Percayalah, saat diundang oleh Genting World Resort beberapa waktu lalu, saya dan rombongan itu kerjanya nggak hanya makan-makan kok, bener! Walaupun berat badan naik begitu pulang, dan kita mencicipi banyak sekali makanan istimewa yang ada di sana, namun, kita jalan-jalan juga, atuh! Nah, salah satunya ke Chin Swee Caves, kuil indah yang berada di atas ketinggian 4.600 kaki di atas permukaan air laut ini.
Kalau diukur pake meteran jadinya sekitar 1,4 km. Nah bayangin tuh ketinggiannya seperti apa. Bangunan tertinggi di dunia –Burj Khalifa, aja ketinggiannya “hanya” 828 meter. Jadi gak salah jika saya bilang kuil ini dibangun bersejajar dengan langit, kan? Haha, makanya, untuk menuju kuil ini, mesti naik kereta gantung dulu.

Tuh pagodanya sudah kelihatan ya. Dan di bawah itu stasoun pemberhentiannya
Kalau mau naik mobil sih bisa juga. Cuma, kalau naik cable car pasti lebih seru. Ya, nggak ada salju juga macam cable car yang ada di Gulmarg, Kashmir, sih. Tapi, di saat-saat tertentu kawasan ini diselimuti oleh kabut. Pekatnya lumayan, kayak yang ada di film The Mist –minus monster tentu saja. Ya, ibaratnya, nggak ada salju kabutpun jadi hehehe.
Jom! Kita Jelajah Kuil Chin Swee Caves
Kuil Chin Swee Caves merupakan kuil Tao yang menempati lahan seluas 28 hektare di tanah berhutan, Genting. Adalah Tan Sri Lim yang pertama kali memprakarsai pembangunan kuil ini. Pasca penyelesaian Genting Highlands Resort di tahun 1975, beliau mengumpulkan banyak orang, terutama yang berasal dari Klan Anxi yang berasal dari Penglai, di Provinsi Fujian, Tiongkok. Bersama teman-temannya, dia lalu mendirikan Chin Swee Temple Society.

Coba lihat foto ini. Serasa sejajar dengan langit toh?

Kuil ini berdiri tepat di tepi jurang. Indah sekali.

@Lenny.diary lagi berdoa
Ternyata, pengaruh Tiongkok lumayan kuat ya untuk penyebaran agama. Saya jadi teringat kuil di kawasan Po Lin Monastery di Hong Kong yang didirikan oleh 2 biksu yang datang dari Provinsi Jiangsu, Tiongkok. Tak ubahnya kawasan Chin Swee Caves ini, Po Lin Monastery juga sangat indah!
Kemudian, bantuan datang dari perusahaan Resort World Bhd dan Genting berhad dengan memberi sumbangan uang tunai sebesar 8,1 juta ringgit untuk pembangunan. Hinggalah kemudian pada tanggal 29 Maret 1994, kuil ini dibuka secara resmi oleh Tun Dr.Ling Liong Sik.
“Dulu, saat saya pertama ke sini, jalannya mesti naik tangga yang di samping situ,” ujar Kokoh Koper Traveler.

Sekarang mah gak perlu capek. Tersedia eskalator soalnya.
Percakapan ini terjadi saat kami melewati lorong-lorong ber-eskalator yang mengantarkan kami dari stasiun Chin Swee, stasiun pemberhentian gondola hingga menuju kawasan kuil di bawah. Jaraknya lumayan juga itu. Ini yang saya suka dari Malaysia, mereka concern menyediakan fasilitas untuk pengunjung sehingga terasa lebih nyaman.
Begitu tiba, saya langsung berhadapan dengan pagoda yang berdiri kokoh di sisi kanan kawasan.
“Hayo Haryadi, naik ke atas,” ujar Jay, ‘guide’ kami selama perjalanan di Genting. Saya memandang pagoda tersebut dengan takjub. Sayang, waktu kami tidak banyak sehingga saya memutuskan untuk tidak naik ke atas. Sebuah keputusan yang saya sesali. Setidaknya, jika tidak sampai puncak, saya masih dapat mencoba menaiki 2 atau 3 lantai, bukan? Hiks. Tapi tak apa, saya jadi punya alasan untuk kembali ke Genting lagi, bukan? –modus.

