Pelesiran

Serba Percuma di London

Di tulisan Dari Big Ben Hingga Westminster Abbey: Keliling & Hemat Poundsterling di London, saya sudah cerita sebagian tempat yang saya kunjungi di London. Virginia Woolf pernah bilang, “to walk alone in London is the greatest rest.” Wah saya setuju.

Selain karena itu (ibukota) negara pertama di Eropa yang saya kunjungi, yang mana vibes-nya tuh beda banget, sebagai penyuka gedung dan bangunan, saya merasa betah berada di kota mahal ini. Ada rasa nyaman yang sukar dilukiskan. Healing yang sebenarnya hehe. Nah, walaupun saya nggak sendirian amat saat ke London, tapi saya sepakat dengan apa yang diucapkan oleh Virginia Woolf itu.

So, setelah main ke Big Ben hingga Westminster Abbey, saya mendangi tempat mana saja? Aha, yuk mari simak.

Melihat Versi Ori Ampera: Tower Bridge

Ditemani oleh Mbak Rosi, kami mendatangi stasiun tube terdekat dan langsung tancap gas menuju Tower Bridge. Jujur saja, saya sendiri sempat salah kaprah dengan menganggap jika Tower Bridge London ini adalah London Bridge padahal itu dua jembatan yang berbeda. Walaupun letaknya berdekatan atau “berdampingan”. Bagi yang sering ngeliatin story sepedaan saya, nah gambarannya kayak Jembatan Ampera dan Jembatan Musi 6.

Jalan kaki melewati Tower Bridge

Oh ya, kenapa saya sebut ini versi ori dari Jembatan Ampera? Hehe, sebab kedua jembatan ini punya kemiripan, yakni sama-sama memiliki dua menara dan bagian tengah di antara kedua menara itu sama-sama bisa diangkat. Ya, setidaknya itu dulu, sebelum mesin di Ampera dicuri orang dan kini sudah tidak pernah diangkat lagi bagian tengahnya.

Kami turun di stasiun Tower Hill. Sambil merapatkan jaket, betapa senangnya akhirnya saya dapat melihat Tower Bridge dari kejauhan. Saat berjalan mendekat, kami melewati juga Tower of London, sebuah kastil abad pertengahan yang berada di tepi Sungai Thames.

Gak kesampaian naik bus tanpa atap ini

Aha, ini dia Tower Bridge-nya

Kami berjalan mendekat dan melintasi Tower Bridge ini. Sebelum ini, saya sudah melihat jembatan yang dibangun antara tahun 1886 hingga 1894 di berbagai macam film. Yang terbaru mungkin film Spancer atau Spider-man: Far From Home. Namun, yang bikin kedatangan saya ke Tower Bridge ini semakin bikin berdebar-debar, yakni saat saya teringat aksi Robert Downey Jr di film Sherlock Holmes.

Sebab, di film ini diperlihatkan jika Tower Bridge tengah dibangun. Di bagian pamungkasnya, Sherlock bahkan melakukan pertarungan dengan Lord Henry tepat di atas jembatan ini. Seru banget! 

Jembatan gantung yang dirancang oleh Horace Jones dan direkayasa oleh John Wolfe Barry dengan bantuan Henry Marc Brunel ini dibangun untuk memberikan akses yang lebih baik ke kawasan East End of London yang telah memperluas potensi komersialnya pada abad ke-19.

Diresmikan oleh Pangeran Edward, pangeran Wales pada tahun 1894, jembatan dengan panjang 800 kali (240 meter) dengan dua menara jembatan sepanjang 213 kaki (65 meter) ini memiliki sepasang bascule di tengahnya sehingga dapat dibuka/angkat untuk memungkinkan pelayaran.

Mulanya bertenaga hidrolik, mekanisme pengoperasiannya diubah menjadi sistem elektro-hidraulik pada tahun 1972 dan menjadi lalu lintas penting dengan 40.000 penyeberangan setiap harinya. Wah alhamdulillah, di hari itu, saya jadi salah satu bagian yang menyeberang, dengan berjalan kaki melintasi jembatan bersejarah ini.

