
.
Saya ingin memulai tulisan ini dengan sebuah istighfar panjang. “Astagfirullahaladzim.” Heh, kenapa? Nganu, soalnya untuk traveler kayak saya yang berkesempatan ke Eropa dan maunya banyak-banyakan negara walau hanya disinggahi sebentar, saya merasa beruntung Cekoslowakia pecah menjadi dua negara yakni Republik Ceko dan Slovakia.
Coba kalau mereka masih bergabung, berarti kan saya hitungannya cuma mampir ke satu negara doang, kan? Iya, kan? –istighfar lagi hehehe. Untungnya, pas saya cek, ternyata pecahnya Cekoslowakia pada tanggal 1 Januari 1993 ini berlangsung damai seiring pemerintahan Marxisme-Leninisme serta Komunisme berakhir di seluruh wilayah Eropa pada tahun 1989. Alhamdulillah ya kalau begitu. Saya jadi nggak merasa berdosa banget dengan adanya perpecahan ini. Secara, saya kepikirnya pecah macam India dan Pakistan yang berdarah-darah gitu, loh.
Oke, cara mudah saya menentukan itinerary saat ke Eropa dulu ialah dengan cara membuka peta elektronik. Trus saya pakai ilmu kirologi aja. “Eh, kayaknya kota nganu deket deh sama kota X.” Setelahnya, saya cek di situs goeuro.com apakah tersedia transportasi dari kota sebelumnya. Jika ada dan harganya murah, langsung deh, “bungkus bang!” hahaha.
Nah, ceritanya dari Wina, Austria saya mau berpindah ke Budapest, Hungaria. Setelah dicek, ternyata Wina ke Bratislava –ibukota Slovakia ini deket banget! Bahkan, banyak orang yang ke Bratislava one day tour aja alias pergi pagi balik siang atau sore. Saya sempat kepikiran kayak gitu, sih. Tapi, alhamdulillah ya, saya mendapatkan tumpangan dari Bang Juraj dan Mbak Essy yang sebelumnya dikenalkan oleh Mbak Diana si pemilik blog pasangantraveling.com. Tentang ini, sudah saya singgung di tulisan tentang pengalaman saya ber-couchsurfing ria selama di Eropa, ya!

Kota Bratislava dari ketinggian.
Jadilah, di satu pagi yang dingin, setelah saya dan adik tiba di Bratislava Most SNP (semacam terminal bayangan di tengah kota yang berada di dekat jembatan). Sesuai informasi dari Mbak Essy, kami segera membeli tiket terusan untuk dapat menggunakan bus dan tram untuk sehari penuh. Di sebuah kios rokok, kami membeli tiket tersebut seharga CUMA 3,5 euro! Sengaja kata “Cuma”-nya saya gedein karena ini biaya harian termurah sepanjang kami berkeliling Eropa.
Menggunakan bus, kami berjalan menuju apartemennya Mbak Essy. Eh, ternyata di halte dekat kediaman mereka, sudah ada Bang Juraj menunggu kami. Bertiga, kami berjalan beriringan menuju apartemen mereka. Dan, begitu tiba di sana, sudah ada 2 mangkuk indomie plus telur loh di meja makan. Duo traveler kere ini tak sempat terharu lama karena kami langsung melahap sarapan yang disiapkan Mbak Essy dengan hati riang hahaha.
Sekilas Tentang Slovakia
Sebagaimana yang saya singgung sebelumnya bahwa Slovakia atau Slowakia ini adalah negara pecahan Cekoslowakia. Nah, penyebutan nama Slovakia pertama kali ditulis pada tahun 1586 dan berasal dari kata Ceko Slovaky. Nama asli Slovensko sendiri (1791) berasal dari kata Slovaks Sloven kuno yang diindikasi berasal dari sebelum abad ke-15.
Pemaknaan kata itu sendiri lebih ke secara geografis bukan politik karena Slovakia adalah bagian dari Kerajaan multietnis Hongaria namun tidak membentuk unit administratif terpisah pada periode itu. Secara letak, Slovakia berbatasan langsung dengan Polandia di bagian Utara, Republik Ceko di Barat Laut, Ukraina di Timur, Austria di Barat Daya dan Hungaria di Selatan. Asyiknya, Slovakia sejak 1 Januari 2009 memakai mata uang euro sehingga kami nggak ribet tukar mata uang seperti saat berada di Ceko atau Kroasia.
Mampir ke Istana Presiden Slovakia
Setelah menghabiskan semangkuk mie (dan beberapa iris roti hihi), saya dan adik berpamitan kepada Bang Juraj dan Mbak Essy. Besok subuh kami sudah harus berpindah kota sehingga kami hanya punya setengah hari untuk mengeksplorasi kota Bratislava. Well, setidaknya masih lebih baik ketimbang saat di Luksemburg yang hanya dikelilingi 2 jam saja itu ya hahaha.

