Pavel nganu (lupa nama panjangnya), Couchsurfer dari Belarus
“Halo, dengan bapak Haryadi?”
“Iya saya sendiri, pak.”
“Posisi dimana sekarang?”
“Saya sudah di depan Poltabes, pak.”
“Oke langsung masuk dan naik saja ke lantai 2 ya. Temannya nunggu di sini.”
Singkat, padat dan jelas. Itu adalah telepon yang aku terima pertengahan Ramadan lalu. Yang menelepon ternyata seorang polisi yang bertugas di Poltabes Palembang. Sebelumnya, oleh Pavel, bule asal Belarus, aku memang diminta untuk menjemputnya di sekitaran Poltabes. Namun sungguh aku tidak menyangka jika yang dimaksudkan olehnya ialah ia menunggu tepat di kantor polisi.
“Saya lagi makan malam di sini,” tulisnya di pesan singkat whatsapp sambil ngasih link berisi lokasi via google map. Beberapa hari sebelumnya Pavel sudah mengontakku melalui pesan di situs couchsurfing. Dia mengharapkan aku agar bersedia menampungnya 2 sd 3 hari. Perjalanannya sendiri akan dimulai dari kota Jambi dengan hitchhiking.
Di hari kedatangannya aku kembali mengontaknya. Bertanya perkiraan waktunya dia sampai di Palembang. Maklum saja, itu Ramadan. Aku sudah bilang jika dia sampai sebelum maghrib, aku akan menjemputnya. Jika tidak, aku pinta dia untuk menunggu di beberapa titik pertemuan yang aku sepakati (Unv Bina Darma, Unv Muhammadiyah atau RS Muhammadiyah). Lebih syukur lagi jika dia mendapatkan tumpangan yang bersedia mengantarkan dia sampai ke rumah. Ya, aku bisa tarawihan kan –pencitraan dulu, udah meyakinkan belom? Hihi.
Oalah dalah, kok ya ini malah nunggunya di kantor polisi, coba?
Saat aku penasaran dan nanya melalui whatsapp, jawabannya hanya, “I will tell you details later. This is actually a long story.” Hahaha. Semoga ceritanya nggak setebal novel Dan Brown.
Terus terang, aku nggak begitu suka berada di kantor polisi. Kesannya kaku dan jauh dari kesan bersahabat. Poltabes sudah sepi, aku sempat melewati penjara sementara untuk naik ke lantai 2. Di lantai 2 pun kosong. Hanya ada beberapa ruangan yang terlihat ada tanda-tanda kehidupan hehe. Setelah nyasar sekitar 10 menit, aku akhirnya menemukan ruangan tempat Pavel “ditahan” 😀
“What are you doing here, Pavel?”
Sapaku saat berjabat tangan dengannya. Ada 5 petugas polisi berpakaian preman di ruangan itu (btw, kenapa sih dibilang pakaian preman? Kenapa gak disebut berpakaian narsis gitu? Hehe), aku berkenalan dengan semuanya.
Narsis bareng pak polisi 🙂
Tanpa sempat aku bertanya, seorang petugas bernama pak Erwin langsung memberikan penjelasan.
“Jadi dia tadi diantar sama seorang supir ke sini. Kata si supir, bule ini tersesat. Khawatir bakalan kenapa-kenapa, makanya dititipkan di sini.”
Aku angguk-angguk.
“Katanya dia mau ke Lampung ya? Tadi kami tawarkan untuk diantar ke stasiun tapi dia nggak mau.”
Haha, ya jelas nggak mau, wong dia mau istirahat dulu di Palembang. Aku, Pavel dan semua polisi sempat berbincang beberapa saat. Intinya aku ditanyain ada hubungan apa sama si bule (ya kali kami sodara yang lama terpisah hwhw), trus kenal dimana, berapa lama dia akan stay di Palembang hingga tujuan bule datang ke Indonesia. Sebelum pulang, pak Erwin sempat meminta KTP-ku.
“Buat berita acara,” ujarnya.
Sayangnya aku nggak bawa. Lha wong itu siap-siap mau ke Masjid kok rencananya –pencitraan lagi hehe. Jadilah, aku meninggalkan alamat rumahku, no telp rumah, alamat blog sampai nama akun FB, Twitter dan Instagramku. Ya lumayan nambahin temen (baca : followers) muahaha.
