“Bang, nanti mau ke madame tussauds, nggak?”
“Hmm kayaknya nggak deh, soalnya udah pernah nyoba yang di Bangkok.”
“Trus nanti bakalan ke sky terrace, nggak?”
“Hmm liat ntar deh.”
* * *
Pasca makan siang nan seru bersama seorang pekerja asal Indonesia di Victoria Park, aku dan Ilham memutuskan untuk langsung menuju The Peak. The Peak sendiri merupakan titik tertinggi yang ada di Hong Kong dan merupakan lingkungan elit sejak zaman colonial. Maklum saja, karena letaknya di atas ketinggian, cuaca di The Peak ini relatif lebih sejuk dan… tentu saja pemandangannya indah!
Setidaknya, ada 2 cara yang dapat dilakukan demi menuju The Peak menggunakan transportasi umum. Yakni menuju titik tertentu dan kemudian menggunakan tram dengan jalur kemiringan yang lumayan bikin deg-degan. Tram ini sendiri merupakan tram tua yang legendaris. Pertama kali beroperasi pada tahun 1888. Nah udah lumayan tua, kan? 🙂
Walau begitu, aku dan Ilham lebih memilih cara yang kedua. Yakni menggunakan bus no.15 dan mangkal di beberapa titik terutama yang berada di dekat Admiralty Garden dan Queensway Plaza dari MRT Admiralty (keluar dari pintu exit C1). Kenapa? Jelas karena harganya lebih murah hehe.
Perjalanan dari Admiralty ke The Peak kurang lebih 30 menit. Dan, selama perjalanan, kami berdua disuguhkan pemandangan kota Hong Kong yang kece beut! Oh ya, harga bus ini cukup murah. Terus terang aku agak lupa tarifnya berapa (perjalanan di Hong Kong ini dilaksanakan sesantai mungkin, sampe lupa bikin catatan pengeluaran), namun seingatku tarifnya nggak lebih dari HKD 8.
Bus berhenti tepat di terminal bis yang berada di The Peak Galleria. Ini mah semacam mini mall gitu. Walaupun mini, namun shoping centre dengan dua lantai ini cukup lengkap barang dagangannya. Barang bermerek juga lumayan banyak. Yang seru dari The Peak Galleria ini ialah keberadaan Viewing Deck yang terletak di lantai paling atas.
Lagi asyik-asyik motret Ilham, aku disapa sama beberapa turis asing eh lokal eh asing sambil berbicara dengan bahasa yang aku tak mengerti.
“Nganu, cang cing cung blukutuk-blukutuk,” sahut seorang ibu-ibu sambil menunjuk-nunjuk kamera.
“Oh, si mbok minta difotoin?” jawabku pake bahasa planet bumi.
“Haa haa, jepret-jepret,” sahut ibu lainnya sambil meragain pake jari lentik seolah-olah menjepret kamera.
Ntah dari mana rombongan ibu-ibu ini, kayaknya sih berasal dari wilayah lain Tiongkok. Dandanannya heboh, untung aja beberapa ada yang cakep #eh, -sumpah aku nggak oedipus complex. Kalo suka beberapa tahun di atasku sih masih wajarlah ya –semacam kode. Cuma kalo suka emak-emak ya kagak! Kecuali setajir Musdalifah.
Ya sudahlah, berhubung aku traveler yang baik hati, sedikit chubby dan suka menolong, mengambil beberapa foto tak ada salahnya, kan? 🙂 emak-emak senang, pahala juga dapet. Amiiin. Nah, setelah jadi fotografer dadakan, aku penasaran pingin coba teropong yang ada di viewer deck ini. Siapa tahu bisa meneropong hatinyaaaa. –semacam kode part.2.
Puas memandangi Hong Kong dari sisi pegunungan dan lautan, aku penasaran untuk segera melihat Hong Kong dengan deretan bangunan pencakar langit yang selama ini aku lihat dari internet saja. Nah, untuk menuju ke sana, kami harus ke Peak Tower terlebih dahulu. Dari sanalah pengunjung dapat melihat pemandangan Hong Kong dengan lebih leluasa.
