Ada sebuah jargon yang sering saya dengar seputar Paris. “Belum sah berkunjung ke Eropa kalau belum ke Paris.” Well, jangan terlalu dibawa serius. Jika memang kurang berminat terhadap Paris ya nggak apa-apa juga haha. Balik-balik ke orangnya. Tapi, kalau saya pribadi sih ya tetap wajib ke Sana. Kapan lagi kan bisa mengunjungi kota yang katanya romantis itu.
Mantan presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson bahkan berkata, “A walk about Paris will provide lessons in history, beauty, and in the point of Life.” Nah kan! belum lagi tak terhitung film-film beken dunia yang melakukan pengambilan gambar di kota dengan julukan La Ville Lumiere aka City of Light ini.
Dari serangkaian perjalanan di Eropa, Paris pula negara pertama yang saya sudah mendapatkan tumpangan jauh sebelum berangkat. Ialah berkat kebaikan Keluarga Monlouis, saya akhirnya dapat mengunjungi Paris dengan perasaan ringan. Hmm, perasaan nyaman yang susah saya deskripsikan.
Mbak Ita –yang menjadi host saya bahkan dengan nada mengancam berkata, “awas loh kalau nanti ke Paris nggak nginap di rumah kita.” Haha, wah dengan senang hati atuh lah mbak. Apalagi Paris termasuk salah satu kota muaaahal. Pejalan kere macam saya mah tentu saja dengan bahagia menerima tawaran itu. Jadi nggak perlu susah-susah cari host melalui couchsurfing lagi, kan!

Jalanan di Paris
Makanya, saya memutuskan mengunjungi Paris menjelang akhir perjalanan di Eropa. Pikir saya waktu itu, “ntar pasti udah capek berminggu-minggu jelajah Eropa, nah di Paris bisa beristirahat.” Dan, ini keputusan yang sangat tepat. Bak saudara sendiri, saya dan adik dijamu sedemikian hebat selama di Paris. Teman-teman lain di Paris –Mbak Helene, juga memperlakukan saya dan adik seperti keluarga sendiri. Huhu, terharu –elap air mata.
Ada banyak tempat indah yang kami datangi di 3 hari kunjungan di Paris. Tapi, khusus tulisan ini, saya mau cerita pengalaman-pengalaman “seru” dan (mungkin juga) ngehe selama di sana. Apa saja? Aha ini dia!
Toilet Pintar di Jalanan Paris
Hari ketiga di Paris, kami memutuskan untuk mengunjungi museum Louvre yang terkenal itu. Nggak masuk ke dalam sih secara tiketnya mahal dan antreannya luar biasa sampai-sampai banyak calo yang menawarkan tiket anti-antre. Dari sana, kami berencana foto-foto di Eiffel. Tapi berhubung cuaca dingin kami berdua sama-sama kebelet pipis.
Berbekal informasi di google maps, dari Louvre terdapat beberapa toilet umum. Jadilah kami berjalan kaki mencari toilet yang dimaksud. Gak berapa jauh nemu deh toiletnya. Bentuknya seperti kotak telepon tempat Clark Kent ganti baju. Ya, sedikit lebih besarlah karena kursi roda bisa masuk ke dalam sana.

Ukurannya paslah ya untuk berbuat ena-ena. Ya, kalau lagi sakit perut dan nemu toilet ini ena-nya bukan main yekan.

Ini petunjuknya. Akibat malas baca jadi kagak tahu hwhw.
Saat kami datang toilet masih digunakan seseorang. Tak lama, pintu toilet terbuka dan seorang pria tua kaukasoid keluar dan langsung berjalan menjauh. Saya masuk ke dalam dan mendapati kotoran bertumpuk bekas si pria tadi.
“Ya ampun kenapa gak disiram sih?” batin saya sembari mencari tombol flush. Sayang, saya tidak menemukan tombol yang dimaksud. Karena merasa nggak bakalan bisa menunaikan hajat di tempat itu, kami memutuskan pergi dan cari toilet lain.
