Pelesiran

Singgah Sekejap di Lawang Sewu

.

Rasanya ada yang kurang jika datang ke satu tempat, namun tidak mendatangi bangunan/tempat yang menjadi ikon kota tersebut. Misalnya saja kalau kamu ke Palembang dan gak ketemu aku, pasti rasanya ada yang kurang. Iya, kan? Iya, kan? Eh salah ya? –tolong timpuk aku dengan cinta. Maksudnya tadi, kalau ke Palembang nggak ke Jembatan Ampera (lalu selfie di sana), rasanya nggak seru gitu hwhw.

Nah, perasaan  itulah yang aku rasakan saat berada di Semarang dalam rangka mengikuti kegiatan Semarang Night Carnival beberapa waktu lalu. Kebetulan aku dan rombongan menginap di salah satu yang bertempat di kawasan Pandanaran. Ternyata, hotel tersebut dekat sekali dengan Simpang Lima, tempat berdirinya Lawang Sewu ini. Sayangnya, berkali-kali lewat Lawang Sewu, aku hanya dapat memandang dengan tatapan kosong –alagh, mau mampir tapi waktunya nggak ada.

Keindahan gedung Lawang Sewu

Alhamdulillah, setelah mengunjungi Mangrove Tapak, aku punya waktu sekitar 1 jam-an sebelum mengikuti agenda selanjutnya. Setelah meminta izin dengan panitia, aku dan beberapa blogger lain memilih untuk turun dari bus dan bergegas mengeksplorasi sebagia bangunan yang ada di Lawang Sewu ini. Cus!

Selamat Datang di Lawang Sewu

Dengan membeli tiket seharga Rp.10.000, aku dan beberapa blogger lain mulai memasuki area yang bernama lengkap Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij  ini. Ribet ya namanya? Hehe. Bangunan yang mulai dibangun pada tanggal 27 Februari 1904 ini dulunya juga merupakan kantor NIS (Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij) aka kantor kereta apinya.

Salah satu foto favoriku dari Lawang Sewu

Kalau dihitung sih, usianya udah 113 tahun. Seperti umumnya anggapan orang Indonesia kalau bangunan tua itu angker, citra itulah yang (sempat) melekat pada Lawang Sewu ini. Dulu juga aku tahunya Lawang Sewu dari tayangan Dunia Lain. (eh dulu muncul hantu nggak, sih? Hwhwhw). Karena tayangan itulah, kesanku terhadap gedung yang berarti Seribu Pintu ini juga rada horor.

Tapi, apa benar gedung ini seram?

Herannya, begitu beranjak masuk ke area dalam, aku sama sekali nggak merasakan aura nggak enak terhadap Lawang Sewu. Bisa jadi karena datangnya siang hari ya. Atau juga aku udah kadung terpukau dengan arsitektu gedung tua yang indah ini. Kesannya kokoh dan dibangun dengan perancangan yang sangat matang.

Suasananya rindang dan asri

Tahapan renovasi Lawang Sewu

Pose dulu hehe. Foto oleh @Atemalem

Saat akan menyiapkan tulisan ini, aku sempat googling dan melihat kondisi Lawang Sewu sebelum direnovasi. Emang sih nampak berantakan, kusam dan horor. Herannya, begitu melihat langsung, yang ada aku langsung merasa betah. Kawasannya rindang. Terlebih dengan keberadaan pohon besar di tengah bangunan. Secara umum bangunan di Lawang Sewu ini juga bersih dan terawat.

Seperti halnya pengunjung lain, tentu saja aku gak menyiakan kesempatan untuk berfoto-ria hehehe. Berbagai macam gaya dan lokasi kami jadikan tempat berfoto. Kapan lagi, kan? Mumpung di Semarang dan waktu untuk berkeliling Lawang Sewu pun terbatas, tak sampai 1 jam, sebelum kami harus bergegas kembali ke hotel dan berkumpul di waktu yang sudah ditetapkan panitia.

Berkeliling ke Atap Lawang Sewu

Nggak semua bangunan terbuka untuk umum. Ntah alasannya apa. Bisa jadi alasan keamanan atau juga pengelola ingin konsentrasi pengunjung hanya berpusat di beberapa titik saja sehingga mudah diawasi. Di lantai bawah, aku sempat melihat beberapa ruangan yang berisi foto-foto Semarang tempo dulu. Termasuklah menampilkan foto lama Lawang Sewu atau saat pemerintah merenovasi gedung ini.

Kayak tangga yang ada di Museum Bank Mandiri

Di waktu yang singkat ini, aku juga sempat janjian dengan beberapa teman dari Komunitas Postcrossing Indonesia. Lumayan banget, janjiannya dadakan, tapi ada 6 orang yang berkesempatan datang. Sebagian udah pernah ketemu sebelumnya saat meet up nasional di Monas, Jakarta. Sebagian lagi baru ketemu di Semarang ini.