Sebelum berpamitan, Pak Erwin sempat memberikan bungkusan makanan kepada Pavel.
“Tadi dia sudah kami ajak makan nasi bungkus. Ini kami belikan pempek, siapa tahu dia masih lapar.”
Oalah, kalau pak polisi baiknya kayak gini, Palembang bisa bebas darurat kelaparan ya, kan? Hihi. Jadilah, bungkusan berisi pempek itu dibawa pulang ke rumah. Endingnya sih aku yang makan, soalnya Pavel bilang udah kenyang. Ya rezekiku dong namanya? Hehe. Malam itu Pavel tidur dengan nyenyak (walau tanpa kelambu) sampe-sampe saat besoknya aku pergi gawe dia belum bangun hehe.
Si Bule dan Sepotong Kue Ulang Tahun
“Besok temennya ikutan puasa nggak, Yan?” tanya ibukku.
Hehe, ibuk teringat sama Julian, bule asal Oz yang tinggal di rumah kami dan ikutan nyoba puasa tahun lalu. Aku sendiri sempat bertanya kepada Pavel apakah dia tahu tentang puasa. Ternyata Pavel sempat bekerja di Turki selama beberapa bulan dan sedikit banyak pengetahuannya terhadap Islam lumayanlah.
Keesokan harinya, Pavel ikutan berbuka puasa bareng kami sekeluarga. Btw, selama Ramadan 2016 ini, aku sukses menampik semua undangan ajakan buka bersama di luar. Alhamdulillah, buka puasa di rumah bersama keluarga itu lebih priceless rasanya. (stt, selain penghematan juga, lumayan buat modal pelesiran eh nikah hehe).
Nah berhubung meja makannya nggak muat, jadilah makannya ala ngidang di lantai seperti ini. Beruntung lagi, Pavel makannya nggak milih-milih. Apa yang dihidangkan dicoba sama dia. Bahkan nih bule lumayan tahan sama sambal. Baguuus!
Makan makanan sederhana 🙂 tapi dijamin seru!
Di foto kelihatan rame banget ya? Kebetulan lagi keponakan yang paling kecil ulang tahun yang ke-5. Jadilah mereka ikutan buka puasa di rumah. Nah, salah satu alasan kenapa aku rela menerima tamu asing (gak melulu dari luar negeri, jangan salah. Aku bukan bule mania) yakni biar sodara dan keponakan terbiasa berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal.
Anggota keluarga baru : Hello Kitty :v
“Pavel nanti coba ajak keponakanku ngomong ya!”
Ya biasanya gitulah, aku meminta kepada tamu yang datang untuk berinteraksi dengan sodara dan keponakan. Untuk keponakan yang besar –Rais, karena dia les bahasa Inggris, jadi untuk pertanyaan-pertanyaan sederhana ya bisalah dijawab. Yang penting berani dulu, kan? Gak ngomongin benar-salah. Lha wong aku aja bahasa Inggrisnya masih suka ngelantur. Mau bilang saya lapar, eh bilangnya I love you –kalo ngomong sama dik Chelsea Islan :))
Untungnya Pavel ini pembawaannya ramah. Jadi keponakan juga gampang akrab. Saat disuruh ngasih kue ulang tahun, eh si Ciput –Syifa, malah berinisiatif menyuapin. Hehe, serulah!
Omnya sendiri aja malah gak disuapin >.< 😀
Petualang Tangguh
Terhitung sudah 1 tahun si Pavel nggak pulang ke negaranya. Aku suka geleng-geleng sama bule yang daya jelajahnya luar biasa seperti Pavel ini (rata-rata bule yang ke rumah ya gitu, udah traveling setidaknya lebih dari 6 bulan).
Bahkan selepas dari Indonesia, Pavel akan mendatangi benua Amerika dan mengeksplor Amerika Selatan.
“Banyak duit ya bulenya?”
