“Tempat wisata di Palembang ada apa saja ya, Yan?”
Begitu biasanya tanya teman-teman kepada saya. Bagi mereka, bisa jadi wisata Palembang itu hanya sebatas Jembatan Ampera, Sungai Musi dan Kapal Selam, eh itu nama jenis pempek, ya! Hahaha. Jika sudah ditodong pertanyaan seperti itu, saya biasanya akan bilang, “googling aja dulu!” hehe, iyalah, secara ya, hari gini informasi itu ada dalam genggaman dan kuota internet alagh.
Saya pribadi merasa makin banyak saja temen yang memutuskan untuk travelling ke Palembang. Seneng euy! Apalagi kalo yang datang temen-temen blogger. Ya lumayan, sebagian dari mereka akan nulis tentang Palembang, toh. Nah, selain nama-nama yang saya sebutkan di atas tadi, Palembang sendiri punya beberapa objek wisata unggulan yang tergolong baru. Hebatnya lagi, tempat wisata ini telah diakui secara nasional atau bahkan skala mancanegara.
Penyelenggaraan Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018 menjadi salah satu bukti betapa objek wisata di Sumatra Selatan khususnya kota Palembang ini patut diperhitungkan. Ajang pemberian penghargaan oleh Kementerian Pariwisata yang sudah berlangsung berapa tahun ini membawa kejayaan karena tahun ini Provinsi Sumatra Selatan menjadi juara umum.
Hal ini tak terlepas dari perolehan prestasi tertinggi di beberapa kategori dimana 2 diantaranya berlokasi di kota Palembang. Apa sajakah itu?
Galeri Alquran Al Akbar
Saya pertama kali datang ke galeri Al-Quran ukir terbesar di dunia ini sekitar tahun 2015. Waktu itu masih sepi pengunjung dan tempatnya masih berantakan. Sekarang? Berantakan banget! TAPI…. itu semua karena tempat ini tengah dalam proses renovasi dan dilihat dari desainnya sih bakalan keren banget!

Papan ukir Alqurannya disusun bertingkat ke atas.

Bagian dalamnya seperti labirin
Dalam waktu sebulan belakangan ini saja, saya sudah ke sana lebih dari 2 kali. Dan, tiap kali ke sana, selalu saja ada yang berbeda dari tempat ini. Misalnya saja keberadaan menara dengan patung bola dunia yang terdapat Alquran di atasnya. Belum selesai penuh aja udah keren.
Terdapat 315 potongan papan tembesu berukuran masing-masing 177 x 140 sentimeter dimana di kedua sisinya terukir ayat-ayat suci Alquran. Dengan jumlah segitu, berarti lengkap sudah pekerjaan para pengrajin untuk memahat kitab Alquran secara penuh.
Biaya untuk membuatnya gak main-main loh. 2 miliar! Dan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya ialah 7 tahun dimulai dari tahun 2002 hingga 2008. Galeri Bait Alquran Al-Akbar ini akhirnya diresmikan pada tanggal 30 Januari 2012 oleh presiden RI saat itu bapak SBY dalam pelaksanaan PUIC atau Pertemuan Parlemen Negara Islam sedunia.

Ini jika dilihat secara keseluruhan

Diarahin gayanya oleh Idris, salah satu pengurus tempat wisata
“Nganu, apakah hanya yang beragama Islam yang boleh datang ke sana?”
Oh tentu tidak. Bait Alquran Al-Akbar yang di ajang API berhasil meraih juara 1 kategori Wisata Halal Terpopuler ini terbuka bagi siapapun. Saya sendiri udah beberapa kali ajak temen yang non muslim atau bahkan WNA. Tapi memang, ada aturan untuk masuk ke dalam. Diantaranya memakai pakaian panjang dan menutup kepala bagi perempuan.
Saya sendiri yang sehari-hari memakai celana jeans panjang ya aman masuk ke sana. Modal tiket seharga Rp.10.000 sudah bisa mengeksoplorasi tiap-tiap pahatan yang ada. Tapi jika kebetulan datang memakai celanda pendek atau bagi perempuan tidak berhijab, maka di dekat loket pembayaran pengunjung akan dipinjami sarung dan kerudung secara gratis, kok!

