“Sherinaaa, lari!” teriak Sadam dari atas Bosscha.
Masih ingat adegan ini?
Hayo, yang melewatkan masa kecil pada periode akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an pasti nonton film Petualangan Sherina dan dengan jelas mengingat adegan ketika Sherina dan Sadam diculik yang lantas melarikan ke Bosscha. Wah nggak terasa ya, udah 15 tahun aja berlalu sejak film Petualangan Sherina pertama kali di rilis. Dan Alhamdulillah, Akhir Maret 2015 lalu aku akhirnya berkesempatan melihat langsung salah satu observatorium (tempat peneropongan bintang) tertua di Indonesia ini.
Observatorium Bosscha (dulu bernama Bosscha Stereenwacht) didirikan atas latar belakang para astronom di abad ke-20 yang mulai menyadari bahwa bintang-bintang terikat satu sama lain dan membentuk sistem galaksi. Keinginan untuk meneliti dan memahami struktur galaksi itulah yang mendorong dibangunnya berbagai teleskop di belahan bumi.
Nah, ide pembangunan observatorium di Hindia Belanda dikemukakan oleh insinyur sekaligus astronom kelahiran Madiun, Joan George Erardus Gijsbertus Voute. Coba, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun observatorium ini? 1 juta gulden sodara-sodara! Melalui badan Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging atau NISV) dan atas sokongan dana dari pengusaha kaya Karel Albert Rudolf Bosscha dan Rudolf Albert Kerkhoven, pembangunan observatorium yang kelak dikenal dengan nama Bosscha ini akhirnya terwujud!
Ternyata, Bosscha ini nggak begitu jauh ya dari kota Bandung. Sekitar 15 km aja dan berada di kawasan Lembang. Berbekal motor sewaan, aku dan Connie yang kebetulan liburan bersama pasca menghadiri gathering akbar Komunitas Postcrossing Indonesia di Monas (28/3/2015) berhasil merayu Rafiqa dan Aya, duo mahasiswi Bandung nan keren untuk nemani jalan-jalan di seputaran Lembang. Asyik!
Sekitar 20 menit dari Kebun Begonia, Lembang, akhirnya kami tiba di Bosscha.
Namun… sayang seribu sayang, karena kami datang hari Senin, Bosscha ditutup dan tidak menerima kunjungan. Huaaa, sayang banget kan ya? Padahal aku sudah mau akting jadi Sadam dan berlakon romantis di samping jendela atas itu. –Sherinaaa mana Sherinaaa hihihi. Dan, cuaca pun tidak mendukung. Tidak sampai 5 menit berada di depan Bosscha rintik hujan mulai membasahi bumi. Asli, ini jeprat-jepret di satu lokasi wisata tercepat yang pernah aku lakukan haha. Begitu hujan semakin deras, kami berlari ke arah pos penjagaan.
“Kita neduh di sini atau hajar aja nih?” tanyaku.
“Hajar aja mas,” sahut si Rafiqa. “Kita neduhnya di tempat makan aja.”
Baiklah, ide yang cemerlang. Hehe, emang sudah jam makan siang dan udah mulai laper sih. Dan syukurlah, di sepanjang jalan menuju pusat kota Bandung, banyak sekali rumah makan di pinggir jalan. Dari awal, Connie sudah penasaran sama satu makanan khas yang nggak kami temui di kota kami masing-masing. Apa itu?
Sate Kelinci!
Sebetulnya, sepanjang perjalanan aku mikir keras apakah bakalan mau mencicipi sate binatang kiyut itu. Dan, benar saja, aku nggak tega, euy hehe. Connie tetap memilih sate kelinci sedangkan aku, Aya dan Rafiqa memilih sate ayam saja. Berkali-kali Connie menawarkan, “mau icip nggak nih?” tapi terus aku tampik. Sate ayam sudah cukuplah. Lumayan menutupi kekecewaan gagal masuk ke Bosscha. Gimana rasa satenya? lumayan, cuma bukan yang terbaik. Terlebih harganya lumayan juga ya hehe.
Nah, bagi yang penasaran isi dalam Bosscha, bisa dilihat di video ini ya. Di video ini Bosscha nampak besar sekali namun sesungguhnya menurutku ukurannya asli bangunan ini cukup mungil. Yuk nyanyi bareng.
BOSSCHA
Catatan : Ternyata, selain tidak menerima kunjungan pada hari Minggu, Senin dan hari libur nasional, Bosscha juga tidak menerima kunjungan di saat pergantian tahun (24 Desember sd 4 Januari) dan selama Ramadhan dan libur Idul Fitri (16 Juni sd 27 Juli 2015). Untuk informasi lengkap mengenai program kunjungan (baik siang ataupun malam), cara pendaftaran, cara pembayaran dan aturan berkunjung bisa langsung kunjungi situs Bosscha ya.
