
Bandara yang ada di pinggiran Ljubjlana.
Ini adalah salah satu cerita seru perjalanan saya mengunjungi beberapa negara di Eropa beberapa waktu lalu. Sebagaimana yang saya ceritakan di sini, saat menyusun itinerary, mendadak saja saya kepikiran untuk melipir ke Zagreb, ibukotanya Kroasia. Padahal nih, Zagreb sendiri nggak termasuk di wilayah Schengen.
Tapi, dari beberapa informasi yang saya dapatkan, pemegang visa Schengen tipe C diperkenankan masuk ke Kroasia. Asalkan visanya multiple. Nah, jadilah, berbekal informasi tersebut, saya nekat mendatangi Kroasia. Kapan lagi kan bisa main ke negara Balkan yang terkenal sebagai lokasi syuting Game of Thrones ini, walaupun yeah, saya nggak ke lokasi syutingnya juga sih, hanya main ke ibukotanya saja.
“Where is your Croatian visa?”
Itu yang ditanyakan petugas flixbus sesaat saya dan adik akan naik ke bus dari kota Budapest. Paspor saya sempat dibolak-balik. Deg-degan juga sih sedikit. Saya lalu jelaskan bahwa saya punya visa Schengen sesuai ketentuan negara Kroasia, saya diperbolehkan masuk ke sana. Pikir saya, kalau si petugas ini nggak percaya, ya saya kasih lihat ketentuan yang tertulis di situs resminya. Untungnya, saya diizinkan masuk ke dalam bus dan perjalanan selama hampir 5 jam berjalan dengan mulus.
Saya menghabiskan 2 hari 1 malam di Kroasia. Sesampai di Kroasia ada drama lagi sih, yakni tentang diusirnya saya dari penginapan yang dipesan wakakak. Intinya, saya senang mengeksplor kota Zagreb yang indah dan walkable ini. Biaya hidup di sini juga cenderung lebih murah, sih.

Salah satu sudut kota Zagreb
Tentang tempat wisata di Zagreb juga akan saya tulis terpisah. Di tulisan ini, kesialan saya ditahan di perbatasan adalah bintang utamanya, haha. Keesokan harinya, masih dengan menggunakan flixbus, saya meninggalkan Zagreb menuju kota Ljubljana di Slovenia dengan harapan saya dapat kembali lagi ke Kroasia dan mengeksplor lebih banyak kota-kota lainnya nanti, amin.
Pernah melewati pebatasan Singapura dan Malaysia? Nah, perjalanan dari Zagreb ke Slovenia ini kurang lebih sama. Dari kota Zagreb, bus berjalan sekitar beberapa menit sebelum kemudian berhenti di pos perbatasan. Semua penumpang diminta untuk turun dan dicop semua paspornya. Di sini saya dan adik aman, nggak ada kendala berarti.
Tak lama, bus kembali jalan dan dalam beberapa menit tibalah di perbatasan yang merupakan pintu masuk ke Slovenia. Nah, di sinilah ketegangan itu bermulai hwhw.
Pos perbatasan masuk ke Slovenia ini sedikit lebih besar dari yang ada di Zagreb. Jumlah petugasnya pun lebih banyak. Saya bersama seisi penumpang bus antre dengan tertib melewati sebuah ruangan berkaca di mana di sanalah petugas jaga memeriksa satu demi satu paspor penumpang.

Ini salah satu contoh border di perbatasan Budapest. Tempat pemeriksaannya kecil gitu aja kadang-kadang. Nah kalau lokasi kejadian di cerita ini gak kepotret. Takut hahaha
Saat itu posisi saya di depan dan adik di belakang. Saat memeriksa paspor halaman biodata, si petugas ini nanya, “(are you) tourist?”
“Yes,” jawab saya.
Trus dia nanya lagi, apakah saya melakukan perjalanan bersama dengan penumpang di belakang (si Ari, adik saya), dan kujawab lagi iya. Gak lama, dia langsung meminta paspor Ari dan bilang kepada kami berdua, “check your luggage there,” sahutnya sambil menunjuk sudut ruangan dimana terdapat mesin pemindai barang seperti yang biasa ada di bandara.