Masih berbekal petunjuk di google maps, kami kembali berjalan dan mencari toilet umum yang sama. Oh ya, ini yang saya salut dari Paris sih. Dari serangkaian kota yang saya kunjungi, baru di Paris ini saya nemu toilet umum gratis kayak gini. Di negara lain mungkin ada tapi tidak saya jumpai. Di Amsterdam misalnya, toilet di tempat publik semacam stasiun kereta atau terminal aja mesti bayar. London juga gitu dan mahal pula bayar pake euro hoho.
Di toilet kedua antrean cukup panjang. Tanpa menunggu kami langsung pindah ke lokasi yang lain. Bersyukur jaraknya berdekatan. Di lokasi ketiga ini antreannya hanya 1 orang. Tak lama, sepasang suami istri berperawakan Tionghoa ikutan antre di belakang kami.
Saat pintu toilet terbuka, lagi-lagi saya mendapati toilet yang penuh kotoran. Saat kami mau cari toilet lain. Saya bilang ke pria Tionghoa itu, “toiletnya kotor sekali, sebaiknya Anda cari toilet lain saja.” Baru juga saya mau jalan, pria ini menahan dan dengan bahasa Inggris terbata-bata dia bilang, “tunggu, dia membersihkan diri dulu.”
Membersihkan diri?
Saya lantas melihat pintu tertutup. Dan, benar saja tak lama kemudian terdengar suara air yang mengalir dari dalam. Wah benar, saat kemudian pintu terbuka kembali, toiletnya sudah bersih. Semua kotoran telah lenyap! Lengkapnya lihat di video di bawah ini, ya!
Bodoh banget rasanya. Padahal di dekat pintunya ada petunjuk penggunaannya loh haha! Selain itu, di buku The Naked Traveler-nya Trinty juga pernah diceritakan kinerja toilet semacam ini. Bagus sih, jadi orang yang terburu-buru ((TERBURU-BURU)) atau kelupaan siram maka toiletnya akan ‘membersihkan diri’ secara otomatis haha.
Mungkin juga untuk menghemat air, ya! Soalnya kalau dikit-dikit nge-flush pasti air yang digunakan semakin banyak. Ya oke deh kalau begitu. Udah bisa buang hajat gratisan di Paris aja udah seneng akunya. Hihi. Ada pengalaman kocak menggunakan toilet di tempat yang asing nggak? Cerita di kolom komen, ya!
Bekal Makanan Bikin Penasaran
Dari sana kami terus berjalan mencari stasiun MRT terdekat. Saya ingat dari rumah sudah diberi bekal nasi kotak sama Mbak Ita. “Nggak usah makan di luar, bawa ini aja, mending uang makan siangnya untuk beli oleh-oleh,” pesan beliau. Baiknya! Bener banget, sekali makan siang di resto paling murah di Paris pun udah berapa euro coba.
Berbekal nasi kotak sangu dari rumah, jadilah, kami mencari tempat yang nyaman untuk makan. Kami terus jalan dan tak lama tibalah kami di Les Halles sebuah kawasan perbelanjaan yang berada di Rue Coquillière atau Jalan Coquillière.

Kesibukan kota Paris
Di sepanjang Jalan Coquillière terdapat trotoar dengan bangu-bangku yang nyaman. Kami memutuskan untuk makan siang di sana. Di sekitar kami nampak beberapa orang yang juga duduk santai sambil memakan sesuatu. Kebetulan saat itu sudah masuk jam makan siang.
Tepat saat saya membuka kotak bekal, kami berdua dihampiri oleh 3 orang pria berkulit gelap. Saya tidak tahu apakah mereka penduduk asli Paris atau imigran yang memang banyak mendatangi kota ini. Mereka berkata sesuatu dengan bahasa yang saya tak mengerti.
“Duh jangan-jangan mau dipalak ini,” batin saya.
Tapi saya cuek sih, secara jalanan ramai. Kalau mereka macam-macam ya tinggal teriak walaupun ntah bakalan ada yang mau nolong atau nggak haha.
Salah satu dari mereka bicara cepat sambil membuka tas spunbond yang kami bawa. Isinya ya makanan, minuman kaleng, buah dan kerupuk. Mereka mengambil kerupuk dan berkata sesuatu. Kayaknya sih nanya, “ini apaan sih?”

