lihat posisi klotoknya. Jika mau ke klotok paling ujung ya harus melewati klotok lain yang berjejer. Kalau pakai koper ya, silakan bayangkan sendiri.
Well, ini sih terserah dengan gaya perjalanan kalian ya. Seingatku, semua teman seperjalananku waktu itu membawa ransel. Walau begitu, jika mau bawa koper juga gak ada salahnya kok. Emang sih mobilitas agak ribet sedikit. Maklum, kadang ya, untuk naik ke klotok, kita harus melewati berberapa klotok lain yang terparkir. Jika pakai ransel, jelas akan lebih praktis.
Jalan Sendiri atau Rame-rame?
Jika kalian tajir banget, bolehlah jalan sendiri dengan menyewa satu buah klotok secara pribadi. Jika kadar ketajirannya masih diragukan, udah paling bener jalan ke TN Tanjung Putingnya dengan menggunakan jasa tur dan ikutan open trip.

Bersama jelas lebih asyik!
Mungkin karena kotanya kecil dan apa-apa masih susah didapat ya (sehingga apa-apa mahal), bayangin, naik taksi dari bandara ke dermaga aja ongkosnya Rp.150.000! padahal jaraknya gak sampai 20 menit naik mobil. Untung banget apa-apa sudah dibayarin setiba di sana. Trus, untuk sewa kapal, kalian harus keluarin duit sekitar 5 juta ke atas belum ditambah biaya lain-lain.

Memperhatikan penjelasan guide
So, dengan ikutan open trip, kita bisa sharing biaya sehingga lebih murah. Lagian seru kok bisa ketemu teman-teman baru. Trus lagi, apa-apa sudah disiapkan sama tour agent-nya. Selama di TN Tanjung Puting, satu-satunya biaya yang aku keluarkan adalah untuk kasih tips ke ABK (Anak Buah Klotok) saat pulang dan beli souvenir. Itupun tipsnya seikhlasnya aja, nominalnya nggak dipatok, kok!
Selebihnya, apa-apa sudah dipersiapkan dengan baik sama tour agent-nya. Jika kalian tertarik merasakan keseruan yang sama seperti yang aku rasakan, pilihan tepat untuk menggunakan jasa BeBorneoTour. Pelayanannya sangat pro dan keren! trus lagi, selain ke TN Tanjung Puting, BeBorneo Tour juga punya paket wisata ke beberapa destinasi lainnya, lho! misalnya saja ke Derawan, Bromo dan yang akan dibuka dalam waktu dekat : Flores! Hwaaaaah!

Gini-gini bos besar nih 🙂
Bagi kalian, para blogger yang mau jalan bareng BeBorneoTour, kalian bisa mendapatkan diskon spesial loh. Kontak saja ownernya, mas Indra di no WA 0856-5120-2195. Bilang aja tahu infonya dari blog Omnduut, keluarin ilmu sepik-sepiknya, dijamin akan dapet diskon istimewa. Inget, nyepik-nya buat dapet diskon aja, bukan untuk ngedapetin hati beliau. Walau kelihatan masih abege kayak aku, status beliau pahmud beranak satu! Hehe.
Makan, Tidur, Mandi dimana?
Selama di TN Tanjung Puting, praktis semua kegiatan dilakukan di atas klotok. “Hah, jadi tidur pun di kapal? Emang ada kamar?”
Eh jangan sedeeeeeh. Kapal yang digunakan itu berukuran besar kok! Jika siang hari ruangannya berfungsi sebagai tempat makan, ngumpul, santai, haha-hihi dan ngegosip eh ngobrol, di malam hari ABK dengan cekatan akan menyulap ruangan tersebut menjadi tempat beristirahat.
Satu kapal bisa muat untuk 10 orang dengan masing-masing akan mendapatkan kasur berukuran single bed. Sebagai sekat, digunakanlah kelambu (ya, sama persis dengan kelambu yang digunakan bule pasangan Rusia, tamu couchsurfing-ku yang dulu menginap di rumah). Kelambu juga berfungsi sebagai pelindung dari nyamuk. Secara ya, tidurnya di klotok yang ngetem di sungai yang bersisian dengan hutan. Dijamin, tidur dengan cara begini bakalan jadi kenangan asyik banget buat kalian!

