
Mas JJ.Rizal saat menyampaikan materi
“Coba lihat foto ini. Apa yang menarik di sana?”
Semua peserta workshop berebut menjawab. Namun rata-rata berkata, “oh itu, wanita yang memakai pakaian tradisional Palembang.”
“Ya benar,” ujar beliau. “Lalu, diantara sebegitu banyak pakaian tradisional yang ada Indonesia, kenapa yang dipilih kemudian adalah pakaian tradisional Palembang?”
Mendengar pertanyaan lanjutan tersebut, kami semua terdiam.
* * *
Penulis yang lebih dikenal sebagai sejahrawan Indonesia, JJ.Rizal memulai pertemuan yang diprakarsai oleh Akademi Berbagi Palembang (@AkberPLG) Sabtu, (23/7) dengan memamerkan sebuah foto yang memperlihatkan peristiwa peresmian Hotel Indonesia oleh presiden pertama RI, Ir.Soekarno pada tanggal 5 Agustus 1962.
Sekilas foto tersebut nampak biasa, namun ternyata ada sebuah alasan penting yang mendasari keputusan presiden Soekarno memilih penggunaan pakaian tradisional Palembang dalam acara peresmian Hotel Indonesia tersebut.

Ini dia foto yang bersejarah itu. Peresmian Hotel Indonesia
Hal ini tak terlepas dari kebesaran kerajaan yang dalam bahasa sansakerta berarti Kejayaan (yang) Gemilang, yakni jika mengacu pada kata Sri yang berarti “bercahaya” atau “gemilang” dan Wijaya yang berarti “kemenangan” dan “kejayaan”.
Lebih dari itu, presiden Soekarno berkata, “aku ingin kita mengingat Sriwijaya seperti mengingat Majapahit yang sejarahnya mengantarkan kita menjadi Indonesia.”
Sriwijaya itu kerajaan atau (hanya) sebuah peradaban?
Pertanyaan itu dilontarkan oleh salah satu peserta workshop bertajuk Membaca Sriwijaya yang diadakan di lantai dasar Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Pemuda tersebut membagikan pengalamannya bertemu sejarahwan lain di kota Palembang yang memberikan pernyataan bahwa Sriwijaya itu bukanlah sebuah kerajaan, namun sebuah peradaban.
Mendengar pertanyaan itu JJ.Rizal yang pernah mendapatkan penghargaan Anugrah Budaya Gubernur DKI Jakarya pada tahun 2009 menjawab dengan sederhana, “peradaban hanya akan ada jika terdapat sebuah sistem yang sudah matang.”

Para peserta Akademi Berbagi yang hadir. Rame!
JJ.Rizal banyak bercerita mengenai kerajaan Sriwijaya dan pransertanya dalam menyokong kemerdekaan Indonesia. Bahkan beliau berkata, “Majapahit dan Sriwijaya seyogyanya adalah embrio akan lahirnya bangsa Indonesia.”
Hal yang sama juga diingatkan kembali oleh Mohammad Yamin, seorang sastrawan, budayawan dan sejarahwan yang kemudian dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia, pada saat Deklarasi Juanda dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 1957. Beliau kembali mengingatkan semua orang betapa pentingnya keberadaan Sriwijaya dalam menyokong terlahirnya bangsa Indonesia.
“Suatu bangsa itu lebih seperti roh daripada tubuh dan roh ini dapat ditelusuri dari masa lalu,” ujar beliau.
Kemerdekaan Indonesia tentu tak terlepas dari peran pemuda-pemudi Indonesia yang kemudian kita kenal sebagai pahlawan proklamator kemerdekaan Indonesia, namun memang, seiring penjajahan hampir 300 tahun (yang kita ketahui lebih dari 350 tahun namun ternyata itu salah ujar JJ.Rizal) keberadaan kerajaan, baik itu Majapahit ataupun Sriwijaya merupakan salah satu bagian penting berdirinya Indonesia menjadi negeri yang hebat seperti sekarang ini.
JJ.Rizal dan Kuntilanak
Walaupun materi pertemuan terasa berat namun faktanya adalah pertemuan JJ.Rizal dan kami semua berjalan dengan santai bahkan seringkali diselingi gelak tawa. Sosok yang selama ini aku hanya lihat di TV tampil dengan ramah dan penuh senyuman.
Guyonan-goyonan yang disampaikan begitu ngena. Paling banyak sih jika sudah mengaitkan suatu kejadian dengan kuntilanak.

