Pelesiran

Cara Mudah Pelesiran ke Lombok Menggunakan Traveloka PayLater

Masih kebayang awal Desember 2021 lalu saat saya kembali berjalan, menapaki ubin merah bandara Soekarno Hatta sambil tak henti-henti tersenyum. Walau lagi jomlo, tingkah laku saya saat itu bak orang tengah kasmaran haha.

Wajar saja, sebab hampir 2 tahun saya tak terbang ke mana-mana dikarenakan pandemi. Makanya, begitu ada kesempatan dan undangan untuk melakukan perjalanan ke Lombok, saya menyambutnya dengan suka cita.

Berhubung sudah vaksin lengkap, saya beruntung kini untuk melakukan perjalanan via udara terasa semakin mudah. Modal tes swab antigen saja –tak perlu PCR lagi, saya sudah bisa naik pesawat sehingga perjalanan dari Palembang ke Lombok dilalui dengan lancar.

Alhamdulillah, para travelmates pun seru-seru! Nggak butuh waktu banyak sejak tiba, kami bersama-sama langsung menjajal beberapa destinasi wisata yang ada di sekitaran Lombok. Apa saja kah? Aha, ini dia highlight-nya!

Di hari pertama ketibaan saya dan rombongan di Lombok, hari sudah sore sehingga tak banyak tempat yang bisa kami datangi. Setelah mencicipi Ayam Taliwang di sebuah restoran dan memasukkan barang ke hotel, kami berkesempatan untuk melihat langsung keindahan panorama Lombok dari sebuah tempat yang bernama Bukit Merese.

Pemandangan indah dilihat dari Bukit Merese

Bukit ini dikenal juga dengan nama Bukit Cinta. Aduh, sayang banget ya gak bisa melewati sore yang romantis di sana bareng pacar –trus kembali sadar, masih jomlo. Secara, ini adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati proses matahari terbenam. View yang ditawarkan pun cukup lengkap yakni laut, pantai dan perbukitan dapat dilihat sekaligus dari ketinggian.

Salah satu anak penjual gelang yang saya temui di Bukit Merese

Saat pulang, saya sempat “dicegat” oleh dua anak kecil yang ternyata kakak adik. Mereka menjual beraneka macam gelang handmade. Harganya pun murah, 3 buah hanya Rp.10.000. Jadilah, saya beli masing-masing 3 buah dari mereka. Selain buat oleh-oleh, harapannya saya dapat membantu mereka untuk terus bersekolah.

Selama 2 hari pertama, kami diinapkan di sebuah penginapan yang berada tak jauh dari Pantai Kuta Mandalika. Makanya, di pagi hari saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyusuri area pantai bersama beberapa kawan.

Disediakan juga wahana permainan anak-anak di bibir Pantai Kuta Mandalika

Batu-batu kecil yang saya temui di sekitaran Pantai Kuta Mandalika

Bagi sebagian orang, mungkin berjalan-jalan di pantai bukanlah satu hal yang spesial. Tapi, buat saya yang tinggal di Palembang –yang adanya sungai, bukan pantai, maka membenamkan kaki ke pasir putih yang halus adalah satu kemewahan. Terlebih, di Pantai Kuta Mandalika, terdepat beberapa spot foto yang kece.

Dari karang yang menyembul di saat air surut, wahana permainan anak, alun-alun yang terbangun rapi, termasuk juga beberapa taman yang dibangun untuk menunjang kebutuhan warga dan wisatawan akan ruang terbuka hijau yang nyaman.

Salah satu penduduk di Desa Adat Sade. Ya, kami berkunjung di malam hari saat itu 🙂

Selain wisata alam, saya juga termasuk yang gemar mendatangi desa adat atau desa tradisional yang unik seperti Desa Adat Sade yang merupakan kampung asli Suku Sasak Lombok di mana mereka tinggal dalam rumah tradisional yang terdiri dari beberapa tipe. Walau pun saat itu kami datang ketika hari sudah malam, kami masih dapat dengan jelas melihat rumah-rumah tradisional yang mereka tempati.

Rumah-rumah tersebut rupanya memiliki terdiri dari beberapa tipe, misalnya saja rumah bernama Bale Bonter misalnya fungsi sebagai tempat tinggal para pejabat. Ada lagi yang disebut dengan Bale Kodong yang difungsikan bagi para lansia atau pasangan yang baru menikah namun belum memiliki tempat tinggal. Sedangkan Bale Tani merupakan rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat pada umumnya.

Menariknya, rumah-rumah ini lantainya dilumuri dengan kotoran sapi/kerbau dan dilakukan secara berkala dengan tujuan menguatkan lantai dan mencegah serangga untuk masuk ke dalam rumah. Unik, ya! Bagi yang mau berburu kain tentun khas Desa Sade pun dapat dibeli di sini karena sebagian besar warganya membuat kain tersebut.