Tempat tidur kami 🙂
“Mandinya gimana?”
Set dah, satu kapal terdapat 2 kamar mandi kok. Klosetnya pun tipe kloset duduk. Untuk mandi, airnya khusus didatangkan dari kota. Walau begitu, kita harus hemat memakainya. Eh, saat di rumah juga kudu hemat sih, apalagi sedang berada di tengah hutan kayak gitu.
Lalu, bagaimana dengan makan?
Nah, sebagai mamamholic, jelas ini penting banget. Haha. Dan alhamdulillahnya, selama perjalanan, makanan berlimpah! Makannya 3 kali sehari ditambah brunch dan tea time di sore hari. Jadi, setidaknya dalam sehari kami akan disuguhkan makanan/kudapan sebanyak 5 kali!

Jangan lupa, berdoa sebelum makan 🙂
Ibu koki juga masaknya kreatif banget! Setiap kali makan, menunya pasti beda-beda. Jadi, ikan, ayam, daging, cumi disajikan secara berbeda dengan masakan yang bervariasi. Tiap kali makan, pasti akan ada sayur dan buahnya. Belum lagi sambalnya yang enak banget itu, beuh!

Nak nak nak lagi!
Untuk minuman unlimited ya! Mau air mineral atau minuman kaleng yang tersaji dingin, bisa diambil setiap saat! Jika habis turun ke hutan dan balik ke klotok, pasti si ibu akan keluarin cemilan yang enak banget! Aku perhatiin, kapal sebelah kadang sirik melihat cemilan yang kami dapatkan.
Bayangin, disaat mereka disajikan snack kemasan, di atas meja kami telah tersaji pisang goreng cokelat, es doger atau singkong goreng yang maknyus tenan. Makanya, sekali lagi, udah paling bener ikut pelesiran ke TN Tanjung Puting bersama BeBorneo Tour, deh! dijamin perut kenyang, hati riang 😀
Nganu, bisa internetan, nggak?
Dengan senang hati aku informasikan bahwa : no internet access in the jungle! Hehe. Hayolah, sesekali tanpa internet gak akan mati, kok! Suer! Untuk jaringan telekomunikasi, provider merah dan kuning sih di beberapa titik masih menjangkau sinyal ya. Selama ada sinyal, ya bisalah nyetatus di FB atau posting foto di IG. Namun, selebihnya ya nggak bisa.
Walau begitu, banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan. Misalnya dengan baca buku, nulis, foto, main games, ngobrol sama temen atau…. Tidur. Aku sendiri nyesel banget nggak bawa buku padahal teman-teman yang lain nampak nikmat banget dengan bacaan mereka.

Lupakan internet (untuk sejenak) gaes! begini lebih seru!
Oh ya, untuk mengisi baterai gadget (handphone atau kamera), ada genset/generator yang akan dinyalakan tiap kali malam menjelang. Genset akan dimatikan tiap kali semua orang sudah siap untuk beristirahat. Biasanya, sih, sekitar pukul 10 atau 11 malam. Nah, dimasa-masa itu, bisa tuh isi ulang baterai. Cukup kok!
“Jadi selama tidur nggak ada lampu?”
Ada beberapa penerangan yang tetap dinyalakan. Tapi, gelap-gelapan kan juga asyik. Stt, kita juga bisa dihibur oleh nyala kunang-kunang loh! Coba, di kota mana bisa tidur ditemani cahaya kunang-kunang!
* * *

Sampai jumpa di lain waktu 🙂
Itu dia beberapa hal yang perlu kalian ketahui jika berencana berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting. Bisa dibilang, perjalanan ke sana merupakan salah satu perjalanan terbaik yang aku dapatkan selama tahun 2016 ini. Jika sudah begitu, masa iya kamu gak mau merasakan keseruan yang aku rasakan?