Mesti pakai celana panjang. Kalau saya pilihannya tentu Lois Jeans & Lois T-shirt

Denim everyday, everywhere!
Eh ngomongin celana, saya sih lebih suka celana denim gitu. Terasa lebih nyaman aja. Mau gerak ke sana ke mari terasa lebih gesit. Ya kalau kemudian kehalang lemak di perut itu bukan salah outfit-nya yekan hahaha. Paling banter saya pakai celana denim gitu, bukan yang slim fit, karena lebih cocok. Untuk atasan sehari-hari sih saya lebih suka pakai t-shirt juga. Lebih santai dan kesan casual dan gantengnya dapet banget. (((GANTENG))).
Haha, udah dulu ‘halu’-nya. Objek wisata jawara selanjutnya itu ialah…
Kampung Arab Al-Munawar
Berlokasi di seberang Ulu kota Palembang, Kampung Arab Al-Munawar berhasil meraih juara 1 API 2018 di kategori Kampung Adat Terpopuler. Kampung yang terletak di kawasan 13 Ulu tepat di pinggiran Sungai Musi ini emang unik karena di sinilah rumah-rumah tua berusia ratusan tahun berada.
Saya ingat betul, pertama kali datang ke sana tahun 2016, kampung ini masih apa adanya banget. Sekarang, setelah dilakukan pembenahan di beberapa lini, kampung ini menjelma menjadi salah satu objek wisata unggulan di Palembang.

Deretan rumah tua di Kampung Al-Munawar

Di ujung sana itu Sungai Musi
Ada 2 cara untuk mengakses tempat ini. Pertama, menggunakan getek/perahu dengan membayar ongkos Rp.10.000/orang untuk sekali jalan. Kedua, bisa melalui jalur darat. Untuk tiket masuknya sendiri pun murah, hanya Rp.5000 saja.
Ada sekitar 300 penduduk dari 30 kepala keluarga mendiami kampung yang berisi 17 rumah dimana 8 diantaranya berusia lebih dari 200 tahun dan termasuk dalam cagar budaya. Salah satu rumah juga digunakan sebagai lokasi syuting film Ada Surga di Rumahmu yang dibintangi oleh Husen Idol dan Elma Theana.
Saat terakhir saya ke sana, tengah dibuat dermaga baru sehingga nantinya kapal yang berlabuh akan mudah untuk mengakses kampung ini. Sama seperti Bait Alquran Al-Akbar, di sini pengunjung juga diharuskan untuk menggunakan celana panjang dan penutup kepala. Namun, tenang saja, di pos penjagaan ada kok dipinjamkan.

Model gagal. Untung pake produk Lois jadi agak “tertolong” sedikit haha

Pose nengok bintang. Baru kemudian ngeh masih siang hehe.
Kampung Al-Munawar adalah kampung aktif yang seyogyanya merupakan tempat tinggal warga. Dengan demikian, tentu kita harus menghormati penduduk setempat. Bagi yang ingin melihat bagian dalam rumah, tentu saja boleh dengan meminta izin terlebih dahulu. Namun, jika tidak diizinkan, tak perlu berkecil hati karena dari luarnya saja sudah keren kok.
Nih lihat, dengan menggenakan kemeja dan lois jeans, saya menjajal kemampuan modeling yang sudah lama saya tinggalkan –uhuk hahaha. Berfoto dengan belakang bangunan tua memang paling saya sukai. Secara kalau mau foto dipantai, perut saya masih jauh dari six pack, jadilah yang paling aman ya foto di daratan saja hwhw.

Ciri khas rumah di sana yakni jendelanya besar!