Ada semacam bola Universal Studio di depan istana kepresidenan ini hehe
Tujuan pertama kami ialah ke Grassalkovich Palace atau istana kepresidenan. Begitu tiba ke sana saya agak kaget karena untuk ukuran sebuah istana negara, bangunannya sederhana saja. Saya juga kaget karena istana ini berada di dua persimpangan jalan yang berjarak tak begitu jauh dari jalan raya. Pengamanannya saya pikir juga biasa saja.
Istana yang berada di kawasan Hodžovo námestie, dekat Istana Uskup Agung ini bergaya Rococo-Baroque. Dibangun oleh arsitek Anton Mayerhofer dan selesai pada tahun 1760. Ada sebuah pagar besar yang melindungi istana ini. Dari sana, saya melihat ada beberapa prajutit di pos penjagaan.

Pasukan pengganti keluar dari dalam dan siap berbaris di luar.

Nah ini pasukan sebelumnya yang diganti.
Saya dan Ari sudah mau beranjak pergi sebetulnya. Eh,tahu-tahu tepat pada pukul 12 siang nampak prosesi pergantian penjaga/prajurit dilakukan. Wah lumayan banget! Secara saat di London saya kurang riset sehingga datang di hari yang salah. Ya, di Istana Buckingham ternyata prosesi changging guard tidak dilakukan setiap hari.
Makanya, saya senang sekali berkesempatan menyaksikan proses ini. Dan, mendadak saja sekitaran istana ini ramai orang. Walaupun, tetap saja sepi jika dibandingkan dengan yang ada di London. Prosesi pergantian penjaga ini berlangsung sekitar 15 menit. Ideal-lah untuk sebuah prosesi yang bisa dijadikan atraksi wisata.

Kayak bangunan biasa aja ya.
Memandang Seisi Kota Bratislava dari Bratislava Castle
Kami beranjak ke destinasi selanjutnya yakni Hrad Bratislava atau Bratislava Castle. Dari istana kami cukup naik bus satu kali. Perjalanan sih nggak jauh ya, Cuma karena memutar dan mendaki, bus butuh waktu sekitar 20 menit sebelum tiba di halte dekat kastil. Dari sana, kami cukup berjalan kaki. Dan, betapa bahagianya saya, ternyata untuk main ke kastil ini tidak perlu membayar sepeserpun! Alhamdulillah.
Kastil Bratislava adalah kastil utama di kota Bratislava. Bentuknya nggak sebagus kastil-kastil lain di Eropa yang pernah saya datangi sebelumnya. Letaknya di puncak bukit berbatu yang menghadap langsung ke Sungai Donau. Bentuknya segi empat saja. Namun, ada empat menara di setiap sudutnya. Melihat keempat menara itu, saya jadi keingat Taj Mahal di India terlebih saat saya ditangkap petugas di sana wakakak 🙂

Bratislava Castle dilihat dari halte bus.
Pada awalnya, bangsa Slavia membangun sebuah kastil dengan memanfaatkan struktur dari zaman Kelt dan Romawi. Lalu, pembangunan dimulai pada abad ke-10 dan jadi salah satu kastil utama Kerajaan Hongaria pada kekuasaan Istvan I.
Gaya kastil ini pernah diubah menjadi romansque pada abad ke-12 setelah tahun 1179. Lalu diubah lagi menjadi gaya renaisans pada abad ke-16 dan bergaya barok pada abad ke-17. Pantes ya, saat saya ke sana keliatan bangunan utama dan di bagian belakangnya beda. Terlihat dari foto-fotonya yekan.

Dari pintu masuk saja pemandangannya secakep ini.

Ini bagian sisi kanan kastil.
Bangunan utama istana ini ternyata melompong di bagian tengahnya. Saya sempat masuk ke dalam di mana dindingnya kental bernuansa putih. Saya gak tahu pasti, kayaknya sebagian bangunan ini sudah dialih fungsikan menjadi tempat pertemuan. Semacam, restoran atau hall gitu. Terlihat ada beberapa mobil mewah di bagian depan kastil ini.

