Pelesiran

Bukti Bahagia Bersama AirAsia? Dua Antologi Tercipta!

AirAsia membelah langit saat akan mengantarkan saya ke destinasi impian saya lainnya: Jaipur, Rajashtan, India.

“Enak banget sih jalan-jalan mulu! Anak sultan, ya?”

Muahaha! Itu dia komen yang sering saya dapatkan dari netijen di sosial media. Terutamanya di instagram tempat saya biasa pamer foto-foto hedon jalan-jalan saya. Pinginnya sih jawab, “iya, saya kan Pangeran Ababwa!” biar gantengnya 11-12 sama Aladdin maksudnya. Tapi, kan ya gak mungkin hwhw. Wong aslinya saya orang biasa yang kalau mau jalan-jalan, ya mesti usaha dulu.

Well, kalau mau jalan-jalan itu cara yang paling mudah ialah dengan menabung. Percayalah, nggak ada yang mengalahkan rasa puasnya berhasil mendatangi destinasi impian karena usaha sendiri. Tapi, saya sendiri beberapa kali berkesempatan jalan-jalan gratis.

“Ajarin dong gimana caranya bisa jalan-jalan murah atau gratisan!”itu komen orang-orang saat mengetahuinya.

Jodhpur, yang menjadi lokasi syuting beberapa film akhirnya berhasil saya datangi, yeay!

Untuk pelesiran gratisan sebetulnya banyak banget caranya. Kalau kayak saya, ya harus menang kompetisi berhadiah jalan-jalan dulu. Tapi banyak kok temen saya yang lain bisa jalan-jalan gratis hanya karena berprestasi. Misalnya dia suka nari atau drama dan diseriusin. Bisa loh pentas sampe ke luar negeri. Ada yang bisa pelesiran modal bertanding cabang olahraga misalnya, itu juga bisa. Intinya sih memaksimalkan potensi yang ada.

Kalau saya, memang sejak dulu suka baca buku. Trus nyoba nulis dan ikutan lomba. Kalah? Oh jangan ditanya. Sering banget! Tapi ya saya terus belajar dari kegagalan hingga kemudian saya berhasil memenangkan beberapa lomba. Soal hasrat kuat jalan-jalan juga mungkin karena sudah dipupuk sejak kecil sama orang tua. Dulu, kalau saya ranking, hadiahnya ya, jalan-jalan.

Saya sejak dulu juga suka baca komik atau novel petualangan yang setting-nya dari Indonesia hingga ke negara lain. Saya juga sudah ngumpulin prangko, mata uang asing, kartu telepon, kartu pos hingga… booklet yang saya ambil di pameran-pameran wisata hehe. Tapi, saya cuma seseorang yang berasal dari keluarga biasa-biasa saja yang rasanya dulu nggak mungkin bisa ke luar negeri.

Saya saat berada di Golden Temple, kuil paling suci kaum Sikh.

Eh tapi mungkin karena mestakung ya, saya pada akhirnya bisa ke luar negeri, tepatnya ke kota Bangkok, ya karena menang lomba nulis. Coba, siapa sangka, saya yang anak kampung ini akhirnya bisa jalan-jalan ke satu tempat baru hanya karena sebuah perlombaan.

Saya Sakit Hati!

Paspor saya akhirnya ternodai stempel imigrasi Bandara Suvarnabhumi pada tahun 2013. Sejak itu, hasrat jalan-jalan saya kian memuncak. Tapi, lagi-lagi semua masih terasa jauh dari jangkauan saya. Padahal, ada satu destinasi yang ingin sekali saya datangi: INDIA. Sebabnya? Hehe, sejak kecil saya suka nonton film bollywood!

Ahlan, Alam Khan (driver selama di kota Agra), saya dan Indra akhirnya bisa berfoto dengan latar belakang Taj Mahal. Rasa mau nangis waktu itu karena nggak nyangka bisa sampai ke sini!

Tapi, siapa yang mau ngajakin saya ke India, coba? Iya sih, saya sudah pernah ke luar negeri. Tapi kan semuanya diurusin sama orang. Ibaratnya tinggal bawa badan aja. Nah, saya maunya bisa jelajah banyak tempat di India, nggak hanya melihat Taj Mahal semata. Lagian, tiket pesawat ke India kan ya mahal, hiks. Dulu, saat kuliah saya ada satu teman keturunan India yang saat saya tanya berapa harga tiketnya, dia bilang, “lumayan, sih. Bisa 10 jutaan sekali jalan.”

