Pelesiran

Menyusuri Seine Sembari Berburu Eiffel

Beberapa teman yang saya tahu sering berpergian dan sudah menjelajahi begitu banyak negara di Eropa biasanya tidak menyebutkan Perancis sebagai negara favorit mereka. Alasannya ya macam-macam, tapi intinya masalah selera sih ya.

Tapi, sama seperti saya, mereka pun tetap memasukkan Perancis sebagai salah satu negara yang harus mereka kunjungi di kedatangan perdana mereka ke Eropa. Mungkin kemakan jargon: belum sah ke Eropa kalau belum ke Paris.

Nah saya pun dulu begitu. Ngerasa Perancis -yang direpresentasikan oleh Paris, harus saya masukkan ke dalam itinerary. Saya juga sengaja memilih Paris sebagai kota terakhir di serangkaian (hampir) sebulan kunjungan ke Benua Biru. Pertimbangannya sederhana saja waktu itu, saya sudah mendapatkan tumpangan sejak jauh hari di kediaman keluarga Monluis dan di pikiran saya, pas udah akhir gitu kan pasti capek dan inginnya lebih selow saat di kota terakhir.

Bonjour, Eiffel

Menyaksikan Kerlip Eiffel di Trocadéro

Cek aja di sosial media, banyak sekali konten kreator yang bikin video menjelekkan Eiffel. Semacam, “ya gini doang, sih” atau yang lebih parah, “ini sih menara sutet.” Ya, bebas-bebas aja sih, tapi buat saya pribadi, pengalaman pertama melihat Eiffel dari kejauhan tuh bikin perasaan membuncah!

Saya kenal pertama kali ya dari buku Tampat-tempat Terkenal. Yang saya ingat, Eiffel diprotes warganya sendiri karena terlalu modern untuk zaman itu. Bahkan, sempat terancam untuk dibongkar. Ya, awalnya emang dibangun hanya untuk menyambut Pameran Dunia 1889 sih ya.

Memandang Eiffel dari kejauhan

Pameran Dunia atau Pameran Universal sendiri merupakan pameran global besar yang dirancang untuk memamerkan pencapaian suatu negara. Pertama kali diadakan di Inggris di tahun 1851. Dan sejak tahun 2000, pameran ini diadakan 5 tahun sekali dan guess what tahun ini akan diadakan di Jepang. Jadi, dengan pameran yang berlangsung selama 5 bulan, tadinya Eiffel ini akan dibongkar setelah pameran selesai. Untungnya, rencana pembongkaran menara yang dirancang oleh Gustave Eiffel ini batal sehingga saya pun dapa melihatnya secara langsung.

Sesaat keluar Gare du Nord, stasiun terpadu di Paris, saya langsung diajak berkeliling naik mobil oleh Mas Pat. Semakin jauh meninggalkan stasiun, semakin jelas pula menara Eiffel terlihat dari jendela mobil.

“Aaa, itu menara Eiffel kan ya?” tanya saya memastikan.

“Iya, itu dia menara kebangggan Paris, Yan.”

Setelahnya saya lebih banyak bengong. Berkali-kali merinding pula dibuatnya. Betapa, mimpi masa kecil yang rasanya gak pernah akan terwujud itu terbayar lunas.

Dengan tinggi 324 meter, sebetulnya Menara Eiffel dapat dilihat dari berbagai macam sudut kota Paris. Ibaratnya, dalam radius tertentu, begitu melonggokkan kepala, ya akan kelihatan menaranya. Tapi, ada beberapa spot terbaik untuk melihat menara yang terletak di Champ de Mars ini. Salah satunya di Trocadéro.

Susah kalau mau foto tanpa bocor di Trocadéro

Trocadéro atau situs Palais de Chaillot adalah kawasan yang berada di seberang Sungai Seine dari Menara Eiffel. Nama Trocadéro  juga merupakan nama Istana Trocadéro yang dihancurkan pada tahun 1878 yang kemudian pada tahun 1937 diubah menjadi Palais de Chaillot.