Dari kastil, sungai terlihat jelas. Bersih banget, ya.

Lorong menuju dalam kastil. Nampak mobil mewah berjejer di depannya.

Boleh masuk sebatas ini aja. Ntah ada apa di dalam. Saya liat sekilas kayaknya ada restoran juga.
Cakep euy kastilnya. Padahal pada tahun 1809, kastil ini pernah dibombardir oleh meriam pasukan Napoleon. Pada tahun 28 Mei 1811 terjadi kebakaran besar akibat kecerobohan para pasukan. Api bahkan merambat ke bangunan lain di kota Bratislava. Akhirnya pemerintahan Cekoslowakia pada Perang Dingin memutuskan membangun kembali kastil ini.

Kastil Bratislava dilihat dari bawah dengan beton pertahanannya.

Lihat lorong itu. Kalau mau keluar ya lewat sana.

Dan ini bagian dalam lorongnya.
Penelitian arkeologis dimulai pada tahun 1953 dan proyek restorasi panjang dilancarkan pada tahun 1957. Restorasi diselesaikan pada tahun 1968 walaupun pada Agustus 1968 penyelesaian sempat terganggu oleh invasi Cekoslawakia oleh Pakta Warsawa. Sejak itu, kastil ini menjadi tempat berdirinya Museum Nasional Slowakia.

Sisi kiri kastil ada taman seperti ini.

Nah ini bagian belakangnya. Banyak yang mojok di sini hahaha

Bunga yang masih bertahan di musim gugur. Bentar lagi kayaknya pada rontok ini.
Saya sempat melipir ke bagian belakang kastil. Ternyata ada taman bunga yang cukup luas. Saya gak lama berada di sini. Keburu baper liat banyaknya pasangan yang mojok. Saya nggak bisa dibikin sirik kayak gitu. Ketimbang mereka saya lempar pake batu, mending saya lanjut jalan, kan! hahaha.
Di bagian tebing yang dibeton, terlihatlah pemandangan kota Bratislava. Ya ampun cakep! Bangunan tua khas Eropa terlihat jelas dari atas situ. Oh ya, ada juga bangunan modern yang berbentuk piringan UFO. Menara ini termasuk dalam World Federation of Great Towers. Pembangunannya sendiri berlangsung selama 6 tahun dari tahun 1967 hingga 1972.

Pose dulu hehe

Menara UFO yang saya maksud.
Menara ini berada di tengah MOST SNP (Slovenského Národného Povstania) atau Jembatan Pemberontakan Nasional Slovak sepanjang 432,8 meter dan lebar 21 meter serta memiliki 2 lantai di mana bagian lantai bawah memiliki dua jalan setapak selebar 3,5 meter. Jembatan ini memakai struktur baja dan beratnya 8000 ton! Konon bagian UFO-nya terdapat restoran yang diperuntukan bagi kaum berdompet tebal. Ya wes, traveler jelata macam saya melipir saja hehehe.
Santai Asyik di Old Town Bratislava
Kayaknya sebagian besar kota di Eropa ini ada kawasan old town alias kawasan kota tua-nya. Tak terkecuali Bratislava ini. Dari kastil, kami kembali turun ke bawah menggunakan bus dan setop di sebuah halte tak jauh dari pusat kawasan tua-nya.
Di sini, saya dan Ari lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk, ngemil, jalan sedikit, duduk lagi, ngemil lagi. Repeat! Hahaha. Kami sempat mampir ke sebuah swalayan dan membeli donat soalnya. Nah, untuk harga makanan dan minuman di Bratislava ini juga tergolong murah. Saya curiga, saking bedanya harga, jangan-jangan penduduk Wina belanja mingguan atau bulanannya di sini secara jaraknya dekat hehe.
Saya suka banget suasana kota tua di Bratislava ini. Tenang dan menghanyutkan. Sambil menikmati suasana alun-alun, kami menyantap camilan itu sembari terus memantau ke sekeliling.

Tram di Bratislava.

Salah satu kawasan Old Town-nya.