Duhai, duit dari mana coba?

Tapi impian itu seakan kian mudah dipeluk saat saya tahu AirAsia telah membuka beberapa rute penerbangan menuju beberapa kota di India. Untuk harga normalnya pun jauh tergolong murah! Jauh banget dari gambaran yang diberikan oleh teman saya dulu. Namun, lagi-lagi saya gamang. Saya belum senekat itu buat ke India seorang diri. Apalagi konon kehidupan di sana cukup keras. Banyak tindak kejahatan yang menimpa para turis.

Saya lantas mengontak beberapa teman yang saya tahu suka sama India dan berencana ke sana. Dengan tulus saya minta, “nanti kalau jalan ke India, ajak saya, ya, please.

Suasana di Old Delhi, India.

Mereka sih jawabnya iya. Tapi, ujung-ujungnya mereka berangkat bareng teman-teman lain tanpa saya. Haaa, sedihnya bukan main. Padahal, sebagai seorang teman jalan, saya ini nggak neko-neko kok, suer. Ingin rasanya saya teriak, “sumpah, saya nggak akan ngerepotin, kok. Saya hanya mau jalan-jalan.” Err, paling saya ngorok aja kalau tidur dan makannya banyak hwhwhw.

Hari berganti hari, tiba-tiba saja saya mendapatkan info kalau AirAsia tengah kasih harga promo termasuk rute penerbangan dari Kuala Lumpur ke Kolkata. Saya iseng ngecek tarifnya di situs AirAsia.com dengan hati berdebar. Dan, benar saja! Tiketnya murah banget. Coba bayangkan, untuk rute Kuala Lumpur ke Kolkata pulang pergi, tiketnya seharga Rp.1.600.000-an saja!

Berkat AirAsia, saya bisa menyentuh salju pertama saya di Kashmir, India! picture by Ahlan.

Saya berkesempatan juga main ke kebun tulip terbesar di Asia yang ada di Srinagar. Gak perlu jauh ke Belanda buat lihat bunga tulip, yeay! picture by Ahlan.

Saat itu saya tergabung di beberapa grup perjalanan. Saya kenal satu orang yang punya impian menjelajah India sama seperti saya. Indra namanya. Saya utarakan tentang kemungkinan kami traveling bersama. Eh ternyata gayung bersambut. Ajakan saya ditanggapi dengan serius sama Indra. Belakangan, Indra juga mengajak Ahlan untuk jelajah India bareng. Voila, Ahlan bersedia!

Catat! Kami tinggal di kota yang berbeda. Saya di Palembang, Indra di Bandung dan Ahlan di Aceh. Dan, kami belum pernah bertemu sama sekali sebelumnya! Hanya kesamaan minat yang membuat kami nekat merencankan perjalanan ini.

Kami gerak cepat menentukan kapan kami bisa berangkat dan berapa lama durasi perjalanan. Setelah berdiskusi sambil memantau tanggal yang tersedia harga promonya, lalu, ditentukanlah tanggal 6 April 2015 hingga 26 April 2015 sebagai waktu kami akan memulai petualangan. Hoho, lumayan lama ya? Sekitar 3 minggu. Bahkan, saya dan Indra lebih nekat lagi! Kami berencana untuk traveling berdua seminggu lebih awal ke Singapura dan Malaysia.

Tadinya saya mau berangkat dari Palembang menuju Kuala Lumpur yang menjadi kota titik pertemuan. Tapi, setelah saya cek ternyata tiket AirAsia dari Bandung ke Singapura murah banget! Rp.216.000 saja! Wah, saya kan jadi ada alasan untuk main-main dulu ke Jakarta dan Bandung kalau begini hahaha. Kebetulan di waktu yang bersamaan ada kopdar nasional dari Komunitas Postcrossing Indonesia di Monas, Jakarta. Jadilah saya memantapkan hati untuk melipir ke Jakarta dan Bandung dulu.

Ini dia rincian penerbangan saya di tahun 2015. Bayangkan! anak kampung seperti saya bisa keliling beberapa destinasi dengan sehemat ini!

