Pelesiran

Tentang 2 Minggu Blusukan ke Rajashtan

.

Serbuan tiket promo ke India itu sudah mulai muncul sejak akhir 2017 sebetulnya. Bayangin aja, tiket PP dari Jakarta ke Jaipur dihargai antara 1,2 sd 1,5 juta saja. Saya sendiri udah gatel mau eksekusi. Tapi saat itu mikirnya, “masa sih ke India lagi?”

Beberapa teman juga nanya, “Yan, beli gak tiket promo itu.” Dan saya mantab menjawab nggak. Ada rasa penyesalan sih saat mengabaikan tiket promo itu. Tapi, demi destinasi-destinasi impian lainnya, saya berusaha untuk mengabaikan.

Eh tahu-tahu, awal Januari 2018 tiket promonya muncul lagi. Akankah ini sebuah pertanda? Wakakak. Saya kan sudah 2 kali ke India. Pertama di tahun 2015 lalu blusukan hingga ke Kashmir. Kedua, 2016 saat dapat undangan dari Kerala Blog Express. Apakah tiket promo-nan-menggoda ini akan mengantarkan saya ke India lagi?

Dari 2 kali perjalanan ke India, sebetulnya masih ada beberapa tempat sih yang memang saya incar dan belum didatangi dari 2 perjalanan sebelumnya. Tapi, lagi-lagi, saya masih ragu apakah akan mengambil tiket promo itu. Makanya, saat beberapa teman nanya apakah saya beli tiketnya, ya saya jawab nggak.

Saat kemudian saya tahu bahwa Alid dan Ayun mulai memesan tiket, barulah saya kepikiran. Tahu-tahu saja, di satu malam, saya sudah berada di depan kasir sebuah minimarket untuk melakukan pembayaran tiket Jakarta-Jaipur PP (dengan transit ke Kuala Lumpur) seharga 1,3 juta saja yang saya pesan. Sungguh implusif! Haha. Menentukan seberapa lama di India saja saya modal nekat (dan tergantung tanggal-tanggal yang tersedia tiket promonya juga sih).

Lalu, terpilihlah tanggal 31 Agustus hingga 15 September 2018. Gila ya! Saya akan melakukan perjalanan ke India SEORANG DIRI kali ini. Takut? Iya sih sedikit. Tapi, karena saya sudah pernah ke India sebelumnya, jadi ya lumayan pede dan udah tahu gimana caranya menghadapi orang-orang brengsek di sana buahahaha.

Tiket sudah di tangan dengan jalur masuk & keluar melalui Jaipur. Lantas, mau ke mana saja?

Pasca menonton 3 Idiots, saya masih penasaran sama Shimla sebetulnya. Lalu, muncul juga keinginan untuk ke Leh dan sekitarnya. Namun waktu nggak begitu banyak karena saya juga mau eksplor Rajashtan. Lagian, jalan sendirian gini pasti lebih boros karena saya nggak bisa share biaya penginapan dan transportasi. Ya sudahlah, saya akhirnya putuskan untuk eksplor Rajahstan saja plus ditambah Gujarat sedikit.

Penasaran saya ke mana saja? Ini dia cerita garis besarnya.

JAIPUR

Jelas karena tiket pergi dan pulang saya lewat kota ini. Rencana awalnya, begitu tiba di Jaipur pukul 10 malam, saya langsung loncat ke kota Jaisalmer menggunakan kereta. Sialnya, tiket kereta yang saya pesan masih berstatus RAC, alias saya bisa naik kereta tapi harus berbagi tempat dengan orang lain.

Salah saya juga ini karena terlalu lama mikir saat mau beli tiketnya. Begitu udah mantab, eh tiketnya berstatus waiting list. Nah, karena saya nggak kuat 12 jam harus naik kereta dalam keadaan duduk dan berbagi hati eh pantat dengan penumpang lain, tiket itu saya batalkan.

Bagian dalam Hawa Mahal

Jadilah, malam itu saya menginap di sebuah hostel busuk di dekat stasiun wakakak. Berhubung tiket baru saya ke Jaisalmer baru akan digunakan jam 4 sore keesokan harinya, malam itu saya memilih beristirahat. Esok paginya, saya menyempatkan berkunjung ke Hawa Mahal dan Jantar Mantar. Tadinya tempat-tempat ini akan saya datangi di beberapa hari terakhir sebelum pulang ke Indonesia.

