
Source : http://careers.audleytravel.com/
Walaupun melelahkan, berkesempatan menyusuri kota tua Malaka tentu saja terasa menyenangkan. Setelah berkeliling seputaran Bangunan Merah dan Benteng Famosa, aku dan Indra memutuskan kembali ke hostel untuk beristirahat sejenak sebelum menyusuri Sungai Malaka di malam hari. Sambil rebahan di atas kasur, aku asyik memotret keadaan sekitar dari lantai 3 hostel kami. Indah!
“Bang aku nulis sebentar ya,” ujar Indra.
Oh ya, pekerjaan Indra sebagai jurnalis (yang mengangkat isu lingkungan) memang mengharuskannya untuk terus menulis walau sedang melakukan perjalanan.
“Kalau nggak nulis, bulan depan gak dapet transferan, bang!” sahutnya sambil setengah tertawa.
Tak lama, Indra langsung asyik dengan handphone berukuran saku yang ia punya.
“Hah, ngetiknya dari handphone doang? Emang bisa?”
“Bisa bang, tapi ya pelan-pelan dan rawan typo. Layarnya kan nggak terlalu besar,” jawab Indra.
“Kenapa nggak bawa laptop aja, Ndra?”
“Laptopku hilang saat ditodong orang di terminal, bang,” cerita Indra.
Lalu mengalirlah kronologis lengkap kejadian saat Indra ditodong orang yang mengakibatkan laptop, dompet dan handphone-nya raib. Duh, mengerikan sekali.
“Makanya, sementara aku nulis pakai handphone dulu gakpapa deh, udah 3 bulan ini nulis dari handphone nyatanya aman-aman saja bang.”
Hmm, benarkah begitu?
* * *
Melihat langsung pengalaman Indra menulis saat traveling, aku jadi ingat tulisan Trinity si Naked Traveler di buku terakhirnya. Saat itu Trinity galau antara mau membawa laptop atau Ipad-nya saja. “Karena saya melakukan perjalanan setahun dan perjalanan itu dimaksudkan untuk dijadikan buku, jadi saya memutuskan untuk membawa laptop.” Kurang lebih begitu yang kuingat dari tulisan Trinity.
Dan memang, sepanjang perjalanan, tulisan Trinity pun bermunculan di berbagai media. Baik cetak ataupun elektronik. Sebagaimana tren travel blogger yang kian banyak (hmm bisa jadi termasuk aku ya hehehe), maka memiliki gadget yang menunjang keperluan menulis saat traveling sepertinya harus dipikirkan baik-baik ya. Setidaknya menurutku beberapa poin ini cukup penting dan dapat dijadikan perhatian dalam memutuskan apakah perlu membawa gadget tertentu saat perjalanan.
Perhatikan Durasi Perjalanan
Aku dan Indra total menghabiskan waktu 1 bulan dalam melakukan perjalanan. Dan, selama di jalan setidaknya Indra harus menyetor 3 atau 4 tulisan ke editor. “Sebetulnya bisa sih bawa laptop kantor, tapi aku merasa nyaman-nyaman saja menulis menggunakan handphone,” ujar Indra lagi. Nah, jika yang melakukan pejalanan 1 tahun seperti Trinity, jelas membawa laptop lebih masuk akal. Karena yang ditulis tentu saja lebih banyak dan dengan menggunakan laptop, kenyamanan dalam menulis akan lebih terasa.
Perhatikan Kenyamanan Traveling
Gadget itu memiliki masa/berat. Untuk laptop berukuran kecil saja beratnya bisa 1 sd 2 kg. Belum lagi peralatan penunjang seperti charger, tas laptop, DVD eksternal, HD Eksternal dan lain sebagainya. Jika yang melakukan perjalanan ala backpacking yang bahkan kapastitas bagasinya sangat terbatas sesuai ketentuan maskapai (rata-rata 7 kg, bahkan ada yang hanya 5 kg, selebihnya harus bayar), maka berkeputusan hanya dengan membawa gadget minimalis seperti handphone/IPad juga sudah cukup, kok!