Saya dan Indra memutuskan untuk berangkat seminggu lebih awal yakni tanggal 31 Maret 2015. Nah, kami punya waktu seminggu untuk keliling kota di Singapura dan Malaysia. Kami juga rajin memantau tiket promo. Pas banget, banyak rute penerbangan dalam negeri di Malaysia yang tiketnya murah abis. Bayangkan, kami dapat tiket ke Penang dan Langkawi dengan harga masing-masing 47 ringgit atau sekitar Rp.164.000 saja!

Saya, si anak kampung yang tadinya merasa nggak mungkin bisa backpacking eh tahu-tahu sudah memesan 7 tiket pesawat AirAsia. Jiwa petualangan saya mendidih. Dan, begitu perjalanan itu selesai dilakukan sungguh jadi pengalaman luar biasa bagi saya. Ada banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari sebulan berkelana di negeri yang baru. Satu hal yang pasti, sejak itu, saya makin ketagihan menjelajahi destinasi baru!

Terbang Mudah Bersama AirAsia

Sejak awal, saya merasakan begitu banyak kemudahan terbang bersama AirAsia. Dari proses pemesanan misalnya, cukup modal klak-klik di situs AirAsia.com atau menggunakan aplikasi AirAsia saja. Udah gak zaman mesti datang ke agen penjualan tiket, toh semua dapat dilakukan secara mendiri! Pembayarannya sih dulu saya pakai kartu kredit. Begitu proses pembelian selesai, dalam hitungan menit, e-ticket-nya sudah terkirim di email saya. Simpel!

“Wah jadi harus punya kartu kredit ya?”

Oh tentu saja nggak. Bisa kok pilih jenis pembayaran lain. Dulu saya pilih pembayaran pakai kartu kredit biar sekalian ngumpulin poin BIG-nya. Lumayan, kalau poinnya sudah terkumpul, maka dapat ditukarkan dengan tiket penerbangan. Saya sudah menjadi anggota BIG sejak lama. Keuntungannya, saya mendapatkan priority access saat promo Free Seat berlangsung.

Keanggotaan BIG saya. Poinnya lumayan tuh, bisa saya tukarkan ke tiket liburan lagi nantinya.

Dengan menjadi anggota BIG, saya juga secara rutin mendapatkan newsletter berisi informasi promo ke email saya. Poin BIG-nya dapat ditukarkan juga ke beberapa cinderamata, loh. Nah, jika kalian sudah terdaftar di keanggotaan maka setiap terbang kalian akan mendapatkan poin. Sekarang AirAsia juga bekerja sama dengan beberapa e-store seperti lazada, blibli, zalora dsb, sehingga setiap kali belanja seharga kelipatan tertentu akan dikonversikan menjadi BIG poin.

Tahu apa yang lebih asyik lagi? Kebetulan bank tempat saya menabung juga bekerjasama dengan AirAsia. Beruntung, dari transaksi perbankan yang saya lakukan, saya mendapatkan poin bank yang juga dapat dikonversi menjadi BIG Point-nya AirAsia. Haaa, menyenangkan, bukan! Lengkapnya bisa cek di sini, ya!

Aha! ini dia cara pemesanan tiket AirAsia. Mudah banget! (Bagian 1)

Proses pemesanan tiket AirAsia dapat dilakukan melalui situs AirAsia.com atau aplikasi AirAsia. (Bagian 2)

Setelah proses pembelian selesai dan mendekati proses keberangkatan ada satu hal yang saya suka dari AirAsia yakni fasilitas web check in-nya yang sudah bisa dilakukan bahkan 2 minggu sebelum terbang! Kalau maskapai lain, paling banter 24 jam sebelum, yekan.

Begitu proses check in sudah dilakukan, maka kursi atau tempat duduk sudah berhasil didapatkan secara acak. Eh, bagi yang butuh posisi tempat duduk tertentu, bisa banget untuk membeli kursi. Hal ini pernah saya lakukan dulu saat akan ke Hong Kong. Saya harus berpindah pesawat dan terminal. Karena waktu mepet, saya jadi beli aisle seat alias kursi lorong di bagian depan agar saya bisa segera loncat dan lari begitu pesawat mendarat dan pintu pesawat dibuka oleh pramugarinya.