Bangunan di belakang itu kayak lokasi bermain gitu kalau nggak salah. Cmiiw.
“Oh itu kerupuk. Kalau mau ambil aja. Take it,” ujar saya.
Dia tersenyum dan mengambil kerupuk itu. Sambil berjalan plastiknya dibuka dan dia makan. Tak lama, kerupuknya dilepehin! Hahaha. Dan sisa kerupuk yang ada diplastik dibuang begitu aja di trotoar. Haa asyem bener! Jadi mubazir kan!
Saya bergegas mengambil kerupuk yang terlanjur dibuang dan menempatkannya ke tong sampah. Gak enak aja gitu kalau pejalan kaki lain ngeliat dan nyangka dua-Indonesia ini yang buang sampah sembarangan. Kan malu! Jadilah, sambil menatap Au Pied de Cochon, sebuah restoran yang berada tepat di hadapan kami, nasi bekal dengan lauk telur, ayam dan sambal tempe itu kami santap dengan nikmat!
Saat Diincar Copet Cantik
Di berbagai grup perjalanan, saya sudah dengar banyak kejadian turis Indonesia yang kecopetan di Paris. Beberapa kenalan langsung pun menuturkan hal yang sama. Makanya, begitu tiba di Bandara Paris-Charles de Gaulle aja, saya langsung memperketat keamanan. Apalagi untuk menuju pusat kota, saat itu kami menggunakan kereta di jam pulang kantor. Kebayang ramainya, kan?

Salah satu pintu masuk stasiun MRT kota Paris
Uang dan paspor saya masukkan ke dalam moneybelt yang berada di dalam jaket. Tas saya tarok di bagian depan. Di situ harta berharga saya –berupa kamera, kamera aksi dan… botol minum taperwer saya berada. Alhamdulillah, kami mencapai Paris Gare du Nord dengan aman.
Di hari-hari selanjutnya saat saya berkeliling kota Paris, dari atas kendaraan saya pernah melihat orang lain berjalan dengan tas terbuka. “Wah jangan-jangan habis kecopetan, tuh!” dan orang tersebut nampaknya belum menyadari apa yang terjadi.
Sialnya, saya baru merasa awas saat di tengah keramaian. Saat suasana lengang saya jadi ikutan lengah. Ceritanya, salah satu om saya menitip dibelikan sepatu-merek-tanda-centang-itu. Di Paris, ada beberapa lokasi tempat penjualannya. Salah satunya di Les Halles yang sehari sebelumnya kami datangi. Sayangnya saat itu permintaan beli sepatu belum saya terima.

Hati-hati jika berada di pusat perbelanjaan kayak gini.
Malas kembali lagi ke tempat yang sama, kami memutuskan ke toko yang ada di kawasan lain. Kami memilih kawasan des Champs-Élysées karena di sana ada 2 toko yang menjual sepatu. Dari rumah Mbak Ita, kami naik MRT dengan suasana yang cukup sepi karena jam ngantor sudah lewat.
Begitu tiba di stasiun terdekat, suasana makin sepi lagi. Saya yang tadinya menempatkan tas di bagian depan kemudian memutar menjadi bagian belakang. Di sinilah letak cerobohnya saya!
Saat berjalan melintasi gedung-gedung di sekitaran des Champs-Élysées, saya merasa ada sesuatu yang bergerak di dalam tas saya. Benar saja, begitu saya berbalik badan, sudah ada 2 wanita muda dengan perawakan Eropa Timur tepat di belakang.
“Your bag is open,” ujar salah satu.
Sialan! Tas saya sudah terbuka sepenuhnya. Saya langsung memeriksa isi tas dan bersyukur DSLR saya masih berada di sana. Begitupun dengan kamera aksi yang saya bawa. Saat saya mencari kedua wanita itu, mereka sudah menghilang bak ditelan bumi.

Kurang lebih beginilah 2 cewek yang ternyata copet itu.
Hampir dapat dipastikan merekalah yang membuka tas saya dan berusaha mencuri isinya. Dari segi posisi, kamera aksi saya sebetulnya lebih mudah untuk diambil. Tapi, nampaknya mereka lebih memprioritaskan untuk ambil DSLR dulu yang nilainya lebih mahal.
