Pelesiran

Blusukan di Natural History Museum dan Science Museum di London

Saat merencanakan perjalanan ke London, saya udah siapkan waktu satu hari khusus untuk jelajah museum-museumnya. Secara ya saya emang suka banget sama museum karena saya merasa masuk ke lorong waktu dan bisa belajar sejarah dengan lebih menyenangkan saat berada di sana. Nah, di sekitaran kawasan Kensington, London, berdiri beberapa museum yang sudah saya incar sejak awal.

Maunya sih di setiap negara yang saya datangi, saya bisa main ke museum-nya. Sayang, di negara-negara lain biaya masuk ke museum itu lumayan mahal. Kayak di Amsterdam dan Paris. Mau banget masuk ke beberapa museum, tapi ya monmaap, karena saya budget eh traveler kere, saya jadi urung masuk ke dalam saat tahu tarifnya hahaha.

Makanya, pas tahu museum di London terbuka untuk umum dan GRATIS saya tidak mau menyiakan kesempatan itu. Jadilah, saya merencanakan kunjungan ke Natural History Museum, Science Museum dan Victoria and Albert Museum. Saat berkunjung ke sekitaran Trafalgar Square sehari sebelumnya, saya juga minta masuk ke The National Gallery. Sayang sudah kesorean dan tutup.

Melongo di Natural History Museum

Dengan menggunakan tube dari kediaman host, saya tiba di stasiun Kensington dan hanya butuh berjalan kaki sebentar untuk menjangkau keberadaan museum-museum yang terletak berdampingan ini. Tujuan pertama saya ke Natural History Museum, yakni museum yang dibangun pada tahun 1873 hingga tahun 1880. Walau begitu, museum ini baru dibuka setahun kemudian dan proses kepindahan koleksi benar-benar baru selesai pada tahun 1883.

Bagian depan Natural History Museum

Dari luar saja bangunannya cakep dan megah banget! Sekilas sih seperti gereja karena pintu gerbangnya ada 2 menara di sisi kiri dan kanan.

Saat masuk, saya agak deg-degan sih, takut disuruh bayar haha. Untungnya informasi yang saya dapatkan sesuai jika museum di London emang gratis walaupun di pintu masuk ada kotak-kotak donasi dan ada petugas yang mengarahkan pengunjung untuk berdonasi. Tapi, sebagaimana kebanyakan pengunjung lain, cukup dijawab dengan senyum saja hehehe.

Begitu masuk, di sisi kiri udah nampak patung kerangka hewan. Museum ini memang rumah bagi spesimen ilmu bumi yang memiliki sekitar 80 juta item dalam lima ruang koleksi utama yakni botani, entomologi, mineralogi, paleontologi dan zoologi. Begitu maju sedikit menuju hall utama –Hintze Hall, terlihat ada kerangka paus biru yang sudah terinstalasi di langit-langit museum sejak tahun 2017. Paus biru ini dinamakan “Hope”.

Koleksi yang dipajang di dekat pintu masuk

Ukuran asli paus biru. Ya, sebesar ini!

Yang putih di tangga itu patung Charles Darwin

Ada banyak sekali hewan-hewan yang diawetkan di museum ini. Di satu sisi kasihan juga, tapi di sisi lain ya memang tujuannya untuk pendidikan. Di lantai 2 misalnya, ada satu lorong yang berisi aneka jenis unggas. Saya yang biasanya cuma ngeliat ayam dan burung yang hidup di Indonesia langsung takjub karena ternyata varian ayam ini buanyak banget!

Oh ya, spesimen yang dikumpulkan oleh Charles Darwin juga ada di museum ini. Makanya, ada patung Charles Darwin berdiri tegak di tangga menuju ke atas. Museum ini juga sangat terkenal karena memiliki pameran kerangka dinosaurus. Bahkan, di satu ruangan khusus terdapat robot dinosaurus yang dapat bergerak sendiri.

Jenis-jenis unggas yang dipamerkan.

Nah di belakang saya itu area unggas.

