Pelesiran

Gagal Bertemu Anuskha Sharma di Bruges, Belgia

.

Sejak awal memutuskan ke Belgia, saya memang sudah meniatkan diri untuk melewatkan kota Brussels yang menjadi ibukota Belgia. Bukan karena saya tidak tertarik, ya! saya mah sejak dulu udah ngeh sama kota ini, secara ada museum Tintin dan patung balita cabul di sana! tapi karena waktu saya terbatas dan ada banyak negara yang mau saya datangi demi sebuah kalimat, “aku dong udah pernah ke negara itu!” -Padahal aslinya cuma ke satu kota saja dan numpang lewat doang pula hahaha.

Ya, hanya demi kesombongan di dunia maya dan nyata itulah mau nggak mau saya harus memilih hwhwhw dan Bruges adalah destinasi utama yang ada di kepala saya. Gara-garanya, saya kepincut kota ini saat menonton film PK yang dibintangi Aamir Khan dan Anuskha Sharma. Ya ampun, di film itu Bruges nampak sangat menggiurkan. Sebegitu naksirnya saya terhadap Anushka Sharma eh terhadap kota ini, sampai kemudian saya berhasil mendatanginya, saya sangat terharu sampai-sampai saya lupa kalau masih jomlo.

Kota ini kecil tapi nampak sepi. Untungnya aman dan nyaman 🙂

Kran air tua yang unik. Ntah masih berfungsi atau nggak. Lupa nyobain.

Ke sekolah bersepeda melewati tepian kanal kayak gini mah syurgha ya.

Eh selain film Bollywood berjudul PK, sineas Hollywood gak mau ketinggalan. Film yang dibintangi oleh Collin Farrel dan Nicole Narain itu bahkan berjudul In Bruges alias berjudul sama dengan nama kota ini. Eh tunggu, saya salah… bukan dengan Nicole Narain, tapi Elizabeth Berrington, ding. Maaf yang sama Nicole Narain sih film “lain” heuheuheu. Buat yang ngerti ajah.

Sebetulnya, sampai sebelum saya memutuskan beli tiket flixbus, saya masih galau apakah mau ke Kota Gent atau ke Bruges. Soalnya di Gent ada kastil yang kece banget. Saya sempat baca-baca blog travel blogger luar yang membandingkan 2 kota ini, yang ada saya makin bingung Malih! Ya sudah, dengan harapan dapat bertemu dengan (bayangan) Anushka Sharma, jadilah saya memilih kota Bruges.

Baca di sini tentang pengalaman saya pakai bus selama di Eropa, ya!

Sekilas Tentang Bruges

Saya tiba di kota Bruges sekitar pukul 13:25 setelah berangkat dari kota Amsterdam sekitar 9:15 pagi. Dan alhamdulillah busnya tiba sesuai jadwal. Nah, begitu tiba di kota Bruges, busnya berhenti di semacam terminal bayangan. Hmm, kayaknya memang semua bus besar diberhentikan di sana. Dari terminal bayangan ini, saya berjalan kaki menuju terminal bus dalam kota untuk menjangkau rumah Marieke, host saya di Bruges.

Sobat misqueen liat dari jauh saja haha. Ntah berapa bayaran naik perahu kayak gini.

Nah ini alun-alunnya kota Bruges.

Kalau malam serem juga kali, ya! hahaha

Ntah gedung apa ini. Ada di alun-alunnya.

Lucunya, begitu meninggalkan kota Bruges saya baru sadar bahwa untuk menuju rumah Marieke, sebetulnya modal jalan kaki aja sudah cukup. Paling jalan 15 sd 20 menit wakakak. Ya sudahlah, harus merelakan uang 3 euro untuk bayar busnya. Perjalanan dari terminal bus ke rumah Marieke berlangsung sekitar 15 menit. Sesuai arahannya, saya berhenti di gereja St.Magdalene.

“Dari gereja, kamu tinggal jalan kaki ke rumah saya.”