Lumayan, dalam waktu setengah hari itu saya dapat mengunjungi 2 tempat itu dengan santai. Gak sekadar foto dari depannya saja (seperti yang dilakukan pelancong lain umumnya saat ke Hawa Mahal), namun saya memutuskan untuk masuk ke dalam dan wow, indah sekali! Saya menghabiskan waktu berjam-jam di Jantar Mantar sebelum kemudian naik bajaj menuju stasiun.

JAISALMER

Saya tiba di Jaisalmer 13 jam kemudian dan dijemput supir bajaj dari hostel tempat saya menginap. Saat pertama kali ke India, saya dan 2 travelmates sebetulnya sudah memutuskan untuk ke Jaisalmer. Sayangnya, kami harus skip kota ini karena letaknya yang cukup jauh dan nggak singkron dengan destinasi kami selanjutnya.

Dan, di perjalanan itu, saya akhirnya dapat menuntaskan “cita-cita” saya dan 2 travelmates yang sebelumnya direncanakan. Ada apa sih di Jaisalmer? Aha, kota yang berada di garis perbatasan ini dikenal dengan camel safari di gurun pasirnya.

Bara Bagh, lokasi yang didatangi juga oleh Adipati Dolken

Saya yang tadinya berencana menghabiskan 3 hari di sini, terpaksa jadi hanya 2 hari karena drama tiket kereta sebelumnya. Namun, alhamdulillah, di 2 hari itu saya dapat mengunjungi beberapa destinasi yang sebelumnya sudah saya rencanakan. Misalnya saja Danau Ladisar, Bara Bagh (tempat saudara kembar saya –Adipati Dolken, foto-foto kece), ke Patwon Ki Haveli, Jaisalmer Fort, Zain Temple dan tentu saja ikutan Camel Safari Tour.

Saya bahkan menginap di sebuah hostel kecil yang berada di bagian benteng ini.

Ada 2 tempat lagi yang nggak sempat saya kunjungi. Yakni Kuldhara Village, sebuah desa reruntuhan di dekat gurun (gantinya, kami mendatangi desa lain), dan juga Salim Sing Ki Haveli karena waktu sudah mepet dan saya gak kuat sama panasnya Jaisalmer hehe. Gakpapa, dapat berkunjung ke tempat-tempat lainnya juga saya sudah bahagia. Dan, dapat dibilang Jaisalmer ini menjadi salah satu kota favorit saya di India.

JODHPUR

Di toko, saya menempel beberapa gambar ikon negara di dunia. Dan, untuk India, alih-alih memilih Taj Mahal, eh saya malah memilih Mehrangarh Fort untuk ditempel di dinding toko. Dan, demi mengunjungi benteng inilah saya bela-belain datang ke kota Jodhpur yang juga dikenal dengan nama Blue City ini.

Saya menghabiskan waktu 2 hari 1 malam saja di kota kecil ini. Tapi, itu sudah cukup karena saya sudah dapat mengeksplor Benteng Mehrangarh yang pernah muncul di film Batman versi Christian Bale. Benteng ini juga banyak muncul di film The Fall, salah satu film perjalanan terbaik yang pernah saya tonton.

Blue City dari bagian dalam Benteng Mehrangarh

Tak jauh dari Mehrangarh Fort, ada Jaswant Thada, sebuah kuil yang indah banget. Dari Mehrangarh Fort cukup jalan kaki 5 sd 10 menit. (Nganu, ngesot juga bisa kalau lagi males jalan). Jika kamu ke Jodhpur, wajib mendatangi 2 tempat ini. Saya bahkan menghabiskan waktu berjam-jam di kedua tempat ini saking enjoynya.

Tempat lain yang saya datangi di Jodhpur adalah kawasan Blue Citynya yang zonk. Kenapa zonk? Karena kawasan ini hanya nampak biru dari kejauhan. Jika didatangi, ya biasa aja karena rumah-rumah bercat birunya berdiri menyebar. Tempat lain yang saya datangi ialah Clock Tower, ikon lain Jodhpur. Untungnya, menara jam yang berada di tengah Pasar Sardar ini letaknya tak jauh dari penginapan saya. Jalan kaki sebentar aja nyampe.

