Pelesiran

Menang Tiket Gratis ke Hongkong : Ibarat Menjilat Ludah Sendiri

DSC_0689

.

“Saya ingin membagikan tiket gratis PP ke Hongkong. Silakan kirim PM ke saya paling lambat malam ini.”

Kurang lebih begitulah pengumuman yang dibuat oleh seorang member di grup traveling Backpacker Internasional sekitar 1,5 bulan yang lalu. Penasaran dengan kuis bagi tiket gratis tersebut, aku lantas melihat akun FB si pemberi hadiah. “Hmm, masih muda banget. Kira-kira motifnya apa ya?” begitu pikirku dalam hati. Maklum saja, hari gini penipuan di grup traveling lumayan banyak dan motifnya bermacam-macam.

Tak lama, kuis ini mendapatkan respon dan reaksi bahkan di grup traveling lainnya “Backpacker Dunia/BD”. Di BD  ada yang memposting kurang lebih begini, “teman-teman, di grup sebelah ada yang nawarin tiket gratis. Hati-hati ya!” begitu kata si TS (Thread Starter). Banyak banget yang komen. Dari yang positif hingga negatif bercampur jadi satu. Bahkan ada satu member yang komen, “lha dia mau bagiin tiket gratis. Dia aja belum ke mana-mana,” ujar beliau yang untungnya banyak disanggah sama member lain. “Saya sering jalan-jalan tapi emang gak doyan posting foto di sosmed.” Iya, kekhawatiran yang gegabah. Skak mat! Ujung-ujungnya thread tersebut menghilang :p

Lantas bagaimana? Apa aku akan tetap ikutan?

Ya tentu saja! Wong si pemberi tiket gratis ini cuma suruh nge-PM dengan menuliskan #WinTicketHK. Itu kan gampang banget! Lagian, kalo ini penipuan, aku jadi makin penasaran dan mau lihat sebatas mana usahanya. “Lumayan, kan nanti bisa aku tulis di blog,” begitu pikirku dulu hehe.

Lalu aku PM-lah si pemberi hadiah ini. Setelahnya, karena kesibukan, aku gak terlalu merhatiin FB lagi. Aku juga lupa-lupa ingat, kapan si dia membalas PM-ku. Kayaknya malamnya udah direspon, deh! Yang jelas, aku baru membalas PM-nya lagi lewat tengah hari keesokannya.

“Silakan kirim nama dan detail kota kamu ke nomor ini : 08xx9532xx.”

Hmm, buat apa coba? namun, kalo hanya nanya nama dan kota aja, gampang banget itu. Lha wong informasi kayak begitu gak usah disembunyiin orang-orang juga pada tahu kalau aku tinggalnya di Palembang. Maka, aku sms-lah info yang dibutuhkan ke nomor tersebut. Aku jadi makin penasaran jadinya. Nih bocah maunya apa sih?

Tak lama kemudian, sebuah SMS masuk.

“Kamu terlambat merespon sms saya. Kuis tahap pertama sudah dimulai sejak pagi. Tapi saya kasih kesempatan. Silakan tuliskan 5 lokasi wisata yang pernah saya kunjungi.”

Oh oke, kuis sudah dimulai rupanya. Jadi macam teka-teki gini, ya? Hahaha jadi inget Amazing Race. Untungnya gampang banget ngejawabnya. Tinggal liat foto-foto beliau saja di FB. Dapet deh jawabannya.  Aku segera membalas SMS tersebut. Tak lama, SMS-ku langsung direspon.

“Silakan bikin itinerary 3 negara yakni Korea Selatan, Hongkong dan Filipina. Itin saya tunggu hingga pukul 8 malam dan dikirimkan ke alamat email nganu@email.com”

Duh, disuruh bikin itin. Aku langsung mumet. Udah males aja sebetulnya. Pertama, aku gak jago bikin itinerary. Kedua, hari itu aku lagi sibuk-sibuknya. Aku menerima sms itu sekitar pukul 1 siang. Sedangkan jam 3 sore rencana mau ikutan gathering bulanan grup Backpacker Dunia.

“Ya sudahlah, nggak sempet euy. Lagian kuisnya kok ya rada aneh gini,” batinku.

