KALAU kalian penggemar film India yang sering lihat adegan nari di pepohonan dan perkebunan teh kayak di lagu ini, jangan sedeh, kalau sekadar jejogetan ala-ala penari India kayak gitu, di Pagaralam, Sumatra Selatan juga bisa kok!
Pagaralam?
Iyap, mungkin perkebunan teh paling tersohor itu yakni perkebunan Rancabali yang ada di Ciwidey, Jawa Barat ya? Padahal di Palembang eh maksudnya Sumatra Selatan juga ada loh perkebunan teh yang nggak kalah cakep.
Letaknya ya itu, di Kota Pagaralam. Kota muda yang berjarak sekitar 290 km dari kota Palembang. Jauh? Ah nggak juga. Kalau naik mobil sekitar 7 jam-lah. Kalau mau naik pesawat langsung dari Jakarta juga bisa. Terlebih lagi, dalam perjalanan, kita melewati beberapa kabupaten lain yang nggak kalah tjakep. Misalnya saja Kabupaten Lahat dengan pesona gunung Jempol-nya.
“Ih kalau cuma main kebun teh ngapain jauh-jauh, mending leyeh-leyeh di rumah!” kata si Emblo, temenku suatu kali*
Idih, jangan sewot gitu. Memang ya kalau jomblo suka sensitif –eh. Banyak kok yang dapat dilakukan di Pagaralam. Apa saja sih? Ini dia!
Bernafas Dengan Baik dan Benar
Heh? Apa maksudnya ini? Begini kakak-kakak. Pagaralam itu kota yang terletak di kawasan perbukitan dan pegunungan. Di sana ada gunung, kebun teh, pohon-pohon. Nah jelas saya kualitas udara di sana masih tergolong sehat. Kendaraan bermotor bukannya nggak ada tapi jelas nggak sebanyak di kota Palembang apalagi Jakarta.
“Di sini orang jualan AC nggak laku,” ujar salah seorang pegawai pemerintahan di sana.
Haha bener juga sih! Wong tanpa pendingin ruangan udaranya udah dingin gitu! Di kamar villa yang kami inapi juga nggak ada tuh pendingin ruangan macam kipas angin atau AC.
“Di Pagaralam, kalau orang mau goreng sesuatu, minyaknya harus dipanasi dulu karena beku,” ujar seorang guruku.
Nah hal ini menurutku sudah tidak relevan lagi. Bisa jadi karena global warming udara di Pagaralam puluhan tahun lalu sudah tidak sama lagi. Ibuku aja dulu bilang di KOTA Bandung itu dulu tahun 80-an dingin banget. Sekarang? Tahulah ya.
Walau begitu, jika dibandingkan Palembang yang panas bedengkang (alias puanas buanget), jelas Pagaralam udaranya kerasa jauuuug lebih dingin. Jika begitu, puas-puasin deh isi ulang paru-paru selama di sana, mumpung udaranya bersih dan gratis! Hehehe.
Melihat Aktifias Pemetik Teh
Saat melakukan perjalanan #KeralaBlogExpress Februari lalu, aku juga sempat melewati perkebunan teh di kota Munnar. Kebun tehnya cakep banget memang, ada pohon-pohon aneh yang berdiri di tengah-tengah perkebunan. Di sisi lain kebun ada danau dan gunung juga.
Sayangnya, kami tidak berkesempatan melihat aktifitas pemetik teh di sana. Huaa, sayang banget, ya! Untungnya saat di Pagaralam, kami bertemu dengan para pekerja yang sedang asyik memetik daun teh.
Faktanya, ternyata para pekerja ini sebagian besar para pendatang dari pulau Jawa. Bahkan mereka berkomunikasi dalam bahasa Jawa. Melihat aktifitas mereka terasa begitu menarik walaupun sesungguhnya pekerjaan mereka lumayan berat, apalagi kebanyakan pekerja adalah ibu-ibu yang usianya sudah tidak muda lagi.
“Sehari bisa ngumpulin berapa banyak, bu?”
“60 Kg mas,” jawabnya.
