
.
Sebelum berkesempatan pelisiran-manjah ke Pulau Pisang, aku sama sekali tak tahu tentang keberadaan Krui, ibukota Kabupaten Pesisir Barat yang berada di Lampung ini. Dalam benakku, Lampung itu terkenal dengan pusat konservasi gajah yang berada di Way Kambas. Maklum, aku merasa ada ikatan batin terhadap hewan itu. Uhuk.
Kalau ngomongin wisata laut juga yang ada di benakku itu Teluk Kiluan sama Pahawang. Dulu sih pernah ke Kabupaten Tanggamus tempat Teluk Kiluan berada, namun saat itu nggak main ke sana. Aku dan rombongan “hanya” main ke kawasan gunungnya sembari mendatangi danau geothermal atau juga main ke Air Terjun Pelangi yang bikin ngap-ngapan itu hwhwhw.

Pantai yang ada di depan penginapan
Lalu, apa yang ada di benakku tentang Lampung selain destinasi wisatanya? Ya bakso Sony dan keripik pisang hwhwhw. Lampung juga dikenal sebagai kota yang memiliki tempat makan murah, kece-kece nan instagramable. Biasanya kalau habis dari Lampung, pulang-pulang berat badanku nambah. Ya gimana ya, soalnya kulinernya enak. Walau, pempek tetap selalu ada di hati.
Selamat Datang di Kabupaten Pesisir Barat
Adalah Tugu Ikan Tuhuk yang menjadi ikon kota Krui ini. Nama lainnya sih ikan Blue Marlin. Nah, selama berada di Pulau Pisang, kami sempat mencicipi ikan (yang dapat) “terbang” ini. Rasanya? Enak sekali. Dagingnya tebal, berserat dan empuk. Menurutku mirip ikan gabus-nya Palembang karena dagingnya putih, nggak gelap seperti kebanyakan ikan laut.

Tugu Ikan Blue Marlin.
Selain memiliki Pulau Pisang yang Indah, baru tahulah aku kalau ternyata Krui adalah daerah tujuan wisatawan dunia, khususnya bagi para surfer/pelancar. Namun, jika ingin menikmati wisata darat yang unik, boleh banget berkunjung ke Hutan Damar yang berada tak jauh dari pusat kota Krui, yakni tepatnya berada di Pekon/Desa Rawas.
“Ada apakah di sana?”
Sesuai namanya, tentu saja ada Pohon Damar 🙂 Sebelum ini, aku sama sekali tak tahu apa itu Pohon Damar. Ternyata, pohon ini tak jauh berbeda dengan Pohon Karet. Kedua pohon ini sama-sama menghasilkan getah. Bedanya, getah Damar bening seperti kristal. Getah inilah yang kelak digunakan untuk kebutuhan industri. Getah Damar dapat menjadi bahan pelengkap cat, pelapis kaca dan juga vernish.

Ikat yang melilit di pinggang dan pohon itulah yang disebut ambon
Dalam industri rumah tangga, Damar dapat diolah digunakan sebagai bahan pembuatan sabun dan pewangi. Bahkan, di beberapa kosmetik, terdapat campuran getah Damar juga, loh! Saat kami berada di sana, salah seorang pekerja kebun tengah mengumpulkan Damar. Unik, hanya dengan mengenakan ambon (ikat pinggang pintal), pekerja naik ke batang Damar yang tinggi tanpa alat pengaman tambahan. Ngeri juga sih ngeliatnya, namun karena mereka ini sudah terbiasa, kita yang ngelihat juga ikutan tenang hehehe.
Bukit Selalaw di Tepi Samudra Hindia
Bukit ini sebetulnya berada satu lokasi dengan Pelabuhan Kuala Stabas, tempat kami menaiki perahu sebelum mencapai Pulau Pisang. Namun aku baru ngeh ada bukit kecil dengan view secantik ini ketika pulang dari Pulau Pisang. Dengan kondisi yang masih teler akibat mabuk laut, aku mencoba melangkahkan kaki ke atas bukit.

Cakep! tenang rasanya sore-sore duduk di sini
Benar saja, view yang ditawarkan Bukit Selalaw ini indah sekali. Dari atas tebing, terlihat keberadaan Pulau Pisang dari kejauhan diantara hamparan laut Samudera Hindia. Sayang, di beberapa area nampak sampah di sini. Dan menurutku juga, area ini dapat diolah menjadi lebih baik dengan ditambahkannya fasilitas penunjang, seperti kursi-kursi, tong sampah, atau juga toilet.