Kalau ada bangunan yang difoto jelek tapi aslinya bagus, ya Jashwant Thada ini. Rumputnya sungguh baringable

Tempat lain yang masuk list tapi urung saya datangi ialah Danau Balsaman yang letaknya jauh. Mandore Garden dan sebuah stepwell tua yang urung saya datangi karena saat liat di foto ternyata jelek. Hahaha. Lagian, saya juga berencana ke Chand Baori, sebuah stepwell indah di kota Bandikui, 30 km dari kota Jaipur. Simak terus, nanti saya ceritakan di bawah.

AHMEDABAD

Nah, Ahmedabad ini sudah bukan termasuk di provinsi Rajashtan tapi sudah menjadi bagian provinsi Gujarat. “Trus ngapain ke sana?” hehe, alasannya lumayan nyeleneh. Saya memutuskan untuk mampir di kota ini hanya karena nggak ada kereta langsung dari Jodhpur ke Udaipur.

Sebetulnya bisa sih naik travel/bus dari Jodhpur. Tapi, jaraknya lumayan jauh. Dan, saya agak ngeri naik mobil sejauh itu. Sebagai anak kereta, ya gakpapalah saya pilih mampir dulu ke Ahmedabad. Walaupun ironisnya dari Ahmedabad ke Udaipur ya saya naik travel juga hehe. Tapi durasi perjalanannya nggak lama, sih.

Bagian dalam Jama Masjid di Ahmedabad. Itu batu loh tiangnya.

“Ngapain ke Ahmedabad? Nggak ada apa-apanya.”

Itu yang dikatakan warga India saat tahu saya akan ke sana. Well, menurut saya, tempat yang dibilang nggak ada apa-apanya sekalipun pasti ada satu yang menarik. Apalagi jika belum pernah didatangi, kan? Nah, setelah googling-gooling, saya akhirnya memasukkan beberapa tempat untuk saya datangi di Ahmedabad. Diantaranya Gandhi Ashram (ini tempat Gandhi dulu pernah tinggal dan membentuk komunitas), Jama Masjid, Bhadra Fort, Adalaj Stepwell dan Hutheesing Jain Temple.

Dua tempat terakhir itu nggak jadi saya datangi. Untuk Adalaj, saya sudah nyoba mau ke sana. Pertama, udah berada di halte bus (semacam transJakarta) eh tapi gak ada bus ke arah sana. Saya juga sudah berada di terminal bus (kebetulan terminalnya berada di lokasi mall, dan saya menginap di hostel BUSUK di area mall ini), tapi mendadak saya pergi karena info yang saya dapatkan serba nggak jelas.

Sepanjang perjalanan saya di India, baru di kota inilah saya mendadak stress karena susah sekali menemukan orang yang dapat berbicara bahasa Inggris. Saya bahkan ditolak berkali-kali oleh sopir bajaj hanya karena si sopir nggak ngerti tempat yang akan saya tuju. Cerita tentang ini nanti ya, spesial, jadi terpisah hahaha. Pun tentang hostel busuk yang sungguh menipu itu hwhwhw.

Untunglah Ghandi Ashram dan Jama Masjidnya nggak zonk, jadi saya punyalah kenangan manis dikit terhadap kota ini hehehe. Oke lanjuuut!

UDAIPUR

Sebagian besar teman merekomendasikan kota ini untuk saya datangi. Ya, selain karena Hamish dan Raisa bulan madu di sana haha, saya memang kepincut sama keindahan dan katanya orang-orang di Udaipur ini ramah-ramah.

Saya jalan ke India pada musim hujan. Beruntung, di kota sebelumnya cerah. Baru di Udaipur inilah saya disambut hujan seharian sehingga malas untuk kemana-mana. Untungnya, saya sedia waktu lebih banyak di kota ini. Jadi memang dengan banyak bermalas di hostel pun, 95% destinasi yang saya ingin datangi berhasil terwujud.