Saya mulai feeling nggak enak. Penumpang lain melihat kami dengan tatapan bingung. Kami pun begitu. Apalagi di sudut ruangan tempat mesin pemindai berada nggak ada satupun petugas yang berjaga. Ya sudah, kami nunggu saja.
Dari sana, saya melihat si officer yang sepertinya polisi (namun bisa kasih cop di paspor seperti petugas imigrasi) itu berbicara kepada petugas flixbus dengan bahasa yang saya nggak mengerti. Gak lama petugas flixbus nyamperin dan bilang, “ayo ambil barang kalian yang ada di bagasi, si petugas itu mau ngecek.”

Foto jalanan di Slovenia. Hanya untuk memperindah kisah kelam yang ada di tulisan ini hahaha
Duileh, disangka bawa barang terlarang kali ya. Heran deh, padahal kan tampang kami ganteng-ganteng gini. –jaka sembung bawa golok banget hehehe. Kami lantas keluar dan ambil ransel di perut bus membawanya ke dalam dan kembali menunggu petugas untuk memeriksa kami. Ada kali sekitar 5 menit kami menunggu.
Semua penumpang bus sudah diperiksa. Mereka disuruh nunggu di luar. Belum boleh masuk ke bus. Hiks, kasihan juga soalnya di luar dingin banget, mana gak lama kemudian hujan pula. Dan mereka harus tertahan karena kami berdua. Tapi ya gimana, kami juga nggak mau ditahan gini, kan.
Gak lama kemudian, si polisi yang sebelumnya menahan paspor mendatangi kami.
“Buka semua tas kalian dan keluarkan isinya,” ujarnya.
Loh jadi mesin pemindainya nggak dipake nih? Hehe. Jangan-jangan itu pajangan doang, lol. Ya wes, saya lantas membuka daily pack yang saya bawa. Isinya peralatan elektronik. Ada DSLR, kamera aksi dan dia penasaran sama dompet HD eksternal. Selebihnya aman karena emang nggak ada yang aneh-aneh di daily pack.
Selanjutnya beliau memeriksa ransel besar. Bagian pertama yang ia buka bagian depan sekali. Dan begitu dibuka, nyembullah itu kancut kotor. Saya biasa simpan kancut kotor di sana emang. Rasain pak, isep-isep deh baunya yang sedap hahaha.
Bagian utama juga diperiksa. Gak nemuin yang aneh-aneh sih selain beberapa makanan kering seperti indomie dan oreo –nganu, saya duta 2 produk itu memang. Tapi oreo udah putus, soalnya merusak lingkungan hiks. Dan, begitu dia buka bagian di atas ransel, dia nemu kantung kecil tempat saya menyimpan tolak angin.
“What is this?” tanyanya.
“Oh, it’s medicine for reject the wind, sir,” jawab saya ngaco. Hahaha, bercanda. Aslinya saya jawab, “herbal drink” doang kok.
Trus dia nanya lagi, “ada sesuatu yang mestinya kamu laporkan ke saya, nggak?”
Dalam hati saya mikir, “hmm apa ya? Apa iya beras dan telur yang saya bawa dari Budapest mesti saya laporkan juga?” hehe. Langsung tegas saja jawab, “no.”
Selanjutnya ransel Ari yang dicek dan aman tanpa benda-benda mencurigakan. Setelah dicek dan barang dibongkar, dia menyuruh kami merapikan dan disuruh ke depan ruang kaca lagi. Di sana, kami ditanya lebih rinci ke Slovenia mau ke mana saja, menginap di mana, berapa hari, dsb.

Kota Ljubljana dari ketinggian. Siapa sangka buat masuk ke kota ini mesti drama dulu haha
“Kalian ada bukti penginapan?” tanyanya.
“Oh ada, sebentar saya kasih.”
Bukti pemesanan penginapan itu lantas dia baca. Saya udah deg-degan abis. Takut dia crosscheck ke penginapan via telp dan terbongkarlah sudah bahwa penginapan itu sudah saya batalkan jauh sebelum berangkat. Secara yekan, saya menginapnya ala couchsurfing selama di Eropa.
Dia lantas mengetikkan sesuatu di komputer sambil melihat bukti pemesanan penginapan. Kayaknya dia menginput nama penginapannya di sana. Di kepala saya waktu itu sudah tersedia beberapa opsi ngeles kalau-kalau dia tahu penginapannya sudah dibatalkan.