Perhatikan Lokasi Liburan
Ini hal sepeleh tapi cukup penting. Memperhatikan lokasi liburan termasuk aspek pendukungnya (seperti keamanan, keadaan cuaca, akses transportasi atau aspek lainnya) saat berlibur pun harus diperhitungkan secara matang. Misalnya saja memilih berlibur di kawasan terpencil yang eksotis di sebuah pulau, sudah niat banget jalan sambil nulis eh ternyata pasokan listrik terbatas (atau bahkan tidak ada) tentu saja percuma, kan? (hal yang sama juga berlaku untuk jaringan internet) Gadget dengan ukuran kecil (Handphone/IPad) yang masih dapat ditunjang powerbank tentu saja lebih unggul, namun tetap saja harus diperhatikan daya tahan media penyimpanan energi tersebut.
Perhatikan Tujuan Liburanmu
Idealnya, perjalanan dapat dilakukan tanpa embel-embel sangkutan pekerjaan. Tapi seberapa banyak sih yang dapat melakukan perjalanan yang betul-betul lepas dari urusan “dunia” (ya bukan berarti liburan ke surga juga sih hehe). Ada baiknya semua urusan dapat dilegasikan ke rekan kerja atau diselesaikan sebelum berangkat. Jika keadaan itu yang terjadi, tentu saja kamu tidak membutuhkan gadget tambahan untuk menulis. Bila perlu alat komunikasi juga tidak usah dibawa, paling ya nggak bisa narsis di sosial media aja hehehe.
Perhatikan Kebutuhanmu
Ibaratnya ini poin pamungkas. Balik-balik ke kebutuhan masing-masing pejalan ya. Silakan dipertimbangkan secara matang apakah kebutuhan akan gadget yang akan digunakan untuk menulis sebegitu besar.Jika iya, diperhatikan kembali fitur gadget tersebut yang paling banyak digunakan atau cakupan fitur yang dimiliki gadget tersebut. Jika ingin gadget praktis yang sekaligus dapat digunakan untuk berkomunikasi, jelas handphone/Ipad jawabannya.
* * *
Bicara gadget, kebetulan banget nih aku punya gadget baru yang sangat menunjang kebutuhan menulis sekaligus berkomunikasi (stt tentu saja yang kumaksud untuk bersosial media hehe). Gadget yang kumaksud itu adalah Tablet ASUZenPad 7.0 (Z370CG), produk anyar dari Asuz yang diposisikan untuk pasar menengah (mid-end) yang memiliki kemampuan handal namun dengan harga yang rasional.
Ibaratnya ini gadget penyempurna kebutuhan journalisTraveler macam Indra yang harus menulis tapi nggak mau ribet. Apa sih keunggulannya? Ini dia aku jelasin.
Desain Inovatif yang Gaya
Untuk memenangi persaingan dengan begitu banyak kompetitor, ASUS berusaha merancang ZenPad 7.0 Z370CG dengan cita rasa yang berbeda dimana setiap orang akan terpukau kala melihatnya. Kesan menarik yang pertama dihadirkan lewat finishing back cover dengan kontur ala kulit yang memberikan kesan mewah dan juga enak saat digenggam. Produk dengan material kulit seperti dompet atau tas umumnya memang terlihat elegan dan banyak orang suka membawanya. Pendekatan desain inilah yang dilakukan ASUS pada tablet ZenPad 7.0 Z370CG sehingga membawa tablet akan tampak sebagai kebiasaan membawa dompet atau tas jinjing dan terlihat tetap bergaya.
Daya tarik berikut ditampilkan melalui potongan sudut tablet dimana tebalnya hanya 8,7mm sehingga nyaman digenggam. Meski bukan yang paling tipis namun bentuk ini sudah sangat ergonomis untuk kemudahan pakai dan juga mudah diselipkan dalam tas. Desainer ASUS juga memasangkan lis/frame metal disepanjang tepian tablet.
Pada frame/lis metalini menggunakan pelapisan dengan teknologi non-conductive vacuum metallization (NCVM). Hasilnya, tablet terlihat mewah,bergaya, sekaligus juga menampakkan kesan kokoh.Lis ini juga membantu bagian tepi layar menahan tekanan dari tangan atau benda lain kala dimasukkan dalam tas.
Sekali lagi ASUS ingin menampilkan filosofi desain “ZEN” yang mengkombinasikan harmonisasi keindahan bentuk dan fungsi penting dari sebuah produk serta kekuatan fisik. Karakter ZEN di tablet akan terlihat dari garis yang bersih, desain yang unik, serta kontur elegan yang membuatnya berbeda dibanding produk lainnya.