Hmm, yang jelas mereka punya modal buat perjalanan. Pavel ini pegawai IT di Belarus yang resign demi passionnya menjelajah dunia. Untuk berhemat, ya dengan cara hitchhiking dan couchsurfing itu. Di malam terakhir dia di Palembang aku kasihan karena dia belum jalan kemana-mana. Jadilah aku ajakin ke Jembatan Ampera. Masa iya udah ke Palembang tapi gak ada foto selfie sama Ampera. Apa kata dunia? Hehehe.
Pavel meninggalkan Palembang dengan menumpang kereta. Tujuan selanjutnya ialah kota Bandar Lampung hingga kemudian dia keliling Jawa overland dan akan meninggalkan Indonesia dari pulau Bali. Ada kejadian lucu juga saat di stasiun. Begitu masuk ke ruang tunggu, Pavel malah duduk padahal waktu keberangkatan sudah dekat.
Siap-siap berangkat. Pas difoto ni bule gayanya candid gitu hehe
Seorang petugas menyuruhku untuk masuk ke dalam dan mengantarkannya ke gerbong yang sesuai. Makanya aku bisa ambil foto kayak gini hehe. Yo wis, aku beruntung bisa bertemu dengan petualang tangguh seperti Pavel ini. Secara nggak langsung cerita-cerita perjalanan mereka menjadi inspirasi buatku. Sampai bertemu lagi di lain waktu dan tempat, dek bro! hehehe.
seru ya mas ! aku jg seneng tiap ngehost anak CS gt (bule/lokal) sll ada cerita baru. kemarin aku abis ngehost cewe dr Kazakhstan, dia jg hitchhike selama travelling. di Semarang cm semalem sebelum ke Jakarta lanjut ke Sumatera hitchhike jg. Kebetulan ex ku org Argentina dia jg travelling gt hitchhike, kerja di IT sekolah gt, setahun kl travelling bs 6 bulan. kalau di sini wes dipecat ya xD belajar banyak dr dia ttg travelling, seru lah pokoknya
*ah jadi gagal move on*
Lha ini gagal move on sama orang Argentina ya? hahaha. Aku pernah sekali ngehost orang Argentina, dia datang sama pacarnya (yang dibilang istrinya). Aku kan gak mau terima pasangan kalo gak resmi, eh si cewek keceplosan kalo mereka cuma pacaran. Terserah deh, asal gak bikin kehebohan di rumah karena status pernikahan palsu mereka itu aja hehehehe
Mau dong ikutan selfie di ampera 🙂
Ayuk sini mas Slamet, ntar keburu aku ngajakin wefie di Blue Mosque loh hahaha *mupeng*
Baik kali omduut, jemput abang bule sampai ke kantor polisi.
Iya soalnya ngeri juga kalo ternyata di kantor polisi dia kenapa-kenapa gitu haha. Untunglah hanya karena disangka nyasar 😀
Kak aku couchsurfwr di rumahmu ya…. seminggu ya. Jangan dibikinin invoice
Hahahaha siyaaaaaap mbak Donna. Ajak geng goyang chebox dong sekalian hahaha.
Mbak DOnna, ikut ikut yaaa. Ikut nebeng di rumahnya Yayan 😆
Hayok sini rame-rame serbu Palembang 🙂
Baca ini jadi pingin nangis, jadi inget ceritanya …… ah sudahlah #moveon.
Jemput juga di kantor……………..ah Sudahlah. Apalagi pavel naik kreta, duh tambah…… ahhhhhh Sudahlahhhhhh.
Aku yang “bule” India ini juga boleh kan nginep dirumahmu? plus disupain kue ama ponakanmu? #ngarep
Ih komen kok bikin kepo gini. HARUS CERITA! *sambil makan pempek ya nanti mbak Kajooool. Di Palembang yaaaah, ajak adekku yang ganteng itu yaaa.
Nanti tak beli kue ulang tahun, pura2nya aku yang ulang tahun. Asal kadonya lauk Karim. Oke sip.
CERITA APAAAAA ???????? klo cerita sambil makam pempek takut cukonya lebih berair gegara air mata eaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Karim? Jadi kangen makan di karim 😦
Hahaha itu cerita di bagian yang banyak titik titiknya hwhwhw.
