Couchsurfing / Kopdar / Kuliner / Pelesiran

Nongkrong Kekinian di Radja Food Court Sambil Ngelirik Cinderamata di Temphoyac Jambi

“Yan, nanti kumpulnya di Radja Sambal Telanai, ya!”

Sebelum berangkat menghadiri akad nikah temen, Isna kembali mengingatkan bahwa kumpul bareng sama anak Backpacker Dunia dan Couchsurfing Jambi akan dilaksanakan di Radja [Sambal] Food Court. Aku sendiri nggak tahu lokasinya di mana. Gampanglah, paling nanti naik ojek atau bisa minta anter temen. Beruntung, kak Mita –salah satu sahabat mempelai wanita (calon istri temenku) bisa nganterin ke Radja [Sambal] Food Court, jadi aku gak nyasar deh.

Jauh sebelum rencana kedatanganku ke Jambi, Isna [djangki.wordpress.com] sudah bilang bahwa akan menjadikan kedatanganku sebagai momen untuk kumpul dengan teman-teman BD & CS Jambi. Aku sih seneng-seneng aja dapetin temen baru.

“Nanti Yayan sharing tentang perjalanan ke India, ya!”

“Ya boleh saja, asal jangan terlalu dibikin serius.”

Dari awal aku udah wanti-wanti mengenai hal ini. Soalnya nggak enak, euy! Anak BD dan CS Jambi kan pengalaman tripnya udah pada keren-keren. Bahkan sudah ada yang ke Eropa (seperti bang Lukman, hostku). Kalau dibandingin sama pengalamanku masih jauh banget. Masih cetek. Jadi, aku maunya kumpul biasa aja.

“Kalau bisa bikin slideshow buat presentasi. Nanti sharingnya pakai laptop”

Aku sih meng-iya-kan walaupun karena kesibukan aku akhirnya nggak sempat bikin.

“Ya udah, minimal bawa foto-foto selama di India, deh!” kata Isna lagi. Ya, kalau sekadar foto sih gampang, tinggal copy aja ke flashdisk. “Nanti fotonya akan ditayangin pakai laptop,” ujar Isna. Sebelumnya sempat ada wacana bahwa kumpul ini bakalan pake proyektor segala. Wah terlalu berlebihan itu, aku jadi serasa saleb seleb.

Namun, begitu sampai di Radja Food Court…

Bener dong ya, itu layar segede bioskop mini sudah berdiri asyik aja di halaman Radja Food Court. “Alamak, dulu sidang skripsi aja layarnya nggak segede gini,” batinku. Ya sudahlah, peralatan perang sudah disiapkan, masa iya mundur?

Tapi, aku tidak melihat sosok Isna di sana. Ke mana Isna?

DSC_1654

Isna dan ikon Temphoyac

Setelah dihubungi, ternyata Isna berada di Temphoyac, sebuah toko souvenir khas Jambi yang berada di gedung yang sama tempat Radja Sambal berada. Temphoyac atau Tempoyak sendiri adalah salah satu olahan durian (berupa hasil fermentasi) yang memang mudah ditemukan di pulau Sumatera, khususnya Sumatera bagian Selatan. Ya, macam Palembang dan Jambi ini. Di Palembang sendiri ada juga toko souvenir lokal semacam Temphoyac. Yakni toko Nyenyes, bahasa Palembang yang berarti cerewet hehe.

Okelah, mumpung acaranya belum dimulai dan teman-teman BD & CS Jambi juga belum pada datang, aku mau kulik dulu koleksi toko Temphoyac ini.

DSC_1653

Temphoyac. Pusatnya cinderamata di Jambi

Ternyata banyak juga barang yang dijual di Temphoyac. Paling umum tentu saja kaos distro keren dengan berbagai macam ukuran dan motif. Tentu saja corak yang terlihat di kaosnya lebih mengedepankan ciri khas kota Jambi. Harga kaos di sini juga cukup murah. Satu potongnya dihargai Rp.65.000 saja.

DSC_1657

Duh, t-shirt di pojok kiri itu kok ya cakep >.< nyesel gak beli

DSC_1662

Tas dan baju bercorak seperti batik

Sempet naksir juga nih sama kaosnya. Cuma waktu itu aku gak punya waktu banyak untuk pilih-pilih. Jadilah, aku hanya beli beberapa perintilan kecil semacam magnet. Niatnya sih selepas ngumpul mau balik lagi ke Temphoyac tapi apa daya udah tutup. Temphoyac hanya buka sampai pukul 21:00 WIB.

Menurutku, Temphoyac Jambi jauh lebih lengkap ketimbang Nyenyes Palembang. Soalnya Temphoyac bahkan sampai menjual makanan kering khas Jambi. Termasuklah juga minuman berupa kopi Kerinci yang terkenal enak itu. Berbagai macam miniatur yang memperlihatkan kota Jambi juga dijual. Seperti miniatur sampan atau rumah adat ini misalnya.

DSC_1660

Rumah adat dan sampan dalam bentuk miniatur. Cakep!