Pohonnya tinggi beneeer!
Oke, lalu bagaimana dengan penginapan yang ada di Krui? Ini dia beberapa diantaranya.
Cottege Labuhan Jukung Krui
Di malam pertama berada di Krui, kami menginap di Cottage Labuhan Jukung Krui. Namanya boleh jadi cottage, namun sesungguhnya penginapan yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Krui ini “hanya” terdiri dari 2 bangunan yang masing-masing memiliki 2 kamar.

Bangunan yang di sebelah kiri yang kami tempati
Bersama rombongan, kami menempati salah satu cottage. Masing-masing memiliki kamar mandi dalam dengan ketersediaan air tawar. Ini penting, hehe karena letaknya persis di pinggir pantai, khawatirnya air yang digunakan adalah air laut yang lengket.

Itu gunungnya nampak berlapis-lapis
Fasilitasnya sederhana saja. Hanya terdapat Double bed (dengan tambahan extra bed jika diperlukan), dan TV berukuran sedang (dengan pilihan channel terbatas). Walau begitu, lokasi penginapan ini sangat strategis. Dengan harga Rp.275.000/kamar, menurutku penginapan ini boleh juga karena itu, sekali lagi letaknya strategis dan pasokan listrik yang cukup (mengingat Krui krisis listrik). Yang patut diingat adalah harga tersebut tanpa sarapan dan tanpa toiletiers. Maka, peralatan mandi sebaiknya disiapkan secara mandiri.
Nah, bagi yang berminat menginap di sini, silakan hubungi Aries di 0821-8683-9738.
Krui Mutun Walur Suft Camp
Selain di Cottege Labuhan Jukung, aku dan rombongan sempat menginap 1 malam di Krui Mutun Walur Suft Camp. Aku suka bangunan yang ada di penginapan ini. Didominasi oleh bambu dan dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu). Kami mendapatkan jatah 2 kamar yang saling berdempetan.

Pantainya dekat sekali
Ranjangnya unik, terbuat dari bambu juga dengan tabir kelambu. Lumayan ya kalau misalnya banyak nyamuk, bisa dipakai. Dibandingkan dengan penginapan di Labuhan Jukung, bibir pantai lebih dekat lagi jika ditilik dari kamar kami. Suara deburan ombak terdengar sangat berirama.

Yang di ujung kiri itu kamar kami
Sayang penginapan ini tidak ditunjang dengan staf yang oke. Rasanya, staf penginapan ini sebagian besar penduduk lokal. Cara berkomunikasi mereka sangat lemah (baca : kalau ngomong jutek). Beda jika menghadapi tamu asing, mereka jauh lebih ramah. Well, padahal bule-bule juga gak semua banyak duit kan? Banyak juga yang tadinya backpacker jadi begpacker :p
Yang paling nggak banget dari penginapan ini adalah pasokan listrik yang sangat terbatas. Tanpa informasi dari petugas, tahu-tahu jam 8 malam semua listrik mati. Gak ada sumber cahaya sama sekali. Beruntung aku sudah mandi, jadi gak mesti mandi bergelap-gelapan, kan? Hehehe. Dengan harga kamar Rp.300.000 sd Rp.500.000 menurutku penginapan ini dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.
Penginapan di Sepanjang Pantai Tanjung Setia
Di Pantai Tanjung Setialah banyak peselancar menajajal kemampuan mereka. Tak heran, banyak sekali penginapan di sepanjang bibir Pantai Tanjung Setia ini. Dan, ketika berada di Krui kami sempat mampir ke dua buah penginapan yang ternyata dimiliki oleh pemilik yang sama namun dikelola oleh dua orang yang berbeda (mereka saling berteman).

Penginapan ini lumayan ramai
Yang pertama, penginapan Ujung Bocur Bungalow. Di sini, terlihat lebih banyak wisatawan asing yang datang ketimbang penginapan yang kami inapi. Kami sempat bertemu dengan pengelola dan beberapa staf. Mereka sangat ramah, baik terhadap kami maupun terhadap wisatawan asing tersebut.
Terdapat sebuah ruang tamu berukuran besar yang sangat nyaman. Aku sempat memanfaatkan colokannya untuk menambah sumber daya gadget. Maklum, listrik kan masih agak susah di Krui. Tapi sepertinya wisatawan asing itu tak terlalu peduli hehe. Mereka sengaja memilih liburan di tempat yang tenang. Beberapa dari mereka main gawai juga sih, tapi rasanya ya biasa saja tak terlalu maniak seperti kita (baca : aku). Di sini, penginapannya ada yang berbentuk cottage, ada juga hotel. Biayanya Rp.350.000 sd Rp.500.000. Sudah termasuk makan 3x sehari. Lumayan, jadi pengunjung gak lari kemana-mana buat cari makan.