Lantas apa yang jadi penyelamat saya saat itu? Ialah kamera DSLR yang nyangkut di botol minum yang saya bawa. Jika tali kamera itu nggak nyangkut, bisa jadi kamera saya akan lenyap dan nggak bakalan ada foto-foto kece di sekitaran Eiffel. Btw, ini salah satu video pencopetan yang berhasil terekam kamera. Saya ambil yang di London ya karena videonya sangat jelas terlihat. Tapi kalau ketik “Pickpocket in Paris” juga banyak video sejenis.
Kalo nanti ke Perancis, Paris itu bukan kota yg pengen aku datangin malah :D. Ga terlalu tertarik Ama kota ini, walopun dia lebih terkenal :D. Justru LBH suka nice, bonneval Sur arc Krn itu kota tertingginya dan pas winter salju tebel :D. Tapi ada 1 tempat di Paris yg aku mau datangin, catacombs alias kuburan bawah tanah nya. Yg isinya tengkorak2 manusia yg dikuburkan secara terbuka, jd jelas terlihat semuanya, ditumpuk jd satu. Aku penasaran pgn liat itu :D.
Itu toilet otomatis tp tetep g ada air utk cebok ya mas :D? Cuma dia ngeflushnya ga lgs juga yaaa, buktinya kamu msh sempet ngeliat dulu peninggalan yg user sblmnya hahahahah.
Paling serem memang copet2, ini yaa. Memang hrs hati2 kalo udh menyangkut itu. Akupun LBH suka naro BRG berharga di tas bagian depan
Aslinya aku memang lebih suka kota-kota kecil. Kayak di Jerman itu pilih Heidelberg atau di Belgia pilih Bruges. Pengen banget balik lagi ke Eropa dan jelajah kota-kota kecilnya mbak.
Aku barusan googling catacombs. Waaaaah keren banget. Mau juga ke sana. Keinget salah satu tempat (gereja kalau gak salah) di Praha yang isinya tulang kayak gini juga. *di satu sisi ironis dan sedih sih ya.
Nggak ada air haha. Satu-satunya rumah yang ada air ya rumahnya host di Paris. Selebihnya pakai tisu wakakak. Tapi aku kadang ngakalinnya pake shower mandi oppps.
Huwoow seru banget ceritanya di Paris, Mas! Salah satu bucketlist-ku nih, keliling Eropa dan mampir ke Paris. Memang aku banyak dengar dari orang-orang katanya Paris itu jorok, kotor, banyak copet, dan bau. Padahal Paris kan kota mahal yaa. Kudu waspada tingkat dewa kayaknya kalau traveling ke sana. Beruntung banget kamu barang-barang berharganya masih utuh Mas.
Iya, aku menurunkan espektasi soal kebersihan kota ini. Eh, nyatanya bersih. At least di tempat-tempat yang aku datangi. Suprisingly, London ternyata sampahnya lebih banyak padahal di pusat wisatanya. Kaget.
Pengalaman yang berharga kak!😊
Terima kasih udah mampir 🙂
Copet di sana jago2 Yan. Cantik2 kek yg di video itu. Biasanya bergerombol biar hasil copetan bisa dioper-oper. Jadi gak gampang terlacak.
Aku pernah kehilangan passport dan dompet pas di Eiffel. Padahal sudah ditaruh di tas pinggang dan diposisikan tepat di perut. Tapi yg namanya copet ya ahli aja. Kalo gak salah tebak sih pas motret terus ada yg pura-pura mau jatuh main skateboard dan nyenggol badanku.
Aaaa ternyata Ayuk pernah ada pengalaman jelek di Paris. Kebayang kalau aku yang kejadian bakalan panik banget mesti lapor-lapor ke polisi, ke KBRI dsb. Makanya bisa pulang dengan selamat dengan paspor lengkap udah bersyukur banget 🙂
Serunya jalan-jalan di paris! 😀 btw, itu kalau toiletnya macet ke kunci di dalam piye ya mas? Enggak ada ventilasinya selain di bagian atas🙈
Kalau gak salah ada panic buttonnya haha atau gedor-gedor minta bantu orang di luar. Iya, udaranya ada di atas aja 🙂
WCnya lumayan banget ga bayar 😆
Untuk ukuran Eropa yekan haha, lumayan banget. Menghemat 1 sd 2 euro.