Tampilan Terbaik dari VisualMaster
Salah satu faktor penting dari sebuah tablet jelas pada kualitas layarnya karena disinilah semua materi visual tampil ke hadapan pengguna. Untuk memberikan pengalaman visual terbaik inilah ASUS menghadirkan teknologi VisualMaster di ZenPad 7.0Z370CGyang melibatkan software dan hardware guna mengoptimalkan seluruh aspek tampilan, termasuk kontras, ketajaman, warna, kejernihan dan kecerahan. Teknologi yang juga diimplementasikan pada beberapa jajaran Zenbook ini bertujuan memberi tampilan yang cemerlang dan detil serta menghadirkan fitur display terbaik sesuai kebutuhan pengguna.
Salah satu komponen dari VisualMaster adalah penggunaan panel IPS yang memberikan sudut pandang lebar hingga 178o. Pengguna tetap dapat melihat tampilan tablet dengan jelas meski dari berbagai arah.Layar 7 inci di ZenPad 7.0 Z370CGsendiri juga terbilang lega dengan porsi 72% dari keseluruhan permukaan bodinya, hal ini dimungkinkan dengan mempersempit sisi layar (bezel).
Komponen selanjutnya hadir dari ASUS Splendid yang dapat mengatur intensitas warna yang ditampilkan ke layar sesuai kebutuhan. Fitur ini membolehkan pengguna mengatur ketajaman dan level suhu warna terbaik menurut pengguna. Pada tablet ini sendiri sudah disediakan 4 mode warna yang bisa dipilih yakni Balance, Blueligth Filter, Vivid, dan Customized (diatur tersendiri).
Inovasi Kamera Kreatif
Meski didesain sebagai tablet entry level yang terjangkau, ZenPad 7.0 Z370CG tetap dibekali kamera untuk kebutuhan fotografi ringan dengan kamera depan 2MP dan kamera belakang 5MP (autofocus). Kerennya, di tablet ini sudah mengadopsi teknologi kamera PixelMaster yang menghadirkan banyak keunggulan.
Melalui sistem PixelMaster ini, pengguna akan mendapati kemudahan dalam berfoto untuk kemudian dilakukan editing saat itu juga dan langsung dibagikan (share) ke cloud, antar perangkat, atau ke social media.ZenPad7.0 Z370CGjuga dibekali faslitas kamera berteknologi PixelMaster akan membantu pengguna mendapatkan gambar yang detil, warna lebih alami, dan tangkapan cahaya yang lebih peka dalam suasana gelap.
Sistem PixelMaster juga menggabungkan 4 pixel yang didapat dari sensor menjadi 1 pixel dengan kualitas tinggi dimana hasil pencahayaannya akan 4x lipat lebih terang dan kontras warna meningkat 2x lipat.

Hasil kameranya tajam bro!
Kamera utama/belakang di ZenPad 7.0 Z370CG hadir dengan 15 mode foto dan 8 mode untuk kamera depan. Masing-masing mode ini menawarkan kemampuan unik dalam fotografi seperti “Low-Light”Mode untuk memotret dalam pencahayaan rendah, “HDR” untuk menghasilkan foto lebih cemerlang, “Beautification” untuk meningkatkan kualitas foto portrait/wajah dimana Anda dapat dipercantik untuk bagian kulit, mata, dan bagian dagu.
Jadilah Sutradara dengan MiniMovie
Untuk Anda yang ingin membuat tampilan foto jadi lebih kreatif dan menarik tentu akan senang dengan aplikasi built-in “MiniMovie” dari ASUS. Aplikasi ini membolehkan pengguna menggabungkan berbagai foto untuk dijadikan film mini yang makin menarik dengan imbuhan musik pengiring. Anda juga bisa menambahkan teks informasi dan juga langsung membagikannya ke sanak saudara melalui media sosial seperti email, cloud, hingga YouTube.
Guna mendukung aktivitas bagi-pakai ini, ASUS juga menyediakan layanan penyimpanan berbasis cloud di ASUS WebStorage. Disini Anda akan dibeikan kapasitas gratis sebesar 5GB yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai data termasuk foto dan video.
ASUS ZenPad 7.0 Z370CG ditenagai oleh prosesor Intel generasi terbaru Atom x3-C3200 yang dikenal dengan nama kode SoFIA. Inilah SoC (System on Chip) 64-bit yang hemat daya dan khusus ditujukan bagi perangkat bermobilitas tinggi seperti smartphone dan tablet.
