“This is your room,” sahutku kepada sepasang bule yang baru saja tiba di rumah. “Put your luggage inside and tell me if you need something,” sahutku lagi.
Kali ini rumah kami kedatangan sepasang suami istri dari Rusia. Eka dan Dimas namanya. Seperti biasa, kedatangan mereka disebabkan kegiatan couchsurfing yang sudah aku jalani 2 tahun belakangan ini. Bagi yang belum tahu, couchsurfing.com itu ialah situs dimana masing-masing para anggotanya dimungkinkan untuk menginap atau ditumpangi oleh sesama anggota. Bagi seorang traveler, keberadaan situs ini sangat membantu. Tidak hanya sebagai penopang akomodasi gratis namun dengan menjadi couchsurfer, kesempatan kita untuk melihat langsung kehidupan masyarakat di kota yang didatangi terbuka lebar.
“Heh Dimas?” tanyaku ulang saat bertemu dan bersalaman di bandara.
“Yes, he has Indonesian name because his russian name lil bit difficult to say.”
Haha, boleh juga nih selera humor pasangan Ekatrina & Dmitry ini. Yup, nama asli si Dimas ini Dmitry. Ya nggak susah-susah banget sih sebetulnya, namun tetap saja Dmitry lebih nyaman menyebut dirinya sendiri sebagai : Dimas, hehehe.

Ntah gaya apa ini. Arahan si Eka dan Dimitry. Sebut saja kaya kameha-meha. Fotonya emang burem dari sononya hehehe
“Yan itu kamarnya belum disemprot,” sahut Ibu.
“Eka, aku masuk sebentar ke kamar ya, aku harus menyemprot karena banyak nyamuk di kamar.”
“Hei Haryadi, apa yang kamu lakukan?”
“Membunuh nyamuk.”
“No…no.. you don’t have to do that. We have kelambu?”
“What?”
“Yes Kelambu. First stuff that we bought when we arrived in Indonesia.”
“….”
Apa benar mereka memiliki kelambu seperti yang dulu aku sering lihat di kamar gede (nenekku) dulu?
* * *
“Yayan, kami butuh sesuatu untuk mengaitkan kelambu.”
“Wah apa ya?”
Hmm, sebenarnya bisa saja menggunakan paku. Tapi sayang dindingnya bisa rusak dan aku khawatir ibuk akan keberatan. Aku lalu teringat sesuatu. Sepertinya bisa digunakan. Aku lalu beranjak ke kamar dan mengambil benda tersebut. Tak lama, aku langsung memberikannya kepada mereka.
“Apa bisa menggunakan ini?”
Dimas menatap mataku dengan sedikit aneh. Hahaha, ya maklum, karena aku memberikan tripod kamera untuk dijadikan tiang sementara. Tak lama kemudian Eka menerimanya.
“Oh bisa, kami bisa menggunakannya.”
Dan, tadaaaa… inilah hasilnya.
* * *
Eka dan Dmitry adalah pelatih acroyoga yang datang ke Palembang. Mereka datang atas undangan sebuah club olahraga dimana mereka ditunjuk sebagai pelatih datangan dan bertugas untuk melatih para pelatih acroyoga yang ada di kota Palembang. Olahraga yang satu ini mulai booming di Indonesia dan Palembang sebagai salah satu kota metropolitan pun tak mau ketinggalan.
Walaupun Eka dan Dimas sempat mempraktekkan beberapa jurus eh gerakan acroyoga di rumah saat teman pelatihnya menjemput, aku hanya ngeliat saja. Ngeliat badan terangkat-angkat gitu kok ya aku ngeri. Takut jatuh dan nimpa badan Eka atau Dimas yang menopang di bawah.
“Biasanya aku mampu mengangkat orang dengan berat badan maksimal 90 Kg loh, Yan!” ujar Eka.
Bener-bener salut nih sama si bule. Walaupun lagi hamil 7 bulan, tapi masih semangat aja mengajar acroyoga. Bahkan, saat dia diajakin Feri, couchsurfer lain ke sebuah tempat fitness buat latihan nari (kebetulan Feri ini salah satu penari India), si Eka sampe salto segala. Kita semua ngeri ngeliatnya, eh dia asyik-asyik aja hahaha.