Kendaraan yang digunakan oleh petugas lapangan Sirkuit Mandalika

Lalu, saat yang paling saya tunggu-tunggu tiba juga yakni berkempatan mengulik langsung Sirkuit Mandalika yang tahun ini akan digunakan sebagai tempat pertandingan Moto GP. Saat berkunjung ke sana, ada beberapa fakta menarik yang saya jumpai dari sikuit dengan panjang lintasan 4,31 km dengan 17 tikungan ini.

Misalnya saja fakta bahwa sirkuit ini telah mendapatkan 3 rekor dari MURI ini yang mana salah satunya terkait pengaspalannya yang menggunakan aspal terbaru Stobe Masruc Asphalt (SMA) dengan teknologi Building Information Modelling (BIM) dengan volume terbanyak.

Berada di tengah lintasan. Kelak, pembalap kelas dunia akan melaju di lintasan ini.

Lalu, sirkuis yang dibangun di lahan seluas 1.035,67 hektare dengan biaya 1,1 triliun tanpa menggunakan APBN sama sekali ini rupanya dapat menampung 138.000 orang (non seated area/tribune berdiri) serta memiliki kapasitas 50 ribu tempat duduk.

Yang jelas, saya sangat bangga Indonesia akhirnya punya satu sirkuit bertaraf internasional seperti Sirkuit Mandalika ini. Apalagi, sirkuit ini bersisian langsung dengan pantai sehingga menambah nilai plus dari segi keindahan pesona panoramanya.

Proses memasak bersama masyarakat Desa Bilebante.

Puas mengitari sirkuit, kami melipir agak jauh ke Lombok Tengah, tepatnya ke Desa Wisata Bilebante, desa seluas 278 km2 yang dulunya dikenal dengan sebutan Desa Debu karena desa ini menempati daerah bekas galian pasir. Saat saya tiba ke sana, sungguh nggak nyangka jika penduduknya berhasil “menyulap” kawasan galian pasir menjadi desa wisata hijau karena 75% daerahnya merupakan kebun dan sawah.

Beragam jenis makanan tersaji dari proses memasak secara tradisional tadi.

Di Bilebante saya bahkan diajakin untuk memasak dengan cara tradisional bersama penduduk setempat. Memang, salah satu keunggulan dari desa ini adalah untuk mengajak pengunjung untuk merasakan cara masyarakat setempat menjalani kegiatan sehari-hari, secara apa adanya. Menarik, bukan?

Masih ada beberapa desa menarik lagi yang berkesempatan kami datangi. Misalnya saja Desa Beleq yang sayangnya terkena dampak gempa Lombok 2018 sehingga rumah adatnya hancur. Saat kami ke sana sih sudah dibangun ulang sebagian. Namun masih butuh waktu untuk mengembalikan seperti sedia kala.

Yang menarik dari Desa Beleq ini adalah keberadaan Bukit Selong di mana, dari sana terlihat hamparan persawahan dan juga Bukit Pergasingan dari kejauahan. Ini adalah spot terbaik untuk paragliding namun saat kami datang tidak ada orang yang melakukan paralayang tersebut.

Salah satu penenun di Desa Beleq. Kain yang dihasilkan menggunakan pewarnaan alami.

Tak jauh dari Desa Beleq, masih di kawasan yang sama –Sembalun, kami sempat mampir ke Tenun Lebak Lauq dan melihat langsung proses pembuata dan pewarnaan kain tenun di sana. Semua masih dilakukan dengan cara tradisional. Untuk pewarnaan misalnya, mereka masih menggunakan bahan-bahan alami.

Misalnya memakai rimpang kunyit (Cucuma longa) untuk menghasilkan warna kuning, atau daun pegagan (Centella asiatica) untuk menghasilkan warna hijau. Untuk mendapatkan warna coklat, mereka mencampurkan kunyit dan kayu akasia (Acacia mangium). Intinya, perpaduan bahan alami ini nantinya akan memunculkan warna yang khas di kain tentunnya.

Rusa yang saya jumpai di pusat penangkaran

Nggak hanya berlibur, di hari-hari terakhir, kami berkesempatan turut andil dalam beberapa kegiatan yang berhubungan dengan alam di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tunak. Dari melihat pusat konservasi rusa (Cervus timorensis) yang berstatus rentan yakni secara populasi dan persebaran, spesies ini terancam/mendekati punah.

Pantai Teluk Ujung, tempat kami melepas tukik

Selamat berpetualang di lautan lepas tukik

Ada juga penanaman pohon dan yang paling berkesan itu saat proses pelepasan tukik (anak penyu) di Pantai Teluk Ujung. Walaupun saat saat itu turun hujan, namun pengalaman bersentuhan langsung dengan tukik turut memunculkan harapan agar anak-anak penyu ini dapat bertahan dan tumbuh besar.

Ada plus dan minusnya saat melakukan perjalanan dalam rangka memenuhi undangan. Senangnya ya jelas banyak.  Bisa diajakin ke destinasi baru, semua kebutuhan dari transportasi, konsumsi hingga akomodasi sudah disiapkan dengan baik.

Kekurangannya yakni saat ada tempat-tempat yang ingin didatangi namun tidak masuk ke dalam itinerary. Kendala lain yang kami hadapi saat itu ialah cuaca. Maklum, Desember adalah puncaknya musim penghujan. Jadi, ada beberapa destinasi yang seharusnya kami datangi namun dibatalkan karena hujan.