Mbak zulfa kudu ke Palembang. Gantian aku traktir di Karim KW super haha
Kok duduknya agak kemayu gitu yak ahahahahaha
Dia ada luka di pahanya mas. Hmm, katakanlah bisul 🙂 dia agak malu ngelihatinnya. Aku bilang duduk aja kayak gini (sambil peragain duduk yang normal) tapi jawabnya, “aku cukup nyaman duduk begini, gak apa-apa” gitu. Kayaknya dia kebanyakan makan telor di Indonesia :))
Woallaahhhh hahaha
Kenanya pas di Riau katanya. Udah ke dokter dan ada obatnya sih. Kalau dokter sini bakalan disedot itu. Tapi dia gak mau ke dokter (sudah ditawarin sama ayah sih).
Wah belarusia itu kan dekat kutub yaa. Sempat diajarin bahasa belarusia nggak, yan?
Sempat 🙂 minimal kayak Terima Kasih, Selamat Pagi/siang/sore, maaf dan ai lope yu hahaha. Asal jangan tanya, aku udah lupa semuaaaa.
Hahaha. Duh serunya Oooom. Sebenarnya ya, Kantor Polisi itu tempat yang selalu dianggap angker nakutin tapi lucunya pas didatangin ternyata polisi2nya pada suka guyon juga. Aku kaget dulu pertama masuk udah diajak guyon. Trus akunya yang kaku formal gitu, merekanya malah becandaan. Hahaha.
Pastiii, wong kak Bulan cewek, dan polisinya cowok, pasti diajakin becanda hahaha. Aku sendiri sampe ditelp berkali2 keesokan harinya sama petugas di sana. Nanyain hal yang sama berulang “Kenal dimana, berapa lama dsb dsb” Tapi menurutku itu karena mereka penasaran aja dan (mungkin) mau nyobain pake CS juga hehehe
Atau in a positive note, mereka takut kamu kenapa2. Jadi ya nanya adalah tindakan proteksi, takut kenapa2 aja. Hehehe.
Ya bisa juga begitu kak Bulan. Hayo ditunggu di Palembang 🙂
Siaaaap!!!
Betul betul tangguh ya om si pavel ini, setangguh gaya duduknya di foto yg makan bersama…. hihihi…
Hahaha soal gaya duduk udah aku jawab di atas ya, coba scroll up hwhwhw
ya ampuun Rais udah gede ya..
masih pengen bgt “nampung” tamu di rumahku, tapi ya itu rumahku jauh dari tempat wisata/ terminal manapun sih, mana macet bgt, kesian nanti yg nginep
Iya tante, Rais udah kelas 5 sekarang 😉
Udah gw tungguin dari kemaren ceritanya.. ternyata segini aja.. kirain dia minta dcariin jodoh gtuu… aahhh kecewa… 😂😂
Jiaaah lagian kalo dia nyari jodoh mbak mau apaaa? Babang Syukri mau dikemanain? Hwhw
Lucu juga yach dijemput di kantor polisi. Kirain dia melakukan hal kriminal hehehe.. untungnya nga yach?
Haha nggak, jangan sampe punya tamu buronan hehehe
Omnduuut, Bulan puasa tahun kemarin rumah ibu mertuaku juga kedatangan tamu dari Jerman namanya Tamina. Adik iparku yang ikut couch surfing itu. Lumayan lama loh di rumah ada kali dua mingguan.
Wuih lumayan 🙂 aku sejauh ini nerima 10 hari paling lama. Salam buat adiknya mbak dari sesama couchsurfer 😉
Wuih, seru ya jadi host Couchsurfing? Dia ke Palembang nebeng-nebeng dari Jambi? Mudah-mudahan yang ditumpangi truk sawit. Gak bisa bayangin kalo dia numpang truk karet 😀
Hahaha, dia ikutan mobil ekspedisi seingatku mas Eko. Sama dia udah dibilang bahwa turun di salah satu titik temu yang sudah disepakati, tapi si supirny (karena kendala bahasa) khawatir makanya diangkut ke kantor polisi hwhwhw
yaelah dikasih makan segala ya di kantor polisi, asik banget dikasih pempek, huh jd pengen :))
Haha iya mbak, mas-mas polisinya kasihan mungkin 🙂 hayo main ke Palembang mbak ^^
Pavel kaosnya cuma 1?