Cuci Mata di Chinatown hingga ke Trafalgar Square

“Ikut saya belanja, ya!” ajak Mbak Rosi.

Wah kami sih ke mana aja mau. Apalagi ternyata belanjanya di Chinatown, kawasan dengan deretan pertokoan yang sepertinya menjual aneka produk dengan harga murah.

“Kebetulan kecap di rumah habis, jadi ya sekalian aja belanja mumpung di London,” sahut Mbak Rosi lagi.

Kami memasuki sebuah toko kelontong. Begitu masuk saya kaget, sebab aneka produk Indonesia dijual di sana. Dari puyer masuk angin, obat-obatan, tepung, camilan, kerupuk aneka kecap dan sambal botol merek Indonesia, bahkan saat itu seingat saja kami menemukan juga rambutan!

Pintu gerbang Chinatown

Suasananya meriah!

Untuk harga produk tadi jelas lebih mahal. Lha iyalah, namanya juga barang impor. Tapi demi memanjakan lidah dengan masakan Indonesia, harga itu jadi sepadan.

Dari kawasan Chinatown, kami bergerak ke Trafalgar Square. Jaraknya dekat. Jalan kaki pun gak sampai 10 menit. Ini adalah tempat yang nggak saya rencanakan datang sejak awal. Tapi, saya familiar dengan alun-alun ini karena pernah baca sebuah kumpulan cerpen berjudul hampir serupa.

Trafalgar Square adalah alun-alun umum yang didirikan pada awal abad ke-19 di sekitar kawasan yang sebelumnya dikenal sebagai Charing Cross. Nama alun-alun ini memperingati Pertempuran Trafalgar, kemenangan angkatan laut Inggris dalam Perang Napoleon atas Prancis dan Spanyol yang terjadi pada tanggal 21 Oktober 1805 di lepas pantai Tanjung Trafalgar.

Galeri Seni Museum yang belom sempat didatangi

Situs di sekitar Trafalgar Square telah menjadi landmark penting sejak tahun 1200-an. Selama berabad-abad, jarak yang diukur dari Charing Cross telah berfungsi sebagai penanda lokasi. Lokasi alun-alun ini dulunya berisi halaman tertutup yang dirancang dengan rumit, King’s Mews.

Setelah George IV memindahkan kandang tersebut ke Istana Buckingham, area tersebut dibangun kembali oleh John Nash, namun kemajuannya lambat setelah kematiannya, dan alun-alun tersebut baru dibuka pada tahun 1844.

Sebuah monumen bernama Kolom Nelson setinggi 169 kaki (52 m) dengan mudah dilihat. Di tengahnya dijaga oleh empat patung singa. Sejumlah patung dan pahatan peringatan menempati alun-alun, namun ada bagian yang disebut The Fourth Flinth atau Alas Keempat, yang dibiarkan kosong sejak tahun 1840, telah menjadi tempat seni kontemporer sejak tahun 1999.

Nah ini Kolom Nelson yang dimaksud

Saya sih lebih suka ngeliat adegan penuh cinta kayak gini ketimbang adegan kekerasan hehe

Big Ben terlihat dari Trafalgar Square

Alun-alun ini telah digunakan dan menjadi saksi berbagai pertemuan komunitas dan unjuk rasa demonstrasi politik, termasuk kejadian yang dikenal dengan nama Bloody Sunday/Minggu Berdarah pada tahun 1887, puncak dari Aldermaston March pertama, protes anti-perang, dan kampanye melawan perubahan iklim. Baru-baru ini juga Trafalgar Square dipakai sebagai tempat demo mendukung Palestina.

Ada sebuah museum Galeri Nasional di Trafalfar Square, namun karena sudah terlalu sore, kami nggak bisa masuk ke dalam. Jadilah, saya dan adik menikmati suasana saat matahari perlahan turun sambil menikmati camilan yang diberikan oleh Mbak Rosi sebelum beliau berpamitan untuk menghadiri acara di KBRI. Terima kasih banyak mbak atas semuanya, semoga nanti dapat berjumpa kembali.