- FMIPA, Institut Teknologi Bandung, Lembang 40391
- Telp/Fax : +62-22-2786001
- Email : Kunjungan@as.itb.ac.id
Huaaaaa… padahal waktu ke Bandung tahun lalu, aku nginep di rumah temenku yang dekeet banget dari Bosccha ini. Kata dia jalan kaki cuma sekitar 15 menitan. Tapi waktu itu gak nyempetin ke sini, gara-gara nginep 2 hari di rumah si temen, isinya jalan-jalan mulu mulai pagi sampe malem.
Eh ngomong-ngomong soal sate kelinci, enak looh.. Aku pertama kali makan sate kelinci tuh di Telaga Sarangan, Magetan. Penasaran gara-gara temen pada makan, akhirnya ikut pesen juga. Enak ternyata..
Pas jalan pulang, aku sempat dikasih lihat sekolahannya Sherina dan Sadam, juga rumah pak Ardiwilaga 🙂 cuma karena hujan gak mampir huhuhuhu.
Kata Cocon juga enak mbak Dee, cuma akunya yang nggak tega hihihi. Giliran ayam aja baru tega ya :p
Dan saya belum pernah masuk Bosscha..Hahaha..sudah setua ini..Kasihan aku yah…Lihat bintang berkelip agak gedean cuma di langitnya Planetarium Cikini..:)
Aku juga baru ke sana Maret lalu haha padahal udah kepinginnya sejak film Petulangan Sherina muncul. Namun ya itu, sayang nggak bisa masuk >.<
Aku pernah nyoba juga sate kelinci. Kalau gak salah pas di Tawangmangu. Udah lama banget, dan dah lupa rasanya bagaimana. 🙂
Kata Cocon kayak daging ayam. 🙂 dagingnya kecil-kecil dan pas liat deretan kelinci di RM lain yang siap di eksekusi jadi makin nggak tega hehe
Aku malah ke sana pas tutup, hahaha tak pikir buka setiap hari ternyata minggu tutup hahaha T___T
Senasip ya Lid. Aku Senin datang tutup juga >.<
Udah lama banget memendam hasrat *halagh bahasanya* pengen kesini. Tapi ditunda-tunda karena nunggu prema agak gedean biar ngerti dan bisa menikmati
Siiiip makasi ceritanya, moga-moga tahun ini impian tercapai menginjakkan kaki di boscha
Kayaknya kalau datang malam hari lebih seru mbak Arni 🙂 kalo nanti jadi ke sana, cerita-cerita yaa 🙂
Otreeee
Di malang banyak sekali. Akhirnya makan sate kelinci juga itupun karena terpaksa. Waktu datang kerumah teman, hidangan yg tersedia cuman sate kelinci. Demi menghormati sang tuan rumah, kulahap juga 😦 Disitu saya merasa kejam.
Iya, kalau bertamu memang serba salah. Tapi setidaknya udah pernah coba ya mbak satenya 😀
Bosscha! Saya selalu kepingin kemari terus melihat bintang-bintang. Pasti asyik banget. Dan meski di sana tidak sempat masuk, paling tidak bisa berfoto dan makan sate kelinci :haha. Enak Om satenya? Saya belum pernah makan :hihi.
Yang ayam rasanya biasa aja Gar 😀 yang kelinci aku gak icip. Yuk Gar ke Bosscha! 🙂
Kirain nyicip, Om :hehe.
Oke, mudah-mudahan ada kesempatan ke Lembang :)).
Kalo udah ke Bandung, sekalian ke Palembang ya *anggap aja deket haha
Deket kok Om, kan antara Lembang dengan Palembang, deket kan :hihi.
Buahahaha, klop!
Hoho :)).
Padahal kmaren2 klo ga salah tgl 6-8 Mei 2015 ada malam umum alias Boscha terbuka untuk umum dan cuma daftar aja … Saya tadinya mau ikutan ksana tapi tgl segitu ada acara, kebetulan temen kerja dan peneliti disana 🙂
Wuih lebih asyik lagi kalo ada temen peneliti di sana ya mbak. Jadi bisa tahu hal-hal yang pengunjung umum nggak dapatkan.
