PASANGAN TRAVELING
Menjalin Romantisme di 22 Destinasi Domestik, Asia, Australia, dan Eropa
| 2016 | Penulis : Diana & Jeff (PasanganTraveling.com) | Penyunting : Winny Gunarti |
| Perancang Sampul : Suprianto | Pewajahan Isi : Fatma Febianti & Dharma Prakoso |
| Penerbit : Gramedia Pustaka Utama | ISBN : 978-602-032-5149 |
| Cetakan Pertama, 354 hal | Harga : Rp.78.000 | Skor ala Omnduut : 8.0/10 | Rating Goodreads : 4/5 |
“Once a year, go some place you’ve never been before.” Dalai Lama
Jalan-jalan sendirian atau bareng teman dan keluarga aja rasanya seneng banget. Apalagi jika bersama pasangan, kan? Nah itulah yang dilakukan oleh Diana & Jeff, pasangan suami istri penulis buku yang judulnya juga bernama sama dengan nama blog mereka yakni : Pasangan Traveling.
“Traveling adalah salah satu cara untuk menciptakan suasana romantic. Biasanya kami melakukan traveling berdua minimal satu kali dalam setahun, untuk merayakan hari jadi pernikahan.” Tulis mereka di bagian prolog. “Sewaktu mengucapkan janji pernikahan kan, katanya mau bersama dalam suka dan duka. Masa untuk traveling tidak bisa melakukannya bersama?” tulis mereka lagi.
Jalan bersama pasangan. Hmm, nampaknya sederhana, bukan? Namun percayalah, di luar sana banyak sekali salah seorang pasangan yang tidak dapat kemana-mana hanya karena pasangannya tidak mengizinkan atau memiliki hobi yang sama. Ya, bagi sebagian orang traveling adalah sesuatu yang sia-sia. “Lebih baik menghabiskan uang untuk berinvestasi,” ujar orang-orang itu. Hmm, mereka tidak tahu bahwa melakukan perjalanan bersama pasangan adalah investasi yang sangat beharga. Investasi hubungan itu sendiri tentu saja.
“Jalan-jalan romantic bersama pasangan tidak selalu identik dengan tempat yang mewah atau pengeluaran yang besar. Yang penting kita dan pasangan sama-sama menikmati, mulai dari saat merencanakan sampai melakukan traveling. Itu jauh lebih romantic dan mampu menciptakan berbagai kenangan yang tak terlupakan.”
Dari Indonesia Hingga Mancanegara
Sebagaimana sub judul bukunya, buku ini memang menceritakan pengalaman Pasangan Traveling dalam mendatangi tempat-tempat wisata di dalam negeri, kawasan Asia, Australia hingga Eropa. “Saat traveling, kami membiasakan diri membuat catatan di buku harian. Hal itu membuat kami bisa mengingat kembali peristiwa atau kenangan yang pernah kami alami bersama. Jika kami sedang bertengkar, buku harian itu bisa dibuka kembali tentang betapa pengalaman indah yang kami lalui bersama.”
Wuih romantis banget, kan?
Nah bermula dari catatan di buku harian, yang kemudian dituliskan kembali dalam bentuk blog, mengalirlah kisah-kisah perjalanan yang dilakukan oleh Pasangan Traveling. Betul apa yang dituliskan sebelumnya, bahwa perjalanan tidak melulu identik dengan menghabiskan biaya yang besar. Tips melakukan perjalanan murah juga dibagikan di buku ini.
Misalnya saja alokasi budget. “Terkait biaya, kami biasanya menghindari musim liburan atau high season”. Untuk penginapan pun biasanya Pasangan Traveling memanfaatkan jaringan pertemanan melalui situs couchsurfing atau mencari teman yang tinggal di kota yang akan dituju. Untuk kawasan Eropa, jelas, melakukan perjalanan dengan cara menumpang ini sangat membantu sekali.
“Kalau pergi bersama pasangan, otomatis biaya harus dikalikan dua. Jadi, langkah awal yang harus dilakukan adalah menabung,” tulis mereka di Hal.xxi. Yup, menabung, sesederhana itu. Sayangnya, banyak orang yang merasa tidak mampu menabung untuk traveling tapi selalu update dengan gadget keluaran terbaru atau gaya hidup mewah (merokok atau sering nongkrong di café yang harga satu gelas minumannya bikin istighfar).
Tidak masalah juga sih, masing-masing orang punya preferensi masing-masing. Tapi ya tidak dengan cara sirik tingkat dewa dengan orang yang suka traveling, kan? Itu hanya soal prioritas saja. Nah, itu pula yang dilakukan oleh Pasangan Traveling ini. “Ayo semangat, tidak apa-apa kena omel Bos, yang penting dua tahun lagi kita bisa pergi ke Eropa.”