Salah satu opsinya ya, jujur aja hehe. “Maaf bang, aye emang udah batalin dan inep di rumah temen aye via couchsurfing. Kalau gak percaya sama aye, nih abang telepon aja dia.” Paling gitu sih hehe. Atau kalau nggak, ya saya pesan penginapan langsung di depan bulu hidungnya lol.
Proses pemeriksaan itu berjalan lebih dari 15 menit. Lama, yes! Gak lama, kami disuruh keluar ruangan. Dan begitu keluar, puluhan pasang mata memandang ke arah kami. Ya, mereka adalah penumpang bus yang terpaksa nunggu dengan kedinginan di luar. Ada 3 sekawanan dari ntah China atau Jepang yang ketawa ngigis saat ngeliat kami. Ingin rasanya saya panggil boneka Annabelle dan jitak kepala mereka.

Area bandara di Ljubljana sebelum terbang ke Paris
Tak lama, driver bus diperbolehkan untuk membuka pintu. Penumpang berhamburan ke dalam. Saya masih galau, secara paspor masih ditahan sama petugas di perbatasan. Sementara itu petugas flixbus (semacam kenek deh) juga masih menunggu di dalam.
Lalu, petugas flixbus kembali. Saya suruh Ari maju ke depan untuk ambil paspornya. Begitu berada di tangan, saya langsung periksa dan alhamdulillah sudah ada cop/stempel masuk ke negara Slovenia. Piuuh, deg-degan kena random check in berakhir sudah.
Baca juga kisah saya menggunakan bus selama di Eropa sampai saya terjerembab di Heidelberg.
Aku bacanya dari atas ikut deg-degan. Di kemasan tolak angin ada tulis Inggris Herbal Drink gak Yan? Itu turis China mungkin perlu dikasih pelajaran dikit. Doakan ia kena random check juga hahaha
Kayaknya nggak ada di kemasannya tolak angin info dalam bahasa Inggris mbak haha. Tapi karena kemasan produk sih mestinya aman ya ^^
Iya, aku nyesel gak nanya ke rombongan China itu, “kenapa? ketawain apa kalian, hah?” hwhw
oh, jadi syarat dan ketentuan:
dikasih makan banyak dan dicariin istri
gak kebayang kalo sampe kena random check gitu, lha wong antri imigrasi dan liat petugas yg suka random check keliling2 aja ku suda deg deg an.
Deg-degan mana sama pas diajakin taaruf? eaaaa
tergantung siapa yg ngajak donk
Hehe tentunya lah ya 🙂
Ljublana,itu bacanya gimana?Lidahnya keplintir gak bang?
Hahaha emang susah nama kota ini. Bacanya Lubliana. Ada di sini https://www.youtube.com/watch?v=six6HllA4Gk
Wah jadi pengen ke slovenia beneran nih
Kota kecil kayak Ljubljana ini emang cantik. Semoga bisa ke sana dalam waktu dekat ya 🙂
Aminn. Ini lagi liat2 negaranya sekalian liat tempat syutingnya GoT di croatia hehehe.
Kalau mau ke lokasi syuting, asyiknya kalau bisa semingguan kayaknya. Langsung blusukan ke beberapa kota 😀
yahh ujungnya modus ommnddut:D:D eh tapi siapa tahu si officernya punya adik atau sodara jomblo ya…tapi bagian kolor itu bikin ngakak..itu dselipin belum dicuci gitu ya::D
Haha, soalnya cewek inceranku asli orang Slovenia. Tapi sayang pas ke sana dianya lagi di Kanada.
Iya, jadi celana dalam yang kotor dipisahin di bagian luar. Dan niatnya emang mau dicuci begitu tiba di rumah host Ljubljana hehehe
Wah deg-degan juga baca, apalagi yang belom pernah ke luar negeri begini.
Kira-kira itu kenapa ya kena random check? Atau ya random serandom-randomnya? Sepertinya enggak deh.
Aku lebih mikir ke penumpang lainnya sih, mungkin dongkol kali ya. Hahaha. Setelah itu kalian minta maaf nggak ke penumpang lainnya? Atau biasa aja?
Random aja. Tapi paspor Indonesia kecenderungan kena karena ya orang belum banyak familiar. Jikapun tahu, mungkin yang didengar berita tentang terorisme dsb, makanya mereka lebih ketat terhadap WNI.
