“Bro, tolong lihat sekejap, itu AC kamar bocor dan ranjang menjadi basah.”
Seorang pegawai bertubuh berkulit putih dan bertubuh besar berjalan mengikuti kami. Sekilas tampangnya seperti Boboho yang sudah akil baliq serta kebanyakan makan mie ayam.
“Oh tak patut nih,” gumamnya.
Gimana tidak, ranjang susun di kamar dorm yang kami pesan basah atas bawah.
“Jom ikut, kalian pindah ke kamar lain je.”
Bergegas aku dan Indra membereskan beberapa pakaian yang terlanjur kami pindahkan ke dalam loker. Kami berjalan mengikuti staf hostel yang lucuk menggemaskan itu. Kami menuju lantai 2 dan begitu pintu kamar di buka… jreng! Kami diberikan kamar private yang jelas harganya lebih mahal ketimbang ranjang di mix dorm yang kami sudah pesan.
Yah, namanya juga rezeki anak baik dan gendut ya. 🙂
* * *
Seminggu pertama sebelumkan menghabiskan waktu 3 minggu di India, aku dan Indra memutuskan untuk menjelajahi beberapa kota di Malaysia. Selain Kuala Lumpur, kami berkesempatan mendatangi Malaka, Penang dan Langkawi dikarenakan promo tiket Air Asia yang gila-gilaan.
Sebetulnya, untuk urusan akomodasi, aku dan Indra ingin menumpang saja selama di Malaysia. Tentu saja dengan menggunakan situs couchsurfing sebagaimana selama ini aku menampung para pejalan. Sejak 2 bulan sebelum berangkat, kami berbagi tugas menjadi host yang sekiranya dapat menampung kami berdua. Sialnya, hingga pada saat keberangkatan, kami tak juga mendapatkan satu host pun! Lebih banyak pesan yang kukirimkan ke orang-orang tidak dibalas. Sungguh, sakitnya tuh di sini. –tunjuk paspor, if you know what I mean.
Jadilah, seminggu menjelang keberangkatan, pencarian host kami ubah menjadi pencarian penginapan murah. Di Malaka, kami menginap di L’Armada GuestHouse. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan hostel ini. Untuk solo traveler yang nggak begitu cerewet kayak kami, aman saja. Tapi untuk didatangi bersama keluarga aku kurang rekomendasi karena terletak di lantai 3 ruko dan hostel dikelola oleh seorang pria dan sepertinya tidak ada petugas kebersihannya. Jadi kondisinya begitulah…. Padahal hostel ini tepat berada di pinggir sungai Malaka, kalau malam viewnya cakep sekali. Sayang pengelolaannya kurang baik.
Oke, di kesempatan ini aku mau rekomendasi 2 penginapan MURAH yang kami tempati selama di Penang dan Langkawi. Apa saja?
The Kimberley House Penang
Selain harganya murah, aku dan Indra memilih Kimberley House karena letaknya yang sangat strategis! Hostel ini terletak di Lebuh Kimberley yang dekat sekali dengan Komtar, bangunan tertinggi di Penang sekaligus menjadi pusat kota Georgetown, penang. Selain itu, Lebuh Kimberley ini juga menjadi sentral tempat makan dan pasar malam dan itu berlangsung setiap hari. Sayang mayoritas makanan China sehingga aku agak ragu memakannya.
Di Kimberley, kami memesan mix dorm dengan harga per-bed sekitar Rp.85.000 saja! Lumayan murah, bukan? Akses dari bandara ke hostel ini juga gampang. Dengan menggunakan bus/Penang Rapid, kami diturunkan persis di halte Lebuh Kimberley (Lebuh ini semacam hmm lorong). Dari sana, kami tinggal berjalan kaki sebentar tak sampai 5 menit.
Dari luar, bangunan Kimberley House ini nampak sangat kecil dan sempit tak ubahnya sebuah ruko. Namun, kesan nyaman langsung aku dapatkan begitu masuk ke dalam. Wow, hostel ini dipenuhi dengan arnomen-arnomen Tionghoa, di mulai dari lampion, lukisan dengan aksara mandarin dan asyiknya lagi kursi di lobi terbuat dari rotan sehingga menambah kesan nyaman. Yang bikin istimewanya lagi yakni terdapat sebuah gerbang dengan ukiran Tionghoa yang menjadi pembatas antara lobi dan ruang santai.
Setelah bertemu dengan Boboho eh staff hostel, kami diantar ke kamar. Sambil jalan, kami dijelaskan beberapa peraturan hostel. Diantaranya adanya jam malam (lebih dari jam 11 malam maka pintu akan dikunci, namun tenang kami diberitahu cara membukanya), trus dilarang mencuci pakaian dan menjemurnya di kamar (karena itulah mereka punya fasilitas laundry) serta sebuah peraturan yang sangat berat untuk aku taati yakni dilarang menggambar peta di atas bantal dan kasur. –eh.
Kami juga dipinjamkan kunci loker dengan uang jaminan. Uang ini akan dikembalikan jika loker kami tinggalkan tanpa kerusakan apapun. Baiklah encik!
