Pelesiran

Modal Dengkul Keliling Zagreb Berburu Tiga Patung Kuda

Di antara negara-negara Eropa lainnya, jujur saja, Kroasia adalah nama negara yang baru saya dengar belakangan. Lebih tepatnya ketika saya mulai gelut di kegiatan ngumpulin kartu pos deh, dan baru ngeh jika Kroasia adalah negara pecahan Yugoslavia yang beberapa prangkonya dulu saya koleksi.

Trus kenapa kemudian saya memutuskan untuk singgah di sini?

Soalnya letaknya bersisian dengan Slovenia dan Hungaria yang memang ingin saya datangi. Setelah cek, jadwal perjalanan bus dari dan menuju Zagreb juga banyak. Harganya pun cenderung murah. Lalu, walau Kroasia tidak masuk wilayah Schengen, pemegang visa Schengen tipe-C bisa masuk ke Kroasia walaupun saya sempat ditanya detail soal kebijakan visa ini dan ketika keluar dari Zagreb menuju Ljubljana di Slovenia, saya sempat kena random check hehe.

Walaupun ada trem, untuk jelajah kawasan wisata di pusat kota cukup berjalan kaki.

Patung August Šenoa, salah satu penulis terkenal dari Kroasia.

Lalu, setelah fix mau ke Kroasia, inginnya ke kota mana saja? Yang bagus sih jelas Dubrovnik atau Split. Tapi, waktu dan duit saya terbatas. Jadilah, saya memutuskan untuk eksplor Zagreb aja. Hepinya lagi, mostly tempat wisatanya ada di sekitaran kawasan Kota Tua-nya. So, modal dengkul alias jalan kaki, saya bisa mendatangi sekian banyak tempat wisata tanpa harus mengeluarkan uang sedikit pun.

Ada beberapa patung kuda terkenal yang tersebar di kota Zagreb. Nah, saya sih waktu itu gak secara khusus mau mencarinya. Tapi, ujung-ujungnya ketemu juga karena memang diletakkan di tempat-tempat yang didatangi oleh wisatawan.

Ke mana saja? Ini dia!

Ban Jelačić Square

Ciri khas kota besar di Eropa tuh rasanya hampir selalu ada alun-alunnya ya. Sama kayak Dam Square yang ada di Amsterdam, Zagreb juga punya alun-alun yang bernama Ban Jelačić yang jadi pusat kegiatan masyarakat. Omong-omong, alun-alun ini menggunakan nama Ban Josip Jelačić, jenderal Angkatan darat yang dikenang sebagai penghapusan perbudakan di Kroasia.

Nah, di alun-alun ini juga ada patung Ban Josip Jelačić yang tengah menunggangi kuda. Sayangnya, ketika saya datang, alun-alun ini terlihat nggak begitu steril. Ada beberapa bangunan berterpal yang dibangun, serta ada juga kelihatan beberapa meja yang tersusun. Saat itu bulan November dan aura Natal udah mulai terasa, sih.

Alun-alunnya lagi ramai. Kalau malam jadi kayak pasar malam.

Sejarah alun-alun ini dimulai pada tahun 1641 ketika pasar dibuat di dataran, tepatnya di bawah Gradec dan Kaptol, dekat mata air Manduševec. Seiring waktu, bangunan dan jalan akses dibangun di sekitar pasar. Lokasi tersebut awalnya bernama Manduševec, kemudian diberi nama Harmica. Lalu, di sekitaran alun-alun banyak bangunan. Bangunan tertua yang berdiri, berasal dari abad ke-18, terletak di 1 Ban Jelačić Square.

Pada tahun 1826, pasar ternak dipindahkan ke tempat yang sekarang disebut Taman Zrinjevac. Bahan makanan, yang diangkut ke Harmica dengan gerobak, terus dijual di sana hingga tahun 1858. Pada tahun 1848, alun-alun ini diubah namanya menjadi namanya yang sekarang.

Patung besar Ban Josip Jelačić di atas kuda, dibuat oleh pematung Austria Anton Dominik Fernkorn, dipasang pada tanggal 19 Oktober 1866 oleh otoritas Austria, meskipun mendapat protes dari anggota dewan Zagreb. Patung ini juga menyebabkan kegelisahan di kalangan orang Hongaria, yang melihat Jelačić sebagai seorang pengkhianat.

Jika dilihat dari atas. Sumber gambar media.izi.travel

Uniknya, patung ini sempat dicopot pada tahun 1947 dan alun-alun ini berganti nama menjadi Lapangan Republic dan patung Jelačić disimpan di ruang bawah tanah. Namun, setelah Perang Dunia II, lalu lintas mobil melalui alun-alun tersebut meningkat. Pada tahun 1975, alun-alun tersebut menjadi zona bebas mobil dan kembali dikenal dengan nama Ban Jelačić Square.

Porta di Pietra

Porta di Pietra ini adalah Gerbang Batu dan menjadi landmark kota yang dibangun antara tahun 1242 dan 1266. Jujur saja, ketika saya melihat langsung gerbang ini, secara penampilan tidak ada sesuatu yang unik dan spesial. Ini mirip lorong penyeberangan biasa yang banyak dijumpai di seantero Eropa.

Waktu saya berkunjung ke kota Ahmedabad, India, ada juga satu gerbang tua yang dinamakan Teen Darwaza. Walaupun kelihatan kusam, tapi gerbang itu masih terlihat kemegahannya. Sedangkan, Porta di Pietra ini terlihat sederhana sekali.