Keindahan Air Terjun Sendang Gile. Sumber gambar gotravelaindonesia.com

Di Nusa Tenggara Barat, ada beberapa tempat lagi yang menarik perhatian dan ingin saya datangi jika ada kesempatan untuk kembali ke NTB. Apa saja? Misalnya wisata Air Terjun Sendang Gile dan Air Terjun Tiu Kelep. Keduanya berlokasi di Geopark Rinjani dan hanya berbeda ketinggiannya saja di mana Air Terjun Sendang Gile terletak lebih rendah 600 meter di atas permukaan laut sedangkan Tiu Kelep lebih tinggi.

Saya termasuk pecinta curug atau air terjun. Saat itu pun sudah direncanakan untuk berkunjung ke air terjun lain yakni Air Terjun Mangku Sakti yang ada di Sajang, Lombok Timur. Letaknya tak jauh dari pintu masuk gunung Rinjani yang sayangnya batal didatangi akibat hujan deras. Air terjun lain yang menarik perhatian saya yakni Air Terjun Benang Kelambu yang memiliki beberapa tingkatan airnya. Apik!

Mau apa pun kegiatannya, selagi dilakukan di air, biasanya akan terasa lebih seru, termasuk bagi saya yang tidak jago berenang hehe.

Pulau kecil yang berbentuk kura-kura di sekitaran Pantasi Ekas Buana. Sumber gambar donetsetyoaji.wordpress.com/

Tapi ya bisalah ya ngebasahin “insang” selain ke air terjun. Sekitaran Lombok saja ada banyak pantai yang memukau. Dulu, saya sebatas eksplor Pantai Kuta Mandalika dan melewati beberapa pantai lainnya. Tapi, nggak sampai berenang basah-basahan gitu. Makanya kalau balik lagi, salah satu pantai yang ingin saya datangi itu Pantai Ekas Buana yang dikenal juga dengan nama Pantai Kura-kura.

Kok bisa? Sebab tak jauh dari pantai, terdapat gili (pulau kecil) yang terlihat seperti kura-kura. Ini adalah salah satu tempat terbaik untuk berenang dan menikmati proses matahari tenggelam. Bagi yang suka fotografi, juga pas jika mengabadikan momen-momen seru di sini.

Bicara tentang desa adat. Walaupun di kunjungan pertama saya sudah berkesempatan melihat secara langsung dua desa adat, namun ada satu lagi desa adat yang ingin saya datangi yakni Desa Adat Bayan yang memiliki masjid kuno sebagaimana simbol dan corak keagamaan warga desa yakni Islam Wetu Telu.

Masjid tua yang ada di Desa Adat Bayan. Sumber gambar triptrus.com

Masjidnya udah ada sejak abad ke-16 masehi saat Islam pertama kali masuk ke Bayan. Bangunannya masih sama seperti dulu dengan menggunakan fondasi batu dan tanah sedangkan dindingnya menggunakan anyaman bambu dengan beratapkan ilalang. Saya suka datang ke tempat-tempat yang memiliki bangunan tua kayak Desa Adat Bayan ini.

Last but not least, saya pingin banget bisa main ke beberapa gili yang ada di sekitaran Lombok. Saat menuju LOP Airport, dari jendela pesawat saya melihat Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air yang terlihat bersejajar. Tadinya, saya sudah menyiapkan sedikit budget untuk extend. Mumpung selama di Lombok saya praktis tidak mengeluarkan biaya, ya kan.

Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air saat saya lihat dari jendela pesawat

Sayangnya, tiket pesawat tidak dapat direschedule oleh pihak pengundang sehingga saya harus mengubur dulu keinginan untuk berlibur ke ketiga gili tersebut. Padahal, saya sudah mencari banyak informasi. Di mulai kendaraan dari Mandalika ke pelabuhan, hingga kapal yang digunakan untuk menyeberang.

Saya juga sudah mengecek beberapa penginapan yang salah satunya akan saya jadikan pilihan. Tapi, sekali lagi, keinginan itu harus ditunda dulu sementara. Niatnya, di tahun 2022 ini saya dapat kembali ke Nusa Tenggara Barat.

Keindahan pantai yang ada di Gili Trawangan. Sumber gambar water-sport-bali.com

Nggak hanya mengeksplorasi tempat wisata yang ada di sekitaran Lombok dan Mataram, atau menyeberang ke gili yang tergolong dekat, tapi siapa tahu bisa sekalian eksplorasi Pulau Sumbawa, bukan? Secara Putri Diana aja dulu jauh-jauh terbang dari Inggris untuk ke Pulau Moyo di Sumbawa sana. Hwaaa, pasti keindahannya luar biasa!

Sebagai tukang jualan yang kena imbas juga dari pandemi covid-19, jelas keinginan untuk berlibur harus dikalkukasi dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kan, dana yang seharusnya dipake terus untuk perputaran usaha dialokasikan sepenuhnya untuk berlibur. Wah, bisa-bisa usaha yang masih belum stabil ini makin drop.