Boarding pass perjalanan saya terakhir bersama AirAsia.

Boarding pass-nya pun saya cetak sendiri modal printer di rumah. Bagi yang nggak sempat cetak, nggak apa-apa juga karena di bandara tersedia kios check in­ yang dapat digunakan secara gratis! Nah, di tahun 2015 itu, di bandara Husein Sastranegara, Bandung, saya memulai perjalanan dengan sangat lancar. Pengalaman saya dengan fasilitas web atau kios check in nggak pernah ada masalah.

Begitu sampai di pesawat, pramugari yang geulis­ sudah bersiap menyambut saya dengan senyum manisnya. Perjalanan 1 jam lebih menuju Singapura berlangsung menyenangkan. Yeay, saya ke luar negeri lagi!

Terus terang, saya baru mengenal konsep maskapai low-cost ya dari AirAsia ini. Bagi traveler berbudget pas-pasan kayak saya, harga tiket murah yang ditawarkan itu membantu sekali. Kasarnya nih ya, tanpa promo aja udah murah, apalagi kalau lagi promo, wah bisa-bisa kaget saking murahnya!

Dan, AirAsia ini rajiiiin banget kasih promo. Rasanya, setiap periode tertentu berbagai promo diberikan. Terutama promo bagi-bagi kursi gratisnya yang sering dijadikan ajang rebutan bagi sesama traveler hahaha. Tapi ya nggak mesti khawatir karena stok kursinya banyak. Asal rajin utak-atik tanggal saja.

1

Sebagian kecil promo yang diberikan oleh AirAsia. Bayangkan betapa banyak orang yang dibahagiakan karena hal ini 🙂

Masih tentang konsep low-cost airlines di mana bagi yang baru pertama kali naik maskapai low-cost bisa jadi kaget akan beberapa hal, misalnya saja….

“Oh bawaannya hanya dijatah 7 kg ya?” atau, “kok di pesawat nggak dikasih makan, ya?”

Nih saya kasih tahu, ya. Saya sih, mau jalan seminggu atau sebulan, bawaannya tetap sama! Yakni bermodal backpack atau ransel ukuran 40 liter andalan saya jika diisi penuh pun beratnya ya sekitar 7 Kg saja kok. Asyiknya, untuk rute domestik AirAsia masih memberikan bagasi sebanyak 15 kg di mana maskapai lain sudah banyak yang menghapus kebijakan bagasi ini. Lumayan buat beli oleh-oleh, kan!

Ingat ya, kita itu mau jalan-jalan, bukan pindahan rumah hahaha. Kuncinya memang harus selektif membawa bawaan. Dan, jikapun ternyata dibutuhkan bagasi lebih, bisa banget kok beli bagasi tambahan saat memesan tiket.

Saat jalan sama orangtua ke Malaysia lalu, saat akan pulang ternyata bawaan kami membengkak –hehe, tahulah ya membengkaknya karena apa hahaha, maklum jalan sama emak-emak yang doyan belanja. Nah, jika kondisinya demikian, saya dengan mudah dapat memesan bagasi tambahan melalui aplikasi AirAsia. Tinggal me-manage bookingan aja. Bayarnya bisa pakai CC, mudah tenan!

Lalu, bagi yang tukang laper kayak saya, jangan khawatir kelaparan. Jika mau beli makanan di pesawat juga bisa, kok! Yakni dilakukan dengan pre-book, lagi-lagi saat memesan tiket  di awal atau dengan cara me-manage bookingan sebelum berangkat. Jika hasrat ingin makannya baru muncul saat terbang, ya bisa beli in the sky –alagh, alias langsung di atas pesawat dan bayar secara tunai ke pramugarinya.

Beberapa hidangan yang ditawarkan di penerbangan AirAsia. Foto dari AirAsia.com

Secara ya AirAsia membuka ratusan rute di puluhan negara, maka varian makanan Santan Value Meal-nya juga beragam. Untuk rute penerbangan Palembang ke Kuala Lumpur aja misalnya, variasinya banyak! Mau makanan khas India? Bisa pesan Bukhara Briyani. Mau cita rasa Jepang? Aha, bisa pesan Ayam Teriyaki. Bagi yang lidahnya cinta mati sama masakan Indonesia bisa loh pesan Nasi Padang!