Gerbangnya kayak gini aja. Tapi ini gerbang bersejarah.

Bentuknya yang sekarang adalah hasil dari perombakan di abad ke-18. Yang kemudian menjadikan gerbang ini istimewa adalah, gerbang ini terletak di kota atas Zagreb di mana di dalamnya terdapat kuil Bunda Allah, sebagai representasi Maria, ibunda Yesus ketika disebutkan sebagai santo pelindung kota Zagreb.

Kuil ini berisi ikon berlapis emas Maria yang menggendong bayi Yesus, yang konon selamat dari kebakaran yang  terjadi di kuil tersebut. Kuil ini dianggap sebagai tempat suci di kalangan umat Katolik di Zagreb, yang sering datang untuk menyalakan lilin dan berdoa kepada Maria di lokasi tersebut. Walau sederhana, tapi gerbang ini termasuk dalam Daftar Warisan Budaya Republik Kroasia, yang dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Media Kroasia.

Patung St.George

Nah, nggak jauh dari Gerbang Batu ini, saya ketemu dengan patung kuda kedua. Yakni patung bernama St.George yang terletak di samping Kamenita Vrata yang dibuat oleh pematung Austria pada tahun 1906. Tadinya, hingga tahun 1937 patung ini berada di  halaman vila keluarga Mažuranić di Zagreb.

Setelah kematian Dr. Mažuranić dengan akta hadiah, patung menjadi milik kota. Pada tahun 1994, monumen dipindahkan ke lokasinya sekarang. Patung memiliki dua bagian: patung perunggu St George di atas kuda berdiri di atas naga jatuh yang diukir dari dua potong batu. Pose ini sangat jarang terjadi. St George telah membunuh naga itu dan memberi penghormatan kepada lawannya dengan berdoa di atas musuh bebuyutan yang telah mati.

Zagreb Katedral

Ini adalah katedral terbesar yang ada di Zagreb. Asal mula dibangunnya katedral ini ialah pada tahun 1903, Raja Ladislaus I dari Hungaria (1040-1095) memindahkan takhta uskup dari Sisak ke Zagreb dan memproklamirkan gereja yang ada sebagai katedral. Pembangunan katedral dimulai tidak lama setelah kematiannya dan selesai pada tahun 1217 dan ditahbiskan oleh raja Andrew II dari Hungaria.

Bagian luar Katedral Zagreb

Interior dari Katedral Zagreb

Katedral ini menyimpan harta karun (riznica) berupa bejana logam, jubah liturgi dan buku-buku liturgi yang dikumpulkan selama berbagai periode. Di antara benda-benda ini yang paling terkenal adalah jubah St.Ladislaus di abad pertengahan, plenarium yang terbuat dari gadung dan relikuari-patung barok dari Raja Santo Istvan.

Nah, tentang katedral ini sudah saya tulis terpisah beberapa waktu lalu. Langsung saja cek di tulisan Ada Mumi di Katedral Zagreb? Ini ya!

Mural Gulliver

Tahu tentang Gulliver kan? Kisah petualang yang terdampar di desa liliput? Novelnya sih aslinya diterbitkan oleh dan di Inggris di tahun 1726. Tujuannya pun untuk mengkitik pemerintahan Inggris saat itu yang semakin korup. Namun ternyata, ketenaran Gulliver juga menginspirasi karya seni jalanan di Zagreb tahun 2016 silam.

Waktu saya ke sana, area ini terlihat seperti area yang terbengkalai. Ternyata benar, sebuah taman di pusat kota Zagreb bernama Perivoj biskupa Stjepana ll inilah lukisan Gulliver ini dibuat. Belakangan, taman ini dikenal dengan nama Taman Opatovina.

Mural Gullivernya

Pembuatnya adalah seniman dari kolektif kreatif Pimp my Pump, sebuah proyek yang paling terkenal karena memperbaiki pompa air tua abad ke-19 di sekitar Zagreb. Mereka membutuhkan waktu enam hari untuk melukis mural tersebut, dan mereka terinspirasi dari bentuk dinding yang memanjang.

Fotografer lokal Hrvoje Zalukar berperan sebagai model mereka. Para penulis mengatakan bahwa mural tersebut adalah ”sebuah penghormatan terhadap semua petualangan kecil dan besar sehari-hari, kegembiraan hidup dan pertemuan dengan raksasa, serta dengan orang-orang kecil – para Lilliputians.“ Mural tersebut tentu saja membawa kegembiraan bagi semua orang yang kebetulan lewat melalui taman ini.

Sayangnya muralnya tidak banyak. Jika banyak, bisa saja bakalan jadi objek wisata khusus seperti yang ada di kota Penang, Malaysia.

Gereja St. Mark

Selain Katedral Zagreb, tak jauh dari sana ada pula Gereja St.Mark yang menjadi salah satu monumen arsitektur tertua di Zagreb. Dengan adanya jendela bergaya Romawi yang ditemukan di fasad selatannya adalah bukti terbaik bahwa gereja tersebut pasti dibangun pada awal abad ke-13, begitu pula dengan denah setengah lingkaran kapel St. Mary.

Atapnya cakep banget!