UWOW! Padahal upah yang mereka dapatkan per kilogramnya sekitar seribu perak aja, loh! Salut luar biasa!
Mengunjungi Pabrik Teh
Percayalah, proses pengolahan daun teh hingga dapat dihidangkan di atas meja rumah kita itu sangat panjang! Dan betapa beruntungnya kami dapat melihat sebagian proses pengolahan tehnya.
Kami berkesempatan mengunjungi salah satu pabrik terbesar dan juga tertua yang ada di Pagaralam. Nama pabriknya PTPN7 aka PTP.Nusantara VII (Persero) yang sudah berdiri sejak tahun 1929. Pabriknya gedeeeeee banget!
Karena ini pabrik tua, peralatan yang dipergunakan juga nampak sudah uzur hehe. Tapi hebatnya tetap dapat berfungsi hinga sekarang. Mesti ini perawatannya luar biasa. Oh ya, di sini sih sebetulnya dilarang motret. Namun, karena yang masuk ke dalam bandel berjamaah, aku juga jadi curi-curi buat motret hehehe. Mengenai kunjungan ke pabrik teh ini akan aku tulis terpisah, ya!
Leyeh-Leyeh di Villa
“Ih sayang banget, udah jauh-jauh ke tempat nganu, kok cuma stay di kamar hotel?”
Pernah denger gak justifikasi orang terhadap gaya perjalanan orang lain? Lha yang liburan siapa, ngeluarin duit siapa, yang ribut siapa. Lucuk!
Jika memang niat liburannya hanya untuk beristirahat, leyeh-leyeh dan duaan sama pasangan (aih yang jomblo harap jangan baper), pelesiran ke Pagaralam sangat cocok dijadikan pilihan. Nah, waktu kesana, kami menginapnya di Besh Hotel & Villa.
Aku menempati villa dengan 3 kamar dan dapat ditempati oleh 6 orang (atau lebih). Villanya cakep buanget! Gimana nggak, dari jendela kamar aja hamparan perkebunan teh langsung kelihatan. Mau jalan ke perkebunan tehnya pun ngesot juga sampe hehehe.
Mengenai Arra Hotel & Villa, akan aku tulis terpisah juga, ya! 🙂
Pacu Adrenalin dengan Off Road
“Ada yang mau coba off road?”
“Mauuuu!”
Hua nggak nyangka di Pagaralam juga ada off road-nya! Secara aku belum pernah ikutan kegiatan adeventure semacam ini, jelas aja aku penasaran. Ternyata di kawasan Padang Serunting, desa Rebah Tinggi ada area yang biasa digunakan geng off road buat ngumpul dan menjajal kemampuan.
Rasanya gimana? Seru bingits! Walau badan harus teruntal kesana-kemari, baju basah sama lumpur, kepala kejedot mobil, tapi sensasi adrenalinnya terbayarkan!
Satu hal yang bikin aku nyesel, yakni saat pengemudinya bilang, “kamu mau coba nyetirnya?” dan aku tolak. Huaaa, kapan-kapan harus balik ke sana dan nyobain lagi!
Naik Gunung
Saat kami melakukan perjalanan menuju kawasan atas perkebunan, kami menjumpai beberapa pendaki muda yang siap melakukan pendakian ke gunung Dempo. Tak jauh dari hotel kami ternyata ada jalur pendakian yang biasa digunakan para pendaki gunung untuk menggapai puncak Dempo.
Nah, berhubung kami semua datang ke Pagaralam bukan untuk mendaki, jadi kami hanya melihat saya para pendaki yang mayoritas anak muda itu. Jadi ingat dulu ada temanku sepasang suami istri yang suka naik gunung. Mereka datang ke Sumatra Selatan khusus untuk menaklukan Dempo. Ketje abis! Ada yang mau menjajal Dempo?
Wisata Air Terjun
Di Kota Pagaralam sendiri setidaknya ada 33 air terjun! Uwooow banyaknyaaa! Karena keterbatasan waktu, kami hanya berkesempatan mendatangi air terjun Embun atau yang oleh warga lokal lebih dikenal dengan nama Curup Embun.