Nyesel juga gak beli cinderamata apapun huhuhu.
Oke, tadi saya udah bilang bahwa tiket terusan transportasi Bratislava termurah bukan? Dan, ternyata ongkos toilet di Bratislava ini juga termurah di antara semua destinasi yang kami datang di Eropa. Untuk menggunakan toilet umum yang super bersih, kami hanya membayar EUR 0,3 atau setara IDR 5000 saja. Bayangkan, di kota lain, ongkos ke toilet ini bisa sampai EUR 2 loh!
Inilah pusat bersejarah kota Bratislava. Banyak bangunan tua dari abad pertengahan di sini. Salah satunya Katedral Santo Martinus yang merupakan gereja terbesar dan tertua di Slovakia. Dulu, gereja ini digunakan sebagai tempat pemahkotaan raja-raja Hungaria dari tahun 1563 hingga 1830.

Salah satu gereja tua.
Oh ya, di sekitaran Old Town ini ada beberapa patung terkenal yang diburu wisatawan. Ya mirip seperti perburuan mural di Penang-lah. Yang paling terkenal ialah Čumil Statue atau Man At Work yang bisa juga diartikan sebagai pengamat.
Ada dua kemungkinan penjelasan untuk namanya. Rumor pertama mengatakan bahwa ia adalah pekerja era komunis pada umumnya yang tidak peduli dengan pekerjaan yang seharusnya ia lakukan. Menurut rumor kedua, dia mencari sesuatu di bawah rok wanita makanya dia bersembunyi di dalam gorong-gorong hahaha.

Patung Cumil yang terkenal itu.
Ada beberapa patung lagi di sekitaran Old Town ini, tapi saya dan adik nggak ngeh haha. Tahunya mesti cari Čumil doang sehingga patung paparazzi, napoleon soldier, schone naci tak kami temukan. Lebih tepatnya, ya emang nggak kami cari. Ya sudah nggak apa-apa. Semoga nanti ada kesempatan lain untuk kembali ke kota yang tenang dan nyaman ini.
Hari beranjak sore saat kami tiba kembali di apartemen Bang Juraj. Lagi-lagi, atas kebaikan hati mereka, kami disiapkan makan malam berupa menu tradisional khas Slovakia. Saya lupa namanya, namun saya tak pernah lupa akan kelezatannya. Saya kembali terharu saat keesokan subuh sesaat kami akan meninggalkan apartemen menuju terminal sentral (berbeda dengan terminal sebelumnya), kami disangui bekal roti dan bahkan dikasih oleh-oleh segala. Ya ampuuun baiknya. Semoga keluarga baik ini dimurahkan rezekinya, amin.

Bagian dalam salah satu bangunan di old town.

Pengemis tapi milih duduk di lorong sepi.