Kawasan ini memang sepertinya berbukit. Dan, dikarenakan kontur tanahnya lebih tinggi, maka Menara Eiffel lebih terlihat jelas dari sini. Sayangnya, karena ini mungkin jadi spot andalan, kawasan ini luar biasa ramai. Sejak awal, saya udah berhati-hati agak gak kena copet walau ujung-ujungnya hampir kena copet cewek cantik di hari lain. Apalagi di sana banyak pedagang yang lumayan agresif menawarkan barang dagangan.

Bangunan tua di sekitaran pinggir Sungai Seine

Pinggiran sungainya senyaman itu

Setidaknya bersih dari sampah yang mengambang, ya.

“Tenang, masih banyak waktu di Paris, kan. Besok-besok bisa melihat Eiffel dengan lebih jelas,” ujar Mbak Ita menenangkan.

Kami memang nggak lama berada di kawasan Trocadéro ini. Setelahnya kami bergerak lagi menuju Notre Dame dan Champs-Élysées sebelum pulang ke apartemen keluarga Monluis untuk beristirahat. Ya, saat itu juga udah hampir tengah malam dan saya harus beristirahat untuk memulai petualangan seru di keesokan harinya.

Menyusuri Sungai Siene

Di hari kedua, saya dan adik memutuskan untuk eksplor Paris berdua saja. Enaknya jalan di negara maju, transportasinya sudah terintergrasi. Berbekal metro, ya bisa jangkau semua kawasan wisata. Nah, karena belum puas jelajah Eiffel tadi malam, pagi ini kami mau kembali mendatangi Eiffle dan melihatnya lebih dekat.

Kapal wisata yang tanpa henti beroperasi

Bangunan di sekitaran pinggir Sungai Seine

Sedikit cerita tentang Sungai Siene yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia. Menarik, ya! Bahwa sebuah sungai sepanjang 777 km ini mendapat perhatian UNESCO sedemikian besar.

Sungai ini bermuara di Source-Seine, 30 kilometer barat laut Dijon di timur laut Perancis di dataran tinggi Langres, mengalir melalui Paris dan masuk ke Selat Inggris di Le Havre. Lebih dari 60 persen panjangnya, sampai ke Burgundy, dapat dilalui dengan tongkang besar dan sebagian besar kapal wisata, dan hampir seluruh panjangnya tersedia untuk perahu rekreasi atau perahu tamasya menawarkan tur keliling tepi sungai di ibu kota, Paris.

Saat berjalan di tepi Sungai Seine, ada banyak sekali perahu wisata yang melintas. Sama sekali gak kepikiran atau cari tahu ongkosnya saat itu. Yang ada di kepala cuma pasti harganya mahal. Apalagi itu hari-hari terakhir saat persediaan euro semakin menipis haha. Jadi yaaa, sudah cukup bahagia menyusuri Seine dengan berjalan kaki.

Terdapat 37 jembatan di Paris yang melintasi Sungai Seine. Yang paling terkenal sih Jembatan Pont Alexandre III dan Pont Neuf serta lusinan lainnya di luar kota. Sebuah jembatan terkenal, yang juga merupakan jembatan terakhir di sepanjang aliran sungai, adalah Pont de Normandie, jembatan kabel terpanjang kesembilan di dunia, yang menghubungkan Le Havre dan Honfleur.

Bukan kapal wisata biasa. Kayaknya bisa sambil makan kalau naik kapal ini

Keinget aja beberapa film aksi/laga yang melakukan kebut-kebutan di jalanan sempit pinggir Sungai Seine ini

Selain keberadaan sungainya itu sendiri, Siene masuk ke dalam UNESO world heritage sites dikarenakan keberadaan sungai ini dan bangunan-bangunan di sekitarnya yang menjadi saksi sejarah. Dari Louvre hingga Menara Eiffel, atau Place de la Concorde dan Petit Palais berdiri tak jauh dari tepi Sungai Seine.

Peristiwa bersejarah evolusi Paris juga dapat dilihat dari Sungai Seine termasuk peninggalan Katedral Notre-Dame dan Sainte Chapelle yang menjadi mahakarya arsitektur. Sedangkan alun-alun dan jalan raya Haussmann yang luas memengaruhi perencanaan kota pada akhir abad ke-19 dan ke-20 di seluruh dunia. Hebat!

