Dasar rezeki anak soleh yang (sedikit) gendut,tahu aja aku udah lama gak jalan-jalan, eh te’tiba oleh bang Indra, si pemilik hak paten goyang chebox, ngehubungi dan ngajakin aku buat menghadiri Festival Panen Padi di Lampung Timur. Tak usah banyak pikir, aku langsung cus bilang mau, apalagi setelah jalan ke Lampung Timur, kami bakalan diajakin menghadiri Gala Premier Trinity The Naked Traveler, yuklah mari.
Dengan mengendari kereta malam yang sayangnya penumpang sebelahku cowok jadi gak bisa nyepik, aku tiba di stasiun Tanjung Karang sekitar pukul 7 pagi. Di sana, om Yopie, penguasa Keliling Lampung sudah menunggu. Bersama tante Rahma, istri sekaligus asisten blognya om Yopie, kami menembus aktifitas lalu lintas pagi di Bandar Lampung. Tujuannya ke bandara untuk menjemput rombongan blogger lainnya.
Sebelum ke bandara, kami sempat mampir ke rumahnya bang Endri, guide kami selama di Lampung Timur. Kami sempat memasuki area bandara sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar karena rombongan lain ternyata udah nunggu di sebuah mini market. Setelah sempat nyasar sedikit, tadaaa, akhirnya bisa bertemu juga dengan rombongan yang lain.
Ada mbak Evi dan Tari yang sempat jalan bareng di Kuala Lumpur akhir tahun lalu. Dan, yang baru kenal, ada mbak Raiyani, Hanum, Indah dan Mia. Wah, bakalan seru banget ini jalan bareng teman-teman baru yang super kece. Tanpa menunggu lebih lama, setelah wefie bersama, kami langsung berangkat menuju lokasi Festival Panen Padi diadakan.
Selamat Datang di Lampung Timur
Ini bukan kali pertama aku ke Lampung Timur. Sebelumnya, aku sempat mendatangi Situs Megalitikum dan Bukit Granit yang juga berada di Lampung Timur. Namun, tujuan kami kali ini adalah kecamatan Raman Utara, tempat festival diadakan.
Perjalanan sangat lancar. Kami tiba sekitar pukul 11 siang di lapangan Raman Utara. Karena belum ada yang sarapan, kami memilih untuk mengisi perut di warung-warung pinggir lapangan yang menyediakan lontong pecel dan gorengan. Suasana di sekitar lapangan sudah mulai ramai. Tenda-tenda nampak berdiri rapi. Ada yang ditujukan untuk tamu undangan, ada juga yang digunakan sebagai tempat pameran hasil bumi.
Acara panen padi di tepi sawahnya ternyata sudah dilakukan di lokasi lain. Tapi tak apa, karena festivalnya dipusatkan di lapangan Raman Utara ini. Acara yang baru pertama kalinya dilaksanakan di Lampung Timur ini rencananya akan dihadiri oleh bapak Gubernur Ridho Ficardo. Saat kami bergerak ke lokasi utama, nampak barisan siswa yang membentuk barikade bersiap menyambut kedatangan gubernur muda ini.
Tak lama kemudian, gubernur Ridho mulai datang dan memasuki lapangan utama. Siswa yang sedari tadi menunggu mulai menabuhkan gendang. Selanjutnya, acara dibuka dengan atraksi tarian Sigeh Pengunten. Tarian yang dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap tamu ini ditampilkan dengan apik. Sekilas aku teringat tari Tanggai asal Sumatra Selatan yang juga ditampilkan dengan maksud penghormatan terhadap tamu.
Festival yang menampilkan atraksi seni budaya, lomba memukul lesung (alat penumbuk padi) dan pawai kendaraan tani hias ini dibuka langsung oleh gubernur Lampung. Selanjutnya, sebagai tuan rumah, bupati Lampung Timur ibu Chusnunia Chalim juga memberikan kata sambutan. Apa yang disampaikan 2 pemimpin daerah ini senada. Intinya kedua pemimpin ini mengapresiasi baik hasil pertanian dan perkebunan yang dihasilkan oleh para petani, dan mereka juga berjanji untuk kian memperhatikan kebutuhan para petani agar hasil tanam di periode panen selanjutnya semakin maksimal.
Pameran Hasil Bumi dan Pawai Hias
Selama acara resmi berlangsung, aku dan bang Indra melipir dari lapangan utama dan bergerak ke sisi lapangan. Di sana, orang-orang yang tergabung dalam UKM dengan bangga memamerkan hasil bumi mereka. Walaupun nama festival ini adalah “Panen Padi”, namun hasil bumi yang dipamerkan gak hanya sebatas padi. Tapi juga hasil perkebunan seperti jagung, beraneka jenis sayuran seperti cabai, timun, kisik, kacang panjang, dsb.