Aku lantas pergi ke tempat gathering dan melupakan soal kuis ini. Kebetulan hari itu aku puasa dan aku sampai di rumah pas banget buka puasa. Setelah perut kenyang, pikiranku kembali jernih. “Nih bocah maksudnya apa ya?” rasa penasaran kembali muncul. Tiba-tiba saja, aku sudah berada di garasi dan menyalakan motor. Aku bersiap-siap kembali ke toko. Maklum, komputerku ada di toko jadi rasanya lebih gampang browsing di toko ketimbang di rumah. Tak lupa, aku membawa beberapa buku perjalanan yang membahas mengenai 3 negara yang diinginkan itinerarynya.

Sampai di toko sudah pukul 7 malam. Cuma ada sisa waktu 1 jam. Apa cukup?

Aku ngebut membuat itinerary seadanya. Lagi berkejaran dengan waktu sebuah SMS masuk. “Jika dikirimkan lewat pukul 8, saya anggap gugur.” Beh, ketat juga nih peraturannya. Aku kembali fokus membuat itinerary. Lagi sibuk-sibuknya ngetik eh ada aja gangguan. Ada pembeli yang datang dan beli ini itu, haha. Ya sudah, rezeki di depan mata harus disamber duluan atuh mah!

Emejing! Itinerary 3 negara sebanyak 8 lembar jadi dalam waktu (kurang dari) 1 jam! Bener-bener the power of kepepet ini hehe. Terus terang sulit juga bikinnya, karena itinerarynya dari awal sudah ditentukan durasi hari-nya dan ada beberapa tempat khusus yang harus dimasukkan ke dalam itinerary. Setelah email dikirim, aku langsung pulang ke rumah.

DSC_0679

Victoria Park 🙂

Aku menerima beberapa SMS yang mengkonfirmasi bahwa emailku sudah masuk dan waktu pengumuman esok hari sekitar pukul 12. Aku sih nothing to lose ya. Soalnya sudah sering banget ikutan kuis beginian. Jadi aku gak terlalu ngarep, pokoknya bener-bener biasa aja. Dan jujur, Hongkong bukanlah destinasi wisata yang betul-betul ingin aku kunjungi. Maklum, di sana apa-apa mahal euy! 🙂

Minggu Siang, sekitar pukul 12 aku menerima SMS.

“Selamat, anda terpilih menjadi pemenang dan akan mengunjungi Hongkong bersama saya bulan depan.”

Heh, menang? Kagak salah ini? Kok kayaknya gampang banget buat menang :p hehe. Seneng gak? Iya dong! tapi sedikiiiiit aja senengnya. Sisanya aku malah bingung dan bengong. Makanya SMS-nya aku baru respon 3 jam kemudian :p –buka kartu. Dalam SMS, intinya aku mengucapkan terima kasih dan ada beberapa hal yang ingin aku diskusikan. Namun karena kepanjangan, jadi aku email aja.

Dan, ini adalah sebagian isi emailku yang aku copas seutuhnya.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan : 

Seingat saya, ketika ada pengumuman lomba ini mas nggak bilang bahwa akan ke Hongkongnya bersama-sama. Saya agak kaget begitu ternyata nanti kita akan jalan bareng 🙂 bukan…. bukan saya nggak seneng bisa jalan bareng, namun ada beberapa kekhawatiran. Pertama, saya biasa backpacking dengan menekan budget seketat mungkin hihi. Seketat apa? ngg… mungkin mas bisa lihat sendiri nanti. Yang jelas, hal ini harus saya informasikan untuk menyesuaikan “gaya” perjalanan. Simplenya, jika nanti ternyata saya tidak bisa mengikuti gaya perjalanannya saya mohon maaf dulu. (Misalnya mas mungkin biasa menginap di hotel, saya di hostel bahkan menumpang. Mas mau makan di restoran, saya gak masalah jajan pinggir jalan. Kurang lebih begitu).