Favorit saya sih Nasi Lemak Pak Nasser, ya! Rasanya enak banget! Btw, Chef seksi kelahiran Palembang Farah Quinn dulu juga pernah didapuk jadi juru masak maskapai AirAsia dan memperkenalkan menu Nasi Minyak khas Palembang. Nah, mantul kan!

Menularkan Mimpi Bahagia Bersama AirAsia

Dapat dibilang, saya termasuk yang terlambat menggeluti hobi menjelajah walaupun hasrat kelayapan itu sudah lama ada. Mendapati rencana perjalanan saya ke India tahun 2015 lalu, eh ternyata kedua adik saya penasaran pingin jalan-jalan juga. Jadilah, kami ngomporin orangtua untuk melakukan perjalanan serupa. Untungnya, orangtua sudah punya paspor karena pernah umroh. Tinggal kedua adik yang belum.

Dengan tiket promo AirAsia, jalan-jalan berlima terasa jauh lebih hemat!

Mereka memang saya suruh bikin paspor sejak lama. Mereka harus bisa lebih dari saya dalam hal ini yakni mereka dapat merengkuh pengalaman dan pembelajaran dari sebuah perjalanan. Cukuplah saya saja yang terlambat memulai. Mereka tidak boleh bernasip sama seperti saya yang galau dan takut untuk menjelajah. Karena apa? Saya sudah membuktikannya sendiri bahwa ketakutan-ketakutan saya terhadap hal-hal di perjalanan sesungguhnya dapat diantisipasi.

Pas banget masa-masa tiket promo masih berlangsung, saya lantas mulai mencari tiket untuk orangtua dan adik. Eh, alhamdulillah tiket promonya masih banyak. Bahkan, saya pun bisa mengajak orangtua untuk merasakan keseruan perjalanan yang sama yakni berkunjung ke Pulau Langkawi.

“Kapan nih kita berangkatnya?” tanya Ibu.

Dan, ditentukanlah waktu perjalanannya. Yakni hanya berselang seminggu setelah saya pulang ke India. Luar biasa! Haha.

Dalam jangka satu bulan saya ke sini dua kali. Pertama dengan Indra sebelum ke India, lalu sama keluarga. Makasih loh promo tiket 47 ringgitnya AirAsia. Love!

Saya hidup dalam keluarga besar. Ada target lain dari perjalanan ini yakni saya mau keluarga lain tahu bahwa perjalanan ke luar negeri pun dapat dilakukan secara hemat. Bahagia rasanya melihat reaksi norak-norak bergembira mereka saat begitu tiba di Singapura dan Malaysia. Banyak hal yang mereka komentari.

“Enak ya bisa naik kereta kayak gini kalau jalan-jalan,” ujar ibu saat mengomentari LRT di Singapura. Atau, “keren banget ada kereta gantung kayak gini, ya!” sahut ayah saat mengomentari Cable Car di Langkawi.

Eh, hobi pelesiran saya sebetulnya diturunkan dari orangtua. Dulu saat kecil kami sering diajak berlibur walau sebatas destinasi domestik. Nah, setelah saya dewasa, gantian saya yang menjadi guide bagi mereka walaupun tetap ya biaya perjalanan mereka yang tanggung hahaha.

Apa yang saya harapkan dari perjalanan ini berhasil! Ari, adik saya yang bungsu beberapa bulan berselang dapat ngomporin 9 orang teman satu kampus untuk jalan-jalan ke Malaysia dan Singapura! Semua lagi-lagi berkat tiket promo AirAsia. Bayangkan, dengan modal tak sampai Rp.500.000 mereka sudah bisa dapat tiket PP Palembang ke Kuala Lumpur. Ke luar negeri bukan lagi sekadar mimpi!

Menanti kelulusan dengan melakukan perjalanan bersama. Good job! Kelak, beberapa di antara mereka sudah berani berpetualang sendirian ke destinasi yang lebih jauh.

Walau semuanya harus masuk ke ruangan imigrasi dan diperiksa secara khusus, berkat promo AirAsia Palembang ke Kuala Lumpur Rp.500.000 mereka bisa mejeng “sombong” di Merlion hahaha.