22 Destinasi Istimewa
Buku Pasangan Traveling ini seyogyanya adalah sebagian kecil kisah perjalanan yang dilakukan Pasangan Traveling. Semua destinasi yang dituju dituliskan dengan lengkap. Baik itu dari tempat wisata yang dituju, bagaimana transportasi dan akomodasinya, hingga gambaran biayanya untuk berdua. Masing-masing destinasi akan dilengkapi dengan tips dan referensi situ yang dapat dikunjungi.
Hampir seluruh destinasi yang dituliskan belum pernah aku kunjungi. Makanya, aku pribadi sangat menikmati buku ini. Seolah-olah aku diajak menjejaki perjalanan mereka berdua. Untuk destinasi domestik aku suka sekali di bagian Lombok, kota yang sangat ingin aku kunjungi. Informasinya juga lengkap! Bahkan hingga bandara Lombok pun diceritaka sekilas.
Hal-hal menarik yang ditemui seputar perjalanan-lah yang menjadikan buku ini kian sedap dan “berbumbu” 🙂 “Di bandara internasional Lombok ada sebuah pemandangan menarik. Di area kedatangan, tempat biasanya para penjemput menunggu, ada sekitar seratusan penduduk yang berdiri di balik pagar. Wah ada apa? Ternyata mereka hanya mencari hiburan, yaitu menonton kedatangan pesawat dan penumpangnya.” Hal.6. Haha, menarik sekali! Aku jadi ingat noraknya aku dulu kalau melihat pesawat.
Saat menceritakan tentang Jepang, aku tertarik sekali dengan Love Hotel yang diceritakan. “Love Hotel bukan hotel transit atau hotel murah untuk tempat prostitusi. Di Jepang Love Hotel berfungsu sebagai tempat bagi pasangan untuk memadu kasih karena rumah mereka sempit.” Hal.113. Seberapa sempit dan menariknya sih hotel ini? Baca sendiri ya! Hehehe.
Yang baru aku sebutkan hanya destinasi domestic dan Asia. Bagaimana dengan Australia dan Eropa? Wah lebih seru lagi tulisannya! Aku nggak nyangka ternyata di Australia juga ada kebun tulip, loh! Jadi, bagi yang mau melihat tulip nggak usah jauh-jauh ke Belanda atau Turki. Ke Australia (atau India, seperti yang pernah aku lihat) juga bisa! 🙂
Eropa? Ah sudah tidak usah diragukan lagi. Benua biru yang menjadi benua impianku itu untungnya berada di part terakhir buku ini sehingga pepatah, “save the best for the last,” pun kejadian di buku Pasangan Traveling. Ah, semoga kelak bisa ke Eropa beneran sama pasangan #eh. (pertanyaannya, aku kudu nabung berapa lama? Hihihi.)
Eh, dari tadi nyebut kelebihan buku ini aja ya. Lantas kekurangannya apa? Hmm apa ya. Ibarat makanan, buku ini pas di lidah. Gaya penulisannya campuran antara Trinity dan Claudia Kaunang. Selain menceritakan pengalaman selama bepergian (seperti Trinity) buku ini juga menyinggung soal budget (seperti Claudia Kaunang). Kelemahannya yak arena destinasi yang ditulis sangat banyak, tidak semua itinerary dan budget digambarkan selengkap bukunya Claudia Kaunang.
Aku sukanya lagi buku ini nggak pelit kasih foto. Gak masalah hitam putih, yang penting aku merasa pikiran dan visualisasi saat membaca bukunya dapat dimanjakan hehe. Bagaimana dengan kaver? Aha, ini sih masalah selera ya. Awalnya aku merasa kurang sreg dengan frame yang digunakan kaver ini. Terlihat jadul dan kurang dinamis. Namun belakangan aku baru ngeh, dengan frame seperti itu buku ini nampak seperti majalah perjalanan yang tersohor itu. Tahu, kan majalah yang kumaksud?
Intinya, bagi yang penasaran bagaimana sih jalan berdua bareng pasangan itu silakan beli dan baca buku ini. Dijamin bakalan mupeng dan baper –maaf curhat hwhwhw. Yuklah mari doa berjamaah semoga bakalan mendapatkan pasangan yang suka diajakin jalan, seperti Pasangan Traveling –mbak Diana dan bang Jeff ini.