Ketika melewati ruang terbuka menuju Peak Tower, ada pemandangan menarik di sana. Yakni keberadaan tram tua yang kini beralih fungsi menjadi Hong Kong Tourism Board Visitor Center. Tram inilah yang dulu beroperasi hingga kemudian di museumkan pada tahun 1989.
“Bang, itu dia tramnya. Wajib coba tuh! Gak sah kalo ke The Peak gak nyobain,” ajak Ilham.
“Beli tiketnya di mana, sih?”
“Itu di dalam, bang.”
Jadilah, tanpa prasangka aneh, aku dan Ilham membeli tiket tramnya menggunakan octopus card. Harganya HKD 28 atau sekitar Rp.50 ribuan. Lumayan sih, namun aku menaiki tram ini tanpa ragu. Apalagi untuk pengalaman menggunakan moda transportasi yang belum pernah aku rasain sebelumnya.

Berebutan masuk tram biar dapet pe-we. Posisi uwenak
Sumpah ya hahaha, kalo inget jadi geli. Aku dan Ilham sama sekali gak nyangka kalo tramnya menuju ke bawah. Kirain, tram ini akan mengantar kami menuju ke titik paling atas dari The Peak. Begitu udah masuk ke dalam tram dan semakin lama semakin ke bawah, aku lantas bilang, “Ilham, kok kayaknya kita ke bawah ya.”
“Iya ya bang, kok makin ke bawah.”
Hahaha, ampuuun, dodol berjamaah jadi ceritanya. Alhasil, begitu sampai di bawah, aku meyakini Ilham untuk mau ke atas lagi.
“Kita belum foto-foto loh dari atas,” rayuku. Untung saja si Ilham mau.
Alhasil, kita beli tiket lagi seharga HKD 28. Padahal ya, kalo beli tiket PP, hanya HKD 40 aja huhuhu. Pelajaran banget nih bagi yang mau ke The Peak. Boleh pilih rutenya terbalik. Berangkat naik bus dan pulang pakai tram, atau sebaliknya. Bisa juga 22-nya naik bus. Atau 22nya naik tram. Silakan dipilih sesuai budget masing-masing hehehe.
Untung aja pengalaman naik tramnya lumayan asyik. Tramnya berjalan dengan kemiringan sekitar 30 derajat! Lumayan juga sih, apalagi penumpang dari bawah ke atas cukup banyak. Walaupun pemandangan dari balik jendela gak sebegitu menarik ketimbang naik bus, tapi tetep aja asyik!
Nah, dari bawah inilah ternyata tiket terusan ke madame tussauds dijual. Harganya HKD 245 atau hampir setengah juta! Muahaaal! Aku udah nyerah deh kalau harus bayar semahal itu. Ilham aku dorong terus biar mau coba, soalnya ketika ke Bangkok, Ilham juga gak sempat coba. Tapi belakangan Ilham memilih untuk tidak masuk juga :p duh jadi gak enak nih. Nasip ya Ilham jalan sama travelmate pelit –pukpuk Ilham.
Sangat disarankan jika mau ke madame tussauds untuk beli tiket secara online. Kenapa? Karena lebih murah! Hanya HKD 147 saja! Sebetulnya ketika di Victoria Park aku dan Ilham sudah coba mau beli secara online, sayang wifi di sana kurang kenceng jadi agak terkendala.
Untuk mengobati rasa kecewa, ya lumayanlah si Ilham bisa foto sama om Bruce Lee.
Dari (depan pintu masuk) madame tussauds, kami bergerak menuju atas. Di setiap lantai, terdapat teras-teras yang dapat dimasuki oleh siapa saja untuk melihat pemandangan kota Hong Kong secara keseluruhan. Sayangnya, karena gratisan, pemandangan kami terhalang oleh teras berpagar.