Jadi ingat teman traveler manca, kerja 6 bulan, plesiran 6 bulan, kerja lagi 6 bulan, plesiran lagi 6 bulan. Sekarang kerja dulu setahun karena mau plesiran setahun. Andai semudah itu cari kerja di Indonesia 😀
Tasnya penuh haha. Dia kan 3 hari tuh di rumah, aku udah tawarin buat pake mesin cuci. Eh dia cuma ngasih beberapa baju kotor aja (kebetulan ada yang bantu cuci di rumah), aku baru ngeh dia pake baju itu-itu aja *seingatku sih ganti baju juga dia, pas foto aja kebetulan sama hehe.
Kalau dicermati, itu kaosku juga sama dengan postinganku setahun lalu muahahaha
ganteng yeee *ehh
untunglah dapat tamu dak rewel yan :))
Nah minta salamin apo? hahaha. Yang rewel adolah, cuma dak ditulis. Geklah ditulis 😀
“… salah satu alasan kenapa aku rela menerima tamu asing (gak melulu dari luar negeri, jangan salah …”
typo ya yan, tamu domestik?
kedatengan tamu dari jauh pasti bikin baper pas farewell ..
hug hug
Udah bener pak 🙂 tamu asing maksudnya orang-orang yang belum pernah dikenal sebelumnya. Nah asing di sini gak melulu dari LN, tapi DN pun boleh, kalo waktu ngepas.
Beberapa sih emang agak gimanaaa gitu pas perpisahan, tapi mostly biasa aja 🙂
I see … kalo yang klop ya pasti bikin pengen nangis
Aku sih paling berat itu pas Julian, coz he is really polite & nice guy. Sekarang masih suka kontak2an di FB
ganteng yan?
Hmm *mendelik
Terkesan krn belio respek, mau ikutan puasa, datang ke masjid. Bikin keluarga terkesan. Not because he is handsome or blablabla.
wkwkwkwk… iyolah yan, becando bae 😀
titip salam buat Pavel ya 😉
aku pengen nyoba numpang di rumah host cs tapi kok takut ya 🙈
Takut kenapa Bijo? coba dimulai dari CS lokal dulu 🙂
Banyak cerita yah temen couchsurfing-mu, Yan. Pas ketemu peyoga dari Rusia aja udah bisa nangkep ini pasti punya cerita, mana dateng pas bunting lagi hahaha. Bikin buku gih cerita temen couchsurfing dikumpulin semua. Ditambahi tulisan tentang bloger Solo yang sempet ngerepoti keluargamu jg boleh loh hahaha.
Maunya begitu kakak Halim. Biar kayak mas Ariy dengan buku Nomadic Heart-nya. Tapi pengalaman jadi guestnya yang belom banyak. Nanti kalo udah banyak baru deh bikin 🙂
polisinya baik ya ngasih makan segala, pengen sih traveling berbulan-bulan dan bertahun-tahun kayak Pavel ini pasti seru, kalo nyali ada tapi budgetnya sama izin ortu itu yg blm ada hahaha. asyik ya jadi host CS punya banyak pengalaman bergaul dgn byk orang dr berbagai bangsa
Nana aktifin lagi CS-nya. Kalaupun gak nerima tamu di rumah paling gak bisa nemenin jalan dan bisa kumpul2 sama CS di kota tujuan traveling.
aktif kok om CS-nya, waktu gak jadi ke Aceh itu gara2nya jg gak dapet CS yg pas waktunyamaklum bulan puasa tp Alhamdulillah malah diajak Farah ke rumahnya di Kulim city Kedah
Alhamdulillah, enak ya bisa main ke Kedah.
iya rezeki banget, ortunya Farah tinggal di Kulim City Kedah om dan di rumahnya banyak dan banyaaaak sekali buku karena ibunya suka baca buku terutama novel (gimana om secuil info ini bermanfaat tak hahaha)
Lega rasanya saat tahu ada orang yang mau bantu pejalan seperti yang dilakukan pak supir. Mungkin bapaknya khawatir ya Pavel nyasar makanya dibawa ke kantor polisi.
Tak sedikit juga supir yang tamuku temui malah minta bayaran. Tapi ya yang baik tetap ada 🙂
Hihihi… Pastilah yang baik mah masih ada. Kayak bisa ngebayangin gitu kalau jadi orang asing di tanah orang dan dapat bantuan.