Kenapa Harus Membeli ASUS ZenPad 7.0 Z370CG?
Setelah mengetahui serba-serbi di tablet ASUS ASUS ZenPad 7.0 Z370CG, tentu Anda akan mencoba membandingkannya dengan produk kompetitor. Nah, kami berikan 10 alasan kenapa kamu harus memilih tablet ini dibandingkan lainnya:
- Tablet ASUS ZenPad 7.0 Z370CG merupakan tablet pertama di dunia dengan back cover yang bisa diganti-ganti, termasuk ditandem dengan sistem audio dan baterai eksternal tambahan.
- Tampilan layar ultra realistik seperti halnya pada TV model high-end dengan warna cemerlang dan kontras yang tajam.
- Inilah tablet perdana didunia yang bisa ditandemkan dengan modul audio surround 5.1 berteknologi DTS-HD untuk menghadirkan tata suara mantap.
- Layar 7” beresolusi HD 800×1280 pixel dengan area pandang 72% dari keseluruhan bodi. Layar ini pun diperkuat lapisan Gorilla Glass untuk mencegah goresan benda tajam.
- Desain kompak dalam dimensi 189×110,9×8,7 mm dan bobot hanya 272 gram sehingga nyaman digenggam.
- Baterai internal dengan daya tahan pemakaian 8 jam. Dengan modul ASUS Power Case pun membuatnya mencapai pemakaian hingga 14 jam.
- Dual kmaera untuk memudahkan pengguna membuat foto dan video. Dukungan teknologi PixelMaster pun membantu menghasilkan image yang OK.
- Antarmuka ZenUI yang baru dan segar serta menyediakan banyak kustomasi agar tablet Anda tampil lebih personal.
- Dukungan jaringan Internet 3G dan ruang penyimpan eksternal yang mendukung hingga 128GB.
- Pilihan warna menarik (hitam, putih, aurora metalik) dengan kontur kulit yang elegan.
Gimana, keren nggak tuh ASUS ZenPad 7.0 Z370CG? dengan berbagai macam keunggulan yang dimilikinya, tablet keren ini boleh banget dijadikan pilihan untuk dibawa saat perjalanan. Mau dipakai untuk kebutuhan sehari-hari seperti aktifitas di sosial media ataupun komunikasi dengan keluarga, atau bahkan dipakai untuk menulis. Semua bisa!
So, jatuhkanlah pilihanku kepada ASUZenPad 7.0 (Z370CG), sekarang! -ngomong ala Chocky Sihombing eh Sitohang. -dipelototin mas Chocky hehehe.
paling susah om klo nulis pas travelling
Nggak konsen ya Win 🙂 kayaknya yang nulis saat traveling orang-orang kayak Indra dan mbak T ya. Kalo orang kayak aku, paling nulis status eaaa
Bukan gk konsen bg tp gk sempat soalnya mau menikmati perjalannya eaa
Lomba ya?
Bukan, ini tulisan ‘terima kasih’ 🙂
Oh, sudah kuduga
Haha bahasanya tulisan terima kasih 🙂
Harusnya nggak perlu diduga-duga, sudah terang menderang hahaha
:p
Iya dong, memang dituliskan sebagai bentuk terima kasih ^_^ ^_^
aku sihh suka gagal kalo liburan sambil berencana nulis, banyakan excuse….yang capek lahh, males ngecharge lahh, dll….akhirnya udah gak bawa lagi deh percuma berat2 dibawa gak dipake
Pernah nyoba ya Dit? aku aja pernah bawa buku kecil, niatnya mau bikin puisi di tiap kota, gagal total hehehe
Ada gak ya aplikasi dikte gitu untuk bahasa indinesia…. Hahaha….
Yang pernah aku denger ada aplikasi yang bisa bacain buku, jadi gak capek baca per halaman, tinggal duduk manis dan dengarkan 🙂
Sekarang semenjak mencoba jadi blogger, saya mulai bawa laptop kecil kalau bepergian di dalam negeri. Saya paling tidak bisa menulis via hape atau tablet (padahal bawaannya ke mana-mana tablet) soalnya rasanya kurang puas :haha. Tablet biasanya saya jadikan notes saja–itu pun kalau terdesak soalnya saya biasanya bawa buku jurnal dan pena :haha. Gaya lama, sih… :hehe.