Nih orang banyak jadi model ya di blogku hihihi. Orang fotogenik mah bebas mau pose gimana aja.
Gua-gua Diorama
Terdapat sebuah lapangan besar di tengah area kuil. Di sisi kanan dan depan terdapat bangunan kuil yang dapat digunakan untuk beribadah. Di sisi kiri terdapat air mancur buatan yang berjalan merambat di dinding berbatu yang terkadang cipratannya terasa jika tersapu oleh angin.

Ada yang sedih kehabisan baterai kamera hwhwhw
Lantas, kenapa kuil ini disebut Chin Swee Caves? Caves sendiri berarti gua. Apa ada gua di sini? Ternyata, gua yang dimaksud adalah ceruk-ceruk kecil yang berada di sepanjang disi di sebelah kiri kawasan utama. Area ini dinamakan “Hell Chambers” atau “Ruang Neraka” karena dibangun diantara pilar batu buatan yang menggambarkan patung-patung dalam berbagai bentuk penyucian Cina atau pembersihan dosa.

Persidangan di akhirat
Patung-patung ini persis seperti gambaran buku bergambar Surga & Neraka yang saya baca ketika masih kecil dulu. Jika berjalan sesuai alur, maka gambarannya ditampilkan secara lengkap. Dari pengadilan di akhirar hingga kemudian penyiksaan-penyiksaan di neraka. Seremlah! Ada yang lidahnya dipotong, ada yang dicambuk atau juga ditenggelamkan di kolam air mendidih dengan penjaga berwajah seram.

Serem!
Terlepas dari apapun, gambaran neraka dan surga di tiap-tiap agama dapat saya bilang seragam. Jika berbuat baik akan ditempatkan di surga, jika banyak melakukan kejahatan ya tempatnya di neraka. Lumayan nih buat jadi reminder.
Patung Buddha Raksasa
Sepertinya, sudah jadi ciri khas dari sebuah kuil jika di kawasan tersebut terdapat patung Dewa yang berukuran besar, ya! Jika di Po Lin Monasetry terdapat patung Tian Tan Buddha berukuran raksasa, saya pernah mengunjungi Kuil Kek Lok Si di Penang dan di sana pun terdapat patung raksasa berbentuk Dewi Kuan Yim.

Patung Buddhanya diantara pepohonan rimbun
Ternyata, di Kuil Chin Swee pun terdapat satu patung dewa berukuran besar. Terletak diantara rerimbunan pepohonan, di sanalah patung Buddha yang tengah duduk bersila di atas teratai dibangun dengan pahatan-pahatan yang indah.
Saya dan rombongan tidak menghabiskan waktu terlalu banyak di Kuil Chin Swee ini. Walau begitu, kunjungan yang singkat ini terasa begitu berkesan. Di satu sisi, saya respek terhadap Malaysia yang mampu membangun kuil-kuil indah seperti ini karena di negeri saya, Indonesia, gesekan-gesekan berbumbu agama masih terjadi di beberapa wilayah.
Salut juga dengan keindahan, kebersihan dan cara pengelola mengelola kawasan wisata ini. Dengan modal menaiki cable car seharga 8 ringgit untuk satu jalur/satu kali perjalanan, saya dapat menikmati suasana nyaman dan hangat di kuil ini dengan percuma je! Alias gratis!