Aku sudah ngerasain 🙂 pas jalan di tempat asing, kesulitan dan alhamdulillah dapat bantuan. Seperti di tulisan ini 🙂 makanya, ini semacam hmm apa ya, pay it forward gitu. ^^
Hahaha.. “kenapa disebut polisi berpakaian preman sih?” Itu pertanyaanku sejak kecil dulu. Aku dulu ngebayangin pakaian preman itu yang menyeramkan, ternyata baju kasual aja seperti kita rakyat jelata pada umumnyaa.. :p
Aku juga sering banget ketemu bule yg travelingnya lama.. bulanan, bahkan bertahun2. Enaknya kalau mereka dari negara maju, nabung sekian2 aja cukup buat jalan2 di negara berkembang macem kita ya. Lah kita kalau mau ke Eropa misalnya, kebalikannya.. nabung gak seberapa tp biaya hidupnya jauh lbh mahal dari di sini. Tapi kembali lg semua ttg pilihan yaaa. 🙂
Btw seru kalau di rumah ramai sama keluarga. Couchsurfernya bisa berinteraksi dan kenal lebih banyak orang. 🙂
Aku ngobrol banyak tentang negaranya. Ternyata dia bilang, Belarus itu ya nggak kaya-kaya banget. Dan ternyata penghasilannya juga sama kayak orang Indonesia. (hmm gak jauh beda deh hehe). Dan aku tanya lagi, apakah umum di Belarus orang traveling lama seperti halnya traveler asal Eropa lainnya? (seperti Jerman, Belanda dsb) dan dia jawab nggak. Belum banyak orang yang traveling seperti dia. Bahkan adiknya pun harus “pindah” ke Polandia untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. (sedangkan temanku lainnya orang Polandia malah pindah ke Belanda untuk alasan yang sama haha. Perbedaan warna “rumput” ya Cha)
Iya, kita keluarga besar (keluarga intinya aja udah rame). Seneng kalo keluarga di rumah mau berinteraksi sama warga asing (bule). Ayah dan ibu yang gak bisa bahasa Inggris pun mulai pede sekarang nanya-nanya walaupun hal yang umum.
Inget banget, ibu dulu gak pernah mau terima tamu bule. “Ibu bingung kasih makan apa.” Saat dijelasin bahwa makannya sama aja (dan bule pertama yang nginep itu gila banget pempek) ibu baru welcome hwhwhw (selama ini tamu lokal aja yang diterima). Bahkan kalo dibeliin roti nggak disentuh. Lah iyalah ya udah bosen.
Cuma kadang ada juga traveler yang masih sangat kebaratan. Agak kurang sopan, cuek dan keliatan banget kurang bisa berbaur ke keluarga host. Kapan-kapan aku cerita tentang ini 🙂
Oh dari Belarus yaa.. Iya bener, di Belanda banyak mahasiswa dari Eropa Timur, mungkin di negara2 tetangga Belanda juga banyak. Karena ya di Eropa sendiri beda2 kondisi ekonominya. Hehe.
Soal makanan itu emang hal mendasar bgt ya, kekhawatiran itu dialami juga oleh keluarga angkatku di Bawean waktu mau terima aku tinggal di rumah mereka. Katanya takutnya orang kota nggak cocok sama makanan orang desa. Alhamdulillah karena aku pemakan apa aja jadinya mereka ya biasa juga. 😉
Ditunggu cerita lainnya. 😀
Haha, nah tuh, ternyata orang desa pun mikirnya gitu. Padahal makanan di desa itu enaknya gila-gilaaaan 🙂
Sip, nanti ditulis lagi pengalaman CS yang lain.
Belum pernah nerima CS, belum berani. Tapi ketemuan udh pernah. Mudah2an mereka senang di Indonesia
Iya, semoga semua senang 🙂 keramahan dan keindahan alam Indonesia itu jadi cerita yang selalu mereka bawa hingga kemanapun 🙂
baru pertama main kesini… baru tau juga ada CS, Host CS… salam kenal, dapat pengetahuan baru nih…
Salam kenal kembali mbak Retno, terima kasih sudah mampir 🙂
tisam ama pavel om haha
Samperin langsung ke sana Win hahaha
hahaha
seru juga ya bisa Nge-hostin kaya gt
Iya, banyak cerita menarik 🙂
Apa hub nya kamu ama bule ini ???? Hmmm anu pak, itu calon tunangan saya hahahhahaa. Kenapa ngak di jawab gitu aja ?¿
Btw iseng banget pake di mintain KTP
Yang ada nanti polisi disana kejengkang om. Dan mendelik gak yakin gitu, “ini ubur-ubur kok ngomongnya ngaco” gitu kali.