Padahal, salah satu trik untuk bisa berliburan murah itu dengan cara memesan tiket transportasi atau akomodasi dari jauh-jauh hari bukan? Belum lagi kalau ada promo. Wah, jadi inget jargon di kalangan anak traveling yakni: lebih baik menyesal membeli ketimbang menyesal tidak membeli! Hahaha. Nah, kalau dalam Traveloka jargonnya kurang lebih sama yakni “Beli Dulu, Bayar Belakangan!”

Dan, jujur saja, perjalanan saya selama ini bisa ke sana-sini itu pun tak terlepas dari adanya promo semacam itu. Sayangnya, promo ini hadirnya kadang di waktu-waktu tak terduga. Saat belum gajian misalnya haha. Intinya, pas promonya ada, duitnya lagi kemana-mana. Kalau punya kartu kredit mah enak, bisa dipake dulu. Kalau gak punya gimana?

“Ya pakai Traveloka PayLater!” info dari salah seorang teman saya dulu.

Ini rupanya layanan keuangan dari Traveloka yang kasih kemudahan untuk penggunanya membeli tiket dengan cara mencicil.

“Serius bisa utang dulu gitu kayak belanja sabun di warung depan?”

Yes, bisa banget ternyata gengs –menangis haru. Metode pembayaran yang umum dikenal dengan Kredit Online ini memang memungkinkan kita sebagai pengguna untuk membeli tiket pesawat atau memesan akomodasi dengan cara mencicil! Hua hua hua!

Ya sudah, kalau begitu mari langsung eksekusi aja rencana liburan tahun ini dengan mencari tiket pesawatnya terlebih dahulu. Maklum, dari Palembang setidak-tidaknya naik pesawat 2 kali untuk sekali jalan. Mesti transit di Jakarta dulu soalnya. Makanya tiketnya biasanya cenderung lebih tinggi ketimbang destinasi yang memiliki penerbangan langsung kayak Jakarta, Yogyakarta, Batam, Pangkal Pinang, Surabaya, dsb.

Nah, itu dia cara melakukan pemesanan tiket pesawat menggunakan PayLater. Dapat dilihat di sana, untuk tiket seharga Rp.925.000 saja dapat dicicil selama 6 bulan di mana masing-masing bulannya hanya membayar Rp.177.249 saja.

Selisih antara membeli secara tunai dan Kredit Online PayLater pun masih oke. Kalau saya hitung sih, selisihnya perbulan hanya Rp.23.080. Ini mah secangkir kopi yang biasa dibeli aja bisa lebih mahal, bukan? Ya, hitung-hitung dana yang dipunya kan bisa diputar dulu buat usaha, atau nyicilnya tiap kali gajian. Dalam beberapa bulan dan mendekati liburan, tahu-tahu udah lunas gitu!

Selanjutnya, tinggal cari penginapannya. Di masa pandemi seperti sekarang, banyak penginapan yang memberikan harga spesial dengan potongan gila-gilaan. Maklum, kegiatan berwisata sempat mati suri dan sekarang lagi perlahan bangkit. Nah, untuk menggaet para tamu untuk menginap di tempat mereka, tak heran harga yang diberikan pun sangat menggoda.

Yuk saya intip cara memesan penginapan yang pembayarannya juga dapat menggunakan PayLater sehingga bisa dibayar nanti-nanti kalau sudah ada duitnya. Yiha!

Tahapan memesan penginapan menggunakan Traveloka PayLater. Informasi saya sajikan lewat gambar bergerak.

Nah sama mudahnya dengan pemesanan tiket pesawat, bukan? Terlihat di sana, untuk harga kamar sebesar Rp.784.000, untuk cicilan 6 bulannya, per bulan cukup membayar Rp.148.307 saja, atau selisih pembayaran langsung dengan cicilan per bulannya hanya Rp.17.640 saja! Ini mah setara satu bungkus nasi padang saja ya kan! intinya, bunga PayLater ini hanya 2,25% hingga 4,50% setiap bulannya.

Terharu loh saya Traveloka ini sungguh mengerti isi hati tukang jalan berbudget ngepas seperti saya ini haha. Jujur, keguna banget fitur layanannya. Saya kayak diberikan kemudahan banget ini baik dalam penggunaannya atau juga dalam merencanakan liburan ke depan.

Emejingnya lagi, PayLater ini nggak hanya digunakan untuk membeli tiket transportasi (pesawat, bus & shuttle, kereta api, kereta bandara atau transportasi bandara lainnya) atau juga reservasi penginapan. Namun, untuk keperluan “receh” macam beli tiket nonton di bioskop dan beli makanan di restoran pun bias!

Kebayang kan, kalau lagi naksir cewek, mau ajak kencan tapi lagi bokek? Ya ampun, kalau banyak orang yang tersatukan jodohnya, Traveloka lewat fitur PayLaternya ini turut berandil besar loh. Daebak!

Untuk pengeluaran bulanan semacam BPJS, PLN, Telkom, TV kabel, Pulsa Pascabayar juga dapat dicicil menggunakan PayLater. Kebantu banget gak sih?