Adik saya yang satu lagi –Agus, bahkan lebih berani lagi. Dia sudah berkunjung ke Kamboja, Vietnam dan Thailand seorang diri! Saya aja belum pernah ke Vietnam dan Kamboja, huhuhu. Eh dia mulai kecanduan jalan-jalan! Alhamdulillah banget, ya kan! Soalnya banyak sekali pelajaran yang dapat diambil ketika menjadi seorang pengelana, apalagi saat melakukan perjalanan secara mandiri alias tanpa menggunakan jasa tour & travel.

Di lain ke sempatan, lagi-lagi berkat promo AirAsia. Saya berhasil meracuni teman saya Jefri untuk mengajak istrinya honeymoon ke Langkawi, Malaysia. Pun, saat Agus menikah, sebagai kado, saya menghadiahkan sepasang tiket AirAsia pulang pergi untuk dia nikmati bersama istrinya. Lumayan kan, kado yang murah tapi nggak murahan hehehe.

“Duh takut euy ke luar negeri. Kan nggak jago bahasa Inggris,” begitu sahut beberapa orang yang saya kenal.

Justru nggak jago itulah kita dituntut untuk memaksimalkan kemampuan kita dan harus beradaptasi dengan cepat di situasi yang ada. Saya pribadi, selepas kunjungan ke Malaysia dan Singapura malah makin semangat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya. Nah, motivasi utamanya ya biar nanti bisa jalan-jalan dengan lebih mudah di negara yang jauh. Alhamdulillah, kelak hal itu memang terasa manfaatnya saat kemudian saya berhasil mengeksplorasi belasan negara di Eropa.

Saya pribadi, dari sekian destinasi yang sudah saya kunjungi terasa sungguh memperkaya batin. Di India, saya diajarkan untuk lebih banyak bersyukur mengingat kehidupan di sana sedemikian keras. Di negara maju seperti Singapura, saya diajarkan untuk lebih banyak disiplin dan menghargai waktu. Kaget euy, di sana meludah sembarangan aja bisa kena denda, loh!

Intinya, selalu ada cerita dari tiap-tiap tempat yang saya kunjungi. Dan, demi mengunjungi destinasi impian lain, saya juga terbiasa disiplin untuk menabung demi dapat mewujudkannya.

Saat Impian Lain Datang Beriringan

Dari semua perjalanan-perjalanan bersama AirAsia, teciptalah puluhan cerita di blog omnduut.com ini. Bahkan, satu tulisan saya khusus tentang mudahnya proses koreksi nama penumpang AirAsia sampai sekarang jadi salah satu tulisan yang paling banyak di baca. Gak percaya? Lihat aja di sisi kanan blog ini. Tulisan berjudul “Cara Mudah Koreksi Nama Penumpang AirAsia” itu muncul di tab kanan, tepatnya di bagian, “Paling Banyak Dilirik di Omnduut.”

Ya, dulu saya sempat salah booking nama di tiket karena teman si Ari (saat mereka mau berangkat bersepuluh orang) salah kasih info kepada saya –heran ya, nama sendiri bisa lupa hehe. Ternyata prosesnya mudah banget! Dan, petugas AirAsia dengan sigap membantu saya.

Baru-baru ini saya punya pengalaman sama dengan maskapai lain. Yakni nama di tiket tak sesuai dengan nama di lembaran visa. Eh ternyata untuk melakukan koreksi nama harus bayar dong! Mana sampai berjuta-juta! Mau gak mau saya membandingkan dengan AirAsia yang beri kelonggaran terhadap hal semacam ini. Jadilah saya urung koreksi tiket, untungnya saat berangkat nggak ada masalah.

Dua antologi yang dihasilkan dari perjalanan bersama AirAsia. Latar belakang koleksi magnet yang saya kumpulkan tiap kali melakukan perjalanan 🙂

Dari tulisan perjalanan yang saya bagikan di blog, saya akhirnya mendapatkan teman-teman baru yang tadinya tak sengaja “tersesat” di blog saya ini. Beberapa di antara mereka bahkan berhasil saya temui di dunia nyata, bahkan ada yang menginap di rumah kami di Palembang. Sebagian lagi, ternyata “berjodoh” jadi travelmate saya! Haha, luar biasa.