Marieke menerima saya dan adik dengan ramah. Tentang pengalaman menginap di rumahnya silakan baca di tulisan tentang couchsurfing ini ya. Yang jelas, kami tiba di sana, ngobrol sebentar dan mulai mengeksplorasi kota seluas 138 km persegi ini. Beruntungnya saya, objek wisata kota Bruges dapat dicapai dengan berjalan kaki dari rumah Marieke yang memang terletak di jantung wisata. Aaah, menyenangkan!

Bruges adalah lokasi pemukiman pesisi selama zaman prasejarah. Teruma saat Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Pasca penaklukan Julius Caesar terhadap Menapii yang merupakan suku Belgic dari Galia Utara pada masa pra-Romawi dan Romawi, dibangunlah sebuah benteng pertama. Serangan bangsa Viking pada abad ke-9 kemudian mendorong Pangeran Baldwin I untuk memperkuat benteng. Baru di abad ke-9 dan ke-10 pemukiman dan gereja mulai banyak dibangun.

Salah satu spot duduk santai favorit saya.

Saya dan Dementor. Tapi alih-alih saya tersiksa, yang ada Dementornya saya hisap kebahagiaannya hahaha. Ini di depan Gereja Magdalena.

Ini di dalam gereja Magdalena. Unik, karena di tengah-tengah itu ada ayunan balok kayu. Dan gak liat kursi sebagaimana biasanya.

Gedung-gedung di Bruges.

Sebagai pengangum arsitektur (walaupun sebatas kagum karena gak ngerti-ngerti amat), saya suka banget berada di Bruges. Ya ampun rumah-rumahnya aja cakeeeep. Walaupun di dalamnya modern, tapi bagian luarnya masih mempertahankan gaya bangunan lama. Oh ya, Bruges sendiri berasal dari bahasa Belanda Kuno yakni Brugga yang berarti Jembatan. Mungkin karena kota ini ada kanal dan banyak jembatannya makanya dinamakan demikian, ya!

Bruges Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO

Yup, kota kecil yang cantik ini sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO setelah sebelumnya dinominasikan pada tahun 2000. Merujuk web resminya UNESCO, kot ini dipilih karena,”Bruges is an outstanding example of medieval historic settlement, which has maintaned its historic fabric this has envolved over the centuries, and where original Gothic contructions form part of the town’s identity.” Nah, kece, kan!

Oke, karena saya pejalan kere dan memang sejak awal gak meniatkan untuk datang ke tempat wisata berbayar haha, jadi selama ke Bruges ya memang jalan keliling kotanya saja modal jalan kaki. Oh ya, karena sudah siang, sempat mau cari makanan di Bruges. Kami masuk ke beberapa supermarket, tapi gak nemu yang jualan nasi siap santap kayak di Amsterdam dan London. Ya sudah, makan siangnya roti saja haha.

Menuju alun-alun. Itu gerejanya tjakep.

Ini kawasan dekat rumah host.

Bang noleh sini dong, gantengnya gak keliatan :p

Pasarnya nih. Ada cafe tempat mab’u-mabu’-an juga haha

Kalau lagi pelesiran, saya bukan termasuk orang yang, “belum sah ke A tapi kalau belum cobain makanan khasnya.” Nah, tahu kan kalau Belgia terkenal dengan wafflenya. Di Bruges banyak yang jual. Tapi harganya menurut saya mahal buahaha. Waffle biasa aja bisa 5 euro atau hampir lebih dari 80 ribu. Padahal satu kerat roti tawar gak lebih dari 2 euro. Ya sudah, kami mengakalinya dengan beli nutela. Hehe.

Sebelum saya ajak keliling Bruges, coba cek dulu video youtube ini.

Cakep ya! Nah, sebagaimana yang terlihat di video, jualan utama Bruges ini ya memang bangunan dan kanalnya. Saya sempat mendatangi beberapa lokasi wisata utama seperti alun-alun/square dan The Church of Our Lady yang terkenal itu walaupun nggak masuk ke dalam. Saat melewati kanal, nampak juga wisatawan yang berkeliling Bruges menggunakan perahu. Saya jelas gak nyobain karena berbayar hwhw.