Pada paruh kedua abad ke-14, gereja dibangun kembali sebelum diubah menjadi gereja Gotik dengan tiang-tiang bundar besar menopang kubah-kubah berusuk berat yang diukir dari batu dan suasana damai serta keagungan menjadi ciri interior gereja dalam kesederhanaannya. Bagian paling berharga dari Gereja St. Markus adalah portal selatannya, yang dianggap sebagai karya pematung keluarga Parler dari Praha di akhir abad ke-14.

Yang menjadikan gereja ini unik sih menurut saya bagian atapnya yang berwarna-warni. Di mana, diletakkan ubin yang disusun sedemikian rupa sehingga melambangkan lambang Zagreb dengan kastil putih dan latar belakang merah dan juga Kerajaan Tritunggal Kroasia, Slavonia, dan Dalmatia. Di bagian dindingnya juga terdapat lambang tertua Zahreb dengan ukiran yang dibuat pada tahun 1499.

Ini bagian dalam gerejanya

Saya sempat mengintip ke dalam tapi gak terlalu lama. Dari informasi yang saya dapatkan, terdapat komposisi portal gotik terdiri dari lima belas patung yang ditempatkan di sebelas relung dangkal. Di atasnya terdapat patung Yusuf dan Maria bersama bayi Yesus, dan di bawahnya terlihat Santo Markus dan Singa serta Dua Belas Rasul yang ditempatkan di kedua sisi portal (empat patung kayu menggantikan patung asli yang telah dihancurkan).

Dalam komposisi artistik dan jumlah patungnya, portal ini adalah portal Gotik terkaya dan paling berharga di Eropa Tengah bagian selatan. Walaupun gereja ini tidak terlalu besar, tapi mampu menyedot wisatawan untuk melihat lebih dekat ke salah satu bangunan bersejarah ini.

Tkalčićeva Street

Yang saya suka dari Eropa itu, kayaknya semua sudut cakep. Berjalan kaki aja bakalan nemu bangunan-bangunan yang unik dan khas. Apalagi kalau di satu kawasan jalan berkumpullah beberapa bangunan menarik seperti yang ada di Jalan Tkalčićeva.

Lorong menuju jalan Tkalčićeva

Jalan Tkalčićeva ini mebentang dari sekitar alun-alun Ban Jelačić hingga ujung utaranya di Little Street. Berabad-abad sebelum jalan yang sekarang ada, rute Jalan Tkalčićeva ditutupi oleh sungai Medveščak. Medveščak (pada waktu itu juga disebut Crikvenik atau Cirkvenik) telah menjadi pusat industri Zagreb sejak awal berdirinya kota ini, yang melahirkan banyak kincir air.

Kincir air menyebabkan perkembangan industri Zagreb, yang kemudian mengarah pada pembangunan pabrik kain, sabun, kertas dan minuman keras pertama di Zagreb dan, kemudian, industri kulit binatang. Kincir air sering menjadi sasaran perseteruan antara kota kembar, Kaptol dan Gradec.

Bangunan bersejarah diapit dengan deretan kafe

Banyak pertokoan juga

Perjanjian perdamaian tahun 1392 melarang pembangunan kincir air baru di sepanjang perbatasan kota bersama, antara ujung selatan Jalan Medvedgradska saat ini dan Alun-Alun Ban Jelačić, sehingga hanya menyisakan dua pabrik di dalam kota. Kedua pabrik tersebut dimiliki oleh biara Cistercian. Namun, keduanya dihancurkan selama penutupan sungai pada tahun 1898.

Meskipun kedua sisi sungai telah dihuni sebelumnya, penutup tahun 1898 meninggalkan jalan berskala penuh, yang diberi nama Ulica Potok. Sebagian besar rumahnya berasal dari abad ke-18 atau ke-19 dan jalanannya dilapisi kerikil dari Sungai Sava yang digali di Trnje. Sekitar pertengahan abad ke-20 dimodernisasi dan diaspal. Industri berbasis sungai dengan cepat berubah menjadi usaha kecil dan toko dan industri kulit berhenti bekerja pada tahun 1938.

Dasi dengan motif khas Kroasia

Sebagian jalannya menanjak

Selama melewati jalan ini, saya banyak mendapati para wisatawan yang asyik duduk santai berkumpul bersama pasangan/keluarga. Deretan kafe pun banyak tersedia sehingga dapat menikmati suasana kota sambil mencicipi minuman/makanan khasnya. Sayangnya, sebagai traveler mendang-mending yang dana terbatas, selama di Eropa saya hampir gak pernah ngerasain ngopi di kafenya hahaha, termasuk juga ketika mendatangi Zagreb ini. Hmm.

Funicular Railway & Lotrščak Tower

Selama keliling di Eropa saya sering melihat alat transportasi kereta gantung ini. Tidak ada yang istimewa sebetulnya sebelum kemudian diketahui jika funicular yang ada di Zagreb ini adalah funicular dengan jalur terpendek di dunia!

Jalurnya “hanya” 66 meter dan ketika tahun 1888, D.W. Klein memenangkan konsesi untuk membangun kereta gantung di Zagreb. Kereta gantung ini dibangun dan dioperasikan pada tahun 1890. Kereta gantung ini digerakkan oleh mesin uap. Hingga pada tahun 1934, tenaga penggerak uapnya digantikan oleh motor listrik.

Ini funicular terpendek di dunia

Pemandangan kota Zagreb dari atas

Pada tahun 1969 pengoperasian kereta gantung dihentikan karena alasan keamanan: sistemnya sudah usang. Perbaikan berlangsung selama empat setengah tahun, dan dioperasikan kembali pada tanggal 26 Juli 1974. Mengingat tetap mempertahankan bentuk aslinya, konstruksi dan sebagian besar sifat teknisnya, maka funicular ini diberikan perlindungan hukum dan ditetapkan sebagai monumen budaya.