Jelajah Berbagai Museum di London

Gagal mendatangi Galeri Nasional, di keesokan harinya agenda utama kami adalah mengunjungi beberapa museum yang ada di kota London. Di sekitaran South Kensington, terdapat beberapa museum yang dapat dikunjungi.

Niatnya sih dapat mendatangi sebanyak-banyaknya, tapi ternyata satu museum saja bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Nggak mau terburu-buru, saya dan adik berusaha untuk menikmati tiap kunjungan.

Salah satu koleksi di Natural History Museum

Ternyata, hari itu kami hanya mendatangi 2 museum, yakni Natural History Museum dan Science Museum. Ya, jadinya cuma sedikit itu pun karena kami harus cari tempat salat Jumat dan setelah nyasar ke salah satu masjid yang ternyata ukurannya kecil banget dan gak ada salat Jumat di sana, kami akhirnya diinformasikan kalau mau salat Jumat itu di Imperial College London, salah satu kampus terkenal selain London University atau University of East London.

Bagian dalam Science Museum

Wah alhamdulillah, walau cita-cita sekolah di luar negeri sepertinya pupus, saya akhirnya bisa main ke kampus beken itu, mengunjungi sebuah bangunan besar yang ternyata dialihfungsikan menjadi tempat salat Jumat. Senang sih bisa ketemu orang-orang dengan berbagai macam ras. Ya orang Indonesia juga banyak yang salat di sana, keliatan dari muka dan logat bicaranya, hehe.

Nah, mengenai kunjungan saya ke museum, nggak saya bahas di tulisan ini karena sudah saya tulis terpisah di tulisan “Blusukan di Natural History Museum dan Science Museum di London” ini ya!

Menembus Dinding di Stasiun King Cross

Berbanding terbalik dengan cuaca kemarin, di hari selanjutnya London mendung dan gerimis mulu. Kami yang tadinya berencana keluar pagi harus menunda sebab kalau dipaksa ya akan kebasahan. Gak boleh sakit, sebab itu baru hari-hari awal dari hampir sebulan perjalanan kami.

Ya sudah, lewat tengah hari barulah kami keluar apartemen. Niatnya, kami mau mengunjungi beberapa taman lain. Tapi, kami mengubah tujuan langsung ke stasiun kereta King’s Cross atau dikenal juga dengan nama London King’s Cross. Sebuah terminal yang beada di pinggiran Central London.

Bagian dalam stasiunnya. Cakeep.

Naik tube sih lumayan jauh ya. Trus ini ngapain kami sampai ke stasiun segala? Mau pindah kota? Oh nggak. Cuma mau nyari dinding. Hehe, iya, dinding.

Bagi penggemar Harry Potter series, pasti udah familiar dengan adegan saat Harry dan Ron harus berjalan menembus Platform 9 ¾ agar dapat menaiki kereta menuju Hogwarts kan? nah, di stasiun inilah adegan itu diambil.

Sebetulnya sih, selain muncul di Harry Potter and The Sorcecer’s Stone dan Harry Potter and The Chamber of Secrets, stasiun ini juga muncul di beberapa film lain seperti The Imitation Game, Wonder Woman dan bahkan film bollywood tenar Dilwale Dulhania Le Jayenge juga syuting di sini.

Pengunjung yang berpose di Platform 9 3/4

Saat tiba di sana, kami melihat antrean yang mengular. Sebenarnya sudah mau nyerah, tapi membayangkan di luar hujan dan kami punya cukup waktu, ya sudah kami berdua ikut antre. Saking ramainya, petugas bahkan memisahkan antrean menjadi 2, yakni antrean dalam dan luar. Ya, kalau semua antre di dalam, calon penumpang kereta pasti terganggu, ya!