Lokasi Curup Embun ini tidak jauh dari pabrik teh yang sebelumnya kami datangi. Untuk menuju ke lokasi, pengunjung hanya harus berjalan ke bawah sekitar 15 menit. Tidak terlalu jauh sebetulnya apalagi akses menuju ke sana sudah baik dengan dibuatnya tangga semen.
Air terjunnya juga jernih banget! Beda dengan air terjun Bedegung tempat kami arung jeram di Muara Enim. Aku yang nggak niat mandi mau nggak mau ikut basah karena terjatuh di aliran airnya. Kepalang basah, ya sudah basah sekalian –kayak lagu dangdut.
Makan-makan
Cuaca yang dingin bikin perut mudah lapar –alibi, hehehe. Untungnya makanan yang ditawarkan di Pagaralam nggak pernah gagal secara rasa. Hmm, ya gimana, menurutku makanan itu hanya enak dan enak sekali hehe.

Sebagai ilustrasi aja, ini sih makannya bukan di Pagaralam hehe. Tapi jangan khawatir, yang beginian juga banyak di Pagaralam
Selama di Pagaralam kami kebanyakan makan di hotel dengan menu kampung namun rasanya juara! Sayur asem, ikan goreng, lalapan, sambal, pindang. Ah, kuliner nusantara emang tiada duanya!
Belanja!
Nggak lengkap jika datang ke satu daerah tanpa berbelanja. –prinsip emak-emak. Aku pribadi sih nggak begitu suka beli oleh-oleh ya, tapi berhubung sudah sampai ke pusat oleh-uleh bernama Dik & Dug, dan melihat deretan barang yang dijual, aku kalap juga! Haha.
Mulai dari kaos, mug, topi, kerajinan tangan hingga makanan dan minuman semua ada! Aku sendiri belanja beberapa bungkus kopi dan… tentu saja teh Pagaralam yang terkenal itu.
Ciyus barang dagangannya murah dan nggak bikin aku istighfar. Kemasan belanjaannya juga bagus dan rapi. Yang kurang paling mbak kasirnya yang kelamaan ngitung dan nggak siapin uang kecil buat kembalian. Apalagi pas yang datangnya rombongan, mbak kasirnya langsung blank hehe. Walau begitu, asyik juga ada satu tempat yang menyediakan berbagai macam oleh-oleh seperti Dik & Dug ini.
Selfie
Liburan tanpa selfie? Duh seperti sikat gigi nggak pake odol. Apalagi Pagaralam ini banyak menyimpan spot-spot yang instagramable hahaha. Gak percaya? Coba aja cek instagram Omnduut 🙂
* * *
Wow, kabupaten ini sangat kaya ya Om, begitu banyak yang dapat dilakukan. Semuanya keren-keren banget, bikin mupeng! Bahkan ada situs megalitiknya juga? Nah ini nih yang tak boleh dilewatkan :hehe. Pagaralam punya banyak cerita yang menanti untuk digali. Mudah-mudahan suatu hari nanti bisa ke sana :hehe. Cerita selengkapnya ditunggu, ya!
Waktu akan ke situs Megalitikum, aku lagi nggak enak badan banget Gar. Orang pada turun eh aku nunggu di bus. Rada nyesel sih sekarang gak liat situsnya >.<
Iya iyaa, siapa tahu kelak bisa balik ke Pagaralam bareng Gara hehe.
Sayang banget ya Om :hehe. Sip, tunggu aku kalau mau ke sana, jangan jalan sendirian :hihi.
Wisata paling hemat di Sumsel ya Pagaralam. Ah kangen gunung, air terjun, dan pantai. Kurang piknik banget.
Kak Ded pikniknya dari cafe ke cafe, maklum food blogger hehe
Tangkissss… Lalalala…
Hahahaha
Wah gak ngajak ngajak, INI wisata top kayak bukit jempol..
Ak tertarik sama ikan bakarnya Mas ,bikin laper
Sama, aku juga laper pas liat fotonya haha. Waktu itu aku habis 1 ekor sendirian! 😀
woghh..mantap, kekenyangan pasti lah
Hahaha lumayan. Hayo mas sini jelajah Sumsel 🙂
omg, jauh tenan mas haha
Andai ada pintu ajaib ya haha
andai saja ada doraemon
haha
Andai ada dik Shizuka….