Waktu saya ke sana, gak nyobain. Soalnya baru ngeh kalau ada funicular ini begitu udah sampe di Lotrščak Tower dan ternyata jadi salah satu objek wisata juga.

Romantis!

Menara Lotrščak adalah menara berbenteng yang terletak di Zagreb, Kroasia, di bagian kota tua yang disebut Gradec atau Gornji grad (Kota Atas). Menara yang dibangun pada abad ke-13 ini dibangun untuk menjaga gerbang selatan tembok kota Gradec.

Lotrščak sendiri berasal dari bahasa Latin campana latrunculorum, yang berarti “lonceng pencuri”, mengacu pada lonceng yang digantung di menara pada tahun 1646 sebagai tanda penutupan gerbang kota.

Menaranya biasa saja. Bahkan kalau mau “dinyinyirin” haha, ini mirip ruko biasa yang dikasih lubang buat burung walet bersarang haha. Tapi jelas nggak begitu karena usia menara ini sekarang adalah 758 tahun sejak dibangun pada tahun 1266 sebagai bagian benteng pertahanan untuk melawan Turki.

Lukisan yang dijual.

Pasangan yang lagi foto pre-wed

Ini sepertinya titik tertinggi kota Zagreb

Saya suka pemandangan dari atas sini. Di kejauhan terlihat pula Katedral Zagreb. Di sini juga saya gak sengaja ketemu dengan sepasang kekasih yang tengah melakukan pemotretan. Syahdu dan romants sih emang suasananya.

King Tomislav Square

Setelah drama gagal menginap di penginapan yang kami pesan, dan ujung-ujungnya numpang masak mi instan di hotel Mbak Arie, kenalan yang kebetulan lagi liburan di kota Zagreb juga saat itu, kami berjalan menuju sebuah halte untuk menjemput temannya Mbak Arie yang menyusul ke Zagreb untuk berlibur.

Nah saat menjemput teman Mbak Arie itulah kami melewati King Tomislav Square, sebuah alun-alun umum di kota dan dianggap sebagai alun-alun utama di pusat Kota Bawah Zagreb. Dari segi luas, memang jauh lebih luas ketimbang Alun-Alun Ban Josip Jelačić.

Bangunan-bangunan di sekeliling King Tomislav Square

Walau sepi tapi cahaya lampu lumayan terang

Di sini terlihat jauh lebih rapi dan terawat dengan adanya deretan pepohonan dan hamparan bunga termasuk area lanskap indah yang berfungsi sebagai tempat nongkrong untuk orang dewasa dan anak-anak. Sepetinya, ini tempat terbaik untuk berjalan-jalan di taman yang rimbun atau duduk di bangku dan mengamati orang-orang yang datang dan pergi dari Stasiun Kereta Pusat di dekatnya.

Dibangun pada akhir abad ke-19, nama Franz Joseph I diubah menjadi Raja Tomislav pada tahun 1927, mendedikasikan monumen dan landmark terkenal kota ini kepada Raja Kroasia pertama dan pendiri Negara Bersatu Kroasia.

Patung raja Kroasia pertama

Sebagai penghormatan kepada pemimpin besar, patung pemimpin bersatu menunggang kuda berdiri tegak dan dibuat pada tahun 1938 oleh pematung Robert Frangeš Mihanović, namun diyakini baru didirikan di lokasi saat ini pada tahun 1947. Ini dia patung kuda ketiga dan terakhir yang saya temui di Zagreb. Apakah ada patung berkuda lainnya? Bisa jadi ada, tapi ya, sebetulnya selama di Zagreb saya jalan aja tanpa target harus mencari semua patung yang ada di sana.

Bangunan berukuran besar berada di sekitar alun-alun. Misalnya saja paviliun seni abad ke-19 yang terletak di utara yang merupakan galeri tertua di Eropa Tenggara. Didirikan pada tahun 1898, paviliun ini dianggap sebagai ruang khusus pertama di Zagreb untuk menampilkan seni lokal dan internasional.

Saat ke sana, musim gugur dan menjelang winter. Katanya, selama musim dingin, khususnya musim Natal, King Tomislav Square dilengkapi dengan gelanggang es untuk umum, sementara pepohonan dan Paviliun Seni dihiasi dengan lampu yang paling indah. Waktu itu sih udah mulai kelihatan beberapa hiasan lampu sih.

*  *  *

Ah menyenangkan. Berjelajah di kota kecil seperti Zagreb ini selain sehat untuk tubuh, juga sehat untuk dompet haha. Walaupun beberapa tempat di atas sebetulnya bisa dieksplor lebih jauh dengan membayar tiket masuk, tapi kalau sekadar lihat dari luar sih gak perlu keluar uang sedikitpun.

Sampai jumpa lagi, Zagreb

Saat saya ke Kroasia, mereka masih menggunakan mata uang Kuna (baru di 2023 mereka memakau Euro). Dan, uang Kuna yang kami tukarkan ujungnya banyak nyisa dan jadilah dibeliin berbatang-batang cokelat buat oleh-oleh. Ketimbang gak kepake dan nyisa sampai Indonesia, ya kan?