Di pameran ini juga dijual berbagai macam olahan makanan ringan. Seperti keripik, nugger lele. Uniknya, kerajinan tangan olahan kayu juga dipamerkan di pameran ini. Ramai dan meriah! Tapi, yang menarik perhatianku sejak awal itu adalah kendaraan hiasnya!
Ini bukan sembarangan kendaraan, tapi alat pertanian berupa traktor dihias sedemikian rupa demi menarik perhatian dewan juri. Lucu! Hehe, tak jarang ada yang menghias traktornya dengan bentuk tikus yang sangat besar sebagai bentuk representasi hewan yang menjadi musuh petani.
Masih dengan bang Indra, kami berkeliling dan menghampiri satu demi satu traktor hias. Lucu, mereka menggantung hasil panen mereka sehingga menutupi “kendaraan” mereka. Para traktor hias ini akan berjalan beriringan dengan kelompok marching band yang sebagian besar siswa sekolah. Walaupun cuaca cukup terik, namun semua nampak bersemangat.
Sungguh hari yang menyenangkan. Seru sekali melihat festival yang dibuat oleh masyarakat dan juga ditujukan untuk masyarakat. Semua orang nampak terlibat di Festival Panen Padi 2017. Sehingga, diharapkan rasa semangat masyarakat untuk terus memajukan pertanian dan perkebunan mereka akan tetap terjaga.
Jamuan di Rumah Bupati
Malam itu kami diagendakan untuk menginap di rumah dinas bupati. Bang Endri menyebutnya sebagai guest house, karena tamu-tamu undangan dari bupati biasanya diinapkan di rumah tersebut. Rumahnya besar dan nyaman. Ada asisten rumah tangga yang dengan semangat menjamu kami, menyiapkapkan makanan yang lezat sehingga tamu-tamu yang demen makan kayak kami (baca : aku) ini gak mendadak kurus ketika pulang hihihi.
Di waktu makan malam, bang Indra bahkan bisa memamerkan prosesi olahan lauk yang disebut seruit. Yakni sejumput dari tiap-tiap lauk, yang diaduk menggunakan tangan. Sekilas tampilan lauk yang diseruit ini nampak mengerikan haha, namun ternyata ada makna filosofis dibaliknya. Seruit ini biasanya dilakukan oleh orang paling tua yang ada di rumah. Lauk yang dicampur menjadi seruit akan dibagikan ke seluruh anggota keluarga. Nah, secara gak langsung makannya kudu barengan, toh? Jadi, ini baik untuk kian mempererat rasa harmonis dalam satu keluarga.
Tak henti gelak tawa berlangsung di rumah dinas bupati tersebut. Terima kasih yang tak terhingga kepada ibu Bupati dan jajaran yang telah menjamu dengan sangat baik (nganu, cemilan di mejanya kita bungkus ya, bu! Hahaha) Sayang, keesokan harinya kami harus bergegas berpindah tempat untuk mengunjungi satu tempat keren lagi di Lampung Timur. Apa sih? Aha, Taman Nasional Way Kambas! Gimana keseruan di sana? Simak terus blog Omnduut ya!
Seru. Seru. Seru. Rumah dinas bupati bikin kita mencecap kemewahan di Lampung Timur dengan segala fasilitasnya (walau hanya semalam). 😀
Hahahaha dan aku menyesal gak ngebungkus hahaha
Seru banget acara nya mas. Bukan hanya melihat gajah ya mas. Tapi mengikutin rangkaian festival juga y kemarin..
Iya Fajrin. Unik lihat pawai hiasnya 🙂
Bagus, acara festival2 kayak gini kalau digarap serius bisa mendatangkan banyak wisatawan. Semoga selanjutnya semakin berjaya.
Amin. Minimal jadi wajah keceriaan masyarakat setempat 🙂
bupatinya welcome banget ya om
Alhamdulillah Win. Sayang beliau sibuk banget jadi gak sempat say hello pas pamitan
Seru kayaknya Yan, dan itu unik banget kendaraan hiasnya, pakai traktor gitu lho dan dihias hasil bumi. Btw, kalau seruitnya disajikan dan jadi budaya di India, kayaknya aku bakal mikir-mikir dulu buat makannya hahahahaha 😀
Hahahaha iya mas Bart. Bakalan gimanaaaa gitu ya. Kalo yang nyeruit itu mbak Kajol gakpapa deh hwhw
Pokoknya aku gak mau kalau yang nyeruitnya itu oom Johny Lever 😀
Muahahahaha demi apaa aku sampe googling. Ternyata dia toh, kirain tadi typo mau nulis Johnny Deep hahahaha.
Hahahaha sebagai penggila film Bollywood harus tau lah siapa dia, selain aktor dan aktris nya. Dia legend lho. Film-film yang ada dia selalu ‘lucu dan seru’.