Old Town Bratislava
Yupp, nambah pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Blog nya bagus.
Terima kasih sudah mampir 🙂
Lokasi Bratislava ini memang kayak Vientiane di Laos, lokasinya deket perbatasan. Semoga next time bisa menyediakan waktu cukup lama di Bratislava, aku juga ingin eksplor kota ini. Bratislava ini ibukota yang cukup maju (at least ada sistem tram yang cukup intensif) tapi nggak terlalu metropolis.
Jarak Bratislava ke Wina seingatku gak sampe 2 jam. Jadi, kalau orang mau berangkat ke LN, mending lewat Wina yang bandaranya lebih besar. Bahkan, saat aku naik bus dari Wina ke Bratislava, busnya sengaja ke bandara dulu karena ternyata busnya nge-hub bandara juga.
Secara metropolis ternyata gak jauh beda, hanya di Bratislava ada kawasannya sendiri. Tenang kota ini Nug. Kalau mau kontemplasi cocok hwhwhw
Asli aku langsung browsing, dan ternyata ‘setop’ itu kata baku wkwk. Anw, keliatan banget dari foto-fotonya Mas Yan, kotanya tenang, syahdu, dan minimalis ya, bangunannya gak yg heboh heboh gitu. Bersih banget pulak! Dan toiletnya kok bisa mursida siiihhhh~~
Haha iya, setop kata baku. Tapi, aku banyak pakai kata gak baku di postingan-postinganku loh hehehe. Kadang masih suka nyelip typo juga :p
Bratislava ini kotanya tenang, adem, cocok buat santai-santai ya Om. Aku jadi pengen jalan kaki keliling kota, masuk-masuk ke gang di antara bangunan-bangunan lamanya.
Iya betul. Amin, semoga berkesempatan main ke sana ya.
Wah keren banget, aku belum pernah ke Eropa, apalagi Eropa Timur. BTW kalau dengar “Bratislava” aku jadi ingat film “Euro Trip”, hehehe (generasi 90-an biasanya paham :D)
Haha aku nonton juga film ini. Lebih ke komedi ya. Kalau roadtrip movie banyak yang lebih kece 🙂
Istilahnya sekali dayung 2pulau terlewati ya om. Patung cumil, ahhh pengen juga foto sama patung cumil. Baca blog omnduut jadi nambah pengetahuan aku ttg 2 negara Ceko dan Slowakia. Tapi ini beneran jarang ada ya om, toilet di terminal bersih dan gratis.
Iya. Untuk sekelas London aja, udahlah mesti bayar, eh gak begitu oke pula haha. Semakin kecil negara, semakin bagus. ^^
Patung cumil dan menara ufo tuh menarik perhatian banget ya kak. Btw jauh-jauh kesana sarapan indomi tuh udah mewah ya hahaha
Haha, indomie sungguh jadi penyelamat. Untungnya hampir tiap kota ada yang jual 🙂
Itu malah saya yang gemetar lihat foto yang berpose dari ketinggian. Memang sayanya yang takut ketinggian hahaha.
Nah harusnya pembangunan memang seperti itu. Bangunan modern jangan sampai menggantikan bangunan lama. Apalagi bangunan tua tuh banyak yang cantik sekali bentuknya
Aslinya aku juga takut ketinggian haha. Tapi berhubung tempat duduknya lebar jadi ngerasa aman dan di baliknya itu nggak langsung jurang tapi ada kayak bukit-bukit gitu. 🙂
Bratislava, salah satu kota yang aku ‘bintangi’ kalo aku main lagi ke Eropa. Ternyata bangunan tuanya ngga kalah bagus sama yang ada di Brussels atau di Stockholm. Cakep-cakep amatt! Duduk-duduk di pinggir sungainya pasti asik sembari makan sandwich *lalu berhayal
Kalau gak ada sandwich, kebab juga boleh hwhw.
Wahh kayaknya worth it juga ya one day tour kesana mas. Bisa ngeliat banyak tempat dalam sehari. Selain itu ngeliat desain bangunannya kayak berada di film-film detektif. wkwk
Haha iya betul. Minimal one day tour kalau mau main ke sini 🙂
Negara negara di Eropa Timur keren-keren ya. Baru pernah ke Eropa Barat beberapa tahun lalu itu pun karena dapat hadiah gratis .
Kalau negara negara ceko dan slovakia gitu pakai bahasa apa mas.
Mereka punya bahasa sendiri mbak. Tapi mostly komunikasi pakai bahasa Inggris 🙂 Untuk percakapan sederhana, mereka (dan tentu saja aku haha, soalnya ku juga gak jago) bisalah ^^
Yang aku liat dari fotonya kayanya kawasan old town memang lebih ramai ya mas ya. seru juga deh baca blusukan gini, jadi ngeliat tenangnya kota di Slovakia sana 😀
Iya, karena old town-nya banyak kafe dan resto gitu tempat orang hang out 🙂
Ini bulan apa ya ke Bratislavanya? Kok kayak sendu gitu cuacanya…haha…Walaupun pohon sedikit tapi kok teduh aja dan bersih kotanya. Seneng yah kalau jalan-jalan ke ErTim, banyak bangunan lama, aku sukak…Pengen juga deh kapan-kapan ke sana tapi lebih santai gitu, engga ikut tour. Jadi engga diburu-buru.