Nah, balik-balik soal liburan ya, ternyata di Traveloka untuk Rental Mobil serta Tiket Atraksi & Aktivitas itu dapat dibeli dan diproses pembayarannya dengan cara mencicil via PayLater. Contohnya ini, beberapa atraksi dan aktivitas yang ada di sekitaran Nusa Tenggara Barat. Berkunjung ke kebun binatang, menikmati spa, one day tour ke berbagai lokasi wisata atau mengikuti private tour bisa dipesan menggunakan PayLater!

Berbagai macam atraksi dan aktifitas yang dapat dilakukan saat berlibur di Lombok. Siapa tahu nanti pas ke Lombok lagi bisa sekalian ambil paket honeymoon-nya yekan hehe. Sumber gambar: Traveloka.com

Saya juga kebayang sih, buat sewa mobil aja kali ya jalan-jalan ke Lomboknya nanti. Siapa tahu kan bisa barengan sama temen lain dan bisa patungan. Nah, ini saya iseng cek untuk pemakaian bulan ini di tanggal 21 Januari, coba lihat tarif sewa hariannya, hanya Rp.100.000 saja! Murah banget. Lagi-lagi karena efek pandemi, ya! Nah, tarif-tarif di bulan selanjutnya baru disesuaikan dan harganya normal kok, sekitar Rp.280.000 sd Rp.300.000/hari tergantung jenis kendaraannya. Murah abis, men!

Tahapan menyewa mobil menggunakan Traveloka PayLater. Informasi saya sajikan lewat gambar bergerak.

Jadi, di Traveloka ini lengkap ya. Ibaratnya, untuk pelesiran, dari rumah hingga ke rumah lagi banyak hal yang dapat dibeli dan diproses lewat Traveloka. Dan, tentu saja dapat dibayar dengan cara dicicil menggunakan PayLaternya. Mantul!

Saat ke Lombok di Desember 2021 lalu, percaya atau nggak, saya berbelanja oleh-olehnya jauh sebelum berangkat lewat sebuah marketplace buahahaha. Kenapa bisa begitu? Pertama, saya menemukan sebuah toko penjualan cendera mata yang menjual berbagai macam pernak pernik khas Lombok dengan harga murah.

Kedua, saya bukan orang yang telaten berbelanja di pasar tradisional apalagi menawar. Jadi, dengan membeli secara online, saya terhindar dari “drama” tawar menawar. Lagi pula, harga barangnya sudah fix price. Kalau mau hayuk masukin keranjang belanja. Kalau nggak cocok ya, tinggalkan.

Ketiga, dengan berbelanja di awal, saya sudah dapat menakar benda A akan saya berikan kepada siapa saja. Benda B, akan saya beli sekian jumlahnya saja. Saya terhindar dari kalap mata dan juga bisa mengalokasikan dana untuk beli oleh-oleh dengan lebih bijak. Trus, rasanya jadi hemat waktu. Ketika kami dihentikan di pusat berbelanja, saya bisa berjalan ke sisi lain, memotret hal-hal yang lebih menarik atau sekadar stay di mobil untuk beristirahat.

Tetap sih, ada beberapa cendera mata tambahan yang saya beli saat saya berkunjung ke pusat belanja itu. Tapi, itu pun dengan lebih mudah saya mengukurnya. Baik dari segi dana atau pun ruang yang tersisa di ransel. Dalam hal ini, saya mempratikkan cara jamaah haji dan umroh yang umumnya udah siapin camilan khas tanah Arab di Indonesia. Jadi, selama ke Arab Saudi ya fokus ibadah aja dan nggak repot tenteng-tenteng belanjaan lagi. Iya, kan?

Kain tenun khas Lombok yang saya beli dalam berbentuk tas dan dompet. Sumber foto Instagram @oleh_olehlombok tempat saya beli cendera mata saat itu.

Ngomongin belanja online, kini Traveloka PayLater pun dapat digunakan untuk berbelanja di banyak marketplace loh. Nah, kayak belanjaan cendera mata yang saya lakukan dulu, bisa banget dibayar dengan cara mencicil pake PayLater.

Caranya pun mudah, yakni dengan menggunakan Virtual Number. Ya, sesuai namanya, ini adalah nomor virtual yang sama saktinya dengan nomor kartu kredit yang biasa orang pakai untuk berbelanja. Marketplace yang sudah bekerja sama pun sudah banyak yakni lebih dari 20 marketplace seperti Shopee, Lazada, BukaLapak, BliBli, Zalora, JD.ID, Uniqlo dan lain sebagainya. Dan, saya yakin jumlah marketplace yang kelak akan jadi rekanan Traveloka ini akan terus bertambah banyak.

Untuk lihat cara penggunaannya, silakan cek di bawah ini ya!