Jika ditanya sekarang, mau gak balik lagi ke Kroasia? Mau banget. Akan singgah di Zagreb lagi sebelum mendatangi beberapa kota lain yang nggak kalah cakepnya juga.

73 komentar di “Modal Dengkul Keliling Zagreb Berburu Tiga Patung Kuda

  1. Aku denger negara Slovenia baru tadi malem kak, pas nonton bola. Dan kali kedua dengar di tulisan ini.

    Selalu seneng deh bacain pengalaman perjalanan disini.

    Btw itu memang sebersih itu kah? Dari semua foto aku sengaja nyari sampah ngga nemu, loh.. .

    Kenapa ya mereka bisa sedisiplin itu?

    Btw aku suka sama suasana Lorong menuju jalan Tkalčićeva dan titik tertinggi kota Zagreb.

    Itulah kadang negara yang kurang dikenal ternyata punya alam yang indah dan menakjubkan

    • Aku tahu udah lama. Satu-satunya negara yang punya love di namaya. sLOVEnia hwhwhw.

      Aha ya, kota-kota kecil di Eropa itu mostly bersih ketimbang kota-kota besar kayak Paris atau London. Padahal turisnya juga banyak, tapi ya mungkin lebih sadar diri dan tong sampah juga mudah ditemukan.

      Kroasia terangkat banget namanya pasca serial Game of Thrones syuting di beberapa tempat yang ada di sana.

    • Iya bener, salah satu yang aku notice itu di sana bersih banget ya. Gak kelihatan sampah berserakan. Gak kayak Paris atau London, yang di beberapa tulisan temen-temen suka banyak dimunculin deh sampah yang berserakan.

      Nah Iya Mas Yayan, aku ngeuhnya dari serial Game of Thrones. Beberapa sudut kotanya familiar.

  2. Kroasia yang ada di otakku itu adalah kotak²nya😁 sama negara eropa yang pernah ikut pildun. Pecahan Yugoslavia ini ternyata menyimpan peninggalan sejarah yang cakep² ya. Mudah²an daku bisa menyambangi negara itu juga ya aamiinn

  3. MashaAllah. Baco tulisan ini membangkitkan memori saat aku jadi pedagang asongan dengan ITPC Hungaria dari Kementrian Perdagangan. Kalo dak salah inget itu di 2016. Kami ke Budapest dan Zagreb. Sayangnyo karena jadwal yang padat, dak sempat punyo waktu banyak untuk menjelajah Zagreb.

    Yang aku inget itu adalah King Tomklav Square yang ado patung kudonyo dan pasar bunga di pinggir taman ini. Kalo dah salah di bawah taman ini ado cak pertokoan itu. Posisinyo dekat samo stasiun kereta api. Karena aku samo kawan balik ke Budapest naik kereta di dari stasiun ini. Kebetulan pulok kami tinggal di apartment yang idak jauh dari taman ini.

    Sempat jugo ke Gereja St. Mark yang bersebelahan dengan gedung parlemen, ke katedral (tapi saat itu fasad nyo lagi di revitalisasi), dan nyobain funicular setelah nyobain trem dan makan di salah satu resto Indonesia di dekat funicular itu.

    Aku sempat agak lamo melok pameran dengan beberapo UKM Indonesia di salah satu mall yang di depannyo ado bangunan-bangunan dan teras dengan gerobakan makanan. Kami pameran persis di sebelah toko H&M tapi aku lupo namo pertokoannyo.

    Ado kejadian lucu ye. Hotel atau apartment di sano kan katek lift ye. Petugas cak bellboy itu jugo katek. Jadilah setengah mampus ngangkat koper sampe lantai 3. Raso nak putus nyawo. Terus aku samo kawan jalan ke beberapo supermarket nyari air mineral botol. Lolo nian padahal kan air putih tinggal bukak keran hahahaha. Dan kami berduo jugo la beberapo kali ke Eropa. Tetap bae dak ingat kalo di sano air putih tinggal buka keran hahahaha.

    Pengen ye Yan balik lagi.

    • Penginapan pertamo yang mau aku inepi tapi dak jadi itu jugo katek lift haha, serba tanggung kali ye yuk. Nak dipasang lift gedung dak tinggi2 nian, dak dipasang lumayan jugo ngap haha

      Kebayang ini pas ikutan pameran serunyo kayak mano. Biso jelajah beberapo kota pulo sekaligus. Ngarep nian aku biso balek ke Eropa lagi. La kangen 😀

  4. Kalo saya, nama Kroasia akrab di telinga karena sempat ngikutin bola.

    Kota Zagreb di Kroasia nampaknya sangat ramah banget untuk dieksplor dengan jalan kaki, setiap sudutnya memanjakan turis, ya untuk foto-foto, ngambil foto dokumentasi arsitektur bangunannya, masih terawat dengan sangat baik bangunan-bangunan lamanya.

  5. Memang ya, dengan berjalan saja kta bakalan nemu sudut-sudut di Eropa yang cakep-cakep. Bangunan-bangunan yang unik dan khas yang sebenarnya bukan bangunan bersejarah tapi nampak terlihat indah.

    Dan setuju, mending ke kota seperti Zagreb di Kroasia ini daripada ke kota-kota besar Eropa yang ternama yang biasanya sudahlah penuh sesak, tidak lagi nyaman dan aman pun kurang ramah bagi kantong wisatawan

  6. Kalau ingat Kroasia, saya langsung ingat sepakbola. Sebetulnya bukan penggemar olahraga sepakbola. Tapi, seragamnya yang kotak-kotak merah putih jadi ciri khas dan bikin mudah diingat. Ternyata secantik itu salah satu kotanya, ya. Kelihatan tenang kalau tinggal di sana kayaknya.