Oh ya, dinding tempat syuting dan dinding tempat wisatawan berfoto berbeda ya. Ya, ini lokasi baru yang berdekatan dengan toko cendera mata. Kalau mau foto di sini, gak bisa lama. Kudu cepat dan tiap orang akan dijepret oleh fotografer toko. Kalau mau ambil fotonya ya bayar. Kalau gak mau, ya gakpapa. Niatnya sih bisa foto bareng sama adik, tapi kami harus ganti-gantian foto. Itu pun terasa gak maksimal gayanya haha, tapi ya buat kenang-kenangan cukuplah.

Serba Harpot!

Aku mau ini aaaaakkkkk

Yang bikin ngiler itu saat masuk ke toko cendera mata-nya. Ya ampun, berbagai benda dari film ada di sini. Lantas, saya beli apa? Nggak ada sodara-sodara! Hiks. Maklum ya, traveler kere. Satu yang saya sesalkan, kenapa saya nggak buka jastip aja ya waktu itu? Hahaha bercanda. Mana bisa, jatah bagasi kami terbatas!

Percuma ke London….

Hehe, percuma ini maksudnya gratisan. Ya, dalam bahasa Melayu percuma = gratis! Ini menggambarkan perjalanan saya 4 hari 3 malam di London yang nggak ada mengunjungi satu pun tempat wisata berbayar. Pengeluaran terbesar kami sih untuk bayar tube ya. Untungnya sistem di sana, ada nilai batas atas pemakaian. Jika saya punya energi, akan saya bahas terpisah deh hehehe.

Bangunannya langsing!

Warnanya khas!

Nah ini Royal Albert Hall yang sering dipake konser

Ada banyak sekali tempat yang belum kesampaian dikunjungi. Taman-tamannya, museumnya, tempat-tempat ikonik kayak Notting Hill atau Baker Street, atau melihat atraksi Changing of Guard di Istana Buckingham.

Tapi ya, di sela perjalanan, kadang saya mendapati bangunan yang lumayan terkenal, kayak Royal Albert Hall, gedung yang biasa dipakai konser artis ternama seperti Adele, Eric Clapton atau bahkan Siti Nurhaliza.

Sudut lain kota London

Pada JJS 🙂

Mejeng dulu hehehe

Bangunan-bangunan yang gak begitu terkenal pun tapi secara arsitektur bikin mata terbelalak juga banyak. Atau juga kotak telepon merah legendaris walau pun kayaknya sekarang udah gak digunakan lagi hehe.

Itu deh ya tempat-tempat yang saya datangi di London. Semoga ya bisa balik lagi ke UK dan mengeksplorasi kota-kota lain yang ada di sana. Mana aminnya, gengs?

43 komentar di “Serba Percuma di London

  1. Ping balik: Dari Big Ben Hingga Westminster Abbey: Keliling & Hemat Poundsterling di London | Omnduut

  2. Nah gini dong maksimal di destinasi wisata London yang gratisan. Apalagi jalan ke museum yang pastinya menarik buat pecinta sejarah, karena dari jalan-jalan gratis ini kita bisa melihat langsung kehidupan warga London sehari-hari. Yang pastinya membuat kita menjadi lebih paham karena lihat sendiri. Tapi mau nanya deh emang bener mesin dari jembatan ampera itu dicuri orang ?kapan ya jadi kepo saya.

    • Haha ya, karena keadaan juga yang mengharuskan aku nyari wisata gratisan aja. Pengen sih datang ke beberapa tempat berbayar sepertinya.

      Soal mesin, kejadiannya udah lama, tahun 90-an saat aku masih kecil. Dulu heboh sebab mereka masuk lewat pintu bawah air dan harus nunggu semalaman nunggu air sungai musi surut dulu.

  3. Wow jembatannya gede banget ya, Mas. Bisa ngonten seru gak di sana?

    Tapi emang sekilas mirip ama London Bridge. Eeh ada bus double decker. Sempat naik juga kah?

    Mengapa jadinya keingat lagu london bridge is falling down😑

    • Gak sempat naik mbak haha, karena naik tube melulu. Pengen sebenernya naik cuma lebih efektif naik tube.

      Kalau ngonten sih boleh banget, tapi kayaknya gak bisa pake drone.