Kedua, itinerary itu dulu saya buat demi kepentingan lomba. Jadi sebetulnya ada beberapa tempat yang tidak sepenuhnya ingin saya kunjungi. Misalnya saja Disneyland (karena tiketnya mahal) atau Madame Tussaud (karena sudah pernah ngerasai di Bangkok). Jadi itu itinerary mentah, mengenai tempat apa saja yang mau dikunjungi, boleh didiskuikan lagi nanti.

Seperti yang tertulis di email, aku memang jadinya rada bingung ketika tahu akan jalan bareng. Bukannya nggak seneng, cuma ya begitulah. Dulu aja ketika ke India dan jalan bersama 2 teman, walau belum pernah ketemu sama sekali, kami sudah intens berkomunikasi lebih dari 7 bulan jadi sudah keliatan bahwa gaya perjalanannya akan sama.

Aku gak mau menghambat orang ketika jalan. Makanya hal-hal seperti ini harus didiskusikan dulu. Aku kan gak tahu orang seperti apa yang bagiin tiket gratis ini. Jangan-jangan anak juragan yang elap ingus aja pake duit seratus ribuan, kan aku ngeri jalan sama orang kayak begitu. Takut nggak bisa ngimbangin nanti. Misalnya saja, aku elap ingusnya pake duit recehan.

Intinya, jika dalam berkomunikasi hingga waktu keberangkatan si pemberi tiket tidak menemukan kecocokan denganku, beliau bisa membatalkan kemenanganku kapan saja. Aku mah santai aja orangnya, jika itu memang terjadi, artinya belum rezeki.

Miskom-miskom

Komunikasi terus berlanjut. Intinya beberapa hal sudah disepakati. Beliau lalu meminta data lengkap untuk pemesanan tiket. Seperti nama, no paspor, tanggal kadaluarsa paspor dsb. Proses komunikasi ini bisa sangat intens dalam satu-dua hari, namun kadang baru bisa komunikasi lagi setelah beberapa lama karena kepotong ada ini-itu (termasuklah ketika aku ke Candi Muaro Jambi dulu).

Komunikasi di awal aku diinformasikan akan berangkat dari Kuala Lumpur (KUL) ke Hongkong (HGK) itu jam 4 sore. Artinya aku masih punya cukup waktu berangkat dari Palembang (PLM) ke KUL pagi jam 8 dan sampai jam 11:20 waktu setempat. Namun, tiba-tiba jadwal berubah.

“Mas kita berangkat satu pesawat ya jam 13:50 dari KUL,” tulis beliau di SMS.

Huaaa, mepet banget kan ya? Paling aman itu jeda waktu transit 3 jam. Soalnya takut delay, antri imigrasi keluar-masuk, belum lagi KLIA2 itu gede banget jadi bakalan mepet banget waktunya. Saking paniknya, aku sampe bikin thread khusus di grup BD buat nanyain hal ini. Dari kesimpulan beberapa teman, waktu transit tersebut masih cukup jika perjalanan lancar (tanpa delay), tanpa bagasi, sudah web check in karena aku bisa langsung masuk ke bagian transit tanpa keluar-masuk imigrasi 2 kali. Tenang dong ya aku…

Tapi tunggu dulu, kejutan lain telah menanti 🙂

Ternyata tiket pulangnya aku dari Hong Kong aku diberi tiket melalui Singapura (SIN). Huaaa, kan gak ada penerbangan langsung SIN ke PLM. Alamak aku harus keluar biaya lagi jika mau pulang melalui KUL atau Batam (BTH).

Sesuai ketentuan awal mas, tiketnya dari KUL atau SIN,” ujar beliau mengingatkan. Eh bener juga sih, jadi tiketnya bisa dari mana saja. Bisa dari KUL atau SIN. Cuma asumsiku waktu itu, kalau berangkat via KUL ya baliknya via KUL juga.

Aku sempat membatin, andaikata dikomunikasikan sebelumnya, mungkin aku lebih memilih menambah biaya selisih tiket jika bisa pulang lewat KUL. “Mas, jika tiket HGK ke SIN itu 1 juta, dan tiket HKG ke KUL 1,3 juta, aku gakpapa deh yang 300 ribunya aku bayar sendiri.” Niatnya mau dikomunikasikan begitu dulu, namun terlambat. Tiket sudah di issued.