Aku kalau ngelihat foto-foto Eka dan Dimas latihan, kayaknya mudah dan enak gitu. Tapi pas ngelihat salah satu pelatih yang notabane sudah pengalaman pun masih kesusahan melakukan gerakan acroyoga aku jiper juga haha. Makanya, sampai mereka pulang aku tak kunjung nyobain acroyoga. Hmm, sayang ya, kapan lagi, kan? Tapi ya waktunya kadang nggak pas –alasan hwhwhw.
Tamu yang Memasak untuk Tuan Rumah
Sebelum kedatangan Eka & Dimas, rumah kami sudah beberapa kali diinapi oleh tamu asing. Namun, hanya mereka yang secara terang-terangan bilang ingin “meminjam” dapur dan memasak sesuatu untuk kami.
Wah tentu saja boleh…
Menurut ibuku, awalnya mereka meminjam dapur hanya untuk memasak nasi goreng. Setiap kali mereka akan masak pasti mereka bertanya, “apa kau mau juga?” dan karena ibu sudah memasak tiap harinya, aku dan anggota keluarga menolak dengan halus.
Ntah di hari keberapa mereka menginap di rumah, Eka dan Dimas (yup mereka berdua!) lagi-lagi meminta izin untuk menggunakan bahan-bahan dan peralatan dapur. Mereka rencana mau memasak dumpling dengan isian daging ayam dan sayuran.
Rasanya gimana?
Enak sih, tapi aku paling suka ketika Eka memasak kue dengan toping buah-buahan seperti ini. Ini sebetulnya kue yang sederhana, dengan bahan sederhana, dimasak dengan sederhana pula namun rasanya uenaaaakkk buaaanggeet! Potongan buah pisang dan mangga yang dicampur dengan tepung ditambah dengan aroma wangi pemanggangan bikin aku kalap! Aku suka banget kue bikinan Eka yang satu ini.
Tentu saja, seiring dengan kemauan mereka untuk memasak, menjadikan kedatangan mereka kali ini cukup berbeda. Bisa jadi, keinginan mereka untuk memasak sebagai bentuk rasa terima kasih mereka terhadap kami.
Si Mata Elang yang Misterius
Sejak awal bertemu, Eka lebih banyak mendominasi perbincangan diantara kami. Hal ini dikarenakan Dimas tidak dapat berbahasa Inggris. Jadi, tiap kali Dimas ingin berkata sesuatu, dia akan berbicara dalam bahasa Rusia dan akan diterjemahkan kembali oleh Eka ke dalam bahasa Inggris.
Walau begitu, jika sekalinya berbicara, kelihatan banget kalo pengetahuan Dimas akan segala sesuatu jauh lebih banyak ketimbang istrinya. Ngg… sesuai juga sih dengan kemampuannya untuk makan yang sama besarnya hahaha. Duh, aku punya saingan nih kalau soal banyak-banyakan makan. Dia bisa nambah sampe 4 kali loh! Baguslah, ibukku jadinya juga seneng makanan yang ia masak disantap sampai (hampir) ludes.
Kadang-kadang aku agak ngeri jika beradu tatapan dengannya. Matanya sangat tajam dan mengenai hal ini aku sempat berkata kepada Eka, “I think your husband can read my mind. His eyes likes an eagle!”
Mendengar itu si Eka malah tertawa terbahak-bahak. Sialan hahaha.
Eka dan Dimas rencana hanya menginap meminta menginap selama 3 hari. Ealah malah molor sampai 10 hari 🙂 Untungnya mereka berdua sangat mandiri. Hari-hari terakhri mereka di rumah lebih banyak untuk beristirahat (demennya tidur siang di teras rumah haha). Sempatlah beberapa kali diajakin jalan ke luar rumah saat malam hari sepulang aku jaga toko. Itupun bukan ke tempat wisata, tapi semacam mampir ke rumah tante, numpang makan malam di sana, nyanyi-nyanyi sambil gitaran sampai ngantuk, ya begitulah.

Kalau berkerudung gini suka iseng aku teriakin, “Assalamualaikum” hehe. Di tengah itu Kak Rina, sohib Eka-Dimas dari Medan. Sebagian foto di postingan ini aku culik dari FBnya kak Rina
Wow, em… just wow. Pandangan dan gaya hidup mereka tuh seperti digambarkan jelas dalam tulisan ini, Om. Salut dengan bagaimana cara mereka berbaur dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar–kalau couchsurfing kan memang seperti ini ya, intinya tentang “berbaur”. Terus tentang kegiatan yang mereka lakoni–acroyoga, tanpa terhalangi dengan situasi dan kondisi (hamil tujuh bulan, bok!). Dan yang terakhir, impian mereka–mendirikan restoran Rusia dan kelas acroyoga di Jakarta. Semoga hal-hal baik selalu terjadi pada mereka ya, tapi dengan bertemu orang baik sepertimu, itu juga pasti merupakan suatu hal yang sangat bagus Om :hehe.