Pemandangan dari atas sini menuju perkotaan
Gratis itu om? Hanya modal tiket pesawat. Asiknya….
Iya mbak 🙂 kalau di kuil lain harus bayar, di sini gratis.
Berasa masuk dunia Sun Go Khong ya.
Haha, demi putri bulan
kak.. aku liat foto kuil yang ado latar awannyo mecak seraso di kayangan.. hahahaha.. asak dak betemu peri mimi bae hahahhaha
Buahahaha, harus cap visa ke mimi peri yo Man. Ketemu Dijah Yellow pulok gek hwhwhw
sekilas mirip yang di pulau kemaro ya om
Iya, pagodanya mirip ya Win 🙂 cuma ini versi yang lebih kece.
Dulu banget tujuh tahun lalu aku pernah ke sini, rasanya sudah lupa-lupa ingat haha. Yang paling diingat hanya Big Buddha sama Pagodanya yang memang enormous.
Btw di Malaysia sendiri banyak kasus gesekan kok, kita tahunya yang indah-indah doang :p
Dulu belom ada eskalator ya Lid?
Iya, pasti ada ya. Cuma ntahlah, kayaknya di sana gak ada yang rumah ibadah tertentu bikin patung yang harus dibongkar segala kayak di Indonesia ini.
Indah banget Mas
Iya kang.
Terlihat menyenangkan di sana itu tertata rapi dan bersih. Selain itu juga tumben sepi hehehehhh
Sebetulnya saat itu lumayan rame haha, tapi emang kuncinya cari objek yang paling sepi dulu. Apalagi kalau pergi rombongan ya, ketemu satu titik kece, langsung deh ngumpul di situ. Nah, biasanya aku melipir ke tempat lain dulu yang lebih sepi, trus balik lagi deh ke tempat awal 🙂
Aku kok langsung teringat sama Haw Par Villa yang Singapura, diorama nya serasa mirip banget :).
Aku langsung googling. Iya, mirip ya mbak Molly. Namun lebih besar yang di Singapura ini. Jadi pingin ke sana juga 🙂
Iya betul, Kak. Lebih gede Haw Par Villa☺.
Noted, makasih infonya mbak Molly 😉
Sama-sama, Kak Yan😊
Wonderful monastery!
Jelajah Anda sllu seru ya *yaiyalah, masa gak seru di-share, 😁
Haha kadang yang gak serunya juga dishare mas, tapi ada di dalam bagian ceritanya.
dulu udah ke Genting tp ga sampe sini, berarti kudu ke Genting lagi tapi nunggu theme park-nya selesai renov aja deh, eh belum selesai kan ya?
Beluum 🙂 tahun depan aja saat theme parknya udah selesai. Bakalan wow banget.
Aku kok bacanya Chin Sweet terus, ya. Hahaha. Mungkin kebawa suasana kuilnya yang manis berlatar awan kayak cotton candy~ uwuwuw
Buahahaha, bisooo bisooo. Emang kuilnyo swit 😀
Saya sudah 2-3 ke Genting Highlands tetapi tidak pernah singgah di Chin Swee Temple pula 😅 Menarik & ngeri juga ye diorama neraka dan akhirat!
Kalau ke Genting selalu bawa kereta sendiri ya Dan? kalau naik cable car, lebih seru Dan dan dapat mampir ke kuilnya 🙂
Ya ampuuun om, ini mah namanya kuil di atas awan, kereen banget, belum pernah ke Genting, huhu ajakin dong *eh
Haha, iya bener, di atas awan 🙂 mudah2an nanti Gentingnya buka kesempatan banyak ajak blogger ya mbak, amiiin.
Kalo ngeliat foto yang sejajar sama langit, rasanya kayak berada di langit beneran ya. Hahaha.
Apa nggak panas itu pas siang banget begitu?
Mataharinya sih lumayan terik ya, tapi gak begitu panas, mungkin karena letaknya di ketinggian, jadi relatif lebih sejuk 🙂
Wow. Di kuil ini awannya asli. Beberapa kuil yang aku datangi karena kiri kanannya ketutup rumah orang lain, supaya feng shuinya bagus, mereka bikin tembok digambari langit dan awan. Pasti pas milih foto buat posting nyesel kenapa nggak nyoba naik beberapa lantai 😀
HAAAAA BENER BANGET! hahaha, apalagi pas mau nulis kan BW dulu ke beberapa blog dan mereka dapet foto dari atas pagoda dan itu cakep. Ah, kejadian lagi yang kayak begini. Padahal udah pernah, tapi selalu keulang huhuhuhuhu