Bulan Oktober mbak, di musim Gugur jadi memang suasananya kelabu gitu haha.
Kotanya bagusss yaaa, paling suka kota yang damai dan tenang begini~ nggak begitu besar, tapi juga nggak bisa dikatakan kecil. Ditambah bangunan-bangunannya yang menarik 😀 jadi tertarik untuk visit habis lihat foto-foto di sini~ ❤
Iya, bagi yang suka suasana tenang, cocok banget 🙂 nggak sepadat kota-kota lain.
Paling suka kota yang mempunyai bangunan-bangunan tua seperti ini. Bakalan banyak objek yang asyik buat difoto. Kok saya baru dengar banget ya nama kota Bratislava ini haha kuoer banget. Kalau Cekoslovakia udah dari kecil zaman SD aja udah sering lihat di berita.
Haha iya, dulu pasti berita soal Cekoslowakia heboh ya mbak.
Seru banget ya om.
Saya sih selalu penasaran, apa boleh ya menerbangkan drone di sekitar kastil. Mengambil gambar kastil dari udara pasti keren banget nih.
Kalau ke Eropa harus memperhitungkan banget biaya toilet ya. Gila juga ya kalau ke toilet bisa 2 Euro. 10x buang air bisa bangkrut juga ya. ahahahha
Kalau di Bratislava sih sepi ya, penjagaan juga hampir nggak ada, tapi ntah boleh apa nggak. Kayaknya mesti cari info soal itu kalau mau ke sana, ketimbang kena tembak disangka mata-mata yekan haha
Hampir semua kota-kota di Eropa wisatanya meliputi kawasan kota tua, makanya mereka merawat betul kelestariannya. Meski beberapa sudah disulap menjadi hotel, restoran, dan museum, tapi fasad aslinya masih terjaga. Ditinggal beberapa tahun pun masih akan sama bentuk kotanya.
Berbeda dengan negara berflower, ditinggal setahun aja udah berubah dengan banyak bangunan baru dan alat transportasi yang baru. Bedanya lagi, toilet memang bersih kalau di negara maju. Kesadaran masyarakatnya untuk membuang sampah pada tempatnya dan tertib dalam urusan pertoiletan sudah tahap sadar penuh. Makanya toiletnya bagus dan bersih. Di kita masih dalam tahap belajar dan menuju. Belum menjadi sebuah kesadaran kolektif.
Kalau kata Mbak T, kadang membosankan juga Eropa itu. Ditinggal 10 tahun, ya gitu-gitu aja haha. Palembang ditinggal setahun aja pas balik kaget, banyak mal baru.
Saya sempat nyimak Bratislava, dan menjumpai banyak wallpaper di ponsel, dan baca artikelnya disini, waduh saya jadi pengen nyiapin budget juga buat kesana, coba aja dikasih hitung-hitungan budgetnya, pasti bakalan seru iya nggak sih ? paling seneng kalo banyak gratisannya, wkwkwk
Hi Mas, makasih udah mampir 🙂 untuk rincian itinerarynya sudah ditulis di sini https://omnduut.com/2018/11/08/aha-ini-dia-persiapan-dan-itinerary-25-hari-jelajah-eropa/
wow unpredictable destination nih, kereen ternyata city walk nya
Iya, asyik kotanya 🙂
Selalu ngefans sama kawasan kota tuanya Eropa, Bratislava kelihatannya nggak membosankan ya mas kotanya, sejauh ini hanya menikmati postingan teman2 dahulu yang kesana. Eropa masih jadi dream destination entah kapan wkw.
Selalu gurih tulisan-tulisannya omnduut. Seruu!
Terima kasih mas. Untuk liburan emang seru. Ntah kalau jadi tempat tinggal apakah lama-lama jadi bosen atau nggak haha. Tapi emang cakep sih kota ini.
Baca ini saya jadi inget adegan di EuroTrip. Pas nyampe Bratislava yang waktu itu pascaperang, mereka mendadak jadi kaya raya karena mata uang lokal harganya lagi jatuh banget. Hehehe…
Aku nonton film itu tapi lupa sama adegan yang dibilang haha. Kayaknya bisalah aku tonton ulang ini 🙂
Kocak banget pas bagian itu, Om. 😀
Nonton lagi ah 🙂
Ping balik: Aha! Ini Dia Persiapan dan Itinerary 25 Hari Jelajah Eropa | Omnduut
Ping balik: Gagal Klimaks di Kota Secakep Praha | Omnduut
Bratislava ini sepi banget ya Mas untuk ukuran kita orang Indonesia. Sempat main ke Old Townnya itu dan sepi banget. Jadi mikir ini penduduknya pada kemana? Hahha..
Tapi UFO towernya iconic banget sih emang.
Iya haha, tapi berhubung aku suka yang sepi-sepi jadi aku menikmati banget. Yang jelas mau foto gak mesti rebutan dan jarang bocor haha.
Foto yang bocor emang nyebelin buat sebagian besar traveler ya, latarnya jadi keganggu haha.
Atau kalau mau bocor, bocor aja sekalian haha. Kayak foto2 di tengah keramaian gitu kalau diambilnya tepat jadinya bagus.
Kalau disengaja kaya gitu malah orang-orang ramenya jadi background yang oke ya. Emang balik ke selera lagi hehe.
wah kotanya bagus banget yah, jadi pengen ke sana