Saya belajar banyak dari postingan ini!
Nanti kalo Gara jadi ke Palembang dan menginap di kamar yang sama, boleh kok bawa kelambu sendiri juga seperti mereka hahaha.
Mereka dibayar mahal untuk mengajar acroyoga, Gar. Dan seharusnya aku bisa ikut dengan percuma! Tapi aku sudah keburu keder hahaha. Mudah-mudahan lain waktu bisa ikutan acroyoga sama mereka 🙂
Woooh. Iya Om, mudah-mudahan bisa ikut acroyoga ya :hehe.
Haha aku mau ikut kalo udah kurus #eh hahaha
Saya juga berpikir demikian untuk diri saya sendiri Om :haha.
Kok 7 bulan masih boleh terbang ya btw? Tp ngga kliatan klo udah 7 bulan juga sih. Langsing! *menatap bayangan diri sendiri di cermin*
Eh, Mbak lagi isi 7 bulan juga yaah? Waaah… *mendadak lupa info*.
yoi Gara, alhamdulillah mau masuk bulan ke-7 🙂 makanya waktu itu cancel rencana titip oomndut beliin pempek asli Palembang krn kata dokterku baiknya sementara stop konsumsi seafood 😀
Aaak. Sehat-sehat selalu ya Mbak, mudah-mudahan lancar sampai nanti hari-H…
Aamiin.
Aku juga nanya begitu ke dia mbak, dan dia bilang, “saya berbohong, saya bilang ke petugas saya hamil 5 bulan” toweeeng
Owalah… berani sekali.
Waduuh 7 bulan? ngangkat2 gitu… ngeri banget ngelihatnya.
Iya bener, tapi dia bilang, “tenang, aku tahu kok batasan kemampuan diriku”
Mereka berdua sehat banget. Olahraga, yoga, makannya dijaga. Sepanjang hamil dia belom sekalipun periksa kandungan hehe
Astagaahhh Yan baru tahu waktu itu dirimu keluarin tripod ternyata buat pasang kelambu mereka *ngakakkkk* Eh iya bener juga si Dimas ini tatapan matanya tajem banget, sampai-sampai rasanya sungkan gitu balas tatapan matanya, mending lihatin muka manisnya si Eka hahaha. Sayang yah saya dan mereka datang nggak bersamaan, mungkin bisa nebeng belajar yoga kalo bareng hehehe.
Kalau mereka jadi ke Jakarta, dan ngepas waktunya kita bisa belajar acroyoga bareng mereka Lim hahaha
Kapan mereka mau ke Jakarta? Colek daku ya Yan hahaha
Nunggu lahiran dulu Lim hehe
Jadi kamu juga di ajari acroyogaa juga ngak ???
Aku diajakin untuk ikutan ke tempat latihan Om, tapi aku gak mau :p niatnya minta diajarin di rumah aja, tapi selalu gak jadi hehe
Yayan belajar acroyoga juga ga? Seru ya kalo pasangan kompak traveling kaya gini. Itu kelambu sungguh sesuatu!
Aku jadi pengamat aja mbak Olen. Diajakin ke tempat acroyoganya tapi aku nolak hehe. Jipeeerr
Berarti kalo aku numpang nginep dirumahmu kalo ke Palembang, bawa kelambu juga aahh *hahaha PD ditawarin nginep :))) aku baca tulisanmu ini mangap2 kagum sama Eka. Hamil 7 bulan ngangkat2 orang ya. Pengen ih tapi ikutan yoga jadinya.