Ini ayamnya Indonesia banget hehe

Museum ini gede banget! Tiap-tiap ruangannya ada tema khusus dan semuanya menarik. Saat saya ke sana, ada banyak rombongan anak sekolah yang melihat koleksi yang ada dengan antusias. Nah loh, saya jadi kepikiran sama sekolah di Palembang ini. Ada gak ya program kunjungan ke museum? Padahal biaya masuk museum di Indonesia ini, khususnya pelajar murah banget!

Bagian lain yang ada di museum ini ialah perpustakaan yang berisi buku, jurnal, mauskrip dan koleksi karya seni yang terkait dengan penelitian departemen ilmiah. Tapi, akses ke perpustakaan ini memang butuh izin khusus karena tidak dapat dimasuki sembarang orang.

Salah satu sudut ruangan di Natural History Museum. Kayak Hogwarts gak sih?

Ini si Dino-nya bergerak!

Telur Dino.

Tapi tenang aja, 4 zona lainnya sangat terbuka kok untuk umum. 4 zona tersebut kalau dirangkum jadinya seperti ini. Pertama, Red zone tempat bagi earth hall (tulang Stegosaurus adanya di sini), human evolution, earth’s treasury, volcanoes and earthquakes, dsb. Kedua, Green Zone tempat bagi pameran unggas, fosil reptil, creepy crawlies, dsb.

Dua zona terakhir yang ketiga, Blue Zone tempatnya dinosaurus, ikan, ampfibi, human biology (tempat saya nemu patung penetrasi hwhw), hewan laut, mamalia, dsb. Dan zona terakhir yakni Orange Zone tempat bagi taman hewan liar dan Darwin Centre.

Berada di Zona Biru hehe

Ntah berapa jam saya berada di museum ini. Berhubung hari itu Jumat dan mau salat Jumat, saya dan adik memutuskan untuk keluar dan mencari masjid. Nemu sih masjid kecil tak jauh dari museum, tapi ternyata nggak dipakai untuk salat.

“Kalau mau solat, ke Imperial College saja, ya. Kami biasa pakai aulanya untuk salat Jumat,” ujar salah satu pengurus masjid.

Area serangga ada di sini.

Tulang apa ini hayo?

Area lain di museum.

Lokasinya sih dekat. Tepatnya berada di bagian belakang Natural History Museum. Jadilah, saya dan adik salat Jumat dulu di sana sebelum kemudian beranjak ke museum lainnya yang berada masih di sekitaran Kensington, London.

“Terbang” di Science Museum

Lokasi Science Museum ini berada di samping Natural History dan didirikan pada tahun 1857 dibawah prakarsa Bennet Woodcroft dan memiliki koleksi Royal Society of Arts. Koleksinya juga banyak, ada sekitar 300.000 item, termasuk yang terkenal seperti Stephenson’s Rocket, Puffing Billy (lokomotif uap tertua yang masih hidup), mesin jet pertama, modul perintah Apollo 10,  rekonstruksi model Francis Crick dan James Watson DNA.

Bagian depan Science Museum

The spinning globe

Suka banget liat tumpukan mobil ini.

Koleksi lain misalnya beberapa mesin uap generasi awal, termasuk contoh mesin uap New Comen, yakni mesin uap pertama di dunia. Ada juga mesin Charles Babbage, prototipe pertama dari jam 10.000 tahun Log Now dan juga dokumentasi mesin tik pertama.

Yang paling saya suka sih, galeri penerbangan yang berada ujung barat lantai tiga. Jadi, pesawat terbang dan helikopter berukuran asli. Termasuk Vockers Vimy (1919) milik Alcock dan Brown, pejuang Spitfire dan Hurricane serta sejumlah mesin pesawat dan bagian lintas Boeing 747.

Ini pesawatnya asli loh.

Banyak banget jenis-jenis pesawat dipamerkan di sini.

Komponen-komponen pesawat.

Nggak kebayang kalau ajak ponakan ke sini, pasti dia seneng banget secara kita berdua suka ngomongin pesawat terbang walaupun nggak ngerti-ngerti banget dengan tipe-tipe pesawat yang ada di dunia ini.