Bisa buat beli mpekmpek pas pulangnya. Aku ga berkesan sama Paris, biasa aja. Pengen road trip ke desa-desa di Perancis
Nah sama. Ke desa-desa yang cantik, dengan rumah-rumah tradisional. Mauuuuk.
Trus duduk2 wisata kuliner di kafe di gang kecil, sambil liatin rangorang padaa lewat
Betuuul. Aku bisa berjam-jam duduk santai gitu doang bijo 🙂
pengen ketawa pas baca kisah menggunakan toilet pintar. Saya pernah ngalami kebingungan menggunakan toilet saat nginep di hotel, maksudnya bingung nyari tombol flushingnya. Sampai saya coba siram secara manual, kebayang gimana menahan nafas. pas selesai nyiram, eeeeh ternyata baru ngeh keberadaan tombolnya ada nempel di dinding. Hufttt
Mesti cari benda buat nampung air secara hotel gede biasanya gak ada gayung. Haha untung nemu tombolnya ya mbak 🙂
aku baca ini setelah tersengat kalimat dari agustinus wibowo yang bilang kalo cerita tentang perjalanan itu biasanya membosankan karena alurnya sama semua.
terus pas aku baca opening kalimat di tulisan ini, aku baru paham maksud kalimat agustinus wibowo bahwa cerita perjalanan itu nggak selalu harus bercerita tentang runtutan kejadian.
terima kasih, om. saya harus belajar banyak buat nulis. setidaknya dari tulisan om ndut ini sederhananya.
Wah Gallant, makasih. Aslinya ini jauuuuuuuh masih ancur dibandingin tulisannya Bang Ming hahaha. Tapi memang rasanya udah lama aku gak nulis gaya kronologi hari-demi-hari walaupun beberapa temen blogger masih nulis kayak gitu yang sesuai dengan ciri khasnya. Dan, pembaca setianya juga buanyaaaak 🙂
nah aku mulai belajar biar nggak terpaku model kronologi haha. masih susah ternyata karena secara alam bawah sadar sering kebawa 😦
Aku pun haha. Sip sama-sama berlatih kita 🙂
Jangan lihat dari penampilan yang nggak akan kita sangka-sangka ya. Apalagi sedang berada di tempat yang kitanya juga belum familiar, sehingga kudu hati-hati dan selalu waspada
Banget! penampilan cantik-ganteng-rapi nggak jaminan. Kalau penjahat ya akan jahat aja gitu mereka.
Alhamdulillah gak kehilangan kamera ya Yan. Bener2 nggak nyangka ya banyak pelaku copet masih muda-muda di sana. Entah kenapa, aku cukup sering baca cerita copet di Paris ini. Entah kebetulan aja, atau memang di sana itu udah selalu begitu. Lama2 kalau sering jadi label yang ga bisa dihilangkan. Tapi banyak juga sih kisah baik2 saja tanpa kejadian kecopetan.
Bisa mewek-mewek-manja aku kalau sampe hilang huhuhu. Gak nyangka udah 7 tahun aja usia kameraku sekarang. Semoga masih tahan banting dan dia gak ngambek udah lama aku gak ajak jalan hahaha.
Selain terkenal dengan keindahannya Paris memang terkenal dengan copetnya jg hehe temenku pernah kecopetan disana
Iya, banyak turis Asia yang lengah trus kecopetan. Turis Asia dicap banyak duit makanya selalu jadi incaran.
Whaaa ceritanya tentang paris lengkap banget, bahas sisi negatifnya dulu sebelum yang manis-manis kan hehehe
Tentang toilet & copet bisa jadi pengetahuan baru nih, penting banget nih kak, trims.