*langsung ke biro jodoh*

Si jomblo bersama Pasangan Traveling. Cerita lengkap baca di sini.
Pasti bahagia banget dapat pasangan yang sehati soal jalan-jalan, tapi juga jadi saling mengingatkan supaya tidak bablas :hehe. Romansa memang bisa bersemi di mana saja, literally lho ya ini :haha. Mudah-mudahan pasangan ini langgeng selalu jadi senantiasa bisa jalan ke banyak tempat, menyebarkan cinta dan inspirasi :)).
Amin… terima kasih doanya 😉
Ini Gara belom ke Palembang jangan-jangan masih menunggu pasangan dulu hehehe.Amiin, doanya kece 🙂
Eh? Waduh…
Sama-sama!
Mas…jadilah pasanganku saat traveling ahahahhaa
Nanti yaaa, Baliii tunggu aku. Kalo butuh pasangan beneran, bisa aku panggil kembaranku, Dil. *bang Joseph Gordon Levitt, sini ada yang nyariin*
Wakakaka cepetanlah ke Bali apa sih yang ditunggu hehehe
Nabung duluuuu tentu hehehehe
Akkkk mau beli mauuu beli eh mau dibeliin bukunya. HHAS
SIni aku beliin, tapi pinjem dulu kartu ATM dan pin-nya haha
Thanks buat comment yang khas dan selalu segar ala omnduut
Sama-sama bang Jeff. Ditunggu sekuelnya 🙂 dan semoga sukses juga acara peluncuran bukunya yaaa 🙂
Pertanyaannya , om masih jomblo ya ?
Kalo di publik si aku Jomlo. Kalo faktanya sih udah dobel *lirik perut*
Hoaahh….. kirain tadi udah dobel beneran…. *sebelum lirik perut*
Belom beloom, masih terbuka kesempatan lebar bagi para gadis-gadis hahahaha
Inti dari tulisan ini pas di bagian akhir ya oom??
Aku ikut mendoakan… 😀
Makasih doanya om. Biasanya kalo yang doain om-om cepat terkabul. Amin *tinggal minta doa sama tante* *mas Danaaan, mana mas Danaaan*
aaamiiiin….
wkwkwkwkwk….
^_^
AAMIIN AAMIIN AAMIIN
Semoga Yayan dapet pasangan yang juga hobi traveling dan rajin menabung. Biar bisa segera terealisasi jalan2 ke destinasi impian bersama pasangan
Amiin amiiin, biar bisa blusukan ke Jawa Timur 😀
Jalan-jalan bareng pasangan memang menyenangkan.. Selain bisa sharing budget dan pengalaman, kenangan selama travelling juga pasti menyenangkan!
Iya, apalagi aku jadi saksi Pasangan Traveling ini saat jalan berdua. Romantis eeuy 😉
Makasih komentarnya.. kapan nih jadi bikin bukunya ? Ayo.. semangat ! Btw itu keterangan fotonya tlg dibenerin ya. Pakaian tradisional Swiss bukan Belanda. Ketauan hasil nyulik foto tuh, jadi keliru 😉
Buku? *mataku mendadak gelap* hahaha.
Udah diperbaiki ya mbak, kemarin seharian listrik padam jadi aku gak bisa ngapa-ngapain euuy huhuhuhu
Semoga cepet dpt pasangan yg hobinya sama ya. Perasaan aku taun dpn nih dpt -gaya mama loren- 😂 Tp emang betul pasangan yg sering jalan brg lbh mesra. Soalnya berantem, problem solving, semuanya dilakukan saat traveling. Jadi bisa lebih mengenal satu sama lain. ❤️
Eh ini meramal aku atau meramal diri sendiri nih? hahaha, kalo aku yang diramal, amiiiinnnn, mudah-mudahan dapet istri yang selalu menyejukkan hati suami dan suka jalan-jalan, eaaa 😀
Semoga omndut nemu pasangan yg pas dan bisa diajak jalan bareng yach? Aku selalu penasaran ama cerita pasangan yang doyan ngetrip. Kelihatan kompak dan seru aja. Gmn mereka mengakali biaya serta usaha ekstra tentunya biar dua2 nya sama2 enjoy dengan perjalanan yang mereka tempuh.
Amiiin amiiin, makasih Adel 🙂 semoga kamu juga akan menemukan pasangan yang seperti itu ^_^
omndut apakah mencoba mencari pasangan? ntar dia yang datang om, sabar yaa 🙂
Amiin amiiin amiiin, semoga datang segera pasangannya 🙂
aku gak bakalan nolak dan suka banget kalo diajak traveling … 😛
Aku jugak 🙂