Jika ingin mendapatkan pemandangan tanpa penghalang, ya kudu masuk ke Sky Terrace. Bayar ya? Ya iyalaaah 🙂 kalau bisa dijadikan pemasukan lebih, kenapa harus digratiskan? Gitu kali pikir pengelola. Untuk dapat masuk ke Sky Terrace, pengunjung harus merogok kocek HKD 48. Huiihh lumayan ya! Sekitar Rp.90.000. Di sini, imanku sudah mulai goyah. Beda dengan Ilham yang gak begitu tertarik, aku sangat ingin main ke Sky Terrace ini.
“Kalau abang mau naik, aku tunggu di sini aja.”
Setelah dipikirkan lagi, aku akhirnya memutuskan untuk mencukupkan diri menikmati kota Hong Kong dari teras gratisan saja hehehe. Coba lihat foto ini. Gak kalah cakep, kan? –kalimat penghiburan hahaha. Aslinya sih, kamera harus aku angkat tinggi-tinggi biar gak kehalang pagar pembatas. Ya lumayanlaaah, kalau mau pelit berhemat, ya harus terima resikonya hehe.
Nah begitu memutuskan untuk pulang, kami melewati Museum Context yang memajang benda-benda antik. Judulnya sih museum, tapi ternyata barang pajangannya dijual. Harganya? Udah mending gak usah tahu ketimbang istighfar tiada henti.
Nah karena Peak Tower ini gedungnya lumayan gede, jadi untuk naik-turun pengunjung dapat menggunakan ekskalator atau lift. Dan, ampuuun, pemandangan dari dinding Peak Towernya kece abis! Keren tiada tara haha.
Sore menjelang, kami segera menuju terminal bus yang berada di lantai dasar The Peak Galleries. Perjalanan pulang kami tempuh dengan menggunakan bus murah lagi. Ya ya ya, harap maklum, kalo traveler kere udah jalan-jalan di negara mahal ya begini ini hehe.
Kapan-kapan maulah ke The Peak lagi, tapi di malam hari. Kayaknya kalo malem tempat ini lebih cakep deh. Ada yang udah pernah ke The Peak malam hari?
Alamat:
Mid Levels, Hong Kong
Telepon:
+852 2849 0668 (The Peak Tower)
+852 2522 0922 (The Peak Tram)
+852 2849 4113 (The Peak Galleria)Situs:
www.thepeak.com.hk
www.thepeakgalleria.com Peak Tram from the Peak Tram Lower Terminus on Garden Road (reach it by taking bus 15C from the lay-by outside the Central Pier, or walk from MTR Central Station, Exit J2.)
Bus 15 from Exchange Square bus terminus (near MTR Hong Kong Station, Exit D)
Minibus 1 from MTR Hong Kong Station public transport interchange.
Oalah Oom. Ya ampun banget baca pas naik trem turunnya. Hahahaha. Luci banget Om. 😀
Kalau tahu gitu kan mending foto-foto dulu baru pulangnya naik tram haha.
Asli omm… pelitnya minta ampun..
Hoaaahh pengen poto-poto sama om bruce lee juga omm…
Habisnya setengah juta eeuuy hahaha mending aku tabung buat trip selanjutnya 🙂
Asiikk… trip selanjutnya kemana om?
Masih deket deket sini aja kok 🙂 maunya sih umroh kayak Oji. Amiin
Amiin ya rab.
Lagi ngebayangin kemiringan 30 derajat 😀
Duduk di kursi trus miringin deh hehw
Waahh lengkap bingittttt ceritanya, makasih mas yan,,
Yeaay mb Ima mau ke HK juga?
Kalau lihat gambar 5, aku berpikir, Hongkong itu kayak Penang ya mas Yan? Dilatarbelakangi bebukitan gitu
Wah betul mbak Eky. Rasanya dulu mbak Eky pernah komen juga ketika aku nulis tentang Kek Lok Si temple ya? sekilas memang mirip, namun yang di Hong Kong lebih tinggi gedung-gedungnya.
Wow, tiket Madame Tussauds harganya segitu? Ampuuun mahal kali. Kayaknya kalau ke Hongkong ini aku bakal banyak istigfar deh kalau lihat harga-harga 😀
Iya, kalau online bisa setengahnya :p
Kalau aku belom nyoba yang di Bangkok kayaknya mau deh coba yang di HK ini, tapi berhubung udah pernah dan kayaknya sama aja, aku skip 😀
Yang di Bangkok sama mahalnya gak sih? Duh lumayan banget itu duitnya kalau harganya segitu …
Lebih murah sedikit mas Bart, sekitar 350 ribuan dan akan lebih murah lagi kalau beli online 🙂 iya, lumayan banget daaaah.