Ia mas, lumayan suka dapet info yang jarang dipublish. Waktu itu juga jaman masih kuliah, diajak ke Boscha karna ada malam umum 🙂
Ngeliat bintang pake mata telanjang aja udah takjub, gimana kalo pake teropong gede itu ya >.< <- mupeng
Hehehe, ia bener tuh mas. Suasananya dapet banget tuh klo pas di Lembang …
Ayok-ayok ksana lagi 🙂
Wuih mau banget. Mall Ciwalk aja kayaknya belum didatangi semua buahahahaha. Bandung masih banyak spot yang kelewat. Lha iyalaah cuma sehari di Bandung hwhwhw
Sehari mah kurang atuh mas, belum lagi yg di ujung2 pelosok Bandung….hehehe.
Ntar deh klo ada info malam umum lagi ya, sapa tau bisa mampir 🙂
Yaa ajak-ajak ya ^_^
Sippp mas, ntar klo ada info lagi kukabari ya 🙂
Boscha buka untuk umum hanya di hari Sabtu dan itu juga hanya sampai jam 12 siang mas Yayan. kalau hari senin – Jumat hanya untuk yang studi tour aja.
Aku penasaran dengan peneropongan malamnya Boscha
Iya, aku ada dapet kertas selebaran dari Bosscha, niatnya tadi mau ditulis ulang eh ternyata ada jadwalnya di webnya. Kunjungannya diatur dengan sangat baik ya 😀 dan juga ketat hehehe
Aku belum pernah ke observatorium oscha 😀 Kalo menjenguk makam Boscha di Pengalengan udah 2x, sama lihat perkebunan teh yang dia bangun. Liat rumahnya juga udah. Duh, ke tempat ini malah belum. Ternyata kecil bangunannya ya Cek Yan. Dan ituuuu…yang berdiri membelakangi bangunannya, bukannya Saddam ya? Udah gede banget :p
AKu belum pernah makan sate kelinci *belum pernah mulu :p
Pingin, tapi ga tega. Entah kenapa 😦
Iya, perkenalkan, saya Haryadi Romero *jabattangan
Hahaha. Kalau lihat di video Sherina kayaknya gede eh ternyata gak segede yang aku bayangkan. Sate kelinci iya bikin gak tega makannya :p jadi ngerti perasaan para vegetarian yang gak mau makan daging.
Belum pernah ke Boscha padahal dekat dari Bogor huhuhu…noted yaa minggu senin malah tutup…
Iya, Minggu-Senin malah tutup :p Waktu ke Bogor, kita ke Bekasi dulu baru ke Bandung. Katanya lebih deket. Benar begitu mbak Dew? 😀
iya banget! sate kelinci dan panganan lain di warung2 pinggir lembang itu mahal booo.
Iya mahal, dan rasanya kalah dengan yang di Palembang :p
entah berapa tahun silam saya ke sini, masih awet ya Boscha? *_*
Episode hanimun itu kan ya? *lupalupainget* 😀
wah saya dari dulu pengen banget kesana mas cuma belom kesampian, btw itu Sate Kelincinya bikin ngiler aja pagi-pagi gini..haduuuuhhh mau mau
Wah pengen banget kesana dari dulu, tapi belm kesampaian. Wah btw satenya bikin laper pagi-pagi ini. Mau donk Mas. Salam Kenalll
Hahaha maaaf maaaf 🙂 hayo masak sate buat ntar malam mbak hwhwhw. Salam kenal kembali, makash sudah mampir yaaa 🙂
Ping balik: Suer! Berkunjung Ke Kebun Begonia Nggak Akan Bikin Bego |
potoku mana ommmm??? 😀
Hwhw, fotonya diumpetin. Cuma yang bagian makan satenya aja ada hahaha
saya aja yang sering bolak balik bandung belum pernah masuk kedalam-nya
pernah sekali sesepedahan kesana hari minggu kalau ga salah … tutup, ga boleh masuk …hari senin juga tutup ya ….
Iya Minggu juga tutup mas. Coba kapan-kapan ke sana di hari biasa 🙂
Jihihihi adegan yang paling saya ingat dulu waktu masih kecil adalah pas Sherina mencium Sadam. 😳
Aseli di sana dingin pake banget dobel pas subuh! 😆
Sama, aku juga ingetnya adegan itu hwhwhwhw
lembang bandung salah satunya Observatorium Bosscha memang bagus, harus dikunjungi. nice share gans
Thx
Halo maas maaf mau tanya.. Bearti klo hari selasa gtu bisa donk yaa tetep masuk sampe dpn Bosscha nya? YanG ga bisa itu masuk ke dalam observasinya yaa? Ada rencana mau kesana tapi takut bener2 tutup gerbang komplek nya krna perorangan. Hehehe
Udah dijawab di IG ya 🙂 makasih