Kabar baiknya, aku baru ingat bahwa ada tiket ferry yang belum terpakai. Setelah aku cek, tiket ferrynya masih belum hangus dan masih dapat digunakan. Aku langsung cek harga BTH-PLM dan nemu jadwal yang cocok. Kegalauan seputar tiket pulang terpecahkan. Positif, aku berangkat via KUL dan balik via SIN. Gakpapa deh, hitung-hitung nambahin cap di paspor –ngikik.

Ludah-Dilepehin-Terus-Dijilat

Sesuai ketentuan di awal, tiket baru dikirim via email seminggu sebelum keberangkatan. Jujur, sempet galau juga kalo-kalo tiketnya zonk dan aku sudah terlanjur beli tiket PLM-KUL dan BTH-PLM. Cuma, belakangan aku yakin ini nggak bohongan karena beberapa hal. Salah satunya, aku sempat membantu membelikan tiket via CC dari SIN ke DPS buat beliau. Jadi copy identitas beliau aku punya. Lagian, nih anak baik juga orangnya. Kepercayaan itu perlahan terbangun dengan sendirinya.

Tetapi kejutan belum berakhir 🙂

“Mas maaf, jujur tiket berangkatnya dari KUL ke HGK belum aku beli. Dan aku baru beli minggu lalu menggunakan Vietnam Airlines dengan transit ke Ho Chi Minh City dulu.”

DSC_0880

Disneyland Hongkong

Wuih, aku batal nih naik budget airlines kesayangan –lirik Airasia. Udah pake full service, asyiknya aku bakalan transit di Vietnam pulak! Ihiiy, aku seneng bukan main. Udah lama banget kan pingin ke Vietnam. Walaupun kali ini hanya untuk transit 2,5 jam saja, tapi aku udah seneng. Officialy, aku sudah menginjakkan kaki ke Vietnam, sudah menghirup udara Vietnam dan kentut meninggalkan “jejak” di toilet bandara Vietnam –eh.

Namun, kesenangan itu hanya sementara sodarah-sodarah!

Aku baru ngeh kalau Vietnam Airlines itu bercokolnya di KLIA aka KLIA1 bukan di KLIA2 dimana low cost airlines semacam Air Asia berada. Jadi…. AKU HARUS PINDAH BANDARA. –mulai nangis drama.

Lha, bukannya KLIA1 dan KLIA2 itu sama aja? iya sih, tapi lokasinya jauuuuh. Apalagi waktunya mepet banget! Berangkatnya jam 14:00 pulak. Jika nggak ada kendala dan aku sampai di KUL tepat waktu aja, aku harus lari ke imigrasi, lari ke KLIA Ekspress (buat ke KLIA1), lari ke imigrasi lagi, lari ke gate. Apa waktu 2 jam lebih sedikit itu cukup?

BANYAK YANG BILANG NGGAK!

Kebetulan banget di BD ada member yang menanyakan hal yang sama. Duhai hati, kok jadi makin deg-degan ya? Terus terang, aku sudah pasrah. Mau beli tiket PLM-KUL sehari sebelumnya udah mahal bingits. Jadinya aku gambling abis! Walau sudah web check in dan tanpa bagasi, waktu segitu udah sangat mepet.

Mas, maaf kalau aku ketinggalan pesawat, kayaknya aku akan menghabiskan waktu di Kuala Lumpur saja,” begitu SMS-ku ke beliau. Yang ada kita berdua jadi sama-sama degdegan buahahaha. –Asyik, ada temen degdegannya.

Gambling!

Pertaruhan yang nggak mudah dan murah. Mana akomodasi di Hongkong sudah dipesan pula kan ya. Aku sempet cek sih, kalo-kalo ketinggalan pesawat, dan aku rencana beli tiket baru KUL-HGK itu harganya bisa 2 jutaan. Ogah ah, mending aku pake duitnya ke Colmar aja 😀

Inilah yang aku ibaratkan seolah-olah menjilat ludah sendiri.