Saking nyamannya, hostel ini terasa seperti rumah. Lihat saja ruang TV-nya. Terdapat sofa besar yang empuk dan nyaman. Di beberapa kesempatan aku sering mendapati para traveler duduk nyantai di sini. Aku sih lebih sering menggunakan komputernya untuk memindahkan foto. Untuk browsing sendiri, WIFI di Kimberley ini ada beberapa dan dapat diandalkan.
Bagaimana dengan fasilitas toilet dan kamar mandinya? Super bersih! Tempat untuk mandi dan buang air kecil/besar dipisahkan. Walaupun ini kamar mandinya dipakai beramai-ramai, namun kondisinya bisa dibilang nggak pernah mengecewakan. Ini karena petugasnya selalu membersihka secara berkala. Selain itu, ada fasilitas air hangatnya juga. Lumayanlah bagi yang suka mandi air hangat.
Kekurangannya apa? Berhubung ini gedung tua, beberapa cat dindingnya mulai terkelupas, aku sih gak masalah ya. Untuk di lantai 2, mereka menggunakan kayu sehingga ketika berjalan akan menimbulkan suara derit yang cukup nyaring.
Bagi sebagian orang ini mengganggu, namun bagiku nggak masalah dan di lain sisi menyadarkanku satu hal. Jangan joget dangdut di lantai 2. Kasihan tamu lain akan sangat berisik. 🙂 dan ya satu lagi, jika ke Penang membawa kendaraan sendiri, maka hostel ini tidak begitu cocok karena tidak ada lahan parkirnya. Oh ya, hostel ini tidak menyiapkan sarapan. Namun untuk minuman seperti teh dan kopi itu semua unlimited!
The Cottage Langkawi
“Dulu kakek buyut saye orang Aceh.”
“Oh ya? Wah berarti abang ada darah Indonesia dong?”
“Iye, adelah sikit. Tapi saye tak pernah ke Aceh. Jauh.”
Itu percakapanku dengan bang Zul, pemilik The Cottage yang ada di Langkawi. Sama seperti Kimberley House, aku memilih The Cottage Langkawi ini karena harganya yang murah dan lokasinya yang berada di kawasan Pantai Cenang. Untuk sebuah ranjang di dorm mix, aku hanya membayar Rp.90.000 saja! Lumayan, kan?
Sebetulnya, banyak sekali penginapan murah di sekitaran pantai Cenang. Namun, saat melakukan pencarian di agoda, aku kepincut hostel ini karena nampak sangat homey dan asri. Terlihat pohon-pohon kelapa dan tanaman hijau di sekitaran cottage. Bangku-bangku taman untuk bersantai juga banyak tersebar di halaman cottage. Ada juga pondok kecil untuk gegulingan sambil ngobrol dengan staf atau penghuni lain.
Kasurnya juga cukup nyaman. Oh ya, untuk yang mix dorm, itu letaknya di ruang tengah rumah gitu haha, jadi banyak orang yang berlalu lalang. Tapi aku sih cuek aja ya! Kalau mau yang lebih nyaman, bisa memesan di female dorm atau male dorm. Selisihnya sedikit kok! Untuk barang bawaan juga dapat di simpan di loker.
Bagaimana dengan kamar mandinya? Bersih kok! Walaupun kamar mandinya ramean, tapi petugasnya selalu membersihkan secara berkala. Aha, satu hal yang aku suka di sini, tersedia tempat menjemur pakaian sehingga aku bisa mencuci pakaianku. Ya namanya juga jalan sebulan, ya! Pasti sangat butuh untuk membasuh bawaan.
Ketika datang lagi ke Langkawi untuk kedua kalinya bersama keluarga, aku masih memilih menginap di sini karena sudah terlanjur nyaman. Setelah kontak-kontakan dengan bang Zul melalui email, aku mendapatkan harga khusus sebuah kamar keluarga yang muat menampung 5 orang hanya dengan harga MYR 120 dengan kamar mandi dalam. Lumayan banget! Asyiknya lagi, area parkirnya luas sehingga sangat nyaman membawa kendaraan di sini.
* * *
Jika kalian berkesempatan mengunjungi Penang dan Langkawi, kedua penginapan ini sangat laik untuk dipertimbangkan. Tapi, ini sebatas penilaianku ya, karena standar kenyamanan dan kelaikan masing-masing orang itu berbeda. Silakan dibandingkan lagi dengan penginapan lain yang berada di kota tersebut.
Jom, mari melancong!
Kimberley House
-
59, Lebuh Kimberley, George Town, 10100, Pulau Pinang, Malaysia
-
+60-4261-1486
The Cottage Langkawi
-
8, Kampung Haji Saad, Jalan Pantai Cenang, 07000, Langkawi, Kedah, Malaysia
-
+60-19-426-8818
-
Email : thecottagelangkawi@yahoo.com
Jom! Hahaha ‘jom’ artinya ‘ayo’ ya om?