Klo gak bisa pake tablet, gimana klo ganti sirup atau puyer aja? :p
Wahaha, obat kali itu mah…
Lho emang tadi ngomongin apa to? :p
Resep dokter, Mbak :haha.
Nah nyambung berarti
Kudunya Yayan nambahin satu lagi tips travelingnya tuh
Ingat bawa obat, kalau perlu berikut resepnya karena gak semua obat bisa dibeli tanpa resep, biar pas nulis gak pening kepala hahaha
*maaf Oomndut, saya ngacak2 lapaknya* :p
Haduh haduh, ini nanti kalau si Om balik udah rame gini lapaknya dengan komentar kita Mbok :haha.
Siap, nanti kalau jalan harus selalu bawa obat! Siap!
Gpp Oom Yayan baik hati dan tidak sombong kok
Kayaknya lagi asik bobo ciang dia, tumbenan belum nongol, biasanya cepet bener responnya
Mungkin masih sibuk menulis postingan yang baru saja di-publish, Mbok :)).
Hahahaha nggak apa-apa mbak Arni dan Gara, santaiiiii, Mau dangdutan juga boleg dimari hehehehe
Iya laptop kecil juga oke ya Gar. Kalau Gara bisa main hape di jalan lebih enak lagi ya bisa baca atau nulis atau main hape di kendaraan. Bisa nulis apaaa gitu 🙂 aku nggak bisa >.<
Saya juga nggak bisa Om… paling cuma baca doang sih :)).
Aku belum pernah nulis saat traveling, pengin menikmati liburan dengan maksimal. Lagian juga ada Aiman yang musti diawasi hi3
Zenpad emang keren, aku paling suka buat motret saat traveling, hasilnya ga kalah ama kamera prosumer milik Ivon.
Aku udah coba juga motret. Kece ya, hanya tadi nggak sempat aku masukin ke blog 🙂
Aku klo liburan bener2 libur nulis
Bahkan udah balik dari liburan juga kadang libur nulisnya masih lanjut hahahaha
Ou, aku ngeblog, ngedit, komen dll semua via HP, males nyalain laptop karena pasti bakal direcokin Prema yang minta main game
Di hapeku yang sekarang ngedit foto juga lebih gampang ketimang komputerku hehe. Idealnya liburan itu emang nikmatnya nggak kebentur urusan pending ya mbak hehe
Wuih mantaaap, ulasannya lengkap banget. Berbakat banget deh Yan untuk jadi pengulas gadget 🙂
Btw, kadang aku mikir, kalau jaman sekarang kita balik lagi ke gaya pejalan jaman dulu gimana ya? Jalan cuma berbekal kamera dan buku jurnal saja untuk mencatat. Tulisannya lengkapnya baru dibuat nanti setelah perjalanan selesai. Secara pribadi aku lebih suka memeram perjalananku dulu dan baru menulisnya beberapa waktu setelah perjalanan itu selesai, bahkan beberapa tulisan bisa aku peram sampai tahunan. Tapi memang jaman sekarang para pejalan butuh gawai yang memungkinkan mereka untuk tetap kontak dengan dunia maya. Sekedar untuk update status, mengetahui perkembangan jaman, atau mungkin hal-hal teknis yang berhubungan dengan perjalanan itu sendiri.
O iya, masalah kebiasaan menulis di laptop atau gawai, mungkin nanti akan tergantung sekali terhadap individunya. Karena ada orang yang tidak terbiasa membuat tulisan panjang pada gawai, dan lebih suka menggunakan laptop. Aku termasuk yang seperti itu, cuma klik kalau pakai laptop atau PC, malah terkadang harus tetap connect dengan internet. Tapi satu waktu aku pernah nulis di hape dengan layar sempit, soalnya ngejar deadline tulisan dan demi lomba. Anehnya dalam keadaan terdesak begitu malah bisa hahaha 😀 #malahcerita
Haha itu the power of kepepet namanya mas Bart. Rasanya aku pernah juga begitu. Cuma lupa lomba apa.
Iya betul, ngebayangin perjalanan tanpa gadget. Ada tuh traveler yang melakukan tanpa naik pesawat, keren euy walaupun jadinya lama dan panjang perjalanannya.
Betuuul. Apa kita harus digituin ya, biar lebih achieve haha. Slow traveling ya … Mungkin suatu saat akan jadi trend lagi tuh Yan. Tertarik?