Melipir ke Bir-Hakiem di Arondisemen ke-15

Kalau Palembang dibelah Sungai Musi dan membagi wilayah jadi seberang Ilir dan Ulu, Paris dibagi menjadi dua puluh arondisemen municipaux, distrik administratif, yang disebut sebagai arondisemen. Nomor arondisemen ditunjukkan dengan dua digit terakhir di sebagian besar kode pos Paris, 75001 hingga 75020. Selain nomornya, setiap arondisemen memiliki nama, seringkali untuk monumen lokal. Misalnya, arondisemen ke-5 juga disebut “Panthéon” mengacu pada bangunan eponymous. Sedangkan empat arondisemen pertama mempunyai administrasi bersama, yang disebut Paris Centre.

Jalur metro Stasiun Bir Hakiem

Nah ini patung La France Renaissante sekaligus spot foto yang kece

Sampah dan vandalisme juga ada di Paris.

Saat itu, saya dan adik random saya memilih salah stasiun metro terdekat dari Menara Eiffel. Saat melihat ke peta, di arondisemen ke-15 terdapat stasiun metro Bir-Hakiem yang letaknya tak jauh dari Menara Eiffle. Di sanalah kami memilih untuk berhenti. Dan ternyata, inilah stasiun terkenal yang videonya belakangan viral memperlihatkan bangunan-bangunan tua di Paris yang kemudian berganti menjadi pemandangan Menara Eiffel. Bagus banget!

Bir-Hakeim adalah stasiun layang Métro Paris yang melayani jalur 6 di Boulevard de Grenelle. Terletak di tepi kiri Pont de Bir-Hakeim di atas Sungai Seine dan merupakan stasiun terdekat ke Menara Eiffel. Setelah dibangun pada tahun 1906 sebagai “Grenelle”, namanya diubah bersama dengan jembatannya untuk memperingati pertempuran Bir Hakeim pada Perang Dunia II. Tanda di dinding stasiun sekarang bertuliskan “Bir-Hakeim — Tour Eiffel”.

Stasiun ini disebut Quai de Grenelle hingga 18 Juni 1949, ketika namanya diubah untuk memperingati pertempuran Bir Hakeim.   Sebuah panel peringatan terletak di pintu masuk peron untuk kereta api yang menuju Nation. Stasiun tersebut merupakan lokasi Barrière de la Cunette, sebuah gerbang yang dibangun untuk pengumpulan pajak sebagai bagian dari Tembok Jenderal Petani.

Foto tanpa bocor di Bir Hakiem

Leonardo diCaprio pernah berada di sini! hahaha

Kebayang kalau bisa lari di pedestrian ini

Berjalan sedikit keluar stasiun, terdapat sebuah anjungan dengan patung La France Renaissante yang menurut saya jadi spot terbaik untuk berfoto dengan Eiffel tanpa bocor. Kawasan ini tergolong sepi, mungkin para wisatawan lebih suka ke Trocadéro karena lebih dekat ke Eiffel ya. Tapi, di sinilah pemandangan Eiffel terbaik bagi saya.

Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk duduk santai dan puas berfoto. Sesekali ada turis asing yang mendekat dan juga berfoto. Tapi situasinya sangat kondusif. Satu yang bikin saya nyesel, saya gak banyak foto di area pilar beratap di sekitaran jembatan ini. Sebab, rupanya di sini sering dipake untuk syuting film. Salah satunya film Inception yang dibintangi Leonardo DiCaprio.

Nah, dari jembatan ini, kami turun dan berjalan kaki melewati pedestrian yang rindang di sisi kanan dan kiri Sungai Seine. Di sini lebih sepi lagi dan saya dapat sudut pandang yang lebih menarik tentang Eiffel di sini, sebab bisa sekalian melihat aktifitas orang-orang di sekitaran Sungai Siene.

Turun ke bawah dan susur sungainya

Kebayang harga properti kalau ada di pinggiran Sungai Seine kayak gini

Rombongan wisatawan yang naik kapal wisata

Berbeda dengan kapal wisata yang sejak awal saya nggak minat, sebenarnya saya ingin sekali naik ke puncak Menara Eiffel ini. Sayangnya, jikapun saya mampu bayar tiketnya, antrean menara yang dijuluki  “La dame de fer” (bahasa Perancis untuk “Iron Lady”) ini luar biasa panjang.