Tempatnya keren ya. Kalau di Indonesia mungkin mirip Enrekang kali ya, Bang.
Coba di Indonesia tempat wisata lebih diperhatikan lagi, sama pengelola dan pengunjung. Pasti bisa kayak Malaysia. Padahal potensi Indonesia lebih besar loh. Cuman yang aku liat udah ada kemajuan siy sekarang, setelah era sosmed ini daripada dulu
Baru tahu soal Enrekang. Langsung googling dan aaaw cakeeep. Jadi keinget Takengon yang ada di Aceh.
Betul, kalo bener-bener dibikin bagus tempat wisatanya, Indonesia bisa unggul.
strukturnya mirip yg di palembang gak ya
Pagodanya? iya mirip. Tapi ntah bagian dalamnya, soalnya aku gak masuk 😦
emang ga bisa masuk ya?
Nggak 😦 jadi nyesel.
oh ya, hahahaha
wkwk kak aku jadi model karena kamera fuji habis baterai… hm tapi emang doyan pose sih :p makasih yah buat jepretan mautnya omndut 🙂
Kalau motoin orang fotogenic mah seneng, gak stress nyari angle-nya hehehe
Gw setuju tuh. Emang kalau kita main ke tempat ibadah yang dijadikan obyek wisata ‘hening’ seperti ini, lokasinya biasanya ‘susah’ dijangkau, karena dulunya diperuntukkan bagi klub selektif. Hanya orang tertentu saja yang dapat menjangkaunya. Di gunung, di puncak bukit, di pinggir sungai, atau di gua tersembunyi di dalam hutan.
Soal konsep surga dan neraka itu, intinya sih emang balasan setimpal atas perbuatan di dunia, tapi gambarannya sepertinya memang seragam. Terakhir gw baru ngeh ada relief seperti itu juga ternyata di dinding Borobudur.
Wah baru tahu kalau di Borobudur juga ada. Mesti ke sana lagi nih buat lihat langsung.
Aku merinding liat gambaran surga dan nerakanya 😦 .. Mau tempat ibadahnya seperti apa, kalo melihat yg begitu, lgs pgn tobat nasuha sih bawaan. Walopun kadang2, pas keluar dr tempat ibadahnya, suka lupa lagi :p
Hahaha, manusiawi sekali ituuuh 🙂
Kuil ini salah satu kuil favorit aku. Letaknya yang tinggi membuat istimewa. Waktu aku ke sini belum ada eakalator, Yan. Dan ke sininya naik mobil. Datang kedua kali ke Genting naik cable car tapi gak singgah ke sini hehehe. Terus baru ngeh kok gue gak liat gua-gua kecil itu ya. Apakah ini tanda harus kembali lagi ke sini. Aiiihhhh… Hehehe.
Betul mbak, eskalatornya baru 😀 dan bisa jadi gua-guanya juga baru. Tahun depan aja balik ke Genting mbak, saat Theme Park-nya buka. 🙂
Keren banget viewnya kuil sama langit berasa deket banget 🙂
Semoga bisa main ke sana
Iya, karena nampak bersejajar dengan awan. Amin 🙂
Tempat ini kerennya kebangetan, aku kebetulan belum pernah ke cina aduhhh jadi mupeng
Iya tempatnya keren. Tapi ini di Malaysia btw 🙂
absen dulu kesinis setelah sekian lama ga aktif 🙂
Haha mas ke mana aja? masih di EUA?
dah ga d UAE lg, pindah k negara tetangganya hahaha setelah lihat blogger yang lain jd pengen berbagi juga 🙂
Hayo mas nulis 🙂 pasti banyak banget yang dapat dibagikan di sana. Btw, negara mana sih? Qatar ya? aku mauuu main ke sana hahaha
ini mulai tulis lg setelah lihat blogmu jd pengen gw hahaha skrng d kota Dammam Saudi Arabi, disini lebih tenang tempatnya ga seperti di Dubai or Abu Dhabi 🙂 hayu sini ditunggu
Keceeeh! nah apalagi Dammam, pasti banyak yang menarik. Secara orang kita tahunya Makkah dan Madinah doang (atau paling Jeddah). Mana alamat blognya mas? atau digabungin sama blog postcard dulu?
kotanya di Saudi bagian timur deket dengan Bahrain cuma melewati jembatan yg panjang dah smp Bahrain, paling ga sampai sejam sdh smp hahaha, klw mau k Jordan or kuwait bisa juga naik Bus jg dari sini. blog d pisah sama kartupos 🙂
https://affendy.wordpress.com/
wahh… kuil nya…. bagus..