Cocok buat hanimun alagh
Nah, tak jauh dari Ujung Bocur Bungalow, tibalah kami di penginapan kedua yang kami datangi. Namanya Sumatra Surf Resort. Di sini lokasinya jauh lebih besar dan sesuai namanya, penginapannya berbentuk resort dengan bangunan semi permanen yang cantik.
Terdapat aula besar di sini. Ada mini bar, tempat berkumpul, bermain bilyar dan sepertinya dapat jadi tempat karaoke juga mengingat sound system di sini baik sekali. Oleh pengelola, kami sempat diajak untuk mengintip kamar yang ada di sana.
Harga penginapannya sama saja dengan yang ada di Ujung Bocur Bungalow, Namun ntah kenapa di sini relatif lebih sepi, mungkin karena pada ngumpul di Ujung Bocur kali ya. Kami sempat menghabiskan banyak waktu di sini dengan bersantai, main di pantai, foto-foto sembari numpang nge-charge gawai hehehe.

Mencari hewan laut
Kami sempat berjumpa dengan sekelompok anak yang asyik mencari hewan laut semacam ikan atau kerang. Terdapat pohon tua yang sudah hampir tumbang juga tak jauh dari bibir pantai. Bagus banget buat foto-foto *teuteup hehehe.

Syahdu
Satu kamar boleh berapa orang kak? Terus air tawarnya terbatas nggak?
I have never been there but it is on my list 🙂
Pengalaman kami 1 kamar bisa 3 orang, tapi tambah extra bed mbak Eka. Untuk air tawar (mandi ya?) lumayan banyak. Yang agak susah itu listrik, karena 1 Krui emang terbatas, jadi mereka pake genset.
Ic. Ma kasih infonya ya. Kalo listrik terbatas, apa ada pemadaman di jam-jam tertentu?
Iya mbak, biasanya jam 8 malam udah padam. Tinggal kemudian penginapannya mau memperpanjang masa terang dengan menggunakan genset atau nggak.
Kocak dah di sana, main ke minimarket, nyari minuman dingin, eh kulkasnya pajangan doang hwhwhw.
Tapi di sana tetap ramai orang. Bule banyak. Sampe aku bingung ini Lampung apa Bali.
Pesisir Barat ini boleh dibilang mutiaranya Lampung. Destinasi kaliber dunia. Memang sudah banyak penginapan bagus, terutama kawasan Tanjung Setia ya. Tapi perlu penataan dan pengembangan yg lebih baik lagi. Kawasan pantai Labuhan Jukung itu juga perlu perhatian, terutama soal sampah. Fasilitas toilwt, tempat duduk2, juga masih sekedarnya..
Oh ya betul, sampah yang terbawa dari laut itu mestinya dibersihkan secara berkala ya mbak Rien. Jadi inget foto-foto kita di situ, yang cakep2 tapi sayang bawahnya sampah.
Ya ampun padahal Bapakku asli Lampung, tapi tiap Lebaran kesana cuma jalan2 ke rumah sodara aja, hoho. kalau kesna lg pingin ke tempat2 wisata kayak gini lah
Iya, Lampung-Palembang kan deket tuh hehe
Sekarang sudah banyak ya Mas penginapan di Krui. Harganya berapa Mas permalam..
Sekitar 300 ribuan Fajrin.
Gunungnya berlapis lapis..keren…cottagenya bangunannya sumatera banget..ada yg bentuk panggung
Iya, sayang pengelolaannya masih belom maksimal. Bisa banget dimaksimalkan 🙂
Jadi inget kenangan manis “manjat” pagar di pagi buta hahaha. Gelap2an dan tanpa mandi. Habis itu kelaparan sampe Bandar Lampung
Sempat spot jantung juga karena kak Ardi tak datang-datang. Kasihan mbak Dee yang mesti naik pesawat paling dulu hehehe
Aku sebel jepretanku manjat pagar ilang huhu…disabotase ama yg di rumah kuning hahaha
Hah serius? sabotase gimana mbak? hilang secara tiba2?
Ini pelesir terkini ya? Mobile banget ya, seru bisa travelling trus. Bnyak pnglman, bnyak yg dirasa dan dilihat…