SANGAT tertarik 🙂
Aku mah kalo live report sanggupnya cuma di Instagram atau Facebook. Nulis lengkapnya kalo liburan udah usai. Pas udah bisa santai depan komputer. Nggak bisa jadi wartawan ini roman-romannya.
Haha iya, aku juga suka pusing sama deadline. Gak cocok juga jadi wartawan nih aku. Padahal dulu pernah cita-cita jadi wartawan 🙂
Maksdih sdh sharring ya.. Selama ini aku blm pernah nulis pas traavelling, aku cuma bikin catatan2 kecil aja di buku.. Ntar pas ngeblog baru deh aku kembangkan narasinya.. Yang jelas jangan sampai luoa ngambil foto2 dari berbagai sudut utk pendukung grafis tulisan di blog..
Terima kasih sudah mampir mbak Rita. Iya, foto yang menunjang tulisan sangat penting, itu yang jangan sampai terlupa 🙂
Masih sempat nulis ya Om pas travelling? Nulisnya pake hape ya Om? Apa aku ganti hape saja ya biar bisa langsung bikin tulisan di blog saat travelling? Biasanya nunggu balik travelling baru nulis ceritanya di blog..
Bisaaa bisaaa ganti hape pake Asus hihihi
Baca ini dan….. Jlebbbb! Menancap di hati :’) Semoga bulan depan bisa beli laptop buat ngetik-ngetik tulisan (dan bikin meme biar makin yahud). Saya juga kaya Om Indra, nulis naskah berita pake hp. Bahkan nulis blog juga pake hp. Koreksi typo-nya, ampun… :’)
Nganu… soal typo, yang ngetik di komputer kayak aku pun tak lepas dari khilaf hehehe. *menatap jari yang gede-gede*
O gitu.. Saya ada teman kalo gitu 😂
Tos dulu 🙂
aku kalau nulis naskah berita bisa pakai ponsel (kan pendek), blog dulu juga suka ngetik pakai ponsel atau tablet, terus dipindahkan ke laptop dan diterusin di laptop (oh, i love evernote). naaah, biasanya bawa laptop kalau jalan itu karenaa, mesti ngecek kerjaan kantor, yang programnya emang nggak ada di ponsel atau tablet. jadi kalau masuk jam tidur di penginapan, aku malah ngecek kerjaan, hihihi.
Aha, betul. Mau gak mau bawa laptop jika pakai program khusus buat kerja ya mbak Indri. 🙂
kadang suka dilema buat bawa laptop. Selain berat, suka males juga nenteng nenteng laptop.
tapi kalo nggak bawa laptop, ga semangat buat nulis di handphone.
aku kudu piye om 😦
Ah kamu galau, mungkin butuh pacar hahaha
Pernah maksa bawa laptop saat traveling, akhirnya malah nyusahin suami krn laptop masuk ranselnya. Dan ternyata gak terlalu dipake (kalo saya, hehehe) krn lbh suka jeprat jepret foto dan nulis kmdn berdasarkan foto2 tsb.
Sejauh ini aku juga begitu mbak Anne. Cuma ini lagi mikir buat bawa laptop atau nggak untuk perjalanan selanjutnya 🙂
Salut banget aku sama org yang bisa nulis pas lg traveling. Bisa nyempetin waktu gitu.. Kalo aku abis jalan2 udah tepar, belum lagi ngurus krucil2.. 😀 Salam kenal ya om yan.. hehe 😀
Wah komennya lama tak terbalas >.< salam kenal kembali. Aku juga kalo habis jalan tepat urusin kehamilan #eh hahahaha
Om klo mengatasi malas menulis karena ngantuk atau lelah karena kerjaan di kantor itu pegimana caranya? #nanya dan curhat sekaligus :-D…rikuwes bikinin tulisan melawan malas menulis blog hehe
Aduh andai aku tahu jawabannya, pasti aku sekarang udah jadi apaaa gitu muahahaha. Problem kita sama kisanak :)))
Hahaha..sama yahh ternyata kukira solusi buat Omndut adalah mengetik blog di cafe sambil di temenin Dik Chelsea Islan..ehh malah kagak jadi2 posting kali yak 😄😆
Oh jelaasss. Gak akan nulis kalo sambil ngupi2. Kalo sambil makan pempek, Chelsea aja lewat hahahaha