Soal penumpang, ya emang nggak enak, tapi gak bisa diapa-apain juga karena mereka tahu bahwa hal seperti itu pun dapat terjadi kepada mereka dan mereka tahu aku dan adik juga gak mau. Saat itu gak minta maaf. Bakalan awkward banget kalau keluar pintu dan teriak, “hi guuuyss, sorry yaaa” hahahaha.
Mana berdirinya mencar-mencar dan keliatan gak peduli juga selain mungkin dalam pikiran mereka, “ampun dah ini dingin amat bos” :))
Kirain begitu keluar pengecekan terus “hai hai haii sorry yah gaesss lamaaa. ihh tadi petugasnya rempong cyin. yuk lanjut kita kemon. muah muah muah.”
Hahaha kagak. Sebagian besar juga nampak gak peduli banget. Hanya 3 orang turis Cina atau Jepang itu aja yang cengengesan.
Aku pnh kak ditolak masuk macedonia 😂😂😂😂😂😂
Duh gimana ceritanya itu? haha. Udah ditulis belom? mau bacaaaa 🙂
karena dia trnyt gak masuk schengen area atau visa bebas buat yg punya residence permit EU hahaha. belooom, smg gak males dan sgr ditulis. trimaksih sudah diingatkan haha
Asyik, ditunggu 🙂
Wedew. Nggak bisa ngebayangin itu gimana perasaannya. Orang ditanyain panjang lebar di counter imigrasi aja sering grogi, apalagi sampe dibongkar-bongkar barang bawaannya begitu. 😅
Haha iya. Kayaknya serem amat. Makanya aku ngarep banget ada satu buku yang ditulis oleh petugas imigrasi, pengen tahu kerjaan mereka kayak gimana 🙂
Hm, masih menjadi misteri ya kenapa cuma kalian bedua yang kena random check. Mungkin jarang banget turis Indonesia?
Biasa, paspor Indonesia. Mungkin mereka gak pernah denger, jarang denger atau sekalinya denger ya tentang tsunami atau terorisme.
Sikap petugasnya dingin. Itu yang bikin deg-degan hehe
aku ngakak geli saat Omnduut ngeluarin kancut kotor. Harusnya ada adegan petugasnya pingsan ya. Terus soal tolak angin to reject the wind. wkwkwk. Boleh juga tuh jawaban jitu itu aku pake kalau ada yang nanya fungsi Tolak Angin. Ada gitu ya obat reject the wind? :))
Diada-adain aja. Paling kalau dia nggak ngerti kamu siap2 peragaain orang lagi kerokan hahaha
Aku pas di Croatia pada heran kok bisa cewek sendirian jalan-jalan ke negaranya. untung drmu aman-aman ya Om
Kalau udah di sananya ngerasa aman banget malah. Aku pingin balik ke sana lagi 🙂
Jadi penasaran dlu hanya numpang lewat doang
Aku juga ngerasa gak puas. Hanya 2 hari 1 malam Win.
Ping balik: Pengalaman Tertahan di Perbatasan Kroasia dan Slovenia | Napsu Jalan
saya ntar lagi mau bermobil ria salah satunya dari zagreb ke ljubjana. Mobil pribadi juga disuruh berhenti ya? jadi degdegan.
*ini komennya perasaan udah aku bales, tapi gagal kayaknya hiks.
Iya, mobil pribadi juga diperiksa mbak. Ada konternya sendiri.
barusan ngalamin lewat situ. yang di border croatia yang agak bikin tegang. Udah jam 8 malam, udara dingin banget, lumayan lama paspor di bolak balik. Trus minta driver licence, saya kasih sim A. KAta si petugas, mana international driving licence-nya? Saya bilang ada dikoper. Untung gak minta dibukain koper secara bagasi mobil penuh harus dibongkar satu-satu. Setelah itu paspor di cap. Selebihnya aman sih.