  4. Selalu menyenangkan dengan tulisan-tulisan kunjungan ke Eropa, sedari dulu punya anganan kalau bisa sampai ke salah satu negara di Eropa itu pengennya sepedaan, motret-motret bangunan, dan menyempatkan masuk museum ataupun perpustakaan.

  5. Masih tetep gamau move on dari Stamford Bridge sih, hahaha.

    London tuh kayaknya punya nuansanya sendiri ya. Bangunan disini tuh kayaknya selalu mengingatkan ke berbagai scene film saking seringnya dipake buat tempat shooting. Meskipun ya kalau gasalah biaya hidup disana agak ekstrim juga..

    Btw itu gedung yang tipis, kalo gasalah pernah jadi tempat shootingnya Baby’s Day Out ga sih?

  6. Bismillah, sholawat banyak-banyak supaya ada jalan bisa traveling ke UK juga. Pengen banget T_T dulu saya hampir sekolah di sana, tapi jalanNya belum sampai ternyata.

    Di luar negeri, Eropa gitu memang banyak ya tempat-tempat bagus yang gratisan. Kayak museum-museum, gereja, taman, yang menurut saya sih bagus banget ya wkwk, itu bisa dimasukkin free. Air minum aja di sana ada tap water kan, cuma modal botol kosong doang. Haha..

    Btw adegan penuh cinta di depan umum kalo di Yurop kayaknya B aja ya. Saya pernah waktu naik kereta di Swiss, pas banget di depan tempat duduk saya kayak di foto itu tuh pose-nya. Lah malah jadi saya yang salting. Hahaha..

    • Wah, mungkin ke depan impian sekolah di UK baru dapat terwujud. Jikapun nggak, bisa main ke sana.

      Haha, ya, aku lupa di perjalanan mana, naik flixbus orang di depan sepanjang jalan cipokan mulu. Aku yang liat malah mupeng eh jengah maksudnya hahahahaha.

      Untuk air minum modal keran, suka banget. Apalagi di Eropa Timur airnya segeeeer banget karena dari pegunungan katanya.

  7. Sebagai potterhead, tentu saja salah satu ‘kuil’ yg pingin banget kukunjungi adalah king cross station. Jabanin aja meskipun antrinya mengular. Tapi kapaaannn huhuhuu.. Nitip doa ya mas, semoga aku bisa nyusul jalan-jalan di london. Aaamiiinnn

  8. Wah seru bangetlah itu bisa jalan-jalan ke London, apalagi poto di stasiun adegan harry potter paling dinanti umat potterhead sedunia wkwk… keren nih ulasannya informatif mas! Jadi kebayang langsung London depan mata haha..

  9. Kalau mau berusaha, banyak spot gratisan yang bisa dikunjungi dan cakep cakep ya. Apalagi kotanya yang rapi dan cakep ngebuat dia tetep kece difoto dari berbagai sisi. Buat pecinta Harry Potter emang bahagia banget nih ngebaca tulisan ini

  10. Di tengah baca artikel saya salfok sama bagian : jembatan Ampera yang sudah tidak bisa dibuka lagi karena mesinnya dicuri wkwk miris2 gimana gitu. Barusan pun baca berita bahwa gunung Marapi tidak bisa mendeteksi dg akurat adanya potensi letusan ya karena alatnya dicuri 🐒

    Btw semua fotonya keren om, serasa diajak jalan-jalan 😃

  11. Aamiiiin… Semoga mas Yayan bisa kesana lagi dan bahkan bisa menikmati wisata lain termasuk yg berbayar ☺️.

    Aku tuh suka harpot, tapi untungnya bukan tahap yg tergila2 mas. Jadi ga terlalu kalap kalo masuk ke dalam toko oleh2 nya . Kebayang sih itu bagi fans fanatik pasti heboh 😂😂. Memang lucu2 kan barangnya.