Apa sih kerjaan saya di Bruges? Jalan, nemu spot santai, duduk, ngemil roti, trus jalan lagi. Oh ya, bagi yang mau ke Bruges, kota ini cukup didatangi sehari saja. Bagi yang punya tiket kereta terusan, bahkan bisa langsung loncat ke kota lain, misalnya Gent atau Brussels. Saat ke sana, saya banyak lihat rombongan anak sekolah yang datang naik bus. Mereka keliling berapa jam, trus pulang.

“Kok nggak ada foto saat malam?”

Nganu, gak kuat dingin euy. Itu jalan siang di cuaca cerah aja aku pakai baju berapa lapis dan jaket terus euy. Lagian, kalau malam ya diniatinnya ngumpul sama host, walaupun di Bruges ini jadinya gak gitu karena Marieke kalau malam ngajar.

Esoknya, kami masih punya waktu setengah hari sebelum berpindah kota ke Luksembourg. Sengaja keluar rumah Marieke agak siangan karena malamnya lebih panjang. Masih gelap dan dingin. Kami berpamitan sekitar pukul 10:00 menuju terminal. Busnya sih baru datang jam 12, tapi sengaja keluar cepat karena pingin sekalian foto-foto dulu.

Menjumpai menara ini saat jalan menuju pulang.

Jembatannya sedang berputar.

Angsa aja betah tinggal di Bruges 🙂

Trus, nemulah saya di adegan jembatan yang berputar saat ada kapal mau lewat. Sederhana sih, tapi cukup bikin saya norak saat ngeliatnya hahaha. So, saya menghabiskan waktu sekitar sehari semalam di Bruges. Udah cukuplah, walaupun kayaknya masih bisa eksplor lagi lebih banyak. Ya, mudah-mudahan nanti bisa balik lagi ke sana.

Kan, Mbak Anushka Sharma-nya belum berhasil saya temuin! Hehehe.

 

Iklan

17 komentar di “Gagal Bertemu Anuskha Sharma di Bruges, Belgia

  1. (((patung bayi cabul)))

    Kotanya cakep, mas! Aku suka sama bangunan-bangunan rumah atau ruko itu. Sama sih, aku suka arsitektur tapi nggak ngerti-ngerti amat hahaha.

    Btw tulisan ini nggak nongol di timeline WordPress lho, kenapa ya? Apa gara-gara kamu feature?

  2. aku lg mikir, butuh waktu berapa lama supaya bisa puas eksplor eropa ini yaaaak :D. makin dibaca, makin dilihat, makin banyaaaak aja yg mau didatangin wkwkwkwjwj. skr ada bruges ini pulak ;p. pgn ambil unpaid leave setahun supaya bisa traveling, tp bisa dicere suami ntr hahahahaha :p.

    cakep bnaget kotanya mas. yg begini ini niiih yg aku suka juga. palagi kalo kotanya adem, sepi, ga terlalu turis

    • Buahaha, atau mas Rakanya diajak sekalian, tapi berarti 22nya kudu ambil unpaid leave ya hwhwhw.

      Iya, kotanya asyik dan menyenangkan. Betah lama-lama berada di sana 🙂

  3. Jembatan muter itu gimandose kak maxutnya? Kok lucu dia muter muter. Kayak tangga di asrama film Harry Potter kah? Dan dari kota ini, aku paling suka liat jalanannya yang bukan aspal, apa yah istilahnya, jalan batu wkwk. Berasa jalan untuk jalan kaki aja~

    • Nah persis kayak tangga di Hogwart hahaha. Iya, aku suka banget kota yang jalanannya bukan aspal. Kalau di Indonesia model gitu, udah banyak ditumbuhi rumput liat pasti bagian sela-sela batunya wakakak.

  4. Ping balik: Rekor Eksplor Satu Negara “Hanya” 2 Jam Saja di Luksemburg! | Omnduut

  5. Ping balik: Aha! Ini Dia Persiapan dan Itinerary 25 Hari Jelajah Eropa | Omnduut

  6. Ping balik: Gagal Klimaks di Kota Secakep Praha | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s