Pelesiran

Syahdunya Menyusuri Keelokan Sungai Malaka

DSC_0223

.

Di Selat Malaka… Di Ujung Sumatera

Dua Hati Kita… Satu Dalam Cinta

Di Selat malaka… Di Ujung Sumatera

Cintapun Berpisah… Ku Merana

Duileh, lagu mbak Poppy Mercury yang berjudul Hati Siapa Tak Luka ini pilu bener, yak! Macam suasana hati yang punya blog. –eh, hehehe. Terus terang, jauh sebelum aku mengenal kota Malaka dari pelajaran Geografi (internet? Mana ada dulu. Masih zamannya pager cuy!) aku tahunya ada kota bernama Malaka ya dari lagu yang ngehits di tahun 90-an ini.

Pucuk dicinta jadilah teh botol –eh

Alhamdulillah, akhirnya aku berkesempatan mengunjungi Malaka bahkan (sejauh ini) hingga sebanyak 2 kali! Pertama sih pergi bersama Indra –travelmate seminggu sebelum keberangkatan ke India Maret lalu. Sebulan kemudian ke sini lagi bersama keluarga. Terus terang, mengunjungi tempat-tempat yang dilindungi UNESCO menjadi salah satu tujuanku tiap kali mengunjungi suatu negara/kota. Pokoknya diusahakan banget deh hehe. Dan memang, bersama kota mural George Town di Penang, Malaka telah ditetapkan sebagai salah satu World Herigate Site. Klop pisan euy!

Ketika pertama kali datang bersama Indra, sebetulnya aku sudah kepingin nyobain Malaka Cruise River-nya. Tapi maklum, karena budget terbatas -maklum backpacker kere, kami mengurungkan niat tersebut. Nah, begitu balik lagi ke Malaka dan ngajak dirjen keuangan rumah tangga (baca : ayah), kesempatan menyusuri keindahan Malaka sayang banget kalau dilewatkan!

????????????????????????????????????

Teman nongkrong ngehits abad ini :p

Awalnya nggak sengaja juga ding mau ikutan cruise-nya. Setelah jalan nyari makan malam di sekitaran Dataran Pahlawan (wuih kita makan ikan asam pade yang enak banget, kapan-kapan aku tulis terpisah), kita jalan kaki pulang menuju hostel. Nah, pas jalan, kita melewati Museum Maritim di mana dermaga buat ikutan river cruise-nya berada di dekat situ.

Kebetulan itu malam minggu. Suasananya rame bingits dan kayaknya ada acara atau parade gitulah. Banyak orang-orang yang berpakaian pakaian adat. Lumayan seru ngeliatnya. Setelah melihat-lihat keramaian yang ada, nggak lama kemudian kami langsung bergerak ke konter penjualan tiket. Antriannya lumayan, euy!

Menurut situs melakarivercruise [dot] com, harga tiketnya 15 ringgit saja untuk warga asing (7 ringgit untuk anak-anak). Namun seingatku dulu bayarnya lebih mahal. Hmm, nggak yakin juga, apa 20 ringgit ya? Lupa euy. Harga yang berbeda bisa jadi karena itu akhir pekan.

????????????????????????????????????

Kalo siang banyak biawak di sini.

Antrean mengular. Karena antriannya padat, seketika ada petugas keluar dan menanyakan kami satu persatu.

“Dari mane?”

“Indonesia.”

“Berape orang ke?”

“5 orang.”

Si petugas lalu mencatat di kertas kecil “Indonesia” dan menulis angka 5. Kertas ini ternyata berguna bagi petugas di dalam loket agar lebih mudah menyiapkan tiket dan menghitung jumlah biayanya. Nah, ketika mendekati loket inilah aku baru ngeh kalo harga penduduk lokal dan asing dibedakan. “Duh tahu gitu bilang aja ngakunya dari Johor ya! Lumayan dapet harga lokal. Lha tampang juga sama,” batinku. Buahaha, hus hus gak boleh, dosa! 🙂

????????????????????????????????????

Kapalnya begini nih 🙂

Setelah mengantri sekitar 15 menit dan tiket sudah berada di genggaman, aku berjalan menuju dermaga. Keluarga sudah menunggu di sana. Kami mengantri berbaris. Wah, ternyata sebelum menaiki kapal, masing-masing dari kami diberi goodie bag kecil berisi satu minuman dan dua bungkus biskuit rasa jeruk. Lumayan banget! apalagi biskuitnya enak. Buat ngemil di atas kapal bolehlah. Yang penting sampahnya jangan buang sembarangan aja.

Satu kapal kapasitasnya 40 orang. Kapal yang beroperasi mulai jam 9 pagi hingga jam 11 malam ini jumlahnya banyak. Jadi jangan takut nggak dapet tempat duduk. Walau gitu, kita semua pada berebutan euy buat nyari tempat duduk yang pe-we. Kalo yang lain berebutan biar dapet spot yang kece buat selfie, aku  beda. Aku kan kudu ambil foto buat diposting di blog hehehe. Padahal demen narsis juga.

Perahu mulai bergerak berlahan….

….dan semua orang langsung jeprat-jepret hahaha.

DSC_0216

Yang pake baju putih sodaranya Deddy Corbuzier. Cuma gagal OCD aja.

????????????????????????????????????