Seperti yang dilihat di atas, jadi untuk belanja ke marketplace ya tinggal mengaktifkan Virtual Numbernya saja. Virtual Number ini hanya berlaku selama 15 menit sebelum kemudian hangus dan tidak dapat digunakan. Dalam hal ini, saya merasa aman karena nomornya berlaku eksklusif seperti OTP (One Time Password) saat saya berbelanja menggunakan kartu kredit. Bedanya, ya Virtual Number itu sendiri yang bertindak sebagai pengaman. Jadi, kalau dalam waktu yang ditentukan, pengguna harus mengaktifkan Virtual Number yang baru untuk digunakan berbelanja.

Semangat kemudahan berbelanja ini juga hadir dalam bentuk PayLater Card, yakni kartu kredit cobranding yang diterbitkan oleh PT.BRI (Persero) Tbk yang berkolaborasi dengan Traveloka Group. Nah, jika Virtual Number “hanya” dapat digunakan saat berbelanja secara online, maka PayLater Card ini dapat digunakan berbelanja di jutaan merchant berlogo Visa tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia baik itu online ataupun offline.

Yang bikin spesial lagi, Kartu PayLater ini gratis tanpa biaya tahunan. Waduh, beda banget dengan CC yang umumnya membebankan annual fee/biaya tahunan, ya! trus lagi, riwayat penggunaan PayLater Card ini dapat dilakukan secara real-time dan dapat dikelola secara penuh.

Keajaiban PayLater Card yang dapat digunakan berbelanja di banyak tempat!

Belum lagi, dari setiap transaksi, pengguna pun akan mendapatkan Traveloka Poin untuk ditukarkan ke beragam diskon trabel dan lifestyle. Gengs! Traveloka itu banyak banget kasih bonus yang cocok banget dipake untuk berlibur. Apalagi, setiap penggunaan kelipatan 100 ribu rupiah, maka pengguna akan mendapatkan 5 poin. Nah, kalau transaksi minimal 5 juta, yang didapat adalah 1000 poin. Lumayan banget, kan?

Jujur, saya belum punya PayLater Card ini. Sepertinya akan saya coba ajukan. Apalagi proses verifikasinya cepat yakni kurang dari Seminggu. Kalau bisa dapet, kayaknya CC lama saya mau ditutup saja. Lumayan kan lebih enak pake PayLater Card ini sebab saya nggak akan dikenakan biaya tahunan lagi. Menghemat lagi kan jadinya! Sugoi!

Dari sederet keunggulan Traveloka PayLater yang saya kemukakan di atas, kerasa banget semua manfaatnya kan. Jelas dan jujur saja, ini guna banget untuk menunjang hobi jalan-jalan saya. Kalau lagi ada flash sale dan promo besar-besaran tapi duit lagi cekak, ya bisa tetap berbelanja semua kebutuhan itu menggunakan Traveloka PayLater.

Walau begitu tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Tentu jangan sampai kalap mata! tetap beli sesuatu menyesuaikan kebutuhan bukan sekadar keinginan. Kalau bicara keinginan mah, maunya tiap bulan menjelajah destinasi baru di Indonesia atau luar negeri haha.

Minggu depan ke Sumba, bulan depan ke Jepang kan seru! iya sih beli tiket, transportasi dan akomodasinya bisa mencicil pake Traveloka PayLater. Tapi kan tetap liburan butuh biaya lain-lainnya. Nah, ini juga harus dilaklukasi jangan sampe nafsu aja bebelian tiket ujung-ujungnya nggak kepake tapi tagihan tetap berjalan.

Jangan mau hidup dalam bayang-bayang gengsi! liat temen punya handphone model terbaru, trus langsung pakai Virtual Number PayLater dan belanja handphone tersebut di marketplace. Sebab apa? kita harus bertanggung jawab terhadap semua pengeluaran yang dilakukan. Pembayaran cicilan harus tepat waktu dong.

Ibaratnya, Traveloka udah kasih kemudahan untuk memberi waktu dan keringanan pembayaran dari yang semula harus plek dibayar tunai tapi kemudian dapat dicicil. Ibaratnya kita dikasih kesempatan untuk bernafas melunasi semua cicilan tersebut. Sebab itu, jangan sampai abai dan masa bodo dengan semua kewajiban yang harus dilakukan, toh hak-nya sudah lebih dulu didapatkan.

Satu hal lagi, jangan pula mencari cela untuk melakukan kecurangan. Misalnya saja, setelah mendapatkan PayLater Card, eh dipakai untuk Gestun alias Gesek Tunai. Dulu, di toko saya punya mesin EDC (Electronic Data Capture) di mana ada orang yang sengaja datang bawa CC mereka dan minta bantu dikasih uang tunai dengan berpura-pura belanja. Wah, gak bisa begitu dong ya. Sebab, aktivitas ini dilarang penuh oleh Bank Indonesia dan OJK karena sering berujung pada pinjaman bermasalah dan kerugian materiil.

Sehingga, jujurlah saat menggunakan semua kemudahan PayLater yang ditawarkan. Kenapa? sebab #JujurMudahBanget pakai Traveloka PayLater ini!