Boleeh boleh banget mbak :)) kalo ga mau bawa kelambu ya aku semprot dulu kamarnya haha. Iya bener dah, 7 bulan masih kayang, terbang dan segala macam gerakan. Mules liatnya hahaha
Huwoooo… Untungnya ortunya omnduut gak keberatan yaaa.. Merekanya juga kaya tau diri gituu.. Jdnya seneng jugak yg ditumpangi
Karena udah biasa mbak 🙂 untungnya ya gak sering-sering juga sih hehe
Berasa ikut mules ngeliat yg hamil ngangkat2 orang. Btw, iya bener banget kalau kelambu itu dibutuhkan banget, yah. Aku juga gak suka ama bau obat nyamuk. ira
Kukira kelambu itu benda yang sudah punah awalnya mbak Ira hahaha karena kesannya jadul banget 🙂 tapi bener juga, kayaknya aku harus siapin kelambu di rumah buat tamu yang anti nyamuk 😀
Yan, couch-request nya bisa sekalian di sini gak? *langsung kirim buat 7 hari*
CS emang seru ya, meskipun kadang kita gak kemana-mana, pas nerima tamu di rumah itu rasanya udah seperti jalan kemana-mana waktu ngobrol-ngobrol dan tukar pengalaman 🙂
Hahaha boleh mas Bart.
Dari pasangan ini aku dengerin pengalaman mereka (terutama Dmitry) yang pernah tinggal di Afghanistan dan jalan ke negara-negara TAN lainnya. Cakeeep!
Asiiik, bener ya? *langsung packing ke Palembang*
Wuih kereeeen …
Boleh boleh tentu. Yang baru kenal aja diterima apalagi yang sudah kenal di dunia maya haha
Makasiiih 🙂
Lha mau lahiran di Malaysia, doi? Wah wah wah traveler sejati.
Iya 😀 dan pas aku nanya, “gimana nanti dari KL ke Ipoh” mereka jawab, “modal jempol” 😀
Di pulau Samosir mereka menginap dengan cara mendirikan tenda dan membawa peralatan masak mantaaap. Bener-bener petualang, padahal uangnya banyak hahaha ini aku gak sengaja tahu pas mereka minta cetakin laporan keuangan mereka dari bank Rusia sana.
Wah pingin nyoba dumplingnya! Katanya dumpling Rusia enaaak *salah fokus*…ya ampun gw ga hamil aja gabisa angkat2 orang, lha ini hamil 7 bulan masih bisa..hebaat! Jadi penasaran ama nih acroyoga, tp klo ikutan adanya malah encok haha
Si Dmitry itu usianya 40 dan hei dia ulang tahunnya di rumah hahaha, mereka merayakannya dengan cara masak bareng. Romantis banget dah. Dan dia bilang manfaat acroyoga itu bikin awet muda dan emang gak keliatan tua sih dia.
Dumplingnya enak, dan dicocol pake saos makannya 🙂
waaaaah pelatih acroyogaaaa, kamu gak belajar sekalian kak? 😀
lumayan kan bisa private di rumah hihihi
Sayangnya nggak huhuhu
klo Couchsurfing itu rumahnya harus strategis dari tepat wisata apa nggak sih om?
Nggak kok mbak. Nggak harus. Dimana pun rumahnya jika memang berkenan untuk ditumpangi ya bisa aja daftar 🙂 rumahku sendiri kalau mau ke depan, harus keluar lorong dulu. Kebanyakan tamu yang menginap di rumah juga biasanya jalan kaki atau naik becak kalau mau ke depan. Intinya kondisi rumah diinformasikan di situs couchsurfingnya 🙂
Apah udah 40th si dimas? Ak kirain msh 20-30an lah plg tua. Hidup sehat bikin Awet muda tanpa obat ya..
Mrk ada rencana k jogja g om?
*siapin kamar*
Kalau lihat foto di profil CS mereka, si Dimas jauh nampak lebih muda dengan rambut panjang dan pipi yang berisi hehe
Versi makan sehatnya mrk yg kyk gimana kah om?
*biar awet muda jg*
Mereka sarapannya buah. Kalo siang kayaknya kadang makan kadang nggak. Nah kalo malam makannya ya itu, semacam dumpling, atau nasi goreng (sore), kadang malam juga makan nasi + sayur. Biasa aja sebetulnya hehe.
Waw! aku mau belajar acroyoga ah sama mas yg matanya tajem bagai elang itu biar hamilnya kuat kaya mba Eka #gagalpaham
Kamu mampu menarik benang merah dengan baik hai anak muda :v
Terimakasih om, salamin ya sama mba Eka *loh.
Semoga dia baca ya hahaha
Semoga ga baca komen aku, disangka aneh entar 😐
Belum tentu dia ngerti juga hahaha
Oiya, yak ampuunn…. apalah aku ini cuma ujung kelambu yg menjuntai 😐
Waaa serunya ya Om. Dulu sempat gabung sebentar skitar tahun 2011, tp gak bisa handle karena kerjaan.