Orangutan menunggu kehadiranmu, loh! 🙂
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Lucky youuuu 😄
Alhamdulillah
gimana cara membuat watermark di photo seperti ini …?
Watermarkku dibikinin blogger paling ngetop se-Jombang si Alid Abdul mas 😀 prinsipnya sih itu gambar biasa, tipe PNG gitu, jadi di fotonya tinggal tempel doang. Kalau mau simpel, bisa pakai photoshop atau yang lebih mudah photoscape, input tulisan, selesai deh.
Sebut namaku tiga kali bhuahaha
Sambil madep kaca
Huuuu…Yang jelas Doni…
Doni siapa lagi itu? hehehe
Hehehe…Yang jelas Doni…Pakai watermark apa?
Watermarknya bisa disesuaikan keinginan tentu hehe
Di sesuaikandengan apa,..? Harus downloads aplikasi
Ya, progam macam photoscape atau photoshop.
Oke…
Ada bule nya ya mas. Kok gak ada adegan yg abk itu ngomong mas. Hahaha *kabur
Ah jd penasaran sama orang utan.
Haha gak sempat rekam pas dia ngomong. Asli orangnya “bocor” 😀
Keren banget sih jalan sana sini mulu…makin eksis aja 😛 aku kapan bisa kek gini
Hahaha, kelihatannya gitu, padahal aku belum tentu sebulan sekali jalan. Aku mau ke Eropaaaa huaaaa amiiin.
Amiiin…eh banyak tiket murah skrg …6 jt naik GA
Iya tiket murah lumayan banyak, tapi rrr biaya selama di Eropanya kudu dipersiapkan hahaha
Pake cs Har 😉
Pasti haha, udah kebayang selama di sana bakalan CS, tapi tetap kudu persiapkan yang lain-lainnya juga ^_^
Betul…sama siapkan mental biar pulang dari Yurop sudah nggak jomblo lagi 😉
Hahaha amiiiin
Kalau ikut open trip minimal berapa hari Cek Yan? Open tripnya dari Pangkalan Bun, ya?
Minimal banget 3 hari mbak Ira. Iya, meeting pointnya di bandara Iskandar Muda di Pangkalan Bun. Jadi harga tripnya gak termasuk tiket pesawat. Nah, kita bisa datang lebih awal atau extend tuh di Pangkalan Bun 🙂
Thanks infonya… mupeng banget, dah. Semoga ada rezekinya ke sana. aamiin…
InsyaAllah akan ada rezekinya amiin 🙂
Eksotik banget ya, berasa ada di pedalaman pisan
Iya kang, bek tu necur banget mah ini perjalanannya 🙂
Aih infonya lengkap banget, oke karena saya kurang tajir better ikut open trip aja
Nganu, isi brangkasnya dikeluarin atuh hahaha. Kapan nih kita trip bareng? yuk sini ke Palembang #lhaaa hahaha
Brangkas punya kanjeng Dimas? duh kapan ya main ke Palembang ga dalam waktu dekat kayanya nunggu baby lahir dulu 😀
Siap, ditunggu ya hehe
Wah asyik banget Om perjalanannya. Melihat taman nasional di tengah hutan, kala hujan, berteman dengan sungai dan perahu, benar-benar sensasi banget bisa merasakan semua itu. Tapi tidak sepenuhnya survival seperti di film-film juga ya, habisnya hidangannya endes banget kelihatannya. Saya mupeng dengan pisang gorengnya Mas, hehe. Nggak apalah untuk beberapa hari tanpa sinyal gawai, toh alam sekitar jauh lebih menarik untuk dinikmati, hehe.
Eeehhh kan komentar pisang gorengnya udah keduluan. Hahaha
Penting ya makanan itu. Perut kenyang hati senang.
Iya, makanan itu penting. 🙂 perut kenyang mood biasanya akan oke hehehe.
Bener, aku sangaaaaaat menikmati perjalanan selama di TN Tanjung Puting. Hujan sedikit tak mengapa, tetap enjoy dan semua temanku merasa begitu juga.