Mushola di pinggir Sungai Musi
Kalau ke Palembang ajak ke sini ya Mas
Siap, insyaAllah kang.
Apakah lt.2 al quran itu masih ditutup?
Masih. Demi keamanan soalnya bagian depannya masih tanpa penghalang. Tapi nanti begitu selesai renovasi akan dibuka 🙂
Terimakasih infonua omnduut, soal e waktu ksana sy ga sempet naik jg hehe. Katanya sih ga dibolehin jg ya karena dibawahnya al quran.apa bner?
Infonya gak betul. Dilarang karena alasan keamanan aja. Soalnya nggak ada pagar pembatas jadi takutnya kalau jatuh membahayakan 🙂
hmm brrti artikel yang pernah ku baca ga valid yah hehee
Sepertinya begitu hehe
ajakin ke kampung arab yan hehehe….
Siaaap insyaAllah. Deket rumah kok ini.
Aku belum pernah ke sana. Haha.
Kapan yaaa
Semoga dalam waktu dekat ya 🙂
Aamiin.
Catet! hari jumat kampung ditutup untuk umum. Oh ya, dikmapung Al-munawar ada hari khusus atau tiap hari ada yang jual. Kuliner khas kampung peranakan Arab? Tetep ya, pertanyaannya sekitar makanan. Hihihi
Di sana mereka sediakan paket makanan gitu mbak Zulfa. Mesti pesan minimal sehari sebelumnya. Makanannya ala arab emang. Seingetku 500 ribuan gitu, bisa buat makan orang 8 sd 10.
Wah, affordable lah. Kesana rame rame 🙂
Iya mbak. Sambil disuguhin tarian dan nyanyian segala *ini tambah biaya lagi sih
Iyaaa, mau jajan Pempek sama Tekwan di sana lagi. Hahahahaha.
Ditunggu 🙂 ntar aku ajakin ngetekwan dan ngepempek hehe
mau diakui atau tidak, semenjak gelaran sea games dan asian games, kota ini menjadi begitu dikenal khalayak ramai apalagi dengan adanya LRT, semakin menambah pamor. orang jadi lebih mengenal kampung arab, jembatan ampera dll
Betul. Pembangunan LRT bikin Palembang kian jadi sorotan. Jadi kapan kamu mau nyobain? 🙂
Pas ada kesempatan ke situ, apa boleh numpang di rumahmu Yan? Hahahaha
Selagi aku di Palembang mah gampang bro. Kontak aja hehe
Penampakan rumah di kampung Arab kalau diamati mirip dengan tampilan rumah-rumah didekat pelabuhan ya …
Yakin nih perut ommnduut belum juga sixpack ?.
Coba tunjukin, eh# ..
Masih jauh dari sixpack mas haha. Ntar aku pamerin kalo udah kotak-kotak aja 😀
Semoga lain kali mereka yang tidak tahu bahwa hari Jumat terlarang ke kampung Munawar, diberitahu baik-baik saja. Atau pasang papan pengumuman di gang masuk ya
Iya, sangat disayangkan mereka negornya dengan ketus dan kasar. Aku yang denger ceritanya aja ikutan emosi terus terang.
aku mau napak tilas ke palembang dan ke sini ah…lum pernah soalnya
Ntar aku ajakin 😀
Keren jg ya 2 destinasi wisata di kota Palembang ini, meski bnyak jg aturan utk para pengunjung yg mau masuk.
Kpn2 klau sy ad kesempatan ke Palembang, sy akn berkunjung ke tempat ini.
Semoga dapat berkunjung dalam waktu dekat. Amin 🙂
wah… aku belum kesampean nih buat main ke Palembang.
padahal kalau kampung halamanku tetanggaan sama sumatera selatan XD
Darimana? Lampung? Jambi?
Subhanallah… Good trabelling. Ntar klo ke palembang mampir deh
Monggo, silakan mampir 🙂
Aku ke sumatera paling pol cuma sampe lampung wkwk. Anak rumahan banget. 😦 sedih sih. Harusnya mumpung masih jomlo belum punya buntut, banyakin traveling ya om. Mudah-mudahan nanti aku punya swamik yg inisiatif mengadakan anggaran jalan-jalan haha
Udah “deket” tuh kalau sampai Lampung hahaha. Mudah-mudahan nanti bisa ke Palembang, ya.
mas, buatku yg bikin ga akan bosen dtg ke palembang, ttp kulinernya hahahah.. no 1 lah.. sampe skr blm bisa move on kalo inget burgo, pempek, mie celor poligon dll nya itu 😀
Hahaha, cinta mati, yes! aku sampai sekarang belum kesampaian makan yang di poligon. >.<
mas, buatku yg bikin ga akan bosen dtg ke palembang, ttp kulinernya hahahah.. no 1 lah.. sampe skr blm bisa move on kalo inget burgo, pempek, mie celor poligon dll nya itu 😀
Uda penasaran sama kampung arabnya, lalu baca tragedi pengusiran.
waduuuh, langsung mengkeret. nda bisa dikasarin aku tu. wkwkwkwk
Haha tenang ntar aku temenin. Kalau diusir, kita usir balik #eh
Wajib dicatat, nih. Semoga dimudahkan untuk bisa ke sana. Walaupun entah kapan hihihi
AMin amiin 🙂
salam mas,
saya merancang mau ke palembang 21-23 Feb..bolh minta tolong..nk explore cpt2 best di sana…
Hi halo. Untuk itinerary Palembang, coba lihat di sini https://dailyvoyagers.com/blog/2019/01/03/itin-palembang/
Duhhh jadi kapan saya bisa main ke Palembang nih??
kayaknya jadwalnya om Yayan padat merayap nihh.. Udah mo nyaingin si raisa dari Palembang juga nih.
Duh mana ada, aku mah di Palembang aja, nggak kayak Raisa yang kutu loncat hehe. Hayo main sini mbak 🙂
Kampung Arabnya terlihat menarik untuk dijelajahi, apalagi bangunan model lawas seperri itu. Tadi baru aja mikir, yaaah kalau yg pake bawahan pendek n nggak pake jilbab gimana ya? Eh ternyata ada peminjaman sarung. Menarik banget nih.
Iya, tapi ntah kenapa pengelolaan tempat ini kadang anget-anget tahi kebo hehe. Kadang ada kadang gak ada. Lebih aman bawa sendiri emang,
Ping balik: Jelajah 2 Jawara API 2018 di Palembang | Napsu Jalan
Memang belum tahu kapan akan berkunjung ke kampung halamanmu, Mas Yayan. Tapi setiap ada keinginan bepergian ke suatu tempat, selalu ada hasrat mencari cerita atau sesuatu yang berbeda dari yang umum. Semoga kesampaian 🙂
Ditunggu banget loh Qy. Siapa tahu sekalian jelajah Gunung Dempo, kan.