Udaipur yang kelabu. Itu bagian dari City Palacenya

Apa saja? Yakni City Palace (tempat Hamish dan Raisa foto-foto), Danau Pichola yang jadi daya tarik utama Udaipur, Jagdish Temple, Jag Mandir (ngeliat dari jauh sih), Moto Magri (kawasan perbukitan) di sekitaran Danau Fateh Sagar dan berbekal info dari blog Mbak Noni, saya berhasil nonton puppet show di Bagore Ki Haveli yang luar biasa keren.

Penampilan puppet show yang kece abis

Hanya ke Monsoon Palace yang saya skip. Pertama karena lumayan jauh dan mahal kalau pergi sendirian. Kedua, kayaknya tempatnya biasa saja hehe. Saya menyukai kota ini. Benar saja, warganya cenderung lebih ramah dan nggak gragasan kayak di Uttar Pradesh (Agra dan Delhi). Kehidupan di Udaipur lebih laid back. Sayang, karena jadi salah satu destinasi wisata, menurut saja, harga makanan di Udaipur ini lebih mahal ketimbang kota-kota lain haha.

AJMER & PUSHKAR

Tujuan utama saya sebetulnya ke kota Pushkar. Namun, nggak ada kereta di Pushkar. Jadi, semua pelancong yang mau ke sana, ya mesti mampir ke kota Ajmer dulu dan nyambung naik bus sekitar 15 menit menuju Pushkar.

Foto penuh drama ini haha. No more for Pushkar

Begitu tiba di Ajmer, saya langsung nyari bus. Nemu sih dan langsung ke Pushkar. Ongkosnya murah banget, hanya 20 rupee atau sekitar 4 ribu dengan medan berliku-liku ke arah gunung. Sayangnya, kesialan secara beruntun saya temui di kota ini.

Pertama, saya kena scam di sekitaran Danau Pushkar dan Brahma Temple. Intinya, orang-orang busuk berkumpul di tempat ini dan saya mau gak mau (bersama turis lain) kena jebakan ini. Tentang ini akan saya ceritakan lengkap nanti, ya!

Saya dicolek banci gak jauh dari gerbang ini. Aaargghh

Saking rusaknya mood saya, rencana mau ke Savitri Temple dan beberapa tempat lain langsung saya batalkan. Saya memutuskan untuk berdiam di hotel saja. Untung saya cuma sehari di sana dan esok paginya saya langsung kembali ke Ajmer. Eh, ternyata kesialan saya belum lenyap. Inilah yang jadi poin kedua dimana di Danau Ana Sagar di kota Ajmer, saya dicolek banci! Kisah singkatnya udah ada di IG sih, cek aja hehehe.

No more untuk Pushkar dan Ajmer. Saya kapok! Wakakakak.

BANDIKUI & KEMBALI KE JAIPUR

Seperti yang saya singgung sebelumnya, Bandikui itu jaraknya dekat dengan Jaipur. Hanya sekitar 30 km saja. Tapi untuk menuju ke sana, ada kereta. Jadilah, untuk pertama kalinya saya bela-belain naik kereta Second Class dimana orang bisa naik tanpa beli tiket hahaha. Ada cerita seru juga saat saya ke sana demi mendatangi Chand Baori, sebuah stepwell tua yang muncul juga di banyak film. Nantilah saya ceritakan ya hehehe.

Saya terharu bisa sampe di sini. Untung aja gak nangis saking bahagianya hahaha

Nah, di hari-hari terakhir saya di Jaipur, saya akhirnya eksplor beberapa tempat sisa yang belum saya datangi di hari pertama. Diantara lain Albert Hall Museum (err, museum ini zonk, saya nggak suka), Amber fort yang luar biasa indah dan melewati Jal Mahal. Lalu ke Panna Meena Ka Kund, sebuah step well yang juga bagus dan letaknya gak jauh dari Amber Fort, serta ke Gatore Ki Chhatriyan, sebuah kuil yang berada di ceruk tebing. Indah sekali.

Amber fort yang gagah.

Yang nggak kesampaian itu ialah eksplor Jaigarh Fort, Birla Mandir Temple dan Govind Dev Ji Temple. Oh ya, untuk City Palace juga saya skip. Harganya mahal gila! Dan kayaknya biasa saja. Tempat-tempat ini saya skip karena waktu menipis dan dompet sudah kerempeng wakakak.