55 komentar di “Cara Mudah Pelesiran ke Lombok Menggunakan Traveloka PayLater

  1. Yuhuuuuuuu. Emang sih memudahkan banget pake Traveloka Paylater. Bisa cicil cicil liburan impian. Cocok banget untuk healing hehe. Apalagi ke lombok. wkwk

  2. Dari dulu sebenarnya penasaran dengan Traveloka Paylater, hanya saja karena memang bukan djiwa-djiwa pertualangan jauh, ya belum dicoba. Kira-kira kalau saya daftar, nggak bakal di ACC deh, wkwkkw.

    Eh itu kuliner di Lombok sepertinya enak. Soalnya kalau jalan kemana tempat paling dicari kuliner. Weh semoga itu destinasi yang belum di kunjungi dapat dikunjungi kembali. Tuh sudah ada solusi dari Traveloka Paylater loh. Mantap

  3. Wohooo…ada pay later juga toh Traveloka. Kemaren kami buat jalan-jalan akhir tahun juga pake Traveloka untuk tiket dan hotelnya, cuma belum tau bisa dicicil cicil sekarang…

    Btw pantai NTB bersih bersih ye, Kak 😍😍😍😍 jadi ingin didatangi juga

  4. Udah mulai banyak yang pelesiran lagi nih. Yang akhir tahun ini banyak pengeluaran tapi masih ada utang janji piknik sama anak-anak bisa pakai traveloka paylater ya.

    • Aha, bener, bisa direncanakan dulu sejak sekarang dan eksekusi hal-hal pentingnya kayak transportasi dan akomodasi. Trus persiapkan dananya menjelang hari H. Liburan akan terasa lebih menyenangkan, yeay.

      • Wuih… Seru banget ya liburannya.
        Pakai traveloka paylater lagi. Serunya pake banget tuh. Kalau aku pribadi lebih seneng nabung dulu sih, baru kemudian liburan.
        Tapi sekali-kali nyoba traveloka paylater, boleh juga tuh

        • Iya aku juga biasanya nabung dulu. Cuma sekarang banyak flash salenya. Dan lumayan bisa manfaatin PayLater buat ngerebut flash salenya kalau gajian masih lama hwhw

  5. Lombok penuh dengan destinasi wisata impian ya, saya juga belom pernah ke sana, jadi pengen deh, apalagi baca ini.
    Pakai Traveloka Paylater bikin liburan bukan sebatas impian

  6. duh mauuuu…
    kok gak kepikiran ya pakai Traveloka Paylater untuk jalan jalan ke Lombok, destinasi impian
    daripada nabung gak ngumpul juga, pas ngumpul ntar malah ada halangan

    Mending pas sehat ke sana pakai Traveloka Paylater ya?

    • Kadang suka gitu emang, yang mendadak biasanya akan jadi jalan-jalannya hwhw. Iya, bisa direncanakan sejak sekarang kalau mau liburan. Beli tiketnya pakai payLater aja bu.

  7. Asyiknya yang sudah bisa ngebolang lagi..ternyata Traveloka Paylater banyak manfaatnya yan selain untuk wisata juga bisa untuk mengcover kebutuhan lain dulu..keren fitur2nya jadi pengen buat Traveloka Paylater juga

  8. Duh udah kangen banget sama Lombok, ada sih ancang2 buat kesana nonton MotoGP maret nanti tapi masih lihat perkembangan corona dulu nih. Mudahan bisa kesana lagi. Btw say setuju pake Traveloka Paylater memang memudahkan banget mau jalan-jalan atau belanja barang kebutuhan. Apalagi kalau buat rebutan flash sale hehe

  9. Semoga tahun ini bisa ke bukit cinta lagi ya mas, semoga ke sananya nggak menyandang status joblo lagi tapi udah bersama pasangan halal. Masalah dananya kan bisa pakai traveloka paylater.

    Ih, lantai rumah di desa adat Sade dilumuri kotoran sapi/kerbau secara berkala? Saya penasaran gimana itu ngilangin baunya. Soalnya walau kotorannya udah kering, tetap ada bau nggak sedapnya walau tak sekuat kalau masih basah

    • Iya betul, dilumuri secara berkala, kayaknya tiap beberapa bulan sekali haha.

      Soal baunya, kayaknya dicampur dulu sama lumur atau tanah liat ya, jadi baunya tersamarkan. Atau juga ada kriterianya terahadap penggunaan kotoran, misalnya yang sudah dikeringkan atau malah yang fresh? haha aku gak tahu juga soal ini.

      Soal bukit cinta, amiiiin hwhw

  10. Pengen banget deh eksplor NTB, banyak destinasi wisata yang bagus-bagus ya, khatamin dulu di Indonesia baru ke luar negeri

  11. kalo ngomongin soal Mandalika tuh nggak ada habisnya kak, Mandalika memang memiliki banyak tempat eksotis. sebenernya udah lama pengen ke Mandalika dan semoga dalam waktu dekat bisa terwujud ya. apalagi kalau traveloka paylatter ini bakal membantu banget

  12. Waah, rekomended bgt nih oom, fitur Traveloka PayLater dari aplikasi Traveloka ini memudahkan bgt untuk urusan pembayaran. Termasuk klo kita punya rencana kunjungi tempat wisata. Palai Traveloka PayLater urusan jd lebih mudah

