Kopdar / Pelesiran

Paras Semarang di Gemerlap Semarang Night Carnival 2017

.

“Pak, Magelang arah sebelah mana ya?”

“Oh, terus aja ke utara, nanti belok ke timur, ketemu perempatan, belok ke barat.”

Sebatas itu. Iya, sebatas itu kenanganku terhadap Semarang (baca : Jawa Tengah), yang untuk pertama kali aku datangi 15 tahun lalu. Saat itu aku dan keluarga telah menempuh perjalanan panjang dari Palembang menuju Magelang untuk silaturahmi ke kediaman om dan tante yang baru ditugaskan bekerja di sana. Tak hanya itu, tujuan kami datang ke Magelang tentu saja membawa misi maha penting : berlibur, hehehe.

(Sopir) Kami yang memasuki padatnya kota Semarang sempat bingung menentukan arah. Sayangnya, ketika bertanya, jawaban itu yang kami dapatkan. Untuk yang tak terbiasa mendapatkan arahan menggunakan arah mata angin seperti kami yang orang Sumatra ini, ya kagok juga. Google maps? Boro-boro. Bisa internetan dan chatting di MIRC aja dulu bangganya setengah mati hidup.

Selamat Datang di Semarang, Yayan!

Hampir disepanjang usiaku yang masih remaja (((REMAJA))) ini, telah aku lalui dengan beraneka ragam penolakan termasuk ditolak ikutan America’s Next Top Model. Siapa sangka, belum tiba di Semarang, aku lagi-lagi harus mengalami pengalaman ditolak petugas masuk oleh petugas T1 Bandara Soekarno Hatta dikarenakan jam terbangku masih terlampau lama.

Hwhw, ya nasip, berangkat dari Palembang Kamis sore dan penerbangan ke Semarang baru dilaksanakan Jumat pagi. Niatnya sih mau tidur saja di ruang tunggu dalam. Ternyata gak boleh (ya emang gak boleh tauk, Yan! Hwhw). Ya wes, aku tunggu aja di luar, berselimutkan angin malam hwhw. Walaupun biasa ngegemper di mana-mana, tetep ya ngebayangin kalau Soekarno Hatta kayak KLIA2 yang penuh karpet, kan aku bisa tidur telentang di lantai. -lalu nampaklah gunung Fuji uhuk. Kali kedua nih ditolak masuk bandara Soekarno Hatta setelah 4 tahun lalu ditolak juga di Terminal 3. Nasip…nasip! hahaha.

Ke Semarang tapi gak foto di sini, apa kata Nobita!

Gak biasanya aku woro-woro perjalanan ke Sosmed. Namun, karena fam trip Semarang ini aku minim informasi, jadi aku sengaja nyetatus berharap ada yang kenal dan bisa jalan bareng nanti di Semarang. Diketahui, mbak Nita Sellya –Nitasellya.com akan hadir juga. Yeay! Asyik, bisa jumpa lagi pasca jalan bareng di Festival Musi Triboatton tahun lalu di palembang.

Tak lama, mas Aldi aka Taufan Gio –disgiovery.com mengontak melalui WA. Ternyata mas Aldi juga akan hadir ke Semarang. Bahkan kita satu pesawat! Yeay, akhirnya setelah lama kenal di dunia maya, Semarang mempertemukan kami. “Ironisnya” akibat perubahan gate secara mendadak, aku baru ketemu mas Aldi begitu mendarat di bandara Ahmad Yani di Semarang. Sebagai gantinya, di dalam pesawat, aku sempat ketemu mas Timo -mixedupalready.com dan Rere –atemalem.com.

Pertemuan dengan Kak Hita –parah1ta.com, salah satu personel duo ginuk dan Lenny –len-diary.com semakin bikin suasana kian seru. Sambil nunggu Richo -richotraveling.com ngambil koper, kita ngobrol beberapa hal. Sebagian sih pada penasaran nanyain aku tidur di mana semalam hahaha. Nah, begitu urusan nunggu bagasi kelar, kita keluar dan udah disambut sama panitia Fam Trip Semarang dan langsung diculik ke Soto Pak Man buat sarapan. Katanya sih ini warung soto ngehits banget di Semarang. Macacih?

Perjalanan dari bandara ke soto Pak Man tidak terlalu jauh. Sekitar 20 menit saja. Begitu tiba, aku sempat melihat mbak Nita di luar restoran. Udah dadah-dadah, tapi pas mau salaman dilarang.

“Langsung masuk ya, salamannya nanti aja.”