Iya mbak, nanti versi cakep-cakepnya akan ditulis terpisah 🙂
Wah menarik mas ceritanya…
Jalan jalan ke negeri orang memang akan selalu banyak pengalaman yg seru ya mas
Iya mbak. Eh tapi sebetulnya jalan di mana aja akan ada sisi seru dan menariknya 🙂
Seru bnget om endut iya pun saya pernah denger klo disana copet nya cantik baca ini jadi Tau Kita mesti hati2 dimanapun berada ya,, aplg masalah toilet orng jorok dn gk tertib dimana2 Juga Ada🙈 bikin kita Sebel thanks buat sharingnya mudah2an Ada rezeki bisa ke Sana
Iya mbak 🙂 negara maju pun sebenernya nggak sempurna-sempurna banget ^^
Amin semoga ada rezeki ke sana.
wkwkwkw..itulah pentingnya membaca yaa. Untung ada mas mas Tionghoa yang bantu kasih tahu perihal toilet yang ‘membersihkan diri’ ini. BTW, saya membayangkan coba yaa di Indonesia juga ada toilet otomatis yang disediakan di tempat umum begini.
Haha iya, akibat buru-buru dan nggak merhatiin lagi tulisan petunjuknya.
Kalau Indonesia ada yang kayak gini wah keren! apalagi di kota-kota besar yang dekat dengan tempat wisata. Atau, minimal toilet umum yang udah ada sekarang dijaga aja kebersihannya.
hihi… keren ya toiletnya, bisa membersihkan dirinya sendiri, jadi pengguna nggak perlu repot nyiram.
Jadi di belahan dunia eropa sana juga ada copet ya. cantik-cantik pula
Haha iya dia nyiram sendiri. Lebih asyik lagi kalau ada semprotan air sih 😀
Iya ya cantik to the max ini pickpockets nya ya Om… btw emang kl mereka ditangkap yang berwajib ga punya identity card yg menginformasikan usia ya? Kl dr wajahnya sih baby face smua ya hehe… seru cerita toilet fully automatic & self cleaning public toilet
Iya, itu cara mereka untuk mengelabui petugas. Jadi ditahan beberapa hari dan harus dilepaskan. Kalau gak salah begitu cerita temenku.
Aku beneran salfok dengan toilet otomatis yang bisa bersihin sendiri itu. Wuih, keren ya. Coba ada di kita. Pasti gak akan ada ceritanya kali ya toilet umum yang kotor. Dan copet di Eropa, beneran cantik-cantik ya. Alhamdulillah sih bang Yayan gak kena copetnya. 😀
Iya bener. Kalau di kita minimal airnya terus ada aja mudah-mudahan toilet bisa bersih. Yang susah itu kalau toilet gak ada airnya. Beuh.
Aku sering banget membaca pengalaman teman-teman di grup mengenai cerita lucu bahkan bodoh banget soal penggunaan toilet di luar negeri. Ada yang saking nggak bangetnya sampai yang saking kerennya. Duh lah, aku mungkin jadi bakal salah satu yang mengalami kebodohan itu, wkwkwk …
Traveling ke negara-negara besar memang bukan berarti kita aman-aman saja. Banyak cerita soal copet dan scammer di mana-mana. Makanya suka disarankan juga agar penampilan kita pun nggak usah terlalu mencolok. Sedangkan kita maunya suka pakai outfit kece ya biar hasil foto maksimal, hahahaha …
Haha di grup perjalanan ada yang cerita nemu toilet berada di bawah tanah. Jadi toiletnya tersembunyi dan mesti pencet tombol dulu baru toiletnya muncul.
Bener, jangan mengundang dan lebih lagi mesti menjaga bawaan 🙂
Wah, toiletnya pintar ya bisa bersihin diri sendiri…udah canggih gratis pula 😀
Sering banget baca dan dengar kalau di Paris banyak copet…Hihi, tetap waspada ya, apalagi sama cewe-cewe cakep >.<
Kayaknya copet cowok juga ada. Jadi buat para cewe-cewe mesti berhati-hati juga haha.
copet di paris emang terkenal bgt yaa.. bener2 harus extra,, walaupun kita udah ngeh dan preventif,, tapi sekalinya lengah aja udah langsung hampir dapat musibah, untung hal baik masih berpihak pada omnduut..
kirain orang sana jorok2, ternyata yaaa emang toiletnya yang canggih, beruntung ada pria yang ngasih tau, jadi kekatroan omnduut ngga sampai terulang di toilet ketiga wkwkwk..