Di grup traveling, banyak banget orang yang kebentur masalah seperti durasi transit yang terbatas. Aku kalo baca tulisan itu biasanya akan membatin, “lagian ngapain sih beli tiket mepet-mepet.” Eeh, akhirnya kejadian dong ya sama aku >.<

Di kesempatan lain, ada lagi yang suka nanya, “cara beli kursi di AirAsia gimana ya? kira-kira enaknya beli kursi atau nggak ya?” biasanya aku membatin, “yaelah, duduk di mana aja sama kali. Sampenya barengan juga.

Eeh, lagi-lagi aku harus melakukan hal itu juga :p aku akhirnya beli kursi pada penerbangan PLM-KUL. Beli kursinya di depan dan posisi aisle seat alias kursi yang berada di lorong. Buat apa? Ya biar keluarnya duluan dan langsung bisa lari atu mah. Biasanya nih aku demen duduk diwindow seat, biar kalo tidur bisa senderan. Masa iya senderan di pundak penumpang sebelah. –kalau penumpangnya dik Chelsea Islan sih aku mau.

Jadi hikmahnya apa? Dari kejadian ini aku seolah-olah tertampar trus dibanting di kasur. Kalau orang lain punya problem, jangan membatin jelek. Doain aja biar urusannya lancar. Hati-hati, kita tidak pernah tahu ke depan bakalan merasakan pengalaman yang sama atau nggak. –Aa Yayan mulai berkhotbah. Setuju?

Spot Jantung di Hari Keberangkatan

Tahu dong ya Palembang diserbu asap belakangan ini? Mulai 2 minggu sebelum keberangkatan, asap mulai tebal di Palembang. Kerjaanku setiap bangun pagi itu ngecek apakah asap tebal atau tidak. Ini penting sekali, soalnya kalau jarak pandang tidak ideal, maka pesawat tidak boleh terbang. Bisa-bisa didelay atau bahkan dibatalkan. –Umaaaak.

Satu-dua hari sebelum keberangkatan, cuaca cukup bagus. Ada sih asap, namun tipis. Sayangnya, hal yang sama tidak terjadi di hari keberangkatan. Paaas banget kan!

Pagi itu, asap tebaaal sekali. Sampe-sampe lampu kendaraan harus dinyalakan karena jarak pandang yang pendek. Dari rumah, aku sudah wanti-wanti ke keluarga kalo aku nggak terkejar pesawat dari KUL ke Vietnamnya, maka aku akan stay di Kuala Lumpur saja.

Inilah yang bikin aku biasanya gak ngomong-ngomong kalau mau pergi. Alasan utamanya sih meminimalisir komen, “oleh-olehnya jangan lupa ya” hehehe iya aku memang pelit. Alasan lainnya ialah karena segala sesuatu dapat terjadi dalam perjalanan. Diantaranya ya ketinggalan pesawat. Gak lucu kan udah koar-koar mau ke sono-sini tapi batal.

Aku juga bukan tipe orang yang demen foto boarding pass, pasang di DP, trus update status di FB. Aku narsis kok orangnya, cuma dalam hal ini kembali ke pasal satu. Hehehe. Jangan sampe pamer mencelakakanmu. (karena harus merogok kocek sangaaaat dalam buat oleh-oleh.) Mana uang yang dibawa gak banyak. Beneran, saat berangkat aku bawa duit sedikit banget. Cukuplah buat belanja Iphone terbaru -ditabok massa. Lagian Hongkong itu mahal euy! Ihiks.

Penerbangan PLM-KUL dijadwalkan berangkat pukul 08:55. Tiap bertemu petugas di bandara, aku selalu nanya pertanyaan yang sama, “mbak/mas/pak/bu sejauh ini penerbangan ke KL gimana?”

“Selalu ontime mas,” jawab mereka. Piuh aku lega. Memang sih, karena kan penerbangan internasional ya. Jika satu pesawat telat maka efek domino akan terjadi. Apalagi kelihatan dari ruang tunggu bandara, beberapa pesawat mulai take off.

Namun ternyata… hingga pukul 09:10 pesawatnya belum tiba. –mulai menangis pilu dalam hati.  Coba bayangin, jam segitu aja pesawat belum datang. Kapan aku berangkat ke KUL-nya coba?