Udah ada postingan khususnya belum Yan? Mau baca-baca dulu. Pengen masuk, tapi kalau cuma liat patung-patung lilin khan sayang duit segitu … Makanya mau tau ceritanya dulu 😀
Menurutku worth it untuk dikunjungi mas Bart. Seenggaknya sekali seumur hidup hehe.
Dulu pernah nulis di sini https://omnduut.com/2013/02/23/thailand-bertemu-presiden-soekarno/
Iya juga sih, sekali seumur hidup. Asal ada budgetnya juga hehehe. Siiip, langsung ke TKP 🙂
Yang belom kesampean aku pingin nonton Cirque du Soleil nih haha. Mudah-mudahan nanti ada kesempatannya 🙂
Wah Cirque du Soleil, mantap tuh. Tapi Siam Niramit dah nonton dong?
Huhu belooom mas Bart. Kalo balik lagi ke Thailand mau banget nonton itu 🙂
Ha to the Rus! Harus. Dan aku saranin ambil paketan yang sekalian buffet makan malam yaaa … Makanannya sedap-sedap. Pertunjukkan dan tata panggungnya keren banget itu Yan. Mereka ngomongin Sriwijaya juga lho dalam pertunjukkannya (Srivichai kalau dalam bahasa Thai nya).
Siaaaap. Catet pake stabilo ungu di jidat haha. Sip sip mas, aku akan nonton begitu ada kesempatan balik lagi ke Thailand.
Keren om hihi. Asikk juga bisa jalan2 kayak om
Imanuel juga suka jalan-jalan ituuu 🙂
nth kenapa planning ke Hongkong yang udh lama dsusun selalu gagal terwujud ;p.. ujung2nya kita sekeluarga lbh memilih negara lain juga :D.. pdhl aku pgn bgt sbnrnya ksana..kulinernya sih yg bh menarik 😀
Mungkin belum waktunya aja mbak Fanny 🙂 semoga dalam waktu dekat bisa ke Hongkong yaaaa. Makasih udah mampir ke blog Omnduut.
Tempat ini jadi Panorama Kece melihat hutan beton Hongkong.
GPP, aku ngerti kok Yan dan terharu, kamu pelit demi kebaikan masa depan. Kutunggu undanganya… hehehe
Aaah mbak Zulfa memang sangat mengerti akuuu haha. Makasih mbak, ya ya ya ditunggu undangannya 🙂
ih seru ih yang naik tram miring-miring itu….deg degan kalo gw sih
Aku juga agak deg-degan mbak Kiki, takut tramnya gak kuat ketika menanjak ke atas hehehe
Bakalan ada laporan kulinernya gak, yah?
Adaaa adaaa, itu di tulisan terakhir nanti 🙂
Asik banget pengalamnnya *ngences*
Haha, semoga kesampaian ke sini 🙂 amin.
aku ke the peak malem….daaaaan sukses kedinginan hahaha
Tapi sepadan dengan pemandangannya kan Dit? 🙂
Pengalamanmu keren banget Cek Yan. Aku belum pernah ke The Peak 🙂
Tramnya miring begitu, kita juga jadi ikut miring ya? Atau gimana?
Iya, kitanya juga ikut miring mbak Rien karena posisi kursinya sejajar dengan lantai tram. Tapi nggak miring-miring banget sih hehe
Loooh foto ibu-ibu yang cantiknya mana om? Kok nggak dipajang sih hehehehe
Bersih ya si Hongkong ini…
Aku disuruh motret pake kamera mereka. Pas aku bilang, “boleh aku foto” mereka geleng-geleng. Tapi kayaknya salah tanggap, pikir mereka aku bilangnya “Mau aku fotoin pake kameraku” gitu hehe.