Gambar2nya ok juga. Pnsran juga ngeliat org yg lg nyadap damar pke ambon itu. Unik jg.
Pantai dan cottage nya ok punya, kecuali yg kamu keluhkan itu. Oya, dirimu ikutan surfing gak?
Keren skli lg. Trmksh udah di-share.
Ini perjalanan udah lama mas, sekitar bulan Maret lalu 🙂 masih dalam rangkaian kunjungan ke Pulau Pisang.
Iya, pemakaian ambon itu unik, walaupun secara keamanan patut dipertanyakan hahaha. Aku gak ikutan surfing, berenang aja aku masih level amatir hwhwhw
Kayu Damar baunya harum loh hahahaha.
Kalau setiap destinasi ada bungalow seperti ini pasti menyenangkan 🙂
Getahnya juga gak busuk kayak karet 😀 aku suka suasana hutan damarnya.
Ih fotonya kok kece2 sih
Ajarin aku buat motret yang bagus kayak gitu dong kakak
Btw aku sih gak bingung nyari penginapan
Aku bingung kapan bisa kesananya itu lho huhuhu
Padahal itu dijepret pake kamera rusak mbak. Hiks, butuh banget kamera baru. Doain ya hehehe.
Kemaren sempat tinggal di lampung 3 bulan. Tpi blm sempat ke krui… cuma ke pahawangnya aja. Lain kali cuba ke bagian pesisir baratnyaa
thetravelpacks.com
Padahal Lampung – Palembang udah deket tuh ya 🙂 tinggal naik kereta aja. Bisa banget weekend getaway hehehe.
Pengen balik lagi ke Krui.. Belum berhasil ngeliat sunset keceh seperti yang ada di foto-fotonya Aries.. Kalo ke Krui lagi aku pengen nginep di Sumatra Surf Resort. Tempatnya asik banget..
Aku juga mau menginap di situ. Bisa ketemu anak-anak nyari hewan laut hehehe
Om nduut … aku kalau denger lampung jg inget sama gajah sama way kambas hahaha. Nggak tau deh lainnya. Ternyata pesona alamnya di sana bagus2 dan yg jelas penginapannya kok lucu2 gitu ya hahaha. Aku penasaran jg ih sama gunung yg berlapis2 itu, pengin ke krui juga, aaakkk pengin banyak
Hahaha jom ke Krui 🙂
diinget2 ah kalau mau ke lampung kudu buka blog ini
Makasiih 🙂
Saya baru pernah main ke Lampung 1 kali..tapi cuman main ke Waykambas dan pahawang aja sama ke tempat jajanan nya..sayang belum pernah main ke Lampung bagiam lain nya..
Kunjungan berikutnya harus nyobain ke Krui juga nih sepertinya..semoga ada waktunya main ke Lampung lagi
Aku belum pernah ke Pahawang, pingin juga sih 🙂 Way Kambas udah, belom ditulis hahaha.
Amin, semoga kesampaian ke Krui ya 🙂
Kalau ke sana ajak balita memungkinkan tdk?
AKu kira malah damar dulu sama aja dengan karet hehe.
Soalnya pas mudik sering denger org bilang, “Lagi nyadap damar” aku pikir ya lagi nyadap karet 😀
Btw apa hubungan dirimu dgn gajah? #dibahas hehe 😛
Aku dan gajah sama-sama seksi hwhwhwhw.
Beda mbak, pohonnya beda, hasil getahnya juga beda. Kalau ajak balita, memungkinkan aja, pilih penginapan yang menyediakan fasilitas listrik 24 jam (genset).
Atau bisa juga bawa lampu emergency.
Jadi sebaiknya bawa senter atau emergency lamp kalo ke sini ya mas. Harus dipastikan ufah dicash penuh dr rumah.
Iya, soalnya berabe kalo ada urusan “penting” dan suasana gelap 🙂
Enak banget cottage-nya deket pantai. Kalau sama anak2 pasti mereka gak bakal bosen2 nyebur ke laut, tuh.
Iya, mandi-makan lalu mandi lagi *lha ini ngomongin aku kayaknya hahaha
Wahhh mass…sering travelling gini yaa..sampek bisa kenal.bbrapa cottage gtu…serunyaaa…memang kalo pas dapat penginapan karyawan yg gak oke itu nyebrlin banget…lah apalagi penginapan lampu mati gtu…biohh.lak bingung kalo aku mas..hehhe