Halah…
Aku baru sekali kesana. Baca ini jadi kepingin lagi.. huhuhu
Ternyata banyak yang dapat dieksplor 🙂
Betuul 🙂
Hahaha… bernafas dengan baik dan benar. Bakal seru ya bernafas di sana… lain dari pada yang lain
Hahaha, asal area pegunungan biasanya udaranya baik dan benar hwhwhw
aku penasaran ama air terjun disana om
Segernya kebangetan Win! dijamin! hehehe
Itu Gunung Jempol mestinya dikasih nama Gunung Puting hehehehe….
Wah Pagar Alam memang indah nian. Lebih indah dari kebin teh Puncak, daan hanya biaa ditandingi Kebun Teh Solok #eh
Nah nah harus dicoba itu yang di Solok mbak Evi 🙂
Seru sekali yang teruntal ke sana kemari itu 😀
Udahnya tinggal pusing mau bebersih dari lumpur di mana hahaha. Untung udahnya langsung ke air terjun 😀
Well, Om, Pagaralam ini adalah kabupaten di Sumatra Selatan yang paling pengen saya kunjungi terlebih dahulu hahaha. Ya itu karena ada Gunung Demponya, ada kebun tehnya, ada air terjunnya, dan lain-lain. Yang utama ya karena dingin dan sejuk udaranya 🙂
Bagi yang suka naik gunung kayak Rifqy, Pagaralam ini cocok banget! setelah berlelah-lelah di Pagaralam, istirahatnya di Palembang yak! hehe
Iya, Om, itineraynya udah ada bayangannya 😀
Jadi kapan? Agustus? 😀
Duh! aku paling gak bisaan ngeliat pemandangan yang ijo royo-royo begini…
Aku pengen banget ke Pagaralam… Tempat yang sejuk-sejuk menggoda kayak gini yang paling aku suka… 🙂
Buat yang gak bisa berenang jadi aman ya mbak Dee hahaha
bisa jadi refrensi nih
Bisa bangeeet ^_^
oi yan… sukses bikin nangis di pojokan foto2nyo T.T
btw, pagaralam tuh kota yan, bukan kabupaten, pemecahan dari kab. lahat 🙂
#melipir dulu, nak cari tisu, hiks 😦
Hehe, jom ke Pagaralam pak ajak anak istri. Oh ya kota, makasih udah aku edit 🙂
Argggg naksir kebun tehnya… Sewa villa di sana trus seruput teh, bobok cakep, trus seruput teh lagi. Ehmmm syahdu ya hahaha
Asli syahdu, apalagi kalo sama istri 🙂
Pagar alam keren, suka ama kebun teh, air terjun dan offroad nya.
Itu yg pake kaos kuning siapa yaaa ??? kok ngak pake celana ???
Nah siapa itu pake baju kuning kancutan doang? Siapaa siapaaa? 😀
kangen banget ke Pagaralam. Udah lama gak naik Gunung Dempo
Kalo pulang kampung kopdar ya kita 😀
Ping balik: Hunian Istimewa di Kota Pagaralam : Besh Hotel & Villa | Omnduut
Ping balik: Sensasi Berkemah & (Pura-pura) Mendaki Gunung Phantom di Munnar, India | Omnduut
Ping balik: Mengintip Keindahan Air Terjun Mengaya di Takengon, Aceh Tengah | Omnduut
Arrggg aku gk ketemu sm air terjun di Pagaralam.
air terjunnya sedang demo wkwkwk
Hah, how can? hahaha
waktu kunjungan di Agustus 2015 itu. Air terjunnya lagi kering, kecil. gak bisa buat mandi.
Ini kan aliran airnya ada di bawah kaki Gunung Dempo.
Curug diatasnya aja kering gk ada airnya.. gmana air terjun yg ada di bawahnya.,.. pasti ikutan kering juga.. hehehe
Iya ya, bisa jadi begitu.