Alhamdulillah, aman perjalanannya 🙂
OOTD, itu kenapa kancut “harum” selalu ditaruh bagian luar bag? Emang jadi tips tersendiri kah? hahaha Mungkin gara gara itu abang tertahan sebentar. hahaha
Buahaha. Iya, bisa jadi dia dapat mencium baunya dari jarak 2 meter :p
Nggak, karena ranselku di bagian luarnya ada bagian kecil tempat penyimpanan. Jadi, dipisah di sana biar gak tercampur dengan pakaian yang masih bersih hehe.
ohhhh Baru tahu istilah baru nih “reject The Wind”. coba kalau itu jawaban dikasih waktu di China. pasti pertanyaan selanjutnya “Are you avatar? who can reject and controlling the wind?” wkwkwkw
NGAKAK. Avatar lain itu kakakkkk hahahaha
emang kok sensasi dari traveling memang gini hehehe kadang random check atau nyasar..itu malah bisa dijadikan tulisan di blog hehehehe
Haha bener banget mbak Fika, kalau yang biasa-biasa aja malah kurang seru ya.
Hemmm endingnya mayan uga, jodoh kan everywhere wkwk. Masyan, aku taun ini jadinya (rencana) mau ke Kroasia, terus jalan darat sampe ke Serbia. Ada kereta gak sih? Atau harus naik bus? Flixbus udah paling murah yah?
Buruuaaan tulis tentang Kroasia dong donggg 😆😆😆
MANGTAB haha. Temenku pas hari ini berangkat ke Serbia nih, kepoin aja IGnya @mizanaway
Haha, iya segera ya nulis tentang Kroasia hehe.
Apes banget ya, tapi lebih apes petugasnya yang dapet cangcut sih. Ahahaha.
Tapi memang kunci pas kedapetan random checking gini ya jujur sih.
Haha, ya, mana kancutnya kotor. Bener, jawab apa adanya aja. Kalau gugup bakalan tambah dipanjangin urusan.
Halo mas, saya cari instagram mas tidak ada? Apakah ganti username? Saya mau tanya sesuatu apakah ada contact yg bisa saya hubungi
Hi mas Ahmad, IGnya (eh semua sosmed) sedang non aktif. Bisa kontak aku melalui FB Messenger, cari aja : Haryadi Yansyah. Makasih.
Maaf mas hardi saya cari ga ketemu untuk akunnya. Boleh saya minta nomer whatsapp atau kirim ke email saya, amdcyd@yahoo.com
Apa yang mau ditanyakan mas? bisa disampaikan langsung di kolom komentar atau email ke haryadiyansyah@gmail.com
Maaf saya tidak dapat memberikan no WA. Makasih
penumpang bis lain mungkin pada menggerutu dengan bahasa masing2…”nih siapa sih, jadi bikin perjalanan berhenti lama,” wkwkwk
Hahaha kayaknya begitu emang 😀
kayanya daerah Balkan buas2 bordernya, saya jg dibongkar koper . Isinya makan semua maklum susah cari yg halal. Pas kepenggang pouch obat2 an lgs ganti sarung tangan. ngeri kali takut ketularan. Kesel siih pas saat itu , tp stlh dinget2 lucu jg. Temen ku jg kebongkar pas kancut kebuka.. ha3x. Peristiwanya 2 thn yg lalu… tapi abis itu pemandangan kota kotor ..indaaah banget.
Aaah aku gak kesampaian ke Kotor. Mau banget ke sana. Hiks.
Haha, iya Balkan lumayan ketat ya. Hampir sama pengalaman kita berarti.
eh..koreksi thn lalu deh peristiwanya. stp traveling pasti rasanya mo balik kesana lg. traveling emang bikin addicted
Iya, candu yang menyenangkan hahaha
Ping balik: Aha! Ini Dia Persiapan dan Itinerary 25 Hari Jelajah Eropa | Omnduut
Hahaha ngakak sendiri baca postingan ini. Memang sih melewati imigrasi dan perbatasan itu ada tantangan tersendiri.
Kadang petugasnya suka random aja ngecek orang-orang yang diduga “berpotensi” mendatangkan masalah. Suka suuzon asli.
Tapi namanya kita yang dicek ya mau gimana, biar aman mah paling bener ikutin aja mau petugasnya. Soalnya kalo kita ngegas takutnya malah makin dipersulit.
Bener. Jangan ngegas kalau gak mau kena masalah. Jadi, manut aja sebaik-baiknya hahaha.
Namanya juga bertamu ke rumah orang ya. Manut wae udah :))
Ping balik: Hemat Pangkal Pelit di Ljubljana Castle | Omnduut