Wuih, bisa bisa punya tamu kaya bule gitu, sesuatu banget. BTW kenapa disebutnya bule ya? Orang bule sebut kita pribumi dong 😀 (*gagal fokus)
Nice share..
Nah iya ya, kenapa disebut bule? haha. Karena penasaran, eh nemu ini boombastis.com/sejarah-istilah-bule/75709 hahahaha
Aku mau dong difoto kek Pavel di foto yg pertama #eh 😂😂😂
Ya hayok ke Palembang 😀 itu pose wajib kalo ke Palembang kayaknya hahaha
Mwhahah dekbro ….
Iya dong haha, krn dia lebih muda
om nduuuttt, pavel cakep ooom.. hahaha 😀 seru bgt, ya.. bener2 kayak org ilang, ketemunya di kntor polisi.. dek pavel, dek pavel.. ckckck
Hahahaha, standar cowok Eropalaaah 🙂
Lam kenal omm…wahh lucu juga cerita dek broh nya yang di kantor polisi..ikutan bukber segala…pegangin hello kitty pula..ahh serunya
Haha, pegang boneka ponakan 🙂 makasih udah mampir ya ^-^
Mas Pavel ini dag banyak tingkah yeeey ^^
trus trus, jadi salah fokus samo pbapak – bapak polisi yang pakaiannyo casual paling kiri *eeeh
Tahu aja yang bening-bening Tar, unfortunately he is already taken by his wife hahaha
loooalah… baru ngeh, ternyata orang palembang. bulan lalu udah mo fixed ke palembang om.. tapi gagal karena terpedaya oleh bandung. eh next time ya aku ke palembang, kita meet up ya om…
pamer blog ah, walau baru jadi 1 dan masih di revisi kiri kanan atas bawah….
Iya ya boleh, kontak aja aku ya 🙂 coba temenan di sosmed gih, di IG boleh, FB boleh atau dimana aja boleh. 🙂 have fun in Cochi!
maaf nanya, abis nyari gak ketemu. IG nya apa om..
@Omnduut 🙂
bule nya cakep omm *gagalfokus*:D
Jiaah mbak Cho hahaha
numpang ngotorin lapak mas hahaha
kalau ada bule lagi kita hang out ya 😀
Siap 🙂
Waduh kalau saya mah belum pernah kang ada bule nginep di rumah saya karena tempatnya juga jauh dari bule,gkgkgk.
Haha, siapa tahu ada yang nyasar ke sana Kang 🙂
ceritanya seru mas…. bacanya kaya novel.. mantap
Hehe terima kasih 🙂
Oalaaah.. Dek bro pernah mampir ke Riau tho? Pantesan kayaknya familiar liat wajah dek bro, lagi muter2 kayak orang bingung di pasar kodim, akunya lagi terburu-buru jadi gak bisa SKSD. Klo gak salah awal mau puasa deh #sokyakinkepekanbaru
Btw, asyik banget pak polisinya. Next ke Palembang boleh dong ikutan daftar kayak mbak Donna, barang 3-4 hari aja. Hehehe..
Iya dia pernah ke Pekanbaru sebelum Jambi dan Palembang. 🙂 dan betul awal puasa.
Untuk CS silakan kontak aku melalui situs CS ^_^
Ok, sip-siplah kalo gitu. Noted#Palembang=omnduut
🙂
weh mantap…tapi kalonwaktu shlt mas Pavel dikemanain itu omnduut?
Waktu shalat? oh dia nunggu aja mas hehe
Ping balik: Momok Itu Bernama : Bahasa Inggris | Omnduut
Ping balik: Menumpang Gratis ala Couchsurfing dan Pengalaman Menggunakannya di Eropa | Omnduut