Jadilah, dua rombongan dari circle  yang berbeda (blogger & postcrosser) bergabung mengeksplor Lawang Sewu bersama-sama. Kami sempat juga main ke atap salah satu gedung yang memang terbuka untuk umum. Dan bisa dibilang, bagian atap inilah yang menjadi tempat paling menarik di Lawang Sewu. Kenapa? Soalnya desain atapnya bikin aku terkagum-kagum. Emang kece ini bangunan yang  dirancang oleh TH Delft dan B.J Quendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam ini.

Dijepret dari jendela atap

Dijepret dari lubang yang ada di atap

IF @AryanataR

Tidak jauh dari tangga menuju atap, ada sebuah tangga kayu (hampir) vertikal yang digunakan untuk menuju kubah paling tinggi di bagian atap. Mbak Tintin penasaran banget dan mencoba menaiki tangga tersebut lebih dulu. Karena nggak ada tanda larangan, aku juga mencoba menaiki beberapa anak tangganya. Nggak sampe atas banget, karena ngeri juga takut jatuh hehe.

Hal lain yang menarik dari bagian atap ini adalah, aku dapat memotret sebagian besar bangunan Lawang Sewu dari beberapa jendela yang ada. Lumayanlah, dari atas sana, sebagian sisi kota Semarang juga terlihat walaupun lebih banyak terhalang bangunan tinggi lain yang ada di sana. Tak terasa, lebih dari 30 menit kami mengelilingi Lawang Sewu, aku dan teman-teman blogger harus segera kembali ke hotel.

Masih banyak lagi area yang belum aku lihat di Lawang Sewu ini. Termasuklah bunker bawah tanah yang katanya seram itu. Hmm, jadi keingat bungker Museum Fatahillah yang bikin aku merinding saat berkunjung ke sana. Semoga suatu saat nanti aku bisa kembali lagi ke Semarang, untuk menuntaskan rasa penasaran terhadap Lawang Sewu dan objek wisata lainnya yang belum sempat dikunjungi.

Next, berkunjung saat malam, yes! Ada yang mau temenin?

See you again Lawang Sewu

LAWANG SEWU

  • Komplek Tugu Muda, Jl.Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, 50132

  • Buka dari Pkl 07:00 sd 21:00

  • HTM Rp.10.000. Jika mau masuk ke bawah tanah Rp.30.000

Iklan

102 komentar di “Singgah Sekejap di Lawang Sewu

  1. Sekarang Lawang Sewu sudah gak angker, aku sendiri belum sempat explore sampai atap dan bawah tanah. Tapi sudah ke situ sih.

    Kantor tersebut adalah cikal bakal kereta api Indonesia.

  2. Itu tangganya yg ada di film ayat-ayat cinta wkwkwk.
    2 tahun sebelumnya, bagian tangga itu juga tertutup untuk umum om. Tapi skrg sudah dibuka kembali, dan menjadi spot favorit untuk berfoto. Gak bosen liat kaca patrinya yg keren banget!

    • Oalaah, iya juga ya. Aku jadi inget, kok rasanya familiar sama tangganya hehe. Itu juga ada bagian yang gak boleh dinaiki Jo. Tapi lumayanlah bisa foto bagian itu.

  3. Brati kunjunganku ke Palembang kemaren udah afdol banget ya, Yan.. Ketemu kamu, trus foto juga di Jembatan Ampera ama kamu.. Afdol buanget ini pokoknya 😂😂😂

    Dan aku baca tulisan ini sambil mikir, sepertinya aku belum bikin tulisan tentang Lawang Sewu, padahal kesananya udah beberapa tahun lalu 😁😁😁

  4. Menurutku dulu Lawang Sewu emang kesannya angker, namun krn banyak blogger, media dll yg mengulasnya, lama2 dia ngehits jd jujugan wisata ygbwajib dikunjungi kalau ke Semarang 😀

  5. Museum Fatahillah, Jakarta pada saat siang atau malam tetep horor.
    Bungkernya juga samaa ajaaaa.

    Aku suka foto :
    Kayak tangga yang ada di Museum Bank Mandiri
    Dijepret dari jendela atap

    ^ Kelihatan ciri khas bangunan Belanda banget. 😀

  6. Aku pernah ke Lawang Sewu baik siang maupun malam Yan. Kalau malam emang auranya agak-agak gimana gitu, terutama di bagian tertentu. Tapi aku tetep suka karena Lawang Sewu jadi makin cantik difoto pada malam hari.