Di Museum Science ini saya ketemu juga satu kawasan yang seru, yakni area yang menampilkan jenis-jenis bencana alam di dunia, termasuk gempa bumi. Jadi, ada satu panggung/ruangan kecil yang diset semacam swalayan di mana jika pengunjung berada di sana, maka akan merasakan getaran dari gempa bumi.

Info tentang gempa bumi

Kalau berdiri di sini, bisa ngerasain getaran gempa

Ironisnya, di papan info mengenai tsunami saya dapat melihat foto-foto bencana tsunami Aceh tahun 2006 lalu. Ah jadi pingin ke Aceh dan datang ke Museum Tsunami yang ada di sana. Udah kepingin lama, sih. Dulu cuma sempat ek Takengon-nya aja dan belum kesampaian mampir di Banda Aceh-nya.

Lantai dasar museum.

Kayak roketnya Doraemon gak sih? hehe.

Hari sudah sore saat saya keluar dari Science Museum ini. Mau ke Victoria & Albert Museum udah nggak keburu karena emang di dua museum sebelumnya saya jalan santai dan berusaha menikmati tiap koleksi yang ada di sana. Nggak apa-apa, biar saya ada alasan untuk kembali ke London, kan? 🙂

PS: Percuma je = Gratis!

48 komentar di “Blusukan di Natural History Museum dan Science Museum di London

  1. Arsitektur Natural History Museum klasik banget. Aku langsung inget aula di film° Harry Potter. Keren bangetlah, apalagi gratis. Bentuk banget itu, kalau untuk masuk musium memang harus murah, gratis lebih bagus. Sedangkan masuk ke arsip jurnal dan sebagiannya harus ada akses khusus. Ini sistemnya keren.

    Eh jadi penasaran sama zona biru.

  2. Selama ini sering denger kalo diluar itu masuk ke museum-nya mahal. Ya, bikin sedih sih, karena suka banget ke musem kayak Kak Yayan wkwk. Memang jalan-jalan ke museum memberikan sensasi sendiri. Kabar baik nih di London ternyata gratis, tinggal usaha nabung dan doa buat ke London nya haha. Thanks Kak Yayan sudah ngajak jalan-jalan ke London kali ini!

  3. Ya ampuuuun buaguuus byangetttt mas museumnya. Aku pikir pun gereja td. Pasti bakal aku datangin museum2 nya kalo ntr ke Inggris. Itu tulang beruang yaaa di foto yg keberapa td? Aku salfok Ama tulang tangannya. Tulangnya aja Segede ituuu huahahahah. Sereeeem :o.

    • Dijamin bakalan menyenangkan 🙂

      Btw, itu Megatherium americanum atau Megatheriidae yakni keluarga sloth tanah yang punah yang hidup sekitar 23 mya — 11.000 tahun yang lalu. Sekilas mirip beruang emang mbak 🙂

  4. Blusukan di museum itu menyenangkan, apalagi kalau gratis…#eh
    Aku ngerasa museumnya lebih terawat dan menarik, kadang iri ngeliat museum di luar negeri yang canggih dan kayaknya kalau anak kecil masuk situ kerasa amaze banget deh

  5. Percuma je bisa dapet segini kerennya ^^ mantapp poll om..
    semakin lihat fotonya semakin mupeng. Settingan suasananya berasa ga bakal pengen cepet-cepet ninggalin tempatnya. kalo bocah sampe lihat si dino begini malah ga ngajak balik nih 😀

  6. skeleton raksasa itu keren bgt sih. aku kyaknya pernah nonton film yang syutingnya di tempat ini deh lupa judulnya hehe..
    di palembang udah ada deh kunjungan ke museum untuk anak2 sekolahan. dulu pernah molly pas sekolah ikutan study tour mengunjungi museum gtu. tapi syg museum kita khususnya di palembang nggak sekeren yg ada di london. terakhir menjelajah museum bbrp tahun lalu, pas sampe disana ehh lampunya dimatiin semua masa? pengunjung ya gelap2an masuk ke dalam.