“Coba bayangkan, untuk membaca prasasti itu sungguh sulit. Ibaratnya, akan lebih mudah kita menemukan kuntilanak ketimbang membaca prasasti peninggalan bersejarah.”
Pertemuan Akademi Berbagi kali ini juga kembali dimeriahi oleh para pengisi pertemuan Akademi Berbagi sebelumnya. Diantaranya mbak Terry (@NegeriID) yang pertemuannya juga aku hadiri, ada lagi fotografer handal Denny Tumbelaka (@DTumbelaka) dan blogger sekaligus traveler kece Sutiknyo Bolang (@Lostpacker).

Terlihat mbak Terry, om Denny dan rekan-rekan yang lain 🙂
Selain berbagi informasi dan pengalaman di Akademi Berbagi, mereka semua hadir di kota Palembang dalam rangka memeriahkan Festival Sriwijaya ke-25 yang berlangsung di seputaran Benteng Kuto Besak Palembang. Selain mereka, masih banyak lagi orang-orang hebat yang hadir untuk membagikan pengalamannya. Eh, selain membagikan pengalaman, mereka juga membagikan beberapa benda loh, misalnya saja mas JJ.Rizal yang membagikan 4 buah buku mengenai sejarah Sriwijaya. Hiks, sayang aku belum beruntung hehe.
Pertemuan selama kurang lebih 2,5 jam tentulah bukan waktu yang cukup untuk mengulik sejarah kerajaan Sriwijaya. Namun paling tidak, dari pertemuan tersebut, timbul keinginan untuk kian mengenal Palembang beserta sejarah yang menyertainya.