    • Salut sama jajaran petinggi di Semarang, yang berhasil menyulap tempat ini jadi objek wisata (dan semestinya emang begitu sih ya). Semoga Lawang Sewu makin cakep di kemudian hari.

  7. Awalnya waktu liat foto temen, foto yg dicomot dari @atemalem itu sempat aku kira di jogja loh.., ternyata itu Lawang Sewu. Tempatnya unik, kirain yang dibelakang itu cermin, ternyata pintu beneran yang berjajar. Emang di lawang sewu beneran 1000 pintu ya om? Kalau ke Semarang wajib lah kesini

    • Gak sampe kayaknya. Biasalah, biar terdengar grande, makanya disebut sewu, macam masjid seribu tiang di Jambi, jumlahnya gak segitu juga. Hal yang sama berlaku di kepulauan seribu hehe

  8. Pertama kali ke Semarang dan cuma foto di depan gedungnya. Saya dong om, ke sana pas malam hari, pas earth hour pulakkk, makanya Lawang Sewunya ditutup lebih awal. Kebayang dong gimana rasanya, walaupun cuman di depannya hahahha

  9. Aku pernah kesana tp ga masuk mas. Wkt itu krn wktunya mepet, krn cm singgah bntar sblm lanjut solo, trs krn inget ada artis yg bisa melihat makhluk halus, dan bilang di sana banyak banget penunggunya wkwkwkwkwkw… Apalagi yg bunker. Ntah itu artis beneran bisa liat ato cuma ngarang aja :p

    Tp kalo dr foto2 bangunan lawang sewu ini memang keren banget. Apalagi stlh di renov gini jd bersih bgt kesannya yaa

  10. ini salah satu tempat yang sudah masuk bucket list ku,
    kemarin sempat beberapa kali ingin kesini tapi karna keterbatasan waktu jadi ga pernah terealisasi.

    Yang kusuka dari Lawang Sewu yaitu bangunanya yang tua dan serem.
    Tapi dibalik itu, setiap sudut bangunan ini bagus-bagus dan instagramable banget.
    Moga dalam waktu dekta aku bisa kesini,, keliling Semarang !

  11. Cukup sering ke Semarang tapi mampi ke Lawang Sewu baru sekali, itu pun udah 2 tahun lalu dan gak explore bagian bawah tanah. Waktunya mepet juga, kebanyakan foto2. hahaha

  12. Lawang Sewu ini termasuk favorit saya kalau ke Kota Semarang. Pernah waktu memasuki bagian aula di atas itu, pemandunya malah cerita serem hahaha. Tapi malah penasaran kalau pas malam gimana rasanya.

  13. Aih…tulisan dan foto-foto ini jadi ngajak saya bermemori ke dua tahun lalu.

    Waktu itu saya ke Semarang tujuannya nonton Loenpia Jazz di hari Minggu. Hari Sabtu pagi saya sudah sampai Semarang, jadi deh keluyuran dulu ke bbrp objek wisata. Lawang Sewu ini salah satunya yg saya kunjungi…

    Salam,

  14. pertama kali kesini anak2 masih kecil2 banget mungkin sekitar 5-6 tahun lalu. saat itu lagi ada festival di lawang sewu, kondisi lumayan ramai tapi kami datang menjelang maghrib kisaran jam 5 sore. Pengen bgt explore ni tempat, tapi belum masuk anak yang besar sudah ngomong yang macem2 waktu itu… ya sudah lah kami urungkan niat kami karena kondisi bawa bayi, kata emak2 jaman dulu drpd kenapa2 jadi emak2 jaman now ngikutin.. setelah liat ini kayaknya harus kesini lagi jilid ke 2… btw masih ada kereta api lokomotif ga kmr om? waktu itu sih ada jadilah perlipur lara foto di lokomotif ini… daripada ga sama sekali yes… hehehehe

  15. ke sini sama Tari tapi cuma bentar trus hari minggu rame banget nggak enak buat foto2 selalu muncul orang susah cari sepinya plus ada yang pasang tenda di dalam jadi mau ngulang ke sini lagi kapan2

    • Hah, ada apakah dengan foto itu? hahaha. Itu aku jepret dari lubang yang ada di atap. Sempet degdegan emang pas mau motret, takut yang ketangkap objek lain *lhaaa

  16. Ping balik: Betah Menginap di Grand Aston Yogyakarta | Omnduut

  17. Kalo di lawang sewu om ndut, aku suka dibagian lorong yang seperti pintu itu. Buat foto-foto apik eh sama di halaman lawang sewu. Om ndut, lihat penjara bawah tanahnya gak? kalo aku gak kesitu, soalnya ditutup lagi renovasi kata guide lawang sewu

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s