Hayo fotooo 🙂

Nggak ding, walaupun selfie berjalan, aku rasa semua orang sangat menikmati perjalanan menggunakan kapal tersebut. Di sisi kiri dan kanan terlihat semua bangunan bermandikan cahaya lampu. Hotel-hotel berbintang tak mau kalah. Guratan cahaya yang menyelimuti bangunannya bikin mata seger.

Perjalanan semakin mantap takkala pengemudi kapal memutar lagu berbahasa melayu. Aih seronoknye! Perjalanan kurang lebih 40 sd 50 menit. Rutenya bisa dilihat di situs melakarivercruise [dot] com ya! Yang jelas kita berjalan di sisi kanan kanal teruuusss hingga mentok sungainya. Nah satu kali perjalanan inilah yang durasinya 15 sd 20 menit.

DSC_0247

Bianglalanya cakep ya. Kalo ke Malaka lagi mau coba ah

????????????????????????????????????

Lupa nama jembatannya. Yang jelas salah satu jembatan bersejarah di Malaka

Begitu kapal berbalik arah, pengemudi kapal mematikan lagu dan menggantikannya dengan informasi-informasi seputar bangunan yang berada di kanan-kiri sungai. Semacam guide, namun suaranya sudah direkam dan durasinya sudah disesuaikan dengan kecepatan kapal. Jadi pas banget! Misalnya saja ketika si guide lagi ngomongin tentang Kampung Morten. Nah posisi kapal juga persis berada di sekitaran Kampung Morten. Lebih kerennya lagi, informasi disampaikan dalam bahasa Melayu dan Inggris. Wuih ide pariwisatanya keren ya! Aku ngebayangin Sungai Musi bisa dibikin begini juga.

????????????????????????????????????

Hotelnya cakep ya. Mahal pasti :p

DSC_0252

Bangunan dan mural yang berada di sepanjang sungai Malaka

DSC_0251

Walau malam, namun tetap terlihat keren

Tak terasa, perjalanan menyusuri Sungai Malaka berakhir sudah. Uniknya, kami diturunkan di dermaga yang berbeda. Baguslah, jadi pengaturan penumpang yang naik dan turun menjadi lebih tertib. Apakah dermaga akhirnya jauh? Nggak, deket-deket situ aja kok. Malah dari dermaga akhir ini menuju ke Bangunan Merah lebih dekat lagi.

Seperti yang sudah kutulis, aku sudah mengunjungi Malaka sebanyak 2 kali. Dan… sepertinya itu bukan kunjunganku yang terakhir. Aku suka kota tenang dan romantis ini. Eaaa 🙂

Iklan

46 komentar di “Syahdunya Menyusuri Keelokan Sungai Malaka

  1. Wkwkwkwkwkwk… ngakak dulu… 😀 😀
    Baru nyadar aku kalo kalo dirimu mirip Deddy Corbuzer..
    Seru ya river cruise gitu, apalagi kalo dapet biskuit.. 🙂

  2. Kunjungan berikutnya ama gw deh!!! Gw pengen naik eye on-nya! Dulu eye on (giant ferris wheel) adanya di KL, taman titian wangsa apa namanya yaa lupa saya. Tahun 2007 kesana pas tugas kantor tapi, waktu sempit. Jadi pas 2011 ke sana udah ngga ada lagi….
    Apalagi i love kota tua!!! Yuks yuks yuksss bilang bilang yaa!!!! #maksa

    • Bulan depan adikku yang bungsu bakalan balik lagi ke Malaka. Rada sirik juga sebenernya haha.

      Hiks belum tahu kapan mau ke sana lagi. Yang jelas Maret tahun depan bakalan ke KL buat transit. Nah baliknya belum ditentukan apakah akan stay *dan melipir ke Malaka lagi* atau tidak.

      Yang jelas, aku suka suasana kotanya yang tenang. Duduk-duduk di bawah pohon sambil baca buku atau makan es krim pun rasanya udah enak banget 😀

    • Malaka itu murah mbak 🙂 Sebagian besar objek wisatanya gratis kecuali museum-museum. Itupun kalau mau masuk museumnya murah meriah. Kota Malaka kecil dan kemana-mana nggak perlu naik kendaraan. Cukup jalan kaki aja 🙂

      Sebagai gambaran, aku habisin uang 1 juta seminggu di 4 kota (Langkawi, KL, Malaka, Penang) Masing-masing 2 hari. Jadi satu kota Rp.250.000 rupiah. Tapi ini diluar tiket dan akomodasi ya. Tiket dari KL ke Malaka murah, 20 ringgit aja (nggak sampai 80 ribu rupiah). Pakai bus, itupun udah nyaman. 2 jam lama perjalanan.

      Aku di Malaka keluar duit cuma buat makan sih, sama sedikit oleh-oleh.

  3. Ping balik: Mendadak Dangdutan di Bangunan Merah Malaka |

  4. Ah, Malaka! River cruise-nya emang wajib dicoba beneran ya, Om. Trus samaan tuh foto-fotonya, banyak yang blur, tapi justru itu serunya Malaka River Cruise ya. Hehehehe .. 😀

    Btw, lagu pembukanya buka umur banget deh, Om .. *ngakak*

  5. Ping balik: Pesona di Ulu Kota Palembang : Kampung Al-Munawar |

  6. Ping balik: Menulis Saat Traveling? Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan |

  7. Ping balik: Menulis Saat Traveling? Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan |

  8. Ping balik: Kebanggaan Semu Adipura Kota Palembang | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s