  7. Impain aku banget ke Natural History Museum dan Science Museum ini, Kak. Kalo lihat rangka hewan laut di atas jadi ingat waktu masuk museum maritim di Brunei, tapi sayang gak boleh difoto. Oh iya, apakah kedua museum di atas ada koleksi yang gak boleh difoto juga, Kak? Dan arsitektur gedung meseum2 di atas intgramable nan klasik, yakin deh kalo di Indo pengunjungnya rame anak muda & jadi tempat prawed #Eh

  8. Pertama baca judulnya langsung melongo “aaah Londoooon. Keren amaaat sih. Mauuuu” hhhaha
    Suka salah fokus emang aku ini

    Bahas soal museum, aku juga suka berkunjung ke museum gitu, tapi liat dri cerita kakak, takjub banget deh liat museumnya. Bersih dan terawat ya kayanya.

  9. Jadi serasa ikut jalan-jalan ke museum sama mas Yayan 😁

    Soalnya saya jarang ke museum tapi setelah baca tulisan lengkap bin detail plus foto-fotonya yang bagus, saya jadi mau juga mampir ke museum. Penasaran sama Natural History Museum-nya, bagus banget dan besar banget sepertinya 😆

  10. Pacak dak galak balek Ara men la di sini, Kak.

    Btw itu Hope si Paus Biru kalo (Amit Amit) gempa, terus nyampak cakmano lah ye…ngeri nian sebesak itu …polagi kalo lagi banyak pengunjung ….

    (Kumat anxiety 😅)

  11. Wah anakku pasti seneng nian men pacak diajak ke museum yang ado tulang paus biru
    dulu cuma sempat ngajak ke museum geologi terus girang dio lihat replika tulang dinosaurus

  12. Sebagai orang yang suka sejarah dan museum, sumpah! Saya ngiler Mas liat museumnya dan koleksi-koleksinya itu. Apalagi saat tau biaya masuknya itu gratis, duh… Jadi pengen ke sana.

  13. Pas ke London, teman kami nawarin untuk main ke museum-museum ini karena gratis dan bagus. Tapi karena gak terlalu betah di museum (aku khususnya), jadi gak mampir wkwk. Dan bagus ternyata dalamnya ya, Mas Yan.

    Gak tempe kalau di Palembang, tapi sekolah-sekolah di Jabodetabek suka nih ajak anak murid main ke museum. Dulu pas aku kecil, diajak main ke Keong Mas, Monas, terus kalau Mas Gepeng yang sekolah di Jogja, suka ke museum gamelan atau wayang. Bagus buat pelajaran story telling soal sejarah sekaligus menghidupkan museum karena memang gak begitu diminatin yah.

    Mungkin kalau ke Palembang, diajak main ke Pulau Kemaro kali yah. Enak bisa sekalian naik kapan hihihi.

  14. oohh jadi percuma je ini = gratis hehehe
    aku kira judulnya, masuk ke museum tapi dibilang percuma, lah begimana,ehhhh ternyata hahaha

    suka ngeliat tipe bangunan yang megah kayak gini, pilarpilar tinggi, museum aja bisa seastetik ini.
    belom kesampaian ke museum angkot disana, di malang dulu bisa jadi kali ya, ke museum angkot batu

  15. Dulu sebelum Hope dipasang di Hintze hall di situ dipasang rangka dinosaurus namanya Dippy. Sekarang Dippynya pindah rumah, diganti sama Hope. Untungnya kesan majestiknya tetap terasa ya. Hehe.

    • Barusan aku cek soal Dippy, ternyata ditempatkan di lantai ya. Menarik juga walaupun yang Hope ini juga sama kerennya. Bahkan takjub bisa digantung di langit-langit haha. Makasih informasinya ya 🙂

  16. Mz ga ke British Museum? Waktu itu sy milih antara british museum atau natural museum ini, akhirnya sy putusin ke british musem, tapi trnyata natural museum bagus jg ya.

  17. Ping balik: Menikmati Kelabu di Langit Budapest | Omnduut

  18. Ping balik: Serba Percuma di London | Omnduut

Tinggalkan Balasan ke omnduut Batalkan balasan