    Aku sukaaaa jln2 yg gratisan dan cuma melihat2 banyak belanja. Rasanya pas ke Kaukasus dan Belarus nanti aku juga ga bisa banyak belanja yg gimana2 bgt. Krn bagasi trbataaaas hahahahahha. Maklum naik pesawat semi budget 😂😂.

    • Bagasi terbatas ini emang musuh banget hwhw. Mau ngejastip juga hitung-hitungannya kudu pas aku dulu pas ke India. Salah perhitungan malah nombok kalau harus beli bagasi lebih hwhw

  12. Amin. Saya doakan mas jalan-jalan lagi mungkin menyusuri kota-kota Eropa dan mengeksplor tempat-tempat cantik di sana.
    Saya bagian membaca tulisannya saja yah…hitung-hitung Mas kasi oleh-oleh gitu.

  13. Aduh Mas Yayan, bikin mupeng aja deh travelingnya. Huhu iya, selama ini tempat-tempat itu cuma bisa aku lihat di tv dan film2, atau internet, Bisa datang langsung ke sana pastinya bedaaaaa banget sensasinya. Banyak ya tempat yang bisa dikunjungi di London. Gak hanya tempat wisata aja, bahkan ngelihat gedung, jalan, dan jembatan aja udah bikin exciting ya. Dan aduuuuh itu, pemandangan orang ciuman juga biasa aja. Jadi kepengen begitu juga sama ayank di sana. Hahahahaha. Doain ya semoga suatu saat bisa jalan-jalan juga ke London kayak Mas Yayan. Btw, betah deh ih main di blog ini. Foto-fotonya manjain mata.

  14. Ya ampuun, berasa ikut jalan-jalan ke London baca ceritamu Yayan, vibe happy nya tuh terasa banget..kebayang ya rasanya jalan-jalan sendirian di London berasa mimpi yaaa…banyak juga tempat ikonik yang didatangi…

  15. Eh kok ada adegan percintaan orang sampe diabadikan gitu.. Hihi.
    iat bangunan² di London tu khas banget ya, ikonik. Terasa banget Eropanya. Thanks suguhan foto²nya kak

  16. Omduutt..pliiss deh..
    Aku tadi uda mikir mau komen apa yaa.. mendadak ambyaarr liat candid kisseu begituuuh.. Ommoo oommooo… ((BLUSHING))

    Tapi yah, kata masku yang pernah tinggal di London, memang negara Eropa kan sebebas itu kan yaa.. Jadi kalo buat muslim kaya ngang ngong, heheh.. dan paling bikin jantung lakik degdegan kalok musim panas.
    Hayoloo.. Omduut kudu banget pas musim panas balik lagi yaah..

    • Hahahaha ya musim panas pada pake yukensi semua. Aku pengen balik lagi dan juga pengen ngerasain musim panas sebab siang lebih panjang. Kerasa banget ini di musim gugur, jam 9 pagi baru terang, jam 5 sore udah redup.

      Tapi musim panas puncak liburan juga, apa-apa mahal hahahaha

      • Kalok apa-apa mahal tuh lebi ngefek me living cost ato beli oleh-oleh?

        Hehehe…maap omdut.
        Kayanya kalo ke Yurop terbiasa dengan hi living cost gitu yaa.. ga peduli season.

        • Living costnya haha. Mau cari host di couchsurfing makin susah sebab musim panas waktunya orang liburan.

          Untuk oleh-oleh aku jarang banget beli, dan jikapun beli untuk keluarga inti aja paling

  17. Bangunan bangunan yang disajikan diatas terlihat sangat tidak asing yaa, seperti pernah melihat dibeberapa cuplikan film dri luar.

    Wah london emang keren banget lah, banyak hal yang bisa dikunjungi disini. Apalagi mau dimanapun sangat bebas sekali, jadi sudah sangat wajar kalau melihat berbagai adegan seperti itu hhi

  18. Memang diantara seluruh kerajaan di Eropa mba paling suka UK sampe pelosok-pelosok sekalipun. Sepertinya paling ningrat gitu … tapi duit dcepet bangat abis … 😜😜

Tinggalkan Balasan ke Dony Prayudi Batalkan balasan