  7. Saya juga bakalan betah dan membayangkan di Lotrščak Tower itu suasananya damai dan sejuk. Keren ya dari menara itu di kejauhan juga terlihat katedral

    Meski dianggap menara mirip ruko biasa yang dikasih lubang buat burung walet bersarang, tapi ternyata usianya 758 tahun lebih ya… Wow!

  8. kroasia – sepak bola- merah putih – Indonesia. Sepertinya pas ya? Hehee

    Jujur saya penasaran sama kulinernya kak, apa aja ya yg jadi makanan khasnya dan bisa diterima sama lidah orang Indonesia? Mau dong dispill

    • Sayangnya, karena alasan budget haha, selama di Eropa praktis aku gak pernah icip makanan khas lokalnya mbak. Selama di sana, beli kebab, karena murah, banyak dan jelas halalnya. Makanna lokal bisa 2 atau 3 kali harganya dari kebab.

      Termasuk pas ke Kroasia ini jadi gak nyari emang makanan lokalnya ^^

  9. Selalu suka deh kalo mampir ke blog Mas Yayan. ceritanya, foto-fotonya sangat memikat. Bikin aku ngerasa lagi ada di kota yang diceritakan. Aku sendiri selama gak terlalu tertarik ya dengan kota Zagreb. Tapi begitu lihat foto-foto di sini, gedung-gedungnya, wow. Unik dan menarik. Kota tua yang patut disinggahi mereka yang suka suka dengan kota berarsitektur begini. Eh iya, aku setuju dengan Mbak Diah, gimana dengan kulinernya. Ada yang khas kah? Kalo selama di luar negeri gitu, Mas Yayan gimana makan di sana? 😀

    • Terima kasih mbak Nia. Sejujurnya, salah satu bagian berat kalau mau nulis itu sortir fotonya hahaha, kayak mau dimasukin semua ke blog padahal gak mungkin sebab akan kebanyakan.

      Selama di Zagreb aku cuma jajan roti mbak. Selebihnya masak mie aja numpang di hotelnya Mbak Arie (aku ceritakan di atas). Jadi, gak nyicipin makanan lokalnya hwhwhw.

  10. auto searching Kroasia waktu baca tulisan ini

    karena seinget saya Kroasia pecahan Yugoslavia yang komunis, tapi kok masih ada katedral, gereja yang atapnya cakep dan patung bunda Maria

    Keren banget emang Zagreb ini, bahkan ada lukisan Gulliver. Kayanya bisa berlama-lama di kota Zagreb ya?

    3 hari cukup? 😀

  11. Aku belum pernah mendengar soal Kroasia. Makanya, agak asing saat membaca ini.

    Cuma, kalau aku dikasih kesempatan buat jalan-jalan ke Zagreb juga, paling aku yo milih mengeksplorenya dengan jalan kaki.

    Ngerasa sayang aja gitu melewatkan kota yang begitu memikat.

  12. Serasa ikut piknik saya membaca tulisan ini pelan-pelan. Dan salah satu pengetahuan baru, adalah kota-kota besar di Eropa tuh punya alun-alun. Terus saya jadi kepikiran, apakah keberadaan alun-alun di kota-kota di Jawa ini mengadaptasi konsep itu ya, karena kan dulu negara kita di jajah oleh salah satu negara Eropa

  13. Itu bangunan di belakang Patung St.George terlihat mencolok ya, gegara dindingnya penuh tanaman, hahaha.

    Memang sih, tak ada yang bisa mengalahkan keindahan setiap lekuk daerah di Eropa itu, cantik-cantik banget, dan pemerintahnya berhasil mempertahankan keindahan tersebut sampai bertahun-tahun, meski zaman semakin canggih, tidak lantas menghilangkan sisi cantik kota-kota di Eropa

  14. daku engeh Kroasia gegara nonton bola Piala Eropa dan Piala Dunia. Soalnya kerap ketemu Spanyol, jagoan daku hihi. Pokoknya khas banget itu seragam timnasnya nuansa kotak² merah putih hehe.

    kerennya di Eropa bangunan bersejarahnya masih terawat apik ya, sehingga jadi saya tarik wisatawan mana aja, buat berkunjung ke sana.

    btw, yang bahasan Mural Gulliver itu, keknya ada yang kepotong deh kak atau mungkin kelewat tulis, nama penerbit novelnya oleh siapa?

    • Memang sengaja nggak ditulis lengkap, soalnya tulisan ini mau diikutkan ke BW grup anti endorse hehe, sebab kalo nulis judul bukunya itu termasuk mengiklankan. Tapi di kolom komen aku bisa jawab. Bukunya berjudul “Petualangan Gulliver” dan ditulis oleh Dino Lingo.

  15. Pemandangannya bener-bener mirip kaya di drama Alhambra-nya Hyun Bin. Tapi Hyun Bin di Barcelona.

    Keindahan bangunan-bangunan kuno Zagreb, mashaAllaa~ luar biasa.

    Belum lagi tempat ibadahnya.
    Apa kalau masuk sedang gak ada yang ibadah?
    Jadi kepo karena kalau di film-film suka ada tuh lagi nyanyi.