Aku baru sekali makan pisang cokelat gitu, kayaknya bikin sendiri bisa hehehehe
Dari Surabaya ada loh penerbangan ke Pangkalan Bun, dan mayan murah sih. Dari dulu kepengen ke Tanjung Puting tapi yaitu mahal kalau sendirian hiks. Itu si Indra backpacker borneo itu yak? Yah apa kabar dia?
Ah klo urusan nggak internetan aku mungkin kuat, aku tipe yang kalau jalan-jalan suka matiin jaringan biar enjoy jalannya 🙂
Iya ada, makanya bersyukurlah yang tinggal di Surabaya. Harga tiketnya pun gak mahal-mahal banget. Ntar kalo dapet JR berbonus voucher tiket, dipake buat ke sana aja Lid. Eh tapi, kamu kan kaya raya ya, gak mesti nunggu JR-lah muahahaha amiiiiiinnn.
Untuk blogger pun ada diskon spesial. Beneran, harganya miring. Kontak langsung aja Indra.
Seru sekali ini!!!
Ya alhamdulillah 🙂
Tidurnya pake kelambu jadi romantis dong ya.. ditambah lagi bisa liat kunang kunang pasti seru. Jadi inget perjalananku ( Via darat ) ke pulau Rupat liat kunang kunang.
*langsung googling pulau Rupat
Hwaah ternyata “deket” haha alias masih di Sumatra. Cakep ya pulaunya.
keturutan ya yan menginjakkan kaki ke borneo 🙂
Alhamdulillah. Sulawesi dan Papua yang belom 😀
ajak aku yaaaaaan >.< infonyo
Susah ye kalo yang fakir cuti tapi kaya rekening. Aku dong kebalikan hahaha
hehehe,,, iyo nian yan 🙂 tau2 paspor yuni nak habis masih suci belum ternoda
Nah, kode nian itu. Ajaklah ke Jepang. Aku siap jadi porter hahaha
dak sekalian ke Uganda yan?
MAUUUU KE UGANDA! 😀 semakin aneh nama negara, semakin eksotis. 😀
ke plaju yan, eh palau :p #jauh nian wkwkw
I have to admit that I haven’t heard of Taman Nasional Tanjung Puting before seeing your photos on Instagram. Should I head over there one days, these tips will surely come in handy. Thanks for sharing the information!
You’re welcome Emily 🙂 as I know, there is an area too in Malaysia that we can see the orangutans.
Asiknya jalan-jalan di Tanjung Puting, tempat yang ngehits.
Waktu saya tinggal di Banjarmasin pernah punya niat mau kesana, kebetulan ada bikin tower t*lkomsel di Palangkaraya. Sayang sekali sampai saat ini belum kesampaian.
semoga saya juga bisa piknik bersama kesana, aamiin.
Aha pantesan aku masih bisa dapetin sinyal t-sel saat di sana. Ternyata uda Alris yang dulu bangun towernya hehehe
Kak … kamu udah berapa lama jomblo ??? kalo mau romantis, coba aja bermanja dengan orang utan hehehe
Serem om, mending aku bermanjah manjah dengan om cumi aja di maldaif muahaha
Kalo manja ama aku nanti aku sodorin ratecard lho hahahaha
Wuih seram, gak mampu aku om hahaha
Perjalanan pake klotok ini ngingetin ama pengalaman naik kapal trip dari Labuan Bajo-Pulau Komodo-Rinca, perut selalu kenyang nggak kurang apapun, ditambah view seribu bintang waktu malam hari. Tanjung Puting ini masih di angganku aja sampai akhir tahun 2016 sudah hampir berakhir hahaha. Indra penampilan sederhana gitu ternyata sudah jadi bos besar ya. 😀
Haha iya dia mah bos. Udah laku pula dia *muahahaha.