Waaaaah gagal lihat ibu-ibu cantiknya Hongkong deh 😦
Maaf ya telah mengecewakan kamu hai anak muda hahaha
Paling be-ti tokoh yang ada di madame tussaud bangkok n hongkong, sy cukup masuk yg hongkong yang lain ogah….hemattttt
Betuul 🙂 paling beda dikit dengan adanya aktor dari negara tsb. Kayak di Bangkok ada Nick Khun (gak kenal, cuma anggota k-pop gitu haha). Selebihnya menurutku sama aja 🙂
Ini dong yang dinamakan hemat. Tapi pemandangannya emang bikin mata rileks aja, apalagi bisa langsung nontonnya. 🙂
Hemat pangkal pelit hahaha
Salam kenal pak, nice trip.. good picture
Salam kenal kembali mas ANwar, terima kasih sudah mampir di blog ini 🙂
Ngantri naik the peak tram nya terlalu rame ya mas enakan naik bus klo mnurut saya. Saya kemarenn me sky terracenya malemm maps wahh dinginnya ampe me tulangg heeehheee…wktuu masukk madam Tussaud saya pengen ktemu patung ShahRukhKhan artiss India ITU lho mas,, eh ternyataa patungnya udah pindah ke UK hhuhhuu skit rasanya bayar mahal2 tp keinginaan gak terwujud..
Kita juga rencananya naik pakai bus dan turunnya baru deh naik cable car eh ternyata maintenence. Wah udah pindah ya? aku lihat tuh anggota The Virgin ke sana dan cium-cium tuh Shah Rukh Khan hahaha
Aq waktuu ke the peak mas pergi naik tram pulangnya naik bis no 15, iyaa mas dulu emang ada 5 patung artis Bollywood d sanaa, eh karena ada one direction jadinyaa artis bollywoodnya di pindahkan ke UK dan yg nyakitinnya pas udahh masuk museum baru deh aq tau….hhiikss, HK memang kerenn ya mas, next time pengen kesana lagi… Hhehhee
Ya ampun ini komennya nyelip, 2 tahun lebih baru terbaca. Maafkaan 🙂
Udah lama ga main kesini terakhir kayanya dua tahun lalu cek timeline twitter muncul jadi kepingin traveling jugak. well udah banyak banget ya kesana kesininya keren
Terima kasih lagi sudah mampir ke sini mbak 🙂
Mas,mau nanya itu kan naik bis ke the peak nya…sampai di the peak galleria trus ke the peak tower nya,nah sampe dithe peak tower nya kalo mau ke sky terrace nya apa harus naik tram atau ada eskalator ke sky terrace nya
*krn kan td katanya mas naik tram malah turun kebawah :),makasih
Gak usah TURUN pake tram. Langsung naik ke Sky Terrace aja. Hahaha kesalahan kami waktu itu, salah menyikapi rute tram. Makanya kami naik tram, eh ternyata turun. Padahal belom eksplor kawasan Sky Terrace *walaupun gak jadi ke sana krn mahal.
mas.. mau tanya.. jd kl qta beli paket 3in1 Madame tussaud, peak tram sm sky terrace.. itu rutenya mendingan gmn? trus kl malem, dinginnya brapa derajat?
aku rencana ke HK Mei 2018 ini…
Hi mbak Santi, untuk suhu, tergantung kapan mbak datangnya. Untuk lebih lengkapnya cek di accuweather.com ya.
Mengenai rute, 3 tempat itu berada di satu kawasan/gedung yang sama. Jadi mau pilih yang mana dulu terserah saja 🙂
Halo,,info2 di blog ini berguna bgt. Kalau bawa anak-anak naik tram repot ga yah, hrs berebutan cari posisi enak gitu hehe. Makasih ya..
Sebetulnya gak repot-repot banget 🙂 tergantung dengan musim liburan atau nggak juga mbak ^^
kak kl bayar pake octpus tingal tap aja kan/? apa ada mesin tap nya kayak naik MTR, kalo mau naik tram ke the peak nya?
Iya tinggal tap aja. Kalau yang the peak bayar lagi dia. Beda.