    • Iya. Dan sebetulnya, walaupun lagi gak ada ibadah, tapi ada bagian-bagian yang gak semua wisatawan bisa masuk. Aku pernah ke beberapa gereja, tetap ada batasannya. Sama kayak di masjid. Masih boleh masuk, lihat-lihat tapi ada area tertentu yang dijaga biar tetap kosong dari wisatawan.

  16. Cantiknyaaa…meskipun bru bisa melihat kota eropa dari foto2 tapi selalu kagum..bangunan2 mereka ikonik semua tingi2 dan ada cirikhas eropa yang tetap dipertahankan…

    Seru ini ya mas, bisa keliling kota melihat berbagai keindahan yang ada disana hanya dengan jalan kaki jadi lebih nyaman pas ketemu yg cantik lgsg berhenti baut dokumentasi..ketemu makanan enak lgsg berhenti buat makan hehe

  17. Kerennya… setiap sudut kotanya ikonik banget. Apalagi bisa menikmatinya sambil jalan-jalan santai tanpa takut ditabrak kendaraan bermotor.

    • Aku tuh jadi inget sama video yang kutonton di Facebook kapan hari. Jadi, konten kreatornya tuh membandingkan dirinya saat liburan ke luar negeri sama saat dia di Indonesia.

      Jadi, pas dia liburan di luar negeri (mungkin bukan di Zagreb), tapi dia betah gitu jalan kaki. Meski nggak bisa dibilang dekat.

      Tapi pas nyampek Indonesia, dia ngambil paket di pos penjaga depan komplek aja kudu naik mobil.

      Mau gimana lagi ya. Kalau lagi liburan tuh berasa sayang aja ngelewatin pemandangan indah. Kayak di Zagreb ini. Setiap sudutnya menyimpan keindahan.

      • Haha kayaknya aku tahu konten yang dimaksud. Ya bener, selain di sana fasilitas pejalan kaki baik, cuaca juga menentukan. Dan juga kalau ke mana-mana naik kendaraan tuh bayarnya mahal, walau kendaraan umum sekalipun. Jadi emang bagus, penduduknya “dipaksa” untuk sehat 🙂

  18. negara2 bekas Yugoslavia memang selaluuuu menarik sejarahnya mas 😍😍😍😍.

    ini aku saluuut, karena semua penjelasan di sini detiiiiil banget, padahal mas Yayan jalan sendiri tanpa guide dan hanya jalan aja eksplor semua . Gila sih. Berarti riset banget setelah melihat trmpat2 nya ya mas?

    aku agak susah begitu. Makanya pas ke Belarus , aku Nemu banyak bangunan dan Patung to ga ngerti sejarahnya juga. Sempet cari di google lens, tp penjelasan dlm BHS Rusia, dan makin bingung pas di translate.

    hebaaat mas. 👍👍

    semua tempatnya baguuuus. Apalagi patung2 kuda yg dimaksud. Wisata begini aku suka bangetttt, jalan kaki seharian, lebih hemat dan sehat. Krn saat traveling sebisa mungkin aku ga mau skip olahraga. Cuma kalo gym ga ada, ya mau ga mau jalan kaki yg jadi andalanku.

    • Sebetulnya kalau nulis di blog gini, sangat terbantu dengan adanya foto mbak ^^ saat sortir udah kebayang itu mau nulis tentang apa atau mau khusus nonjolin bagian yang mana. Selebihnya bantuan mbak gugel haha.

      Tapi ada beberapa tempat yang aku serap infonya lebih banyak bahkan ketika masih berada di tempat itu. Tempat-tempat ini biasanya karena punya pengalaman spesial sebelumnya (sempat liat di film atau novel) lalu begitu ke sana jadinya hepi banget haha.

        • Eropa memang secakep itu ya, saya sampai bingung mau komen yang mana nih. Tapi yang paling menarik perhatian saya adalah atap gereja St. Mark yang warna warni dan membentuk lambang Zagreb 🙂 Bagian langit2 gereja itu juga salah satu yang cakep.

  19. iyaa bener Mas. Kalo di Eropa hampir semua sisi bagus dan menarik untuk difoto. Kudu siapin extra SD card biar memori Hp gak full.

    Kalo patung2 itu terbuat dari bahan apa ya?

    banyak bangunan tua di sana… penasaran cara perawatannya gimana.

    • Haha ya, harus siap memory yang banyak. Atau backupan kayak HD external. Soal bahannya, aku kurang paham. Kayaknya dari perunggu/besi gitu. Sebagian juga dari campuran tanah dan semen kayaknya.

  20. Kalau dengar nama Kroasia ingat sama sepak bola dan penggelaran Miss Universe, sangat menarik banget dan rupanya punya banyak sudut yang bagus untuk di explore ya tepatnya di kota Zagreb dan rupanya banyak kisah sejarah.

    Seneng deh kalau baca detail dan penjelasan tiap bangunan dan tiap sudut yang memang memiliki kisah bahkan sejarah di dalamnya, di sampaikan secara gamblang dan mudah di pahami.

    Eropa memang selalu jadi negara yang rekomen buat dikunjungi. Bahkan mengelilingi kota Zagreb pun bisa modal dengkul, auto sehat dan dapat banyak insight bermanfaat serta jepretan keren pastinya.

    Semoga segera bisa kesana lagi ya 😇.