Mau banget ngerasain perjalanan ke Indonesia Timur yang cakepnya ampun-ampunan itu. huhuhuhu
duh itu mbak Pungky dari PWT udah di Borneo aja
Habis dari Borneo dia ke Bali. Dan… AKU GAK DIAJAK *pundung di pojokan
Langsung down di point satu, cuti oh cuti
Sejak kapan cuti jadi masalah? 😀
Lah sejak lamo hiks *nangis di pojokan, nyakar dinding
Ngenes haha
Ya ampun, jadi kangen sama Tanjung Puting. Semoga 2017 bisa balik lagi ke sana. Ketagihan leleyeh di kelotok, doing nothing gitu. Hihihi .. 😀
Wah pernah ke sana juga ya mbak? mana catatan perjalanannya? aku cek di blognya kok gak ada?
okeeh…brarti kayaknya mending ke sana pas musim hujan. Tapi, nanti Hayati sakit gimana dong?
Sakit apa dulu nih? hahahaha
Wah ini keren banget, sumpah. Mau aku rekomendasikan ke suami ah. Trims info lengkapnya ya Yan…lengkap banget.
Sama-sama mbak Anne. Anak-anak dijamin seneng 🙂
keren banget om, tapi kok pulang dari sana masih jomblo ? #ikutikutangaknyambung
Bayangin, orangutan aja menolak cintaku *nangiskenceng
Tapi denger2 om yadi udh gandengannya…. bener gak sih *penasaran
Banyak. Ada pohon jambu depan rumah, ada tiang listrik samping pagar. Bisa digandeng semua…. *nangis
Most wanted jomblo yang bisa masak empek empek.
Klo naik klotok ngelewati sungia tengah hutan jadi teringat film Ananconda
Kita juga sempat saling celetuk, “Ada Anaconda gak nih di sini?” gitu hahahaha
wah. menarik om. ini dstinasi impianku pada tahun lalu. tapi belum kesampaian. moga tahun ini lah ya. bisa ke sana.
eh , mau ke jogja ga dalam waktu dekat? kalau ada agenda ke jogja dalam waktu dekat ini. jawil aku yaa. hehe
Bener ya, nanti aku jawil jawil ya hihihi.
Semoga tahun ini bisa ke TN Tanjung Puting, amiiiin
Semoga suatu saat bisa mengikuti jejkanya Omndut ke TN Tanjung Puting 🙂
InsyaAllah Qy. Aku pun 2 kali ngejar kesempatan main ke sana. Jika ada peluang lagi, hajar bleh! 🙂
thanks infonya om duut, kemaren aku ada liat di instagram, sudah ada lho yang jual paket tour untuk lihat orang hutan di tanjung puting ini. kayaknya peminatnya banyak bule juga lho..
Ya bener banyak bule yang datang 😉
suasana beginian malah kayak di film film Anaconda 😀
Haha iya bener mas. Untung gak ada Anaconda di sana 🙂
Noted! Ke sana bawa obat anti nyamuk, pakai sandal gunung dan datang saat musim hujan. Semuanya tak kepikiran olehku tadinya. Postingan ini bisa jadi gaet bagi mereka yang akan ke Tanjung puting… kecuali masalah jomblo dan tak jomblo …Thanks Yan
Muahahaha. Musim lain juga boleh mbak Evie, hanya memang kalau musim hujan lebih mudah ketemu orangutan 🙂 perihal jomblo…. ah….. 😀
Tahun lalu batal ke sini. Semoga tahun depan ada rejeki ke sini. Ada amin? 😀
Amiiiin 🙂
ini bucket list banget ya
seru banget liat fotonya.. di utan banyak hantunya ga om?
Mungkin ada, tapi gak ganggu. Udah temenan 😉
Ah, baca ini jadi pengen ke Tanjung Puting lagi….
Jom ke sana lagi kak 🙂
parah itu keren banget, apa daya gw wkwkwkkwk
Hehe komennya aku approve deh, lumayan ya nanti semoga ada yang nyasar ke linknya.