Saat saya mendekat, dalam radius berapa ratus meter rupanya dipagar menggunakan dinding tembus pandang. Niatnya sih, saya mau foto saja di bawah menaranya tapi nggak bisa. Alhasil, Saya hanya dapat memandang menara ini dari titik terdekatnya tanpa dapat menyentuh bagian menaranya.

Puncak menara Eiffel

Bagian tengahnya

Kakinya aja segede ini!

Ah, it’s okay. Perjalanan saya menyusuri Sungai Siene demi mendapatkan spot terbaik saya sudah membahagiakan. Siapa tahu nanti akan kembali lagi ke Paris dengan kondisi dompet yang lebih tebal, ya kan! Jangankan naik ke puncak menaranya, melamar kekasih di sana juga bisa. Eh? Haha soalnya banyak orang yang lamaran di atas menaranya, euy!

67 komentar di “Menyusuri Seine Sembari Berburu Eiffel

  1. Saya amiinkan dengan amiin paling serius mas. Semoga tahun ini bisa balik lagi ke Paris dan naik ke menara eiffel + naik kapal menyusuri sungai seine.

    Aku daritadi baca dan liat foto-foto, sebenarnya kotanya nampak indah dan estetik ya. Tapi kenapa banyak yang kurang suka sama kota ini ya mas?
    Denger-denger katanya disana agak kotor dan bau pesing gitu. Apa benar?

    • Iya, kayak di area Bir Hakiem di atas itu kelihatan ada sampahnya yang aku unggah fotonya. Tapi itu masih mending, ada area yang lebih kotor lagi walau saat itu aku gak lihat langsung sih ya. Tapi banyak yang bikin videonya.

  2. Aku cuma pernah ke sana sekali tahun 2011, dan gak naik juga ke Eiffel. Jd kami ikutan backpacker tour gitu. Tour guide dr Indonesia, dia bawa kami deh ke tempat2 yg iconic. Tp gak sampai menyusuri sungai Seine; sayangnya. Dan pastinya gak masuk juga ke museum.

    Syukurnya, kami gak ketemu penduduk yang rasis atau menyebalkan. Kepingin sih balik lagi, someday. Mudah2an mas juga ya kesampaian balik lagi ke sana.

    • Aku sempat ketemu sama pencopet dan hampir jadi korban saat itu >.< sama nemu kayak imigran yang tahu-tahu ngambil makanan dari perbekalan yang kami bawa dan lagi makan di taman. Dia ambil kerupuk yang sialnya gak lama ia buang sembarangan. Sialan.

  3. Saya kepo dengan cerita beberapa wisatawan yang berkomentar kurang bersihnya kota Paris konon kabarnya sekitar menara Eiffel penuh sampah, bau pesing banyak tunawisma dsb ,..emang benar demikian ? Padahal image kota Paris adalah kota model pastinya kalau soal kebersihan harusnya jadi perhatian pemerintahnya banget ya..

    • Terus terang aku gak nemu dan lihat saat itu. Mungkin ada di sudut lainnya ya mbak. Tapi kalau di sekitaran Big Ben di London sih valid. Sampahnya banyak yang berserak.

  4. Uhuy, penutup yang sangat epic nan ciamik. Aamiin, semoga harapan dan doa baiknya dapat terwujud ya. Pastinya menarik melamar kekasih di puncak menara Eiffel yang sedari zaman SD sering di kagumi bahkan hingga sekarang.

    Kebayang ukurannya beneran gede dan tinggi. Bahkan dari beberapa sudut kota pun tetap terlihat ya menaranya. Pas momen foto menara di malam hari pun dari kejauhan tetap cakeeeppp.

    Menyusuri sungai Seine sambil melihat bangunan yang bagus-bagus, bahkan kapal wisatawan seruuu sangat. Bayangin kalau bawa outfit lari sambil lari santuy gitu yak.

    Cuma dimanapun berada memang harus tetap waspada ya. Apalagi terhadap barang berharga karena rupanya tak bebas dari copet hingga pedagang asongan yang meresahkan karena cenderung maksa.