Eh ada Joshua eh Omnduut :p
“Apa cara yang paling mudah?” tanya peserta yang lain.
“Langkah awal, coba cintai dulu museum dan perpustakaan,” jawab JJ.Rizal.
Hmm, benar juga ya. Sebagai penggemar museum, aku sangat setuju dengan pernyataan itu. Walau begitu, aku pribadi harus lebih banyak belajar dan mencintai lebih maksimal terhadap dua hal itu. Bagaimana dengan kamu?
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Setuju belajar untuk mencintai Museum! Jangan cuma belajar mencintai Chelsea Islan aja Oom 😁
Dan… aku baru sadar, nama si eneng kagak disebut di tulisan ini. Oh di tulisan selanjutnya ada hahahaha
That’s why aku ingetin…ngerasa kayag ada yg kurang soale hahaha
Duh kapan ya bisa beneran nulis ttg Chelsea hahaha
😄
Wah ganteng ya cowok bertopi pet di foto itu.
Sapo e? dak kenal hwhw
Ping balik: 5 Hal Ini Seharusnya Bikin Kamu Mupeng Datang Ke Festival Sriwijaya | Omnduut
Mungkin saya bisa sharing untuk kelas sejarah ini, karena saya tak hadir lah 😂😂 pinginlah kejab denger History Sriwijaya.
Hayooo kenapa gak hadir? hihihi. Sukses dengan Malam Minggu Bersama Miko-nya eh apa itu Sabtu Minggu Jelajah Sriwijaya, yah? 😀
Cintai dulu prasarti dan museum !!! Aku lelah kadang hahaha.
Tp suka banget kalo dengerin mas jj rizal ini kayak ngedongeng
Iya, dia selalu bersemangat kalau ngomong om. Elmunya banyak bener
Aku baru tahu kalau ternyata kenyataan sejarahnya Indonesia cuma dijajah selama 300 tahun, bukan 350 tahun seperti yang mafhum kita pahami selama ini. Ada penjelasan lebih lanjutnya gak Yan, tepatnya seperti apa?
Iya mas Bart, bahkan kata JJ Rizal gak sampai 300 tahun. Menurut beliau (dan seingatku), Indonesia dijajah tidak sampai 300 tahun itupun HANYA Manado dan Batavia (aka Jakarta), mungkin yang dimaksud JJ Rizal tentang penjajahan di sini adalah penjajahan yang terstruktur ya.
Trus kenapa jadi 350 tahun? itu tercetus dari guyonan Soekarno. “Emang kalian mau kita dijajah lagi selama 350 tahun?” begitu sahutnya ke orang-orang (aku lupa siapa).
Jadi pertanyaannya, kenapa kok kita masih mengenal kalo dijajah 350 tahun ya? nah ini rumit. Padahal buku pelajaran yang memuat sejarah itu pertama kali dicetak tahun 1956 dan sampai sekarang belom ada perbaikan lagi.
Wah menarik banget itu info dan teorinya. Dan bisa jadi itu tepat. Karena selama yang aku ingat, kenyataannya adalah Belanda berusaha menguasai daerah-daerah di Indonesia yang secara de facto masih berada di bawah kekuasaan kerajaan-kerajaan lokal. Berbeda dengan Batavia dan sekitarnya, serta Manado yang sudah tidak berada di bawah kekuasaan kerajaan manapun. Dan setiap penyerahan kekuasaan yang bersifat paksa, selalu didahului dengan adanya pertempuran. Tidak pernah ada yang sukarela menyerah begitu saja untuk dijajah.
Makasih infonya Yan, ini menarik untuk diulik lagi 🙂
Semoga nanti bisa ketemu langsung mas JJ ya mas Bart. Bisa nanya-nanya ke beliau. Orangnya asyik dan gak pelit ilmu 🙂
Amiin 🙂
Dari foto2nya keliatan banget klo bincang2nya menarik. Gak keliatan muka bosen para pesertanya
“Cintai museum dan perpustakaan.”
Suka kalimat ini 🙂
JJ Rizal orangnya asyik dan kocak. Gak kaku kayak di tipi 🙂
Besok2 coba main ke Museum deh, kali aja selain belajar mencintai museum disana bisa ketemu jodoh juga
Eaa eaaa eaaaa. Banyak kok manekin yang cakep #eh hahahaha
Saya pun tidak sabar untuk melawati muzium di Palembang, mempelajari bagaimana Kerajaan Sriwijaya mempengaruhi pembentukan kerajaan di Tanah Melayu.
Iya, karena itulah kita serumpun 🙂
Waktu aku ke palembang museum badaruddin lagi di renovasi
Perbaikan di sana-sini masih terus dilakukan mbak 🙂 semoga makin kece.
Tuuh Oomm… yg dicintai sejarah n museum… bukan chelsea islan…
*ehhhh
Kalau bisa mencintai keduanya secara bersamaan, kenapa tidak, eaaaa
Membagi hati…
Tssaahhh
Eaaa 😀
Semoga suatu saat bisa ketemu dan ngobrol panjang dg kak JJ. Rizal, kak. Masih penasaran dengan taman Sriksetra. Taman terindah berdasarkan isi prasasti Talang Tuo. Andai ada mesin waktu yg bisa membawaku ke zaman Sriwijaya *ngimpi*
Ho oh, aku juga sering mikir, “hmm kawasan ini beberapa tahun lalu kayak gimana ya?” mungkin di surga ntar semua bisa disetel ulang hehehe
seru bangett 🙂
Iyah 🙂
aduh, saya harusnya ada di foto itu hehehe
Sebagai apa? pembicara? ^_^
pengen dengerin mas rizal cuap cuap hehe…
Semoga bisa ketemu belio ntar di Jambi
amin
btw, kurang tepat sebenarnya kalo dibilang baju palembang, baju sumsel sih iya, dari daerah rejang / linggau, atau bengkulu 🙂
Oke pak noted
hehehe http://rejang-lebong.blogspot.co.id/2011/01/pakaian-adat-pengantin-bengkulu.html
itu kalo gak salah di foto yg bw, si cewe pake pita2, mirip pakaian manten rejang
Saya pernah dengar mas, salah satu cara untuk melihat masa depan adalah dengan membaca masa lalu. Tulisannya bagus, menambah wawasan. Salam kenal mas 🙂
Eh terima kasih udah mampir, salam kenal kembali 🙂
nambah wawasan ya kak
Alhamdulillah Win 🙂
ah.. saya gak tau ada acara ini… kalau tau saya pasti ikutan…
selalu tertarik dengan cerita sejarah masa lalu walaupun gak ngerti dan selalu lupa… he
Hahaha paling nggak dengan datang bisa dapet informasi baru, kalo nanti lupa ya gakpapa, bisa ingat lagi kapan2 hehehe
haha.. kalau ada acara2 serupa saya diajak ya om… 🙂
Boleh boleh, ntah kapan lagi JJ Rizal akan datang ke Palembang
wah saya lihat jj rizal di tv doang … tapi lebih sering tampil di tv sebagai kritikus daripada sejarawannya
Hihi ya bener juga mas.