DSC_1658

Cemilan khas Jambi

Gak lama, teman-teman BD dan CS Jambi mulai berdatangan. Menurut pengakuan Isna, jika diajakin ngumpul seperti ini, paling banter orang 10 yang datang. Namun, malam itu yang datang cukup ramai. Lebih dari 15 orang. Ya bagus deh, artinya aku bakalan dapet teman baru makin banyak, kan?

DSC_1689

Radja [Sambal] Food Court

Radja Food Court dulu dikenal dengan nama Radja Sambal. Letaknya tak jauh dari pusat kota. Kawasan ini kalau aku liat memang ramai dan banyak sekali anak muda yang nongkrong, termasuklah di Radja Food Court ini. Salah satu gerai makanan yang bernama Jajanan Backpacker bahkan dimiliki oleh Febrian Ian, salah satu anggota grup Backpacker Dunia. Dan memang, sesuai namanya, gerai ini menyediakan berbagai macam panganan khas mancanegara seperti Mie Laksa Penang, Sticky Rice Mango dan Pad Thai khas Thailand namun tetap makanan nusantara seperti Karedok atau Nasi Goreng Jawa juga disediakan di sini.

DSC_1667

Ketan mangga ala Thailand

DSC_1666

Ini apa ya? gak tahu dah, gak ikutan icip.

Radja Food Court tempatnya sangat asyik. Restorannya juga cukup luas. Pengunjung bisa memilih ingin duduk di dalam atau luar. Kami sendiri memilih duduk di luar karena terasa lebih lapang. Oh ya, walaupun restoran ini tepat berada di pinggir jalan raya, namun karena posisinya tinggi, kami tidak terlalu merasa terganggu dengan aktifitas di jalan raya. Jadi, Radja Food Court ini bener-bener tempat nongkrong yang asyik. Aku serasa jadi kekinian juga kumpul di sini bersama temen-temen baru yang rata-rata jago ngocol. Hehehe.

DSC_1682

Kasirnya

DSC_1681

Suasana indoor

DSC_1686

Tuh, jalan rasanya keliatan, kan?

DSC_1683

Udah mulai sepi, udah jam tutup hehe

Walau didaulat sebagai pembicara, sebetulnya kegiatan malam itu lebih tepat dibilang ngobrol. Ya pokoknya kita seru-seruan aja. Bedanya aku yang berbagi pengalaman dan temen-temen yang lain bertanya, itu saja. Sekali lagi, pengalaman teman-teman BD dan CS Jambi itu jauuuh di atasku.

DSC_1669

Sorry fotonya rada burem. Tapi tetep ditampilin biar gak disangka hoax :p

DSC_1671

3 meja disatuin jadi satu

Acara inti ngobrol asyik bersama teman BD dan CS Jambi ini berakhir pukul 10 malam. Menyesuaikan jam operasional Radja [Sambal] Food Court. Namun, sesungguhnya ajang ngumpul-ngumpul ini tidak sepenuhnya selesai. Sebagian besar setuju untuk berpindah ke tempat lain. Tepatnya di sebuah kedai kopi yang menyediakan berbagai macam kopi nusantara dan mancanegara.

DSC_1676

BD & CS Jambi

Yang jelas, bertemu dan berkumpul bersama teman-teman baru di Jambi ini meninggalkan kesan yang dalam dari perjalananku selama 3 hari di kota Jambi. Terima kasih, Isna! Terima kasih teman-teman Backpacker Dunia dan Couchsurfing Jambi! Sampai ketemu di Palembang 🙂

Iklan

70 komentar di “Nongkrong Kekinian di Radja Food Court Sambil Ngelirik Cinderamata di Temphoyac Jambi

  1. Sadis ditodong jadi pembicara,,, duh kalau aku mah udah ciut nyali,,, maklum walau artis suka demam panggung hahaha…

    Kok lebih murahan temphoyac daripada di nyesnyes kaosnya huft 😦

    • Mungkin karena Palembang lebih rame dari Jambi hehe.
      Jadi pake hukum ekonomi ntah yang mana, lebih banyak peminatnya maka harga jual bisa semakin tinggi. Eaaa

  2. Ping balik: Traveling with Omnduut#3 : Jembatan Gentala Arasy | kelana negeri andalas

  3. Eehem…keren juga ya Tempoyak jadi Temphoyac haha
    Itu toko bernama Nyenyes, caknyo mesti siap-siap pake penutup kuping kalo masuk tokonya tuh ya 😀
    Kaos distro dan tas corak batiknya cakep. Bikin mata belanja saya langsung melek 😀
    Itu foto burem sengaja diburemin kayaknya :p

  4. Lucu-lucu kaos temphoyac nya, jadi mikir di Solo kok belum ada yang bikin souvenir serius macam itu atau Dagadu yang hits di Yogya ya. Btw kapan mo sharing travellingnya di Solo? hahaha.

  5. Ping balik: Kopdar 2015 | djangki

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s