**

Itu dia tempat-tempat yang saya kunjungi selama 2 minggu solo traveling ke India. Ada suka, ada juga (sedikit) duka hehe. Tapi overall, saya bahagia bisa kembali lagi ke India dan bisa melakukan perjalanan santai sesuka-hati-saya karena semuanya saya putuskan sendirian karena memang saya pergi sendiri.

Tolong distabiloin bahwa 100% perjalanan saya ke India ini adalah murni perjalanan yang saya biayai sendiri dan nggak ada satupun bantuan sponsor dari pihak manapun (termasuk Indomie dan Oreo, yang sering saya pamerkan di IGS hahaha). Dan, untuk berapa biaya yang saya keluarkan selama 2 minggu diluar tiket, seingat saya sekitar 2 juta saja. Doakan catatan pengeluaran selama di India saya dapat ditemukan sehingga saya bisa share rincian biayanya ke kalian, ya!

Untuk semua cerita tentang India, kalian dapat klik ini.

Iklan

66 komentar di “Tentang 2 Minggu Blusukan ke Rajashtan

  1. Kalau Ke India sendirian, tp sebelumnya udah pernah kesana… gak gtu kagok, tp klo bner2 baru pertama dan sendirian… aku pun…. hahahahaha… cari teman dulu lah… hahahahaha…

    • Hehe iya, kalau udah pernah biasanya akan pede kalau tetiba harus jalan sendirian. Kalau baru pertama, enaknya ajak temen walaupun banyak juga temenku cewek, jalan sendirian di sana.

  2. Kalo dari baca-baca cerita baik di blog atau Instagram (terakhir sih dari Kak Satya), terus dari tulisan Om Yayan di buku, India ini jarang bahkan hampir nggak ada yang menceritakan bagus. Oh di buku Agustinus Wibowo juga. Asli ngeri kali. Padahal kalo diliat pemandangannya ya bagus-bagus lho. Dan pendidikan tinggi teknik di India ini tergolong maju banget. Tapi entah kenapa cerita-ceritanya ngga jauh jauh dari scam, sex harrasment, jorok, dsb. Apakah itu berlaku di semua kota atau hanya wilayah tertentu? Apa kota kota besar macem New Delhi gitu juga sama? Mereka ini nggak sadar potensi wisata mereka apa ya? Dan lebih aneh lagi, udah banyak yang cerita jelek, tapi kok ya banyak yang ke India.
    Ya meski aku juga percaya “kalau kita sudah tahu apa yang ada di depan mata itu kurang seru jadinya.”

    • Bahkan ada satu travel blogger yang sumpah serapah, ngejelek-jelekin India banget. Sah-sah saja kok, tapi ya gak bijak aja karena opini yang tertuang di blognya bisa mempengaruhi banyak orang.

      Aku cerita yang jelek-jelek tentang India, tapi lebih banyak lagi keindahan dan kebaikan dari India yang aku ceritakan. Buktinya aku 3 kali ke sana nggak kapok dan selalu kangen sama India.

      Jorok itu dimana-mana ada, bahkan di London dan Paris sekalipun ada kawasan kumuhnya. Nah sama, di India yang metropolitas, kawasan joroknya ya di sebagian kecil wilayah saja. Terutama slum area atau wilayah pasar. Eh, (umumnya) pasar di Indonesia juga jorok-jorok kan hehe.

      Soal sex harrasement di India yang nampak mencolok ya “wajar” karena penduduknya 1,4 miliar orang sekarang. Secara statistik tentu akan mencolok walau kejahatan sex pun bisa terjadi di negara maju.

      Mereka sadar potensi wisata, makanya menurutku dalam beberapa aspek wisata mereka lebih maju. Kenapa orang ke India? karena India itu paket lengkap. Orang bisa pilih satu kota, dan apa yang mereka cari tentang India pasti mudah ditemukan. Terutama bule ya, yang semuamuanya jadi serba berbeda. Dari agama, cara berpakaian, bahasa dsb. Dan lagi kenapa orang demen ke sana. India itu MURAH 🙂

  3. Gilaa itu tiket nggak kira-kiraaa! Om, di blog pernah nulis ttg tips trik berburu tiket ga sih? Kok aku ngikutin web maskapai tetep ajaa ga dapet info promo kek gini. Kan jadi dengki aqutu.