Guide kami, dengan kejam tidak memberikan aku kesempatan itu hahaha. Demi hemat waktu katanya. Ya weslah. Begitu masuk ke dalam, wajah-wajah bengong terlihat, terutama dari Mia –jejakjelata.com yang sempat jalan bareng di Festival Panen Padi di Lampung Timur dan juga mbak Pungky –pungkyprayitno.com yang sempat jalan ke Taman Nasional Tanjung Puting, akhir tahun lalu.

Berkunjung ke Tapak Mangrove ini seru bingits!

“Hah kok bisa datang ke sini?” tanya Mia. Dengan tatapan kaget macam ketemu Nyle DiMarco Genderuwo.

Nah loh aku mau jawab apa hahaha. Berbeda dengan rombongan blogger lainnya, kedatanganku ke Semarang emang dikarenakan undangan oleh mas Uul dari Mix Media. Aku juga gak ngeh awalnya jalur undangan yang kami terima berbeda. Karena itu pula informasi yang aku dapatkan tentang kegiatan selama di Semarang juga terbatas karena gak masuk ke dalam grup WA hingga sekarang. Hwhw.

Yang ada dalam pikiranku itu hanya satu, “oh God, please no drama.” Hahaha, mengingat saat kedatanganku di Festival Krakatau tahun lalu sempat ada juga kabar tak sedap -kurang micin, perihal blogger undangan resmi dan gak resmi. Uhuk.

Di meja makan, ada wajah-wajah yang sudah kukenal. Misalnya saja Wira –wiranurmansyah.com yang udah berapa kali ketemu di Palembang, juga kokoh Hariadi -kopertraveler.id yang tersohor itu. Well, kayaknya aku berada di tengah kepungan seleb blogger ini. Belum lagi setelahnya jumpa bang Zia –zulhaq.com, Arya -aryanatarazqi.com, Tari –kuejahe.com, Daeng Ipul – daenggassing.com, mbak Dewi –travelisme.com yang datang sama suaminya mas Dimas -dimassuyatno.com, mbak Prima –primahapsari.com, mbak Oline -catatanoline.web.id.

Selain Mia, blogger asal Semarang yang ikutan yakni mas Sofyan -visitsemarang.com  dan Gus Wahid –guswahidunited.blogspot.co.id. Dan sebagai pelengkap, tak ketinggalan blogger asal Malaysia Zuan –unclezuan.com dan Shah yang merupakan digital content editor Suria Malaysia juga hadir dan menambah kesemarakan kegiatan di Semarang. Sungguh paket komplet! Dan aku merasa gak ada apaa-apanya diantara para seleb blogger ini. Asli!

Menikmati Malam Resepsi di Balaikota

“Lha emang siapa yang nikahan di Semarang, Yan?”

Haha nggak ada yang kawinan kok. Ituuu, acara malam pembukaan hari jadi kota Semarang yang ke-470 disebut sebagai malam resepsi yang dilaksanakan di Balaikota Semarang. Hahaha. Eh tunggu, sebelum hadir di malam resepsi di Balaikota ini, pasca mengunjungi soto Pak Man untuk sarapan, kami merasakan makan siang yang seru di danau Jatibarang, melihat atraksi monyet panjat pinang di Goa Kreo, mencicipi cemilan sehat dan melihat langsung proses pengolahan kolang-kaling di desa Jati Rejo, hingga seru-seruan nyobain motor trail dengan medan yang menantang.

Wah banyak ya? mana cerita lengkapnya? Tenang, nanti semua akan diceritakan secara terpisah ya. Termasuk kegiatanku di hari selanjutnya yakni mendatangi Desa Wisata Tugu untuk menanam bakau di Tapak Mangrove, makan makanan istimewa di Semawis, kawasan pecinan yang terkenal dengan sentral kulinernya, juga, termasuklah kunjunganku ke Lawang Sewu dan Kota Lama Semarang yang aku lakukan diluar jadwal fam trip.

Gereja Blenduk, salah satu bangunan bersejarah yang ada di Kota Lama Semarang

Malam itu, di Balaikota, kami semua menikmati pertunjukkan Surya Orkestra yang sangat memukau. Asli keren! Musiknya cadas, yang nyanyinya oke, kostumnya menawan, apalagi mereka sempat menyanyikan lagu India muahahaha. Prestasi Surya Orkestra ini sudah mendunia. Mereka udah pentas dimana-mana bahkan lintas benua. Kerennya maksimal! Di malam Resepsi Hari Jadi ke-470 kota Semarang pula, untuk pertama kalinya aku “bertemu” dengan bapak Hendrar Prihadi, walikota Semarang yang masih berusia muda.

Balaikota malam gini cakep

Orkestra gini tapi bisa nyanyi lagu India! Juara!