  13. Mas Har, sejak awal baca entah kenapa aku ngikik melulu. Padahal Mas Har ini kan lagi curhat tentang kengenesan jadi jomblo ya. Wkwkwk. Tenang mas, menurutku kesempatan hidup yang didapat Mas Har jauh dari kata ngenes, beruntung banget malah. Bisa traveling around the world atau muter-muter Indonesia. Bukitnya itu, semoga nanti aku bisa main-main kesana sambil honeymoon sama istri. Hehe

  14. Pertamo. Baco cerito perjalanannyo bikin aku ngiler habis. Berulangkali ke Bali dan diajak “nyebrang” ke Lombok selalu dak jadi-jadi. Ado bae halangannyo. Padahal pengen nian menelusuri banyak desa adat, tempat produksi tenun dan handicraft khas sano, termasuk berburu mutiara. Dan sampe sekarang belum terkabul.

    BTW, Traveloka Pay Later ini barusan sudah membantu nian kawan aku yang Ibunyo wafat. Dio di Jakarta, Ibunyo di Lombok. Beli tiket pake paket paylater dio tertolong nian karena memang kondisi finansial dio tuh lagi ngos-ngosan sejak pandemi.

    • Betul, di saat pandemi, kadang budget udah disiapin buat pos A, B dan C, eh kalau ada kebutuhan mendesak kayak kawan yuk Annie itu, maka kebantu banget sama PayLater ini.

  15. Wah kelihatannya seruu sekali ya mas perjalanannya, saya jadj pengen juga nih pergi ke lombok dan beli cinderamata di sana terutama kainnya😍

  16. Oke …sip om, udah bikin ngiler lihat jalan2nya. aku coba deh daftar paylatter. kali aja pas ada temen ngajak jalan aku bisa ikutan bareng sama dia. jadi kalau duit kurang tinggal andalin paylatter traveloka deh

  17. Inovasi keren sih Traveloka yang memang memungkinkan melakukan perjalanan eh pas lagi gak ada dana.
    Apalagi kalau membicarakan Mandalika, awalnya terbesit adalah sirkuitnya, karena memang sedang hits nya ke arah situ.
    Tapi potensi cantiknya Mandalika ini, ya kulinernya, kain tenunnya, apalagi 3 Gili memang menawan.

  18. Referensi perjalanan ke beberapa lokasi destinasi wisatanya menarik, baru sampai lombok waktu itu saya sudah bahagia karena alamnya bagus seperti pantai misalkan, apalgi beberapa tempat diatas. Traveloka paynlater membantu perjalanan menjadi menyenangkan

  19. Belum pernnah ke lombk namun terwakilkan dengan gambar2 yang ada di sini. Paylater aku eentah kenapa di nonaktifkan sama traveloka. Sejak awal pandemi bergulir

  20. Duuuuuh seneeeeng banget sih mas, akhirnya bisa kluar juga jalan2 🤣. Aku masih belum nih kalo yg naik pesawat. Baru berani yg naik mobil hahahaha. Udh kangeeen banget padahal Ama airport 😄. Eh tapi doakan planning ku ke Bali 26 Maret jadi yaaa, semoga omicron ga menggila 🤣.

    Tadinya aku mau ke Lombok sih, drpd Bali. Tapi suami pengen nostalgia pas zaman2 kami masih sering weekend-an ke bali 😄. Jadi sekalian rayain anniversary , ya udhlaah Bali lagi aja.

    Lombok ntr direncanakan bareng anak2 🤣.

    Untuk persiapan ke sana, tiket dan hotel aku juga cek dong dr traveloka 😄. Dr zaman dulu kalo cek2 tiket pasti liat traveloka dulu . Baru kemudian bandingin Ama OTA yg lain. cuma aku blm pernah pakai nih fasilitas pay laternya. Dulu sempet punya mas, tapi msh galau diaktifin atau ga. Krn pas msh kerja, toh aku punya CC kan. Akhirnya ga aktif sampe skr itu paylater. Ntr deh, tanya suami dulu bisa aktifin atau ga, biar gimana aku udh resign sih. Jadi pengeluaran hrs discuss juga ke Raka 😁. Kalo boleh aktifin, enak nya, jadi ga usah pake CC dia . CC ku udh aku tutup pas resmi resign. Takut bablas 🤣🤣

    • Aku lagi menyisir postingan lama buat nyari komen-komen yang mungkin kelewat aku baca dan balas, eh nemu komenan mbak Fanny ini. Huuu maafkan.

      Soal Lombok, aku pengen baget balik lagi ke sana. Sendirian aja. Sewa motor, jalan keliling gitu. Sama sekalian mau ke Gili-gilinya. Semoga ntar ada rezekinya amiin.

  21. Wah kebalikan dg saya…menginjakkan kaki ke Lombok pertama kali tepat sebelum pembatasan perjalanan akibat pandemi berlangsung yaitu sekitar awal 2020. Dan sekarang..kangen lagi ke sana, karena masih banyak tempat indah di Lombok yg ingin kukunjungi…

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.