    Btw kalo ke india solois cowok mah emang enaaaaak. Yg bahaya itu cewek wkwk. Mesti ramean atau dua bisa lah. Bisa sih solo juga cuma mesti matang banget persiapan biar nggak kena scammer.

    • Belum pernah dan kayaknya gak minat nulis tentang itu. Kenapa? udah banyak banget yang nulis hehe. Simpelnya kalau mau cepat dapet info tiket murah, banyak-banyak berteman dengan sesama pemburu tiket murah.

      Banyak loh cewek yang pertama kali ke India langsung jalan sendiri. Aman saja. Kalau scammer mah nggak cowok atau cewek, persentasenya sama besarnya.

  4. Menurutku beberapa traveler itu memang “ditakdirkan” berjodoh dengan satu destinasi tertentu. Ada yang bolak balik Jepang, ada yang bolak balik Turki, dan untuk kasus mas Yayan adalah bolak balik India 😀

    Aku setuju bahwa selalu ada sesuatu di satu kota. Udah kebal sama omongan, “Di sana nggak ada apa-apa,” apalagi kalo dari warga lokalnya, hahaha.

    Mas, stepwell itu apa?

  5. Bencong si India dandan menor kek bencong di sini nggak Mas? 😹😹

    Btw. Keren keren fotonya Mas. Banyak landmark familiar yang namanya susah dihapal. Hahahahaha.

    • MENOR ABIS buahahaha. Tapi pake saree. Aku ada fotonya, ntar aku tampilin di postingan khusus. Aku tuh respek sama kaum-kaum hermafrodit dan gak masalah kalaupun misalnya ngobrol. Tapi kalau sampe dicolek-colek, dielus-elus ya aku kan ngeri juga. Aku gak mau jadi sama-sama khilaf #ehgimana hahahaha.

      Iya mas, di sana emang fotogenik buat bangunan-bangunannya. Alamnya juga di Utara bagus. Tapi masih kalah sama Skandinavia sih hehe

      • Kok aku bayanginnya serem ya Mas. Orang punjab gitu terus menor pake saree. Hahahahahaha. Nggak pernah terlintas di imajinasi.

        Sama sama bagus Mas. Bagus dengan caranya sendiri sendiri. Tapi Himalaya itu ngangenin Mas. Pingin ke sana lagi tapi dari pintu yang berbeda.

  6. jadi intinya, di Ko kota besar di rajasthan atau mungkin sebagian di India, hotelnya banyak bususknya ya kak? ini busuk bau bangkai, busuk nggak jelas? busuk banyak sdegan nggak jelas? atau busuk busuk yang lain. mesti waspada nih kalau ke India.

    • Haha, ini karena aku pelancong kere. Kalau banyak duit mah bisa inep di penginapan yang bagus.

      Busuk di sini lebih karena orang-orang yang mengelolanya. Aku sebetulnya gak begitu cerewet soal tempat tinggal. Mau jelek masih bisa oke. Tapi kalau udah jelek, petugasnya brengsek (baca: menyebalkan) maka makin minus dimataku.

      Tapi, banyak juga penginapan murah di India yang asyik kok. Di pejalanan Rajashtan ini, rata-rata penginapanku di bawah 100 ribu, dan yang menyebalkan itu hanya di Ahmedabad karena mereka punya properti bagus, tapi jorok banget dan petugasnya ngehe.

  7. Itulah mengapa kalau ke Jodhpur aku nggak penah jalan jalan kerumahnya, cukup memangdang dari fort aja lebih kece.

    Berarti kamu nggak mampir ke Umaid Bhawan Palace ya waktu di Jodpur yang digunakann para artis holly and bollywood untuk menikah. murah ini masuknya cuman 100 Rupee, tapi ntah berapa sekarang.