      • Bukan diadakan di sana sih, aku inget salah satu pesertanya ada dari Negara Kroasia. Entah kenapa terngiang-ngiang banget pas ia menunjukkan bakatnya di ajang bergengsi tersebut. Kalau di tanya tahun berapa agak lupa tahunnya 😅

  21. Saya langsung bisa menikmati tata kota Zagreb, Kroasia, tapi tidak dengan berjalan kaki, alias duduk manis depan laptop.

    Memang ya, sudut-sudut kota di negara-negara Eropa itu udah cantik alias kerasa banget arsitekturnya bener2 memadukan mahakarya dan seni. Plus juga banyak memuat nilai-nilai historis.

    Ditunggu edisi ngopi-ngopinya Kang, hehe.

  22. Kroasia adalah salah satu negara di Eropa yang pengen aku samperin, semoga bisa terwujud. Tiap sudut bangunan, sudut kotanya yampunn pengen foto-foto terus, bangunannya juga estetik

    apalagi kalau ada spot menikmati zagreb dari ketinggian plus bisa sunsetan, cakep bener

    naik funicular jadi inget funicular yang di Penang Hill, tapi sayangnya yang di Zagreb ini jalurnya pendek ya,kan nggak bisa lama-lama menikmati area yang dilewati sama funicular ini

    • Dulu pas ke Penang aku malah gak ke Penang Hill hiks, nyesel juga karena cuma ke Kek Lok Si Temple. Padahal pengen ngerasain funicularnya juga.

      Amiin, semoga nanti bisa ke Kroasia dalam waktu dekat.

  23. Mas, maaf banget aku random banget nih. Bener ga sih orang-orang sana kalo ngomong suaranya kayak serangga?
    Ahahaha, soalnya aku pernah baca, orang polandia katanya kedengerannya kayak gitu. Apa jangan-jangan kroasia juga sama.

    Salut sih sama negara yang bisa merawat gedung-gedung lamanya kayak gini. Jadinya tiap sudutnya tuh selalu punya khas tersendiri, dan akhirnya jadi daya tarik juga buat pariwisata. Andai negeri konoha bisa demikian juga ya mas.

    Btw saya kalo lagi maen PES (2013) itu dulu suka maenin klub Dinamo Zagreb, hehehe

    • Aku gak ke Polandia, tapi ada satu temen jalan dulu ngomongnya normal aja haha. Di Zagreb orang-orangnya juga ngomong kayak biasa sih, aku malah baru denger kalau ada anggapan suara mereka kayak serangga hwhw.

  24. indah ya kotanya biarpun modern, tapi bangunan peninggalan sejarah tetap terpelihara bukannya diruntuhkan terus bangun lagi yang modern dan membosankan tampilannya seperti di sini…

  25. Aseli aku gak pernah bosen di dongengin sama omduut.

    Omdut memang kalau travelling gak mau foto selfie-kah?
    Huhuhu.. uda terlalu mainstream yah..??

    Suka juga jalan-jalan ke Zagreb karena hemat pengeluaran.
    Kalau ada cafe gitu, gak pingin nongkrong kah?

    Pingin tau omdut makan apa selama di Zagreb.

    Patung kudanya sungguh megah yaa..
    Ibukku pas ke Loughborough juga gitu ceritanyaa.. kotanya kecil, dek.. ada patungnya Robin Hood.

    Jadi ngebayangin orang Eropa zaman dulu memang persis kayak Zorro gitu yaa…?
    Pake kuda, sebuah lambang kekuatan dan kekuasaan.

    • Haha bukan gak mau, tapi HPku jelek dan waktu itu jadul banget (yang ironisnya pas di Eropa ini rusak parah dan sesampai di Indonesia beli baru. Kalau tau bakalan rusak mending beli dulu jadi pas di Eropa lebih bagus hasil fotonya hwhw).

      Waktu di sini cuma jajan beli roti aja di salah satu kedai, cuma gak sampe nongkrong.

      Dan ya orang Eropa kebanyakan tinggi, miriplah sama Zorro haha.

  26. baru kali ini nih aku lihat penampakan kota zagreb dan cakep yaa. memang dari dulu aku selalu suka sih sama bangunan-bangunan eropa kayak gini. hehe. untuk tempat wisata kayaknya belum banyak yang nulis ya, yan di kroasia ini apa aja?

  27. Lihat rangkaian gambarnya, indah sekali, dapat sekali suasana vintage negara-negara Eropa sana Mas Har, semoga oneday bisa keliling Kroasia.Dulu sering lihat pemandangan Zagreb ini di beberapa channel TV luar, ternyata Mas Har sudah ke sana. Pengen befoto di Pietra kayaknya cakep ya, unik dan ikonik soalnya. Slovenia dan Hungaria juga menjadi negara impian saya, karena dulu ada kakak kelas dari sana dan sering cerita negaranya ini

  28. Seru yaah, kalau ke King Tomislav Square pas musim salju.
    Berasa jadi Elsa sama Anna sambil nyanyi “Do you wanna build a snowmaaaan…”

    King Tomislav Square cantik di segala musim yaah..

  29. Mas semua pengunjung itu boleh masuk ke Zagreb Katedral ya atau memang dibatasin, suka banget kalau lihat tempat ibadah semua agama gini kayak unik-unik setiap negara itu, dan kalau bisa masuk dan foto-foto disini seru banget ya

  30. Ping balik: Kepincut Heidelberg Sejak dari Alam Bawah Sadar! | Omnduut

Tinggalkan Balasan ke lendyagassi Batalkan balasan