Haha iya makasih banget sama tuh pakde Tiongkok yang udah ngasih tahu cara pake toiletnya.
Iya Bar, kalo ke sana hati2 jangan mudah terpedaya ciwiciwi cakep yak hwhw.
Alhamdulillah kameranya masih terselamatkan.Btw,kalo aku ke sana mungkin sama sepertimu ga bisa pake toilet kayak gitu, hehehe.
Iya. PR banget kalau poop tapi gak ada air itu haha.
ngebayangin kudu nunggu ‘toilet ngebersihin sendiri’ dan liat prosesnya…-.-‘ syukurlah di tolong sodara jauhnya jackie chen, selain banyak copet sempet baca jg katanya ada lokasi2 kumuhnya jg..bener ga
Haha iya, untung pintunya ketutup sendiri dulu jadi gak mesti liat prosesnya hwhw
Adikku ketika ke paris juga bawa banyak makanan dari indo. Katanya makan disana mahal. jadi mendingan bawa makanan yang banyak.
Beberapa kali baca pencopetan di paris yang sering menimpa para wisatawan. Tapi ga nyangka kalau pelakunya malah seorang perempuan muda. Dan tentunya caranya sangat lihai. Emang bener naruh tas di depan adalah pilihan yang tepat kalau sedang jalan. kalau pas di KRL, tas yang aku pakai sering aku taruh depan. merasa lebih aman kalau sudah begini 😀
ternyata orang eropa ga doyan krupuk…wkkwkwk
Cerita yang menarik om nduut 😀
Iya mahal haha, selama di sana nggak ngerasain keluar duit karena selalu dibekalin dan ditraktir. Sekali makan yang proper bisa 10 euro. Mayan banget hahaha. Kalau yang makanan agak murah di Eropa timur adanya.
Yang aku bayangin kalau bisa ke Louvre adalah aku mau lihat piramida terbalik yg di bawahnya ada makam Maria Magdalena *Maap, korban Da Vinci Code wkwkwk* Dan aku amaze ga dimana-mana cerita tentang Paris yang aku baca pasti menyebutkan banyak copetnya. Sungguh sebuah ironi, huhu. Btw toilet yang diceritakan boljug juga tuh Om dibawa ke Indonesia apalagi untuk di stasiun-stasiun dimana wcnya pada harum semerbak, hehe.
Hahaha Da Vinci Code yang heboh pada zamannya.
Iya konsep toilet kayak gini kalau ada di Indonesia terutama kawasan wisata bakalan seru banget. Yang toilet sekarang pun bisalah, kuncinya ada di air. Kalau gak ada air ini yang bikin susah 😀
Kak, aku baca kisah toiletmu pas lagi makan bubur ayam. Duniaku mendadak gelap. Kalau di posisi yang sama, aku mungkin sudah mati karena ndak kuat jalan sambil tahan pipis. Haha
Hahahaha maapkeun.
Beruntungnya mas ditampung oleh diaspora Indonesia yang ramah banget 🙂
Dih, yang comot kerupuk itu, mbok ya cicipin dulu gitu lho kalo nggak yakin. Atau minimal coba sedikit dulu kek. Kan sayang jadi mubazir, dibalikin lagi kek wkwkwk. Kayaknya mereka memang tukang palak alias pengemis garis keras.
Aku tetep geuleuh bayangin kamu 2 kali liat tinja bertumpuk, eeewww.
Bersyukur kamu nggak jadi kecopetan ya mas, nggak kebayang nyeseknya kalo kamera diambil, karena semua dokumentasi ada di situ.
Kerupuknya diicip sama mereka, tapi mungkin karena rasanya plain jadi gak suka haha. Mungkin mereka espeknya ada rasa kayak Lays gitu kali ya? lol.
Iya, berkah pertemanan sekian tahun, eh ada yang menampung di sana. Alhamdulillah.