Iya, tapi emang di sana masih kendala listrik. Bagi bule sih gak masalah. Mereka suka kesunyian kan ya hehehe
Namanya unik2 ya… Penginapannya juga unik sih. Tapi kapan ya ke lampung? Semoga suatu hr nanti. But thanx for share
Amin, makasih udah mampir di sini.
Menarik tuh kayaknya..penginapan yang pertama kayaknya paling mending.Tarifnya gak nyampe 300an,tapi pasokan listriknya cukup
Iya betul. Aku pribadi sih merasa cukup di penginapan pertama 🙂
Lain kali kalau ke Krui, mau nyoba yang cottage di Tanjung Setia. Kayaknya seru..
Bener, lebih bagus, dan semoga gak ada penghuni tak kasat mata.
Maksud take kasat Mata gimana ya om? Wkwkw klo penginapan budget mahasiswa Ada gak om tgl 17 ini mau otw sana
Hahaha, makhluk goib maksudnya 🙂 btw, penginapan murah ada juga beberapa di sana, tapi sayang aku gak bisa kasih infonya. Maaf ya.
Kalo ke Krui pengen menginap di Ujung Bocur Bungalow atau Sumatra Surf Resort. Makanan khas yang enak disana apa ya?
Ikan blue marlin! wajib coba hehehe. Rasanya sih standar aja, tapi karena di daerah lain jarang makanya mesti coba di Krui 🙂
mantab banget rekomendasi penginapannya
Terima kasih kembali.
Kalo di sumatra surfing kayaknya enak buat menginap karena lebih tenang ya bang
Dari segi harga dan pelayanan mungkin harus di setarakan, apalagi kalo masalah listrik kan ga semua orang bisa terima jika listrik padam lebih cepat
Betul. Lebih-lebih kalo butuh listriknya buat tambah daya gawai.
Benar sekali, waktu menginap di tepi pantai, ketersediaan air tawar yang terlebih dahulu diperhatikan. Baru tahu kalau OmDuut ada ikatan batin dengan induk gajah. hehehe
Secara mas, sama-sama besar hahahaha.
aku paling demen lihat bocah main di batu karang itu jadi teringat kupang
Ada pengalaman menarik dengan anak-anak di Kupang ya Win?
ada jadi pas mereka maen di karang kami ajakin makan mereka senang. smeoga aku ada kesempatan ke lampung ya
Sekalian ke Palembang (lagi) ya Win 🙂
amin semoga ada kesempatan
cocok ini buat referensi kalau ada kesempatan ke Krui..
dari dulu pengen bener kesana..
Mesti ke Pulau Pisang, kece! 🙂
wajib…he
mudah2an ada kesempatan kesana..
dekat tapi jauh e krui dari bandar lampung
Iya lumayan 🙂 tapi sepadan dengan yang didapat.
Ternyata udah ada penginapan dan lumayan ya. Cerita temen yg 2013 ke sana masih nginep di rumah warga soalnya.
Penasarannya, akses yg paling deket dr Palembang gimana sih, katanya arah-arah Danau Ranau gitu
Betul, katanya bisa lewat Liwa. Tapi sebetulnya gak jauh beda sih mbak. Dulu pas mau pulang, juga sempat kepikiran lewat sana, tapi akses jalannya gak begitu bagus seingatku.
Waaah penginapan kedua yg mati listrik tiap malam bakal aku coret mas :p. Hrgnya lbh mahal, tp masa listri dibatasin yaa.. Emg g pake genset -_-
Thn dpn nih planning ke lampung mas. Naik mobil aja dr jkt :D. Tp krui bagus jg yaa.. Jd pengen :D.
Kalau ke Krui, artinya mesti ke Pulau Pisang 🙂 semacam ikonnya Krui itu. Iya, hotel kedua gak rekomen. Bule sih seneng ya gelap-gelapan. Tapi kalo butuh listrik buat gadget, atau ada anak kecil, gak cocok banget.
Temen-temen yang kangen kuliner Lampung tapi tinggal di pulau Jawa
Alhamdulillah
Sekarang sudah tersedia Frozen Bakso Ikan Tuhuk Bluemarlin yang didatangkan langsung dari 2 Samudra Krui Pesisir Barat Lampung
Free ongkir Tangerang Selatan Banten, kota lain dikirim dg paxeL
Silahkan dipesan bila berminat
WA : 081328484289