Aku juga lagi mempertimbangkan untuk istirahat dulu nih haha, eh lebih tepatnya membatasi dan lebih selektif untuk ke depannya 🙂
Seru ya kedatengan tamu2 dari belahan dunia lain, bisa dapet pengalaman baru.
Kapan-kapan kalo aku ke palembang numpang yaaa hehe
Boleh boleh Bijo, ditunggu hehe sekalian aku mau nyerap ilmu travelingnya 🙂
aku komen minuman halim deh, itu wedang uwuh yah:D aku pernah minum…
Ahaa bener Pak, Wedang Uwuh. Mereka pada suka, tapi aku jujur aja nggak hahaha secara aku kan emang gak suka minum yang aneh-aneh. Teh dan es jeruk aja dah cukup hehehe
enak kok yan, dan itu warna merahnya dari kulit kayu apa gitu 🙂
Yang lain juga pada suka pak. Cuma aku sendiri yang nggak haha secara emang gak doyan minum aneh-aneh
sip… aku lagi nunggu cerita halim soal palembang 🙂
Udah lama nggak dengar couch surfing. Dulu aktif banget nerima tamu danpas traveling lumayan ngebantu menghemat budget hotel dan sekaligus kenal dengan orang lokal juga.
Dulu pas sekolah di London malah sering ikut meeting CS di sebuah bar. Kita pakai sticker nama dan kenalan aja sana sini, bahkan beberapa ada yang jadi temen baik. Di sini CS ngumupul juga nggak si?
Kalau di Jakarta, setahuku mereka rutin gathering tiap bulan mas William 🙂 di kota-kota lain juga ada CSnya yang lumayan aktif. Kalau di Palembang sendiri masih jarang ya. Jikapun ngumpul ya atas nama komunitas lain (Backpacker Dunia – BD) karena sebagian anak BD ya anak CS juga 😀
Makasih sudah mampir ke blogku mas 🙂
Super unik banget ini pasangan bulenyaaa. Oom sempet nyatet resep kue dengan topping buah2annya ga? Jadi pengen bikin di rumah deh 😀
Huhuhu sayangnya aku gak catet >.< kalo aku liat sih semua serba dicampur aja gitu hahaha tepung, gula sedikit, telur, diaduk-aduk, ditarok ke panggangan trus dikasih buah di atasnya. Enak banget!
kemarin malah nggak sengaja jadi couchsurfer atau apalah istilahnya hahaha
intinya tuh, klo om Yan ke aceh aku ngitung dulu ya. soalnya sekali nambah bisa 3 piring? 😀
Ya ya dihitung yang rinci ya bang hahahahaha
Apa sih bedanya acroyoga dengan yoga lainnya. aku cuma tau yoga aja, dan nyobain yoga untuk pertama kalinya itu puegeeellll banget.
*garukgarukkepala*
Hiks aku gak ngerti apa bedanya mbak. Kayaknya kalo yang acroyoga banyak akrobatnya hehehe
Wah bagus ya dapat orang yang ok. Aku pengalaman hosting orang Rusia langsung kapok. Terus pas mau dilempar dari satu tempat ke tempat lain pada gak mau. Di antara anak2 CS, mereka terkenal nyebelin. Ya gak bisa disamaratakan sih.
Sekalinya dapet tamu yang nyebelin malah orang lokal mbak. Hahaha. Syukurlah, sejauh ini yang warga asing baik semua.
Aku yang orang Rusia dulu komplain harga mie ayam di Jakarta kok lebih mahal daripada di Yogyakarta. Di jelasin bolak-balik gak mudeng. Ah capek deh.
Hastagah sebegitunya >.<
Padahal yang begitu itu nggak usah dijelasin juga harusnya paham ya :p
Ping balik: Saat Harus Menjemput Couchsurfer di Kantor Polisi | Omnduut
Ping balik: Mau ke Taman Nasional Tanjung Puting? Perhatikan 5 Hal Ini | Omnduut
Masih kontak-kontakan dengan mereka ga? Siapa tahu beneran pindah ke Jakarta buat bikin restoran. Wah, nanti kalo aku jadi ke Eropa, minta isi testimoni di akun couchsurfing ku ya? Lama ga dipake.
Siaap. Add aja aku di CS, ntar aku kasih testimoni.
Sama mereka masih kontakan, di FB. Tapi gak intens. Karena mereka juga jarang FB-an.