    Betul sekali kalau negara maju, transportasinya beneran terintegrasi sehingga memudahkan saat bepergian. Makanya tak salah kalau setiap orang yang perdana keliling Eropa pasti kepingin mampir ke Paris. Indah dan romantis.

    • Benar. Katanya sih, beberapa negara di Eropa itu lebih dulu bikin jalur transportasi bawah tanah sebelum membangun kota di atasnya. Udah kepikiran begitu mereka tuh dulunya. ^^

  5. Huaah, baca ini jadi ikut ngerasain antusiasmenya untuk mendekati menara Eiffel deh mas. Jadi serasa ikut kecewa saat malem gak berhasil mendekat (tapi tetap senang karena udah bisa sedekat itu dengan menara Eiffelnya).

    Semoga berikutnya beneran bisa melamar dari lantai paling atas menara Eiffel ini yaa, ahaha. Juga bisa ikut tur kapalnya di sungai Seine.

    Tapi dengan banyaknya konten yang beredar juga, aku jadi agak gimana gitu sama Paris. karena katanya kotor dan bau, huhu. Walaupun pasti beneran seneng juga sih kalau udah ke sana mah ya xp

  6. Baca artikelnya mas Haryadi aja kok sudah seneng banget apalagi bisa berkunjung ke Paris ya mas, pasti tambah seneng. Mas, aku ingat dulu pernah baca berita kalau populasi tikus meningkat pesar di Paris, apa iya mas? Ga kebayang antrinya masyarakat yang ingin bisa sampai ke puncak menara Eiffel. Demi pengalaman rasanya rela kali ya harus antri sampai berjam-jam untuk bisa ke puncak Menara Eiffel

  7. Amin ya bisa kembali dengan dompet lebih tebal jadi bisa menikmati semua hal yang diinginkan termasuk melamar kekasih #eh.Si Sungai Seine itu demen banget ya dengan angka 7, panjangnya 777 km dan 37 jembatan melintasinya. Lagi, semua foto-fotomu ciamik, tidak biasa dan bicara soal Paris dengan segala kisahnya, mau seburuk apapun orang bisa tentangnya tetap saja si menara eiffel memiliki banyak kisah dan itu yang membuat orang ingin melihat secara langsung.Membaca tulisanmu ini dengan tenang kebayang jalan sendiri melihat semua hal yang terjadi di sungai Seine menjadi impian seketika.

  8. MashaAllah bagus-bagus nian fotonyo Yan. Memang ye Eropa itu istagenic dengan fasad bangunannyo. Rasonyo idak puas motret cuma satu sisi. Eiffel bae biar banyak titik yang available tapi memang butuh strategi motretnyo supaya idak bocor.

      • Kalo ado rezeki balek lagi, jangan lupo bikin video Yan. Aku jugo lagi nabung video-video perjalanan. Terkadang banyak memori yang lebih terekam lewat video dan ini masukan yang aku dapat dari Dwi. Sampe akhirnyo sengajo beli OSMO untuk khusus bikin video.

        Sungai Seine, Eiffel, dan sekitarnya pasti banyak sudut-sudut yang memorable dan patut untuk dikenang. Salah satu bagian Eropa yang selalu mengesankan. Dulu, waktu aku berada di Perancis, di awal tahun 2000-an dan tinggal di Le Bar-Sur-Loup untuk pelatihan, belum lah terfikir untuk bikin dokumentasi yang apik. Aahh mudah-mudahan, somehow, someday, pacak balik lagi.

  9. Beruntung nih Kak Yayan bisa menyaksikan pameran di sana. Rejeki yak, urung di bongkar, jadi bisa menikmati menara yang ikonik itu. Negara di Eropa, salah satunya Perancis memang keren dalam menjaga kelestarian gedung maupun sungai. Apalagi gedung-gedung yang punya nilai historis, bakalan terjaga sehingga wajar aja menjadi warisan sejarah dan masuk UNESCO.

  10. Setiap orang yang belum pernah ke Eropa kalau ditanya pengen kemana pasti tak ketinggalan dengan istilah “Paris”. Paris yang katanya kota penuh cinta plus copet juga, hehe. Bener kata Kaka dan kata berita kalau katanya copet di Paris lumayan banyak dan lihai.