Aku sangat menikmati malam resepsi tersebut, walaupun agak salah tingkah juga, mengingat aku datang tidak dengan pakaian resmi. Ternyata, informasi mengenai pakaian ini disampaikan melalui siaran di grup WA dan melalui email yang nggak aku dapatkan. Teman-teman blogger lain kompak datang dengan mengenakan batik. Nampak gagah dan cantik. Namun, untungnya aku (begitu juga Zuan dan Shah) yang datang dengan pakaian biasa tidak ditolak masuk oleh pihak pengamanan. Sungguh aku capek ditolak pak –sumpah, bukan curhat hahaha.

Kami meninggalkan Balaikota sekitar pukul 10 malam. Acara belum sepenuhnya selesai memang, namun panitia memutuskan untuk kami pulang duluan karena kami harus beristirahat mengingat kegiatan keesokan harinya tak kalah padat dengan hari ini. Terlebih lagi, pada esok malamnya pulalah, acara inti perayaan ulang tahun kota Semarang berupa Semarang Night Carnaval akan dilaksanakan. Huaaaa, gak sabar!

Gemerlap Cahaya di Semarang Night Carnival

Bertempat di Titik O Kilometer, Kawasan Johar, acara karnaval yang telah menjadi agenda nasional Kementerian Pariwisata RI di tahun 2017 ini mengusung tema : Paras Semarang. Berbagai macam atraksi ditampilkan di Semarang Night Carnival (SNC) ini. Misalnya saja parade kostum yang ditampilkan dengan iringan musik dan tarian.

Semarang Night Carnival dibuka oleh bapak Walikota Semarang

Kemeriahan SNC dibuka oleh pertunjukkan marching band yang dibawakan oleh pria-pria berseragam –memakai istilah Trinity, dari Akademi Militer. Dulu, waktu ke Magelang, aku sempat juga melewati kampus tempat Akademi Militer ini melakukan pendidikan. Dan, di SNC, untuk pertama kalinya aku dapat melihat aksi mereka.

Atraksi marching band oleh Akademi Militer

Dengan iringan berbagai jenis alat musik, mereka membuka SNC dengan penampilan yang keren. Belum lagi kepiawaian mayoret melempar tongkat ke udara.

“Bu, itu anaknya nanti kena tongkat loh,” ujar seorang pengunjung.

Tapi, si ibu yang dimaksud tetap santai cenderung cuek sambil tetap memainkan gawainya memotret dan merekam aksi marching band ini dari jarak dekat.

“Ya, si ibu ngeyel ya dibilangin. Itu anaknya kalo kena tongkat bahaya, tahu!”

Hwhw, aku menyimak aja deh pertarungan dua ibu-ibu. Lol. Tapi emang, bener tuh, kalo kena tongkat kan bahaya. Ini baru sajian pembuka tapi penonton udah meringsek masuk ke panggung utama. Aku berusaha untuk maju ke depan, tapi menyerah. Kalau berdiri kasihan yang di belakang nggak kelihatan. Kalau duduk, susah motret karena terhalang orang yang posisinya lebih depan. Ya sudah, aku balik ke belakang. Alhasil, tiap kali kelompok lain menunjukkan kebolehan, aku naik ke atas kursi untuk mengambil gambar.

Kostum Burung Blekok. Indah ya, warna putihnya menyala di gelapnya malam. Alagh.

Kalau gak salah ini rombongan Kembang Sepatu

Ini kostumnya keren-keren banget dan aku jamin berat dan gak nyaman. Tapi asyiknya, yang pake tetap tersenyum manis. –kasih jempol. Aku suka semua kostum-kostumnya. Misalnya saja kostum burung Blekok (Ardeola speciosa) yang memang banyak ditemui di pulau Jawa khususnya Jawa Tengah. Trus ada lagi penampilan kostum Bunga Kembang Sepatu, Lampion dan bahkan kuliner Semarang yang enak-enak itu dapat diadaptasi ke dalam kostum!

Ternyata, SNC juga menjadi “panggung” pertunjukkan bagi atraksi seni dari beberapa negara sahabat. Ada 4 negara yang berperan serta dalam karnaval tahun ini. Keempat negara itu yakni Taiwan, Thailand, Korea Selatan dan Sri Langka. Walaupun dari segi jumlah mereka kalah banyak, tapi apa yang mereka tampilkan menjadi warna tersendiri di SNC 2017 ini.

Defile dari Sri Langka.