Iya hehe, tahunya karena sering nonton Upin Ipin hahaha
Terima kasih ya Mas buat rekomendasi hotelnya, kalau saya ke sana nanti saya akan coba-coba deh :hehe. Bagi saya yang paling penting di suatu hotel memang kamar mandinya, bersih apa tidak, sama yang penting juga kasurnya nyaman dan tidak berbau sih. Suka dengan warna-warnanya The Cottage Langkawi! Dan harganya terjangkau banget lagi :hehe.
Sama-sama Gar 🙂
Iya, yang penting bersih ya, kalau kamarnya sempit gakpapalah ^_^ dan juga harganya muraaaah.
Tentu saja! :hehe.
Betul sekali, Om :hehe.
Kombinasi yang cocok 🙂
Yo’i :)).
entah kenapa kalau ke penang itu rumah2nya gaak horo rasaku om
Horor? iya Win, Kimberley ini pun agak spooky sih haha tapi untunglah aku gak merasakan sesuatu yang aneh d sana.
rata2 penginapan disana emang horor sih om haha
Karena rata-rata emang menempati gedung tua ya Win. Hiyy
Aku naksir yang The Cottage Langkawi deh warna warninya mengundang buat nginep banget dan instagramable – HALAAAAHH teteuppp
gak tau kapan akan kesana tapi aku tandain dulu ah 😀
Ketika ada temanku yang balik ke Langkawi lagi, dia menginap di hotel lain dan katanya hotelnya juga kece. Aduh lupa namanya apa >.<
Harus puas ubek-ubek agoda, booking atau hostelworld dulu sih hahaha
Catet catet, suka sama yang suasana homie kayak gini. apalagi ada yang khusus female dorm. privasi lebih “terjaga”. biar kalau pas ngiler kagak ada Adam yang melototin, turunlah harga diri awak. 🙂
Dimana mana locker “kebayakan” pakai “uang” jaminan.
Tapi yang di Langkawi nggak butuh dia, mungkin karena tanpa gembok ya mbak hehe. Untung bawa gembok sendiri. Awas kadang ada female jadi jadian juga di dorm hahahahaha
pengen ke langkawiiiiiii, bagus gak sih yan?
Lumayan Dit, yang jelas, sensasi naik cable carnya itu lumayaaan 😀
Cottages di Langkawi ini emang cocok untuk membawa keluarga kayaknya. Catat ah…Terus jalan-jalan sebulan itu berapa kali mencuci tuh Mas Yan?
Nganu, cuma 4 kali mbak hehehe. Ini yang nyuci besar ya, kalo untuk dalaman aku bawa stok banyak dan sering nyuci. Kalo pakaian, 4 kali aja hahaha. Apalagi di Kashmir yang dingin hampir gak ada keringat, pakaian nggak bau dan hanya diangin-anginkan aja di dalam kamar.
Thank you Mas 🙂
eh itu di kimberly dpt kamar yg dipojokan itu? hahhah kau juga tuh kalo ngga salah satu bed awaktu itu 60 ribuan deh di traveloka
Iya yang di pojokan haha, sama ya kamarnya? ranjangku yang di dinding sebelah kanan pas masuk 😀
Aku yg di tengah atas
Kalo pinggir kiri, itu yang kemarin bocor ACnya haha
Hahaha jadi pengen nulia kimberly… ini hostel pas bgt utk yg niat belanja dan wisata kuliner di penang
Tulis dong mas Danan. Eh ada versi videonya?
Kalo orang lain jalan di parquet pasti ga akan berderit senyaring om yg jalan deh haha XD
Oh tentu, itu mah seluruh dunia juga udah tahu muahahaha
Oh nyadar diri ya om… huehehehe
Iya dong, ketimbang orang narsis tapi gak ngaku narsis kan syalalala
om kita tarung aja yuk, om tgn kosong aku pake samurai -__-
Boleh aja, tapi aku pake baju iron man dulu
Yeee… gak adil atuh :p
OK, yang Kimberly dicatet dulu, belum pernah tapi pengen banget ke Penang!
kalau The Cottage Langkawi, samaaaa…. dulu nginepnya di situ pas ke Langkawi, tahun 2012 apa ya. orangnya enak sih, ramah dan welcome banget. tapi ya itu, yg mixed dorm itu ya, agak aneh karena ada di ruang tengah gitu. kalau tidur malem sih g pp, kalau tidur siang itu lho.. hahahaa… mgkn next time bisa disiasati pilih yang ranjang atas ya. 😀
Hahaha iya jadi aneh orang seliweran ke sana ke mari. Tapi ya apa boleh buat hehehe
Aku blm perna nginep di kamar dorm gini, kayak nya seru kalo nginep trus bikin party xxx yaaa hahaha #LaluDigampar
Hahaha kayak pengalamannya mbak Trinity, seringkali yang nginep di dorm eh malah bikin film dan olahraga malam hari. Kan mupeng #eh
Suka banget liat ornamen2 di KImberley. Oriental banget kesannya. ira
Iya aku juga suka 🙂 ukirannya baguus.
Aku belum pernah bepergian sampe sana Yan… temenin yak klo ke Malaysia 😉
Boleh aja asal dibayarin hahaha