  8. Setahun belakangan udah 4 orang temenku yang ke India. Dan masing-masing bawa pulang cerita yang sungguh wow! Ada cerita penginapan berhantunya lah, ada yang di-scam lah, tapi herannya semua pada bilang pingin balik ke sana lagi. Hahaha. Kalau soal jorok betul ya, dimana-mana sih ada. Jadi bukan poin utama kalau buat aku traveling, Kak Yan. Untuk India, sampai hari ini aku belum sampai teracuni supaya ke sana. Ngga tau besok-besok :D.

    • Haha, dan aku berdoa semoga segera teracuni hihi.
      Iya, kalau jorok mah, main di pasar Indonesia juga keadaan sama. Tapi kalau di kotanya, mereka sama indah dan rapinya dengan sebagian besar kota di Indonesia 🙂

      • Waduh hahahaha😂. Betul Kak Yan, fokus sama keindahan kotanya bikin kita mengingat hal-hal baik dari setiap kota/negara yang kita kunjungi🙂.

  9. Kalau ingat Hijra itu kok ya lucu,persis kayak di Indo juga dan sukanya minta uang.Apalagi bedaknya setebal satu senti.Kayaknya untuk traveller yang suka tantangan India memang tempatnya,dan bang Yayan ini tipe yang suka tantangan.Keluar dari zona aman.Nanti ku kulik semua deh pengalamannya di sana.

  10. Seru jg ya suka duka eksplor solo traveling ke India nya, blusukan ampe dicolek banci lg, haha … ngeri… di kota itu ya… 😇

    Oya, kok cuma 2 juta ya, td nya sy kira 5 jutaan lebih, pdhal destinasinya padat merayap… yah bagi yg hobi travelling kyak dirimu tentu prjlnan nya sngat mengasyikkan, ya kan?

    Tp, klau sering nge-endorse hrsnya dapat bantuan biaya sih ya, haha …

    • Iya, India murah dan biaya segitu cukup banget (di luar tiket ya).

      Jalan diendorse itu selain gratis sesungguhnya nggak gue banget ibaratnya mas haha. Maunya ke A, eh diajak ke B. Gak suka X, malah dijejelin X. Risiko sih 🙂

  11. kapaaan lah keberanianku ada utk book tiket ke india yaaa hahahahaa.. pengeeen, tapi galau. apalagi kalo udh baca tulisan2 blogger yg sering ke india , yg kena scam dll.

    pas promo india merajalela thn lalu, temen2ku banyaaak yg book mas. aku ditanyain, tp krn 2019 aku juga udh fix mau travel kemana, ya jd ga bisa. takut keteteran di budget kalo aku paksa beli tiket india juga. nantilah, sepertinya memang masih blm bisa kesana :D. aku pgn perencanaan ke india nanti bener2 mateng apalagi rencana bawa anak :D.

  12. Ping balik: Pengalaman Dicolek Banci di Danau Ana Sagar di India | Omnduut

  13. Ping balik: Tentang 2 Minggu Blusukan ke Rajashtan | Napsu Jalan

  14. semua tempat instagenic, enak buat foto human interest. aku suka lihat Chand Baori, kebayang kalau sudah turun dan naik lagi pegelll haha..

    btw yang gurun pasir itu di Jaisalmer?

  15. Kalau tempat penginapan apakah nyobain Counchsurfing dan Airbnb bisa jadi opsi gak yaa keamanannya ?? Ceritanya kalau visit pengen dapet local experience nya jugak ehehe

    • Hi, untuk couchsurfing atau airbnb tergantung dari referensi/reviewnya. Menurutku aman saja. Kalau lagi sial mau kemalingan misalnya, di hotel bintang 5 pun bisa kejadian.

  16. Ping balik: Mengejar Batman & Badman di Chand Baori | Omnduut

  17. Selamat atas perjalanannya ke India..he he…Mantap!! Tapi boleh dicoba datang ke Kolkata dan Hyderabad 🙂

  18. Ping balik: Serunya Nonton Tari Boneka di Bagore Ki Haveli, Udaipur, India | Omnduut

  19. Ping balik: Terpaksa Memeluk Lelaki India di The Blue City of Jodhpur | Omnduut

  20. Ping balik: 6 Hal Ngehe di Ahmdabad yang Bikin Ngelus Dada | Omnduut

  21. Ping balik: Terkenang Raisa dan Mendadak Pikun di City Palace of Udaipur | Omnduut

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s