Aku langsung merasa sebagai bollywoodlovers yang gagal hahaha
😀
Terharu jika ada kegiatan yang selalu mengikutsertakan sekaligus menggali potensi masyarakat lokal.
Sayang, lokasi lombanya masih kurang bersih ya, kakaa…
Semoga jadi catatan ke depan.
Iya betul mbak. Bahkan gubernur pun harus melewati jalanan yang becek demi menuju panggung utama. Semoga ke depan lebih baik 🙂
Kerennya Lampung, panen padi aja bisa jadi Festival.
Iya, bahkan di kabupaten ini aja, akan dihelat 22 festival lainnya selama setahun kedepan! wow.
seru banget kayaknya . ihh .. 😀
Iya seru 🙂
Lihat foto-fotonya saja sudah terasa serunya acara ini saat berlangsung…
Ini acara tahunan ya Mas? Pengen ah nanti melihat langsung.
Salam,
Semoga berkesempatan melihat langsung di tahun depan ya pak 🙂
Dapat putri padi kan yan?
Hahaha gak dapet pak Din :))
Acara menginap di rumah Bupati itu berkas yang sangat untuk saya. Semalaman ketawa ngikik ngikik. Makan seruit boleh ulekan tangannya Indra. Dan tahu Yayan ternyata kutu buku yang Diam Diam Suka baca novel Sidney Sheldon 🙂
Haha faktanya itu udah lama aku beli tapi selalu ketunda, lebih dulu baca buku lain. Alhamdulillah selama di Lampung dapat 1/4 buku, sampe di Palembang kelar 🙂
Itu seru motretnya daripada makan seruitnya 😀
Betul buanget tante hahaha. Pokoknya kalo ada bang Indra dijamin heboh
Dah lama banget gak liat event kek gini, terakhir liat di kampung jaman megalitikum kira-kira
Zaman megalitikum babang tinggal di goa mana? hahaha
sejak nonton film trinity kmrn mas, aku jg jd pengeeeeen bgt ke lampung… padahl deket ama jakarta, tp malh blm pernah kesana ;p.. malu2in :D… ayo ntr tulis waykambasnya… aku penasaran pgn main ama gajah di sana..
Haha siap, way kambas masih dalam antrian. Hayo ke Lampung, udahnya mampir ke Palembang 🙂
Ping balik: Puncak Mas : Tempat Kreasi Cetar di Bandar Lampung | Omnduut
oke juga ternyata lampung..
Iya 🙂
Seru nih kisahnya,, semacam pesta rakyat gitu yaa..
Eh btw salam kenal, pertama kalinya mampir disini..hohoho
Halo mas Andhika, salam kenal kembali, makasih udah mampir 🙂
Lampung banyak banget fetival ya, duh aku malah jarang ikut festival
Malah menurutku kebanyakan haha, 1 kabupaten aja bisa sampe 20-an agenda festival dalam setahun. Wow.
wkwkwkwwk…. Kereeen banget mas itu
Kerennya sedep hahaha
pingin juga liat festival panen gitu disini, tapi sepertinya kalaupun ada di daerah Toba mungkin
Aha mungkin di Toba ada festival ikan? 🙂 secara di sana ada ikan khas gitu kan ya.
Kemasan panen padi dalam bentuk festival jadi daya ungkit wisata yang unik ya Mas Yayan, nilai tambah dari hasil panen nih.
Iya betul. Walaupun judulnya “Festival Panen Padi” namun hasil bumi selain padi juga dipamerkan di sana 🙂
bagus juga ya mengemas pariwisata dengan festival panen. Memang butuh promosi terus menerus supaya banyak yang tahu dan tertarik untuk berkunjung kesana …. apalagi kalau dikasih nginep gratis di rumah dinas Bupati … 😀
Hahaha itu bonusnya. Asyik juga nginep di rumah (dinas) pejabat ternyata. Lha iyalah ya hahaha. Eh tapi dulu pernah nginep di rumah pejabat juga sih, tapi…..
Ping balik: Paras Semarang di Gemerlap Semarang Night Carnival 2017 | Omnduut
Nama gubernurnya mirip nama saya, Ridho/Ridha.
Keren euy bisa foto bareng Pak Gubernur dan Bupati.
Semoga lampung timur bisa jadi lumbung padi untuk pulau Sumatra.
Ada kabupaten lain yang hasil produksinya lebih besar dari Lampung Timur. Tapi yang bikin festivalnya Lamtim hehe.
festival ini kalau ada terus bisa menarik wisatawan untk berwisata ke lampung timur
Mudah-mudahan begitu 🙂
Ping balik: Restoran Kece di Bandar Lampung | Omnduut
Ping balik: Way Kambas, Aku Datang! | Omnduut