    Eiffel selalu terlihat cantik di foto-foto orang lain padahal kalau misalkanpun saya bisa ke sana pasti nyari angel terbaik dari Eiffel tak semudah itu. Tapi dari ulasan Kaka sepertinya sungai Seine tidak kalah cantik dari menara Eiffel. Berada di antara bangunan-bangunan lawas yang penuh cerita sejarah menjadikannya lebih cantik. Pantaslah jika ia dinobatkan sebagai salah satu situs warisan dunia.

    Entahlah, apakah yang membuat Paris sebegitu indahnya? Eiffelkah? Seinekah? Patung La France Renaissantekah? Sepertinya semuanya. Tidak siang tidak malam, mereka semua terlihat mempesona 🙂

  11. aku tuh blm banyak eksplor eropa barat mas. Baru Jerman, itu juga Berlin thok.

    sisanya eropa timur, pecahan Sovyet, yg aneh2 lah 🤣🤣.

    jujur memang blm tertarik ke Prancis, tapiiiii pasti akan aku datangi, cuma kayaknya pake travel. Aku males eksplor , apalagi dengan banyak copet dkk. Mending pake travel walaupun ttp hrs hati2 Ama copet di sana.

    kayaknya memang kalo mau foto di Eiffel, hrs dari jauh atau sisi lain kayak yg mas Yayan lakuin yaa. Jgn yg di area eiffel banget.

    btw, yg sungainya itu, bersih kliatan. Tp kenapa pas olimpiade kemarin, buseeet dah aku baca banyak komplain ttg sungai ini, sampe ada atlet renang luar yg muntah2 katanya. Cuma itulah, ntah benar atau ga..

    ditambah masalah copet di Paris yg beneran udh kayak habit banget. Ngeriii aku

    • Hwhw ya, bahkan saat olimpiade ada yang protes seharusnya gak usah maksain dilakukan di Siene. Efeknya ya itu, ada yang muntah-muntah karena walau gimanapun sungainya udah pasti tercemar kan ya.

  12. Aku nontonin kontennya influencer indonesia, mamih Louisse Scarlett naik ke puncak Menara Eiffel. Dia bilang kalo ada jalur khusus gitu, biar ga antri dan kudu prepare banyak hal selain outfit yang nyaman.

    Dari situ juga aku tau kalo besi-besi Menara Eiffel uda usia yaa..
    hehehe.. makin ovt gatuuh…

    Btw,
    aamiin.. aku doakan lebih lama lagi keliling yuropnya yaa, omnduut..

    Aku menantikan cerita negara-negara yang belum dikunjungi lainnya..
    Rasanya seneng baca perjalanan Omnduutt yang selalu ada komen-komen kocyaknya… hehehe..

  13. Ini keren sekali Om. Foto the best adalah foto berlatar menara Eiffel tanpa bocor.. mantul.. mantul. Dan beruntung tidak jadi dibongkar usai pemeran ya, karena akhirnya jadi ikon kota Paris. Senangnya ya, jadi pengalaman tak terlupakan. Semoga saya bisa ke sana juga. Aamiin.

  14. Alhamdulillah sampe juga aku di Paris setelah baca artikelnya mas Yayan wkwkwk.. Eh siapa tu yg bilang Eiffel kayak sutet? Tp merhatiin fotonya dari deket iya juga sih mirip. Dan itu sebabnya aku lebih suka pemandangan Eiffel di malam hari dr pada saat terang. Lebih syhdu dan romantis eaa…

  15. DUlu excited banget kalau ngomongin Paris karena menjadi salah satu impian, bahkan sampai belajar bhasa Prancis dan sering main ke Peprus Prnacis dahulu, saking pengen ke sana dan pengen dapat beasiswa di sana. Meskipun akhirnya terkubur begitu saja, dna melihat photo-photonya Mas Har rasanya keinginan itu muncul lagi.