pengen juga ah kesana tapi apalah daya saya baru bisa mengunjungi Pagoda di pulau kamaro… he
Hahaha, andai yang di Kemaro bisa dinaiki kayak gini.
iya ya… kuil di kamaro gak dibuka untuk wisatawan..
tapi katanya pas lagi imlek boleh naek ya ?
Iya boleh. Tapi gak enak juga, karena itu waktunya orang ibadah kan ya.
iyasih.. emang dasare tempat ibadah kan ya…
Aku waktu naik Awana Genting Resort, tidak mampir ke kuil ini. Kelihatannya bagus Yan… Tapi heran saja si baju kuning di atas mewek. Emang sih kehabisan baterai kamera pas sedang jalan-jalan di tempat indah seperti ini bikin hati sakit tak terkira hahaha
Iya bener banget, aku udah ngerasain kehabisan batere kamera ini mbak Evi, hahaha gak enak banget. Dan, kuilnya emang bagus. Cakep dan fotogenic.
bang, kalau boleh tau, beli dimana ya meteran yang sampe berkilo2meter gitu? Ahaha..
Kalau main2 kesini mungkin serasa jadi sun go kong kali ya, hihi..
-Traveler Paruh Waktu
Haha tadinya malah mau pake kata “penggaris” lol.
Ya, kalo Bara main ke sana, bisa kayak Sun Go Kong lol.
foto narsisnya mana bang yayaan, kok gaak ada?. hahaha
Absen dulu pose narsis di sini Bud hahaha, biar fans penasaran.
(((FANS))) <— merek sepatu
pernah kesini (Kuil Chin Swee) pas muda dulu sekarang udh ada eskalator ya? cocok ajak anak + bini ke sini.
-travelling addict
cocok banget, apalagi buat traveler males kayak aku hahahaha.
Wih, cakep banget emang ya Mas itu kuil Chin Swee Caves-nya.
Saya sempet ke Genting di 2015 lalu cuma belum sempet melimpir ke kuil ini. 2018, musti nih bisa menginjakan kaki di sana hihi
Makasih buat informasi yang sangat jelas dan detailnya ya Mas 🙂
Keep sharing!
-ceritaliana.com
Tunggu theme parknya jadi aja. Biar lebih seru main ke Gentingnya 🙂
21 century fox ya? Dari pas saya ke sana di 2015 dan ke Genting di 2017, pembangunannya belum selesai-selesai. kira2 kelarnya kapan tuh mas? 😄
Tahun depan katanya. Pas peresmian mau undang aktor hollywood, uwoooo
Untungnya ada eskalator sama cable car yah.. Kebayang kalo gak ada, pegelnya kayak apa untuk bisa melihat pemandangan seiindah itu.. 🙂
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
Haha iya, terbantu banget sama cable carnya mbak Dee 🙂
aku penasaran banget lah sama patung budha yang besar itu 🙂
Patungnya cakep, karena berdiri di sisi tebing gitu.
wakssss! Pengin banget main2 ke kuil iniii
Semoga kesampaian, amiiin 🙂
salam kenal kang 🙂
gila, keren banget kuil – kuilnya.
kaapan bisa kesana? huhu 😦
Salam kenal kembali 🙂 jom main ke Genting biar bisa lihat langsung ^^
Aminnn, ke luar kota aja belum pernah, hehe
ketinggian 4100 mdpl ngga main main lho om, strong banget buat nyampai ke sana. tapi worth it membaca baca tulisan ini. terbayarkan
Haha ya strong, soalnya naik cable car 😀
Disana ada yg jual makanan atau kafe2 buat ngopi gt ga mas.. Makloom emaknya eh Aksanya gampang laper 😀
Betewe tagar Pekanbaru belom ada keknya 😀
Adaaa ada 🙂 ada Starbuck malah di sana. Cafe-cafe kecil juga ada.
Hayaaa Pekanbaru adalah satu-satunya provinsi di Sumatra yang belom sempat aku datangi. Next bakalan dieksplor, amiiin.
Kuilnya megah banget ya om.
Asiknya juga gratis ya masuk kesana 😁
Bagus sih sebenernya, jadi banyak wisatawan yang kesana.
Eh tapi itu biasa perawatannya ambil darimana ya? 😅
Kayaknya diambil dari biaya pemasukan Genting secara keseluruhan. Kayak ongkos naik cable car itu kan udah lumayan banget 🙂
Ping balik: Mengintip Neraka di Haw Par Villa Singapura | Omnduut
Ping balik: Menjajal Keseruan di Genting Highlands | Omnduut