Wakakakaka Mas Yaaan sama doong saya juga nemu toilet ini di Zurich. Asli katro banget pintu mbuka sendiri, toilet ngeflush sendiri, paling kesel sabun cuci tangan juga otomatis dan udah jatoh pas saya nyari nyari pencetannya hahaha. Terus tisu juga otomatis dan cuman dikasih 3 helai kecil. Keren tapi sih.
Btw video copetnya, kok kayak nonton Ocean’s 8. Beneran gak kayak maling dan alus banget geraknya. Untung pas Mas Yan ngeh ya ada yang gelitik gelitik di belakang, jadinya gagal mau dicopet.
Karena tasku cukup berat dan penuh jadinya pas mereka mau ambil barangnya ya kerasa. Alhamdulillah banget huhuhuhu. Kalau nggak raib tuh DSLR.
Yang jadi pertanyaan, berarti toiletnya ngeflush sendiri setelah penggunanya keluar dari situ ya? Berarti waktu orangnya keluar, ninggalin bekas gitu? :)))))) Apa ga ada tombol flushnya di dalem? Ga kebayang ada yang tega ninggalin jejak sendiri sebelum diflush haha..
Ngomong-ngomong soal toilet, salah satu yang paling berkesan itu toilet di Jepang kayanya. Banyak tombolnya. Mulai dari tombol biar dudukannya anget, tombol buat masang plastik dudukan, suara buat nyamarin bunyi-bunyi cemplung, sampe kipas angin dingin dan angin anget buat membantu ngeringin.. :))
Nggak ada tombol sama sekali di dalam haha. Baru bisa hilang pas keluar. Mungkin antisipasi penggunaan air yang boros dan penghuni yang kelupaan siram hwhw.
Nah toilet Jepang aku udah lama penasaran. Bahkan ada yang air hangat segala hahaha.
Iya, beberapa toilet umum di Jepang ada yang dilengkapi air panas, penghangat bokong, kipas, sampe musik hehe.
Ping balik: Sedihnya Ditolak Pramugari Etihad Airways | Omnduut
Wow seru banget kisahnya kak, pertama, kayaknya Indonesia perlu toilet seperti itu. Kedua, kayaknya saya sering dengar orang berkulit hitam kebanyakan kepo dengan makanan yang kita bawa. Ketiga, gila sih prancis, kenapa bisa masih banyak pencopet, ya?
Btw, kak yuk bagikan kisah seru kakak lainnya di web kami, kami tunggu, ya!
Banyak pencopet sebab banyak wisatawan yang datang ke sana 🙂 supply and demand.
Gak nyangka ya, cakep-cakep begitu ternyata copet. Jadi jangan terlalu percaya dengan kecantikan kalau di Paris ya? Hati-hati terus pokoknya.
Bener haha. Yang cantik-cantik suka bikin lengah.
Betul, harus ekstra waspada di kota macam Paris dan Barcelona. Pencurinya kebanyakan gadis muda, diam-diam membuka restletting tas.
Untung ga kehilangan ya. Sama, pernah ngalamin pengalaman ‘nyaris’
Piuh untung nyaris juga ya oppa. Gak kebayang kalau beneran kecopetan. Bikin nanges!
aki sih lebih memilih masuk cafee atau emol om wkwkwkwkwk
Takut khilaf belanja kalau ke emol hwhw
Duh, aku inget baru menginjakkan kaki di Paris sama temen-temen, udah di scam tiket Metro HAHAHA. Sebel deh klo inget. Katanya mau dibantu beliin 10 tiket one way total 30 euro, eh kita dikasih uang dan dapet tiket, ternyata cuman dapat 4 tiket huhuhu. Rugi 18 euro, tapi gpp deh anggep aja sedekah ke warga Paris :’)
Wah haha, lumayan banget itu sedekahnya. Bisa buat beli beberapa kebab 😀 Tapi ya, jadi kenangan tak terlupakan ya hwhw
Toilet ‘aneh’ yang yang tak terlupakan nih judulnya haha. btw canggih ya toiletnya selain bisa auto flush juga bisa auto bersihin lantainya. Salah satu contoh layanan publik yang support kebutuhan masyarakat. toilet gratis yang bersih.
Bener. Berharap di titik-titik wisata Indonesia ketersediaan dan kebersihan toilet selalu diperhatikan. Amin.