    Btw, kalau ga baca tulisan ini saya ga bakal tahu kalau warga Paris sendiri malah ga suka dan protes dengan menara Eiffel bahkan ingin membongkarnya dan baru tahu juga kalau ternyata menara ini awal dibuatnya hanya untuk menyambut Pameran Dunia 1889 tai justru sekarang menjadi ikon negara dan impian banyak orang ke sana ya. sayangnya saya membaca beberapa pengalaman traveler, di sana kotor lingkungannya ya mas Har, waktu Mas Har ke sana bagaimana kah?

    Btw, saya juga penasaran dengan ceritanya keluarga Monluis, bagaimana Mas Har mendapatkan penginapan di keluarga Monluis ini, hehe

    • Oh lupa ngasih tautan soal cerita keluarga Monluis. Bisa baca di sini, ya.

      Soal lingkungan kotor, sebagian area sih emang kelihatan sampah. Di atas itu aku kasih contoh satu sampah dan vandalisme. Tapi secara keseluruhan Paris masih lebih bersih ketimbang London dalam sepengalamanku 🙂

  16. Lihat foto Omnduut yang sebelahnya Eiffel kok rasane mau ngedit pakai fotoku duduk situ, haha. Namun pasti kasar banget jadinya. Selalu ada harapan bisa injak jalan atau rumput sekitaran Eiffel bersama anak-anak suatu saat karena sepertinya menjadi kenangan tak terlupakan…

  17. Senengnya bisa ngeliat langsung menara Eiffel. Kalau dari Deket ternyata gede banget ya di bagian kakinya. Paling cakep viewnya pas malam ditambah kerlap kerlip lampu di malam hari. Katanya emang ya kalau di sini harus hati-hati karena rawan kejahatan alias pencurian. Tetep selalu suka sih liat viewnya di malam hari.

  18. Suasana malamnya romantis sekali, tak heran lah jika spot ini sering dijadikan di film-film romantis. Saat terang juga indah, soooo lucky dapat spot yang bagus-bagus. Catat juga buat ke stasiun metro Bir-Hakiem dan liat gedung-gedung tua dg nuansa nostalgic, semoga kelak bisa berkunjung ke sini

  19. Amin paling kencang dan serius buat Mas. Semoga bisa ke sana lagi sekalian melamar kekasihnya di atas menara. Kebayang romantisnya.

    Pernah nonton youtube yg saya lupa nama chanelnya, memperlihatkan betapa tidak “romantisnya” negara ini,di.mana-mana sampah dan bau pesing, kayak orang-orang sana tuh sering kencing sembarangan.

    Namun, terlepas dari informasi itu, saya tetap mau dong ke sana. Siapa sih yg tidak tergiur dengan cerita romantisnya menara Eiffel.

    • Mendekati Eiffel itu memang ada taman besar, dan kayanya area berbau pesingnya kebanyakan di situ hwhw. Tapi kalau berjalan lebih jauh, sejauh tatapan dan pembauan aman saja.

  20. Ajegile kalo menara Eiffel yang tingginya lebih dari 300 meter malah dibilang menara sutet? Mirip dari manaa….

    Eiffel emang icon di sana ya dan pasti kalo mau foto (tanpa keganggu orang yg lewat) butuh perjuangan saking ramenya.

    Baca ini kok jadi ingat film ratatouile.

    Eh mau nonton Inception dulu ahh.

  21. iya, aku pernah baca testimoni mereka yang katanya disekitaran eifel itu bau pesing segala lagi haha.

    Tapi sebagai orang yang belum pernah ke Eropa, kalo ada kesempatan ya aku tetep pengen liat eifel secara langsung. Apalagi di bawahnya ada sungai2 gitu yaa

    Dan ternyata menara “sutet” itu lebih gagah sekaligus anggun sekaligus bersahaja kalo malem. Terpesona sama foto kedua, masyaallaah…

    Smogaa bisa kesana ya Allah, aamiin…

  22. waduh, saya kira copet hanya ada di Indonesia saja, hehe…ternyata di belahan Eropa sana yg terkenal sedunia itu juga tetap ada copet ya … Hehe …

    Soalnya dalam berita atau novel yang berkisah tentang seputar Menara Eiffel ini yang saya baca belum pernah ada yg bahas soal copet di sana.

    eh pas baca disini hampir kecopetan mana sama wanita cantik jadi langsung bikin ngantuk hilang. Hahaha …

  23. Saya selalu bermimpi ke Paris, Mas, dan pastinya berpose di depan menara Eiffel. Dan suasananya tetap menarik ya, mau siang atau malam. Dan memang kalau malam suasana romantisnya dapat.Untung ya, Menara Eiffel tidak jadi dibongkar. Sekarang selain tempat wisata populer di dunia, juga ikon negara perancis.