Tiba-tiba, 5 menit kemudian pesawat datang! semua penumpang nampak lega. Proses menurunkan penumpang secepat kilat! Saking cepetnya, penumpang turun dan naik jedanya gak sampai 1 menit seingatku. Semua orang nampak buru-buru naik pesawat dan hup! pukul 09:40 pesawat lepas landas. Oke sip, aku sudah terlambat 40 menit. Artinya aku akan tiba di KL pukul 12:00 siang. Artinya lagi, aku hanya punya waktu 2 jam untuk memeluk kursi Vietnam Airlines. Now or never!!!

DSC_0643

Cuaca buruk di langit kota Ho Chi Minh

Dari dalam pesawat pilot mengumumkan cuaca di Kuala Lumpur juga tidak bersahabat. Diperkirakan kami semua akan mendarat pukul 12:30. Makin cemas dong aku! 1,5 jam saja sisa waktu yang aku punya.

Namun untunglah, pesawat mendarat lebih cepat yakni pukul 12:17. Bagus dong ya? harusnya begitu, namun sialnya pesawat ini parkir di gate ujung. Aku benar-benar harus bergegas. Makanya, begitu pintu pesawat dibuka, wuzzz, aku langsung lari kayak orang ngambil jatah beras setelah sebulan gak makan. Larinya kenceng banget ngalahin si mas Flash. Namun faktanya… larinya gak sampe semenit kok hehehe, perut gendut ini sungguh bikin napas enggap. Semenit pertama aku lari, sisanya jalan cepat sahaja.

Alhamdulillah banget, imigrasi lancar. –ya setelah petugas imigrasinya aku kedipin sih muahahaha. Setelahnya aku langsung lari ke counter penjualan tiket KLIA Ekspress. Tiket kereta cepat ini harganya murah. Dari KLIA2 ke KLIA1 aku hanya membayar MYR2. saja Namun, titik krusial sesungguhnya terjadi di sini.  Aku baca di internet bahwa interval kedatangan KLIA Express itu setiap 30 menit sekali.

Alamak, lama bener kan nunggunya? Namun untung pas aku sampe ke bawah, dari papan petunjuk terlihat bahwa keretanya akan sampai dalam waktu 13 menit. Jangan tanya deh ya, itu 13 menit rasanya lamaaaa banget. Tapi aku beruntung juga. Kalau aku terlambat 13 menit, maka aku harus menunggu kereta selanjutnya lebih lama yakni lebih dari setengah jam. Untung saja aku gak joget hula-gula dulu tadi di garbarata. Bisa-bisa telat euy!

KLIA Express datang, aku langsung loncat masuk. 3 menit saja jarak tempuh dari KLIA2 ke KLIA1. Awalnya aku sempat mikir, “hmm kalo KLIA Expressnya lama, kayaknya aku mau jalan kaki saja.” Setelah dilihat medannya, gak mungkin sodara-sodara. Jauuuuuh! Mau aku lari secepet apa juga bakalan lama. Rasanya pingin naik troli bandara dan didorong dari belakang aja sama mas James Bond biar cepet. Tapi kan ya gak mungkin :p Alternatif lainnya ya naik taksi. Siap-siap aja bayarnya mahal. Belum lagi antri taksinya lama >.<

Sampai di KLIA1 aku langsung rebutan lift buat naik ke level 5 dan antri imigrasi lagi. Bener deh, KLIA1 itu ternyata lebih gede. Gateku berada di area satellite di mana, untuk menuju gatenya, harus naik kereta lagi (saking gedenya tuh bandara).

Setelah bermandi peluh dan sempet minum segalon air di free drinking water, aku akhirnya tiba di gate tepat pukul 13:00. Jadi ternyata, untuk proses turun pesawat-lari menyusuri gate-antri imigrasi-nunggu KLIA Express-lari lagi-antri imigrasi lagi-naik kereta lagi hingga tiba di gate keberangkatan, aku hanya butuh waktu 43 menit saja! Unbelieveable. Jika bukan karena keberuntungan dan rezeki anak soleh, kayaknya agak sulit melalui semua proses itu dalam waktu kurang dalam satu jam.

Apa aku kapok?

Menurut ngana?