Dirimu tuh kalau cerita selalu seru ya Om. Sudut pandangnya asik banget. Eh kecuali kalau udah muji-muji diri sendiri ya. hohoho 😀
Soalnya gak ada yang muji aku huaahuaaahuaaaa makanya jadi narsis muahahahahaha
berarti ngajak anak-anak liat orangutan pas musim ujan aaja ya, hehe.. jd makin pengen jalan2 ke wilayah Borneo, melenceng dikit lah dari pulau Jawa
Betul 🙂 dijamin seru mbak. Waktu ke sana jg banyak anak-anak (sebagian WNA) yang nampak antusias melihat orangutan. Rasanya luar biasa 🙂
wekekke… dapet brunch juga, lah mewah bet 😀
Ya, lumayan kan 🙂
Mas yan itu jalan2 pake perahunya jauh kah? n cara embed ig ke blog pake plugin opo?
Mas Priyo, pake perahunya lumayan. Tergantung lokasinya. Bisa 2 jam lebih dari satu titik ke titik lain. Tapi enjoy sekali 🙂
Kalo embed IG, masukin linknya aja langsung mas. Ada pilihannya di kolom posting.
Kapan ya bisa main ke sana … #mupeng
Hayo direncanakan mas 🙂
Pengen ke sana sejak beberapa tahun lalu tapi selalu berubah tujuan ke tempat lain 😀 Aku ga gaul banget ya. Baru kali ini mlipir ke sini
Semoga berkesempatan ke sana ya mbak 🙂 sepulang dari Palembang, mungkin? 😀
Barengan yuuu bulan agustus!
🙂
om duttt sirik deh aku yang orang Kalimantan aja belum pernah kesana #gakterima… bagus ya omdut 🙂
Haha hayo mbak main ke TN Tanjung Puting. Cakep di sana.
Gara-gara baca Partikel saya jadi pengen ke Tanjung Puting. Oya mas, sempet lihat kunang-kunang nggak? Pernah baca katanya saat malam hari di atas kelotok kadang ada kuang-kunang buanyaaaak banget. Sebagai pecinta kunang-kunang saya merasa wajib melihatnya #halah 😀
Kenapa waktu liat foto lagi di atas perahu trus lewat sungai, kok kebayang sama ular anaconda. Jadi ingat sama film anaconda.
Hahaha banyak banget yang komen soal Anaconda. Alhamdulillah di sana nggak ada 😀
Waaah seru baca blog nya! jadi pingin ketemuan nich sama Omnduut! Bagi2 dunk pengalamannya. Saya ada rencana bulan agustus (berempat) ke Tanjung Puting dari Jakarta. Boleh tanya nich kira2 biayanya berapa ya utk 3 hari perorang? Tentunya dengan BeBorneo Tour.
Terimakasih sebelumnya Omnduut! kalau mau ke Eropa boleh contact saya 🙂
Halo mbak Dahlia 🙂 aku udah kontak temen yang punya Beborneotour, ntar beliau kirim info melalui email ya 🙂
Dijamin seru kalo ke Tanjung Puting. Dan, makasih tawarannya. Eropa dimana mbak?
Wah, ulasannya pnjng bnget tp seru juga. Aku yg org kalteng sendiri jd malu, blm prnh ke tanjung puting smpe skrg, 😂😂
Hayo mas main ke Tanjung Puting. Sungguh itu pengalaman yang mengesankan 🙂
Ping balik: Way Kambas, Aku Datang! | Omnduut
Coba waktu itu kita sudah kenal, yo Yan? Bisa kutraktir ngopi di warkop paling ngehits, waktu itu, di Pangkalan Bun. Hehe…
Kalimantan menyisakan pengalaman yang sangat mengesankan buatku. Tentu saja juga Tanjung Puting yang sudah kukunjungi banyak kali selama rentang waktu tiga tahun tinggal di sana.
Wah sayang ya belom kenal 🙂 makasih tawarannya mas. Hayo sini main ke Palembang 🙂
Browsing tj puting karena pengen banget kesana dinyasarin kesini, mau nanya aja om, kalo ikut open trip sendirian awkward nggak ntar sama yg lain?, apalagi buat saya yg agak pendiem… hehehe
Sama sekali nggak 🙂 wong kemana-mana bareng, mesti akan ngobrol walau kamu ngakunya orang pendiam sekalipun hehehe.