Penonton nampak menikmati atraksi yang mereka tawarkan. Kostum mereka juga bagus-bagus walau terlihat lebih simpel jika dibandingkan dengan defile tuan rumah. Intinya, para penampil bersinergi untuk menunjukkan kebolehan dan mereka berhasil memukau penonton. Tak hanya penonton di panggung, namun mereka akan melakukan parade hingga ke Lawang Sewu malam itu. Wuih kebayang ya perjuangan mereka kayak gimana.

Kunjunganku ke Semarang bisa jadi terlampau singkat terlebih jika waktu singkat itu digunakan untuk menguak pesona yang ada di sana. Masih banyak sekali tempat yang belum aku datangi, salah duanya Sam Po Kong dan Masjid Agung yang terkenal itu.

Berpose bareng istrinya pak Walikota. Sampai jumpa lagi Semarang! 🙂

Mesti banget kan ya balik lagi ke Semarang. InsyaAllah, mudah-mudahan jika ada waktu, kesempatan dan rezekinya. Selamat ulang tahun kota Semarang yang ke-470, semoga makin kinclong, makin memperkaya khasanah dunia pariwisata di Indonesia. Semarang, tunggu aku, ya! Aku mau menyesatkan diri ke Semarang dan daerah lain di Jawa Tengah. Asal… aku udah hapal dulu peta mata anginnya hwhwhwhw.

Iklan

62 komentar di “Paras Semarang di Gemerlap Semarang Night Carnival 2017

  1. Semarang dalam tulisan Yayan terasa semakin seksi. Dan Night Carnival nya membuat tempat ini makin dilirik oleh wisatawan. Foto-fotonya bagus semua Yan

  2. Hahaha rangkaian acara ulang tahun semarang malah aku gak sempet datengin om hiks. Maklkum sibuk nguli.
    Btw kuliner di pecinan itu namanya Semawis om bukan Samawi hehe. Semawis artinya semarang wisata.😉

    • Mirip Festival Citra Warna di Kuala Lumpur namun versi yang lebih kecil. Aku ngarep bisa ke Jember Festival nanti. Pasti kece banget ya.

  3. Sesama remaja aku cuma mau bilang, itu beneran loh bajunya berat! Meskipun senyum pas make, setelahnya pasti nangis. Hahaha. Eh aku belum pernah ke Semarang deng. Jadi pingin kesana deh baca tulisan ini 🙂

  4. Setuju… kostumnya cakep2 banget… Aku ke Semarang dulu pas baru lulus SMA. Datang langsung makan soto. Kaget. Kok porsinya kecillll. hihihihi. Kebiasaan makan soto pakai mangkok gede. 😀

    • Aku juga kaget mbak hahaha, karena kalo di Palembang ya mangkuknya sama kayak mangkuk bakso gitulah 🙂 tapi ternyata porsinya pas juga buat ngeganjel aka sarapan. Soalnya ada sate, dan gorengan juga hehehe

  5. Seneng bgt ini dinyanyiin lagu India.. Joget ya Om Yan? Pastiii.. Nyahaha.. 😀 Seruuu bgt, kece yah itu kostum2 karnavalnya.. Gonjreng2 warnanya.. Fotonya baguuus Om.. Btw, ke Semarang tp aku blum pernah foto d Lawang Sewuuuu.. Hiks, apa kata Doraemon?! XD

    • Hahaha, joget sih enggak ya. Behave behave behave hahaha, malu diliatin temen blogger lain. Tapi ikutan nyanyi sih iya hwhwhw.

      Nah loh apa kata Sizuka? hwhwhwhw

  6. Ping balik: Semarang ‘Banjir’ Hiburan | Zia Ulhaq

  7. Jadi, ke acara resepsi pake kaos, celana pendek, dan sandal jepit? 😀
    Coba WA aku, Yan. Aku kasih petunjuk soal kostumnya *kasih advice soal kain kodian haha

    Btw, aku suka liat foto2 acaranya. Meriah dan tampak gegap gempita. Yayan keren deh diundang ke acara ini. Ketemu dan kumpul bareng banyak blogger seleb 🙂

  8. semarang sekarang terus berbenah ya … semakin dibuat menarik, jadi pengen main2 kesana lagi … apalagi nanti kalau tol dari jakarta sudah nyambung terus sampai lewat Semarang, bakalan semakin banyak turis lokal 😀

  9. Hai OomNduut salam kenal. Membaca postingan ini saya semakin kangen dengan Semarang. Gak nyangka sekarang makin hip dan rame

  10. Ping balik: Pesona Mangrove Tapak Semarang | Omnduut

  11. Ping balik: Singgah Sekejap di Lawang Sewu | Omnduut

  12. Ping balik: Empat Paras Semarang di Semarang Night Carnival 2017 - Parah1ta.com

Tinggalkan Balasan ke omnduut Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s