Nggak usah ditanyalah. Jawabannya IYA PAKE BANGET! 🙂 no more buat mefet-mefet kayak gitu. Mending aku pergi satu hari lebih cepet dan ngegemper di bandara ketimbang spot jantung. Untung aja aku nggak pingsan. Kalo pingsan kan berabe, dik Chelsea Islan kan nggak ada. Trus siapa dong yang bakalan kasih napas buatan. –dilempar sepatu bata sama pembaca blog.

Setelah proses melelahkan seharian plus ditambah pesawat teruntal ke sana kemari saat penerbangan Ho Chi Minh ke Hongkong –akibat badai sehingga mengakibatkan turbulensi hebat (pesawat apa roller coaster? auk dah!) akhirnya aku bisa ketemu sama penyokong utama perjalanan ke Hongkong ini.

Beliau yang dari tadi disebut sebagai He-Who-Must-Not-Be-Named (emang Voldemort? Hehehe) ternyata sudah menunggu sambil duduk manis di pintu keluar terminal 2 bandara Hongkong.

Oh ya semua pembaca blog Omnduut. Perkenalkan, nama cowok kiyut berkacamata ini ialah : Ilham Mukhlis.

DSC_0943

Cewek-cewek yang mau kenalan, japri ya. Dia single dan anak juragan loh 😀 Kalo mau kenalan sama yang kanan juga boleh. Ntar dikirimin alamat rumah. Kirim makanan ya, bukan santet.

Jadi apa sih maksudnya si anak muda ini membagikan tiket perjalanan gratis? Trus bagaimana perjalanan kami selanjutnya? Simak terus perjalanan seru kami berdua di Hongkong ya!

PS : Sejauh ini aku sudah 2 kali berkesempatan jalan-jalan gratis ke luar negeri. Mungkin pada kepikiran ya, “dih enak banget jalan-jalan gratis mulu.” Percayalah, jika kalian gak berkesempatan jalan-jalan gratis, artinya Tuhan masih akan memampukan kalian dengan cara memberi rezeki lebih banyak agar bisa jalan-jalan sendiri. Atau, bisa sekalian berdoa deh, semoga di lain kesempatan giliran kalian yang akan merasakan jalan-jalan gratis. Jangan lupa, semesta selalu mendukung orang-orang baik 🙂

Iklan

165 komentar di “Menang Tiket Gratis ke Hongkong : Ibarat Menjilat Ludah Sendiri

  1. Ping balik: 5 Anggapan Salah Seputar Imigrasi Singapura |

  2. “Percayalah, jika kalian gak berkesempatan jalan-jalan gratis, artinya Tuhan masih akan memampukan kalian dengan cara memberi rezeki lebih banyak agar bisa jalan-jalan sendiri”

    Part ini the best!! wajib di aamiinkan~~ hihi

  3. Ping balik: Norak-norak Bergembira : Pengalaman Pertama Terbang Bersama Scoot Airlines! |

  4. Aku yang baca aja sampe ikutan mules pas adegan ngos-ngosan ngejar buat pindah ke flight berikutnya.. huhuhu. Tapi yang mepet-mepet gitu bikin adrenalin ikut terpacu ya.. hihihi😀.

  5. waaah ceritanya seru, sepertinya memang dia mencari pemandu yang bisa bikin rundown acara jalan-jalan di luar negeri.
    semoga tahun ini dapet jalan-jalan gratis lagi om… 😀

  6. Ping balik: Sensasi Terbang Bersama Vietnam Airlines |

  7. Omdut… aku kok bacanya ikut deg-degan yahhh. Heheheh … aku pernah ngalami hal serupa tapi utk penerbangan domestik gara2 ketiduran — dan malah naik damri. Sempat nlp teman yg kerja di angkasa pura *ya kalee suruh nahan pesawatnya utk nggak pergi dulu. Alhamdulillah rejeki anak baik, bisa masuk pesawat 🙂

  8. Ping balik: Mau ke Taman Nasional Tanjung Puting? Perhatikan 5 Hal Ini | Omnduut

  9. Ping balik: Drama Malindo & Cerita Perdana Jadi Tour Leader di Tengah Covid-19 | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s