  24. Gagah sekalii… foto dengan bekground menara Eiffeell aselliii…

    MashaAllaa~Buatku yang masih pake bekgron kalender atau diedit pake canva, hehehe.. aku ikut merapal doa dalam hati.

    “Semogaaa.. bisa foto dengan latar menara Eiffel jugaa..”

    Beneraaan cakeepp eeuuii..Jadi inget, pertamaaa kali NCT Dream ngadain World Tour Concert-nya ke Yurop, mereka juga gayakin tuh.. bakalan banyak engga fansnya??

    Ternyata di setiap kota, selalu full..Dan bahkan kalo baca thread sijeuni ((nama fans NCT)) di X, bule-bule itu mengeluhkan kesulitan dapet tiket NCT Dream yang tau-tau uda SOLD ajaa..

    Dan dari sini, konten pertama mereka, VLIVE ((duluu.. masih ada apps ini, skarang uda beralih ke Wverse semua)) adalah naik kapal wisata menyusuri Sungai Siene. Dengan latar lampu-lampu romantis ala ala Paris, semua member bilang kalo impian mereka adalah ke kota ini.

    Aku jadi terharuuu..((laah)) hehehe.. ternyata memang kalo belum ke Paris mah.. serasa belum afdol menjejak di benua biru yaa..

  25. daku juga pernah dapat omongan kek gitu, gegara mandangin menara Eiffel lewat buku pelajaran sekolah, “Kagum banget loh Fen, padahal tiang doang”. Padahal pan belum tahu yak, kalo di sekitaran yang dianggap tiang itu banyak ikonik menarik di Paris. Semoga pankapan bisa mampir ke Paris, minimal ketemu Mang Karim Benzema hehe

  26. Aku baru tahu lho, Kak. Kalau ternyata Perancis bukanlah negara favorit yang harus dikunjungi.

    Sejujurnya, aku malah pingin banget melihat menara eiffel dari dekat. Apalagi saat malam hari.

    Membayangkan betapa romantisnya itu.

  27. Cantik banget ya?

    Negara impian nih, sampai saya pernah belajar Bahasa Perancis tapi mogok di tengah jalan karena dulu susah banget nyari kursus Bahasa Perancis

    (gak seperti sekarang, di YouTube pun ada)

    eniwei Om Nduut bisa motret Eiffel ya? Kok saya pernah baca ada influencer Indonesia dimarahi karena katanya gak boleh selfie bareng eiffel?

    • Wah baru denger kalo ada larangan gak boleh selfie dengan eiffel ambu. Kayaknya gak betul kabarnya. Sebab gimana mau kontrol jutaan wisatawan yang datang ke sana dan rata2 foto dengan background eiffelnya.

  28. Sama tergantung pengalaman juga kali ya. Kalau hanya ke Paris mungkin memang iya, akan kapok. Tapi banyak mendengar kota-kota kecil Perancis itu charming, sekelas Lyon aja katanya udah beda vibe-nya.

    Fotonya bagus-bagus, mas. Aku enjoy city tour Paris dari tulisanmu. Yah, soal sampah dan vandalisme mah, kayaknya masalah semua kota besar di dunia. Tokyo aja juga ada kan. Paling copet dan aroma stasiun metro-nya aja yang jadi PR hehe.

    Btw makasih rekomendasi spot minim bocornya mas, di stasiun metro pulak haha.

  29. wah, seru banget mas ke paris, hmmm… tapi aman gak sih krn konon byk bgt scammer tuh di sekitaran eiffel plus katanya byk tunawisma juga ya ternyata di sana. semoga one day aku jg bisa mas jalan2 ke sana..biar gak penasaran

Tinggalkan Balasan ke fennibungsu.com Batalkan balasan