Tapi yang bikin saya bahagia banget, dari perjalanan bersama AirAsia itu, saya dapat berkontribusi di beberapa antologi, khususnya di dua antologi perjalanan yang memuat kisah perjalanan saya setelah berhasil mendatangi destinasi impian. Antologi yang saya maksudkan itu ialah buku Born To Travel: Petualangan Menjelajah Lima Benua di Dunia yang memuat kisah perjalanan saya di India. Lebih tepatnya kisah saat saya harus diusir dari atas kereta di tengah malam! Hwhwhw.

Saya saat berada di kereta di India. Di sisi kanan ialah kisah saat saya diusir dari atas kereta saat menuju Varanasi dari kota Jammu.

Buku selanjutnya yakni yang berjudul Soul Travellers: Turning Miles into Memories juga memuat kisah perjalanan saya. Yakni saat saya mendatangi Hong Kong dan berjumpa dengan salah satu TKI di Victoria Park yang ternyata berasal dari satu provinsi dengan saya. Dari kacamata dia, saya tahu bahwa kehidupan TKI di sana sungguh berwarna.

Selain di Victoria Park, di sekitaran Po Lin Monastery (foto kiri) saya juga banyak bertemu dengan TKI yang tengah mengambil waktu libur. Di sebelah kanan, kisah perjalanan saya di Hong Kong.

Perjalanan itu, bagi saya semacam mengumpulkan kotak-kotak kenangan dengan cara membukanya, mengisinya dengan berbagai pengalaman, baik suka ataupun duka, lalu menutupnya kembali untuk tersimpan selamanya.

Makanya, ketimbang menghabiskan uang untuk mengumpulkan kebendaan, saya lebih memilih untuk “membelanjakan” ke kotak-kotak kenangan yang tentu jauh lebih everlasting.

Dan, kotak-kotak kenangan itu makin banyak terkumpul seiring makin seringnya saya terbang bersama AirAsia, maskapai low-cost yang telah mendapatkan predikat World’s Best Low-Cost Airlines dari Skytrax selama 11 tahun berturut-turut!

Tak hanya saya, di luar sana, ada banyak sekali cerita terwujudnya mimpi-mimpi berkat AirAsia. Dan, saya pribadi pun rasanya tak pernah bosan untuk “meracuni” teman-teman dan kerabat untuk lebih berani melakukan perjalanan. Target terdekat saya yakni dapat mengajak kedua keponakan untuk bisa ke luar negeri. Saya ingin mereka membuat errr katakanlah milestone di mana mereka udah melek dunia luar sejak usia dini.

Stigma harus punya uang banyak jika mau ke luar negeri sudah dimentahkan banyak orang, termasuk saya sendiri! Makanya, saya tak bosan-bosan untuk terus melakukan perjalanan demi memperkaya pengalaman. Toh, selagi ada AirAsia, semua menjadi mungkin dilakukan. Terakhir, akhir tahun lalu saya kembali memutuskan ke India untuk ketiga kalinya.

Jika tahun 2015 saya berhasil menyentuh salju pertama saya di India berkat AirAsia, di tahun 2018 saya berhasil main ke gurun pasir pertama saya di Jaisalmer. Semua berkat AirAsia.

Jika perjalanan pertama dan kedua dilakukan bersama teman, maka perjalanan ketiga ini saya benar-benar melakukannya seorang diri. Saya ingin mengenal diri saya lebih jauh dari perjalanan ke negeri indah itu. Nah, berbekal tiket seharga Rp.1.284.276 dengan rute Jakarta ke Jaipur pulang pergi, saya kembali menapakkan kaki, berjalan sebagaimana angin mengarahkan saya ke destinasi-destinasi impian yang belum sempat saya datangi dari dua kunjungan ke India sebelumnya.

Jangan kaget, ini harga untuk 4 kali naik pesawat!

Selama 2 minggu saya berkeliling Rajasthan. Dari mengunjungi Chand Baori di Abhaneri yang pernah dipakai syuting film The Fall, melaju ke Jaisalmer dan tinggal di sebuah hotel murah tepat di dalam Jaisalmer Fort, lalu bergerak ke bawah, ke Udaipur dan melakukan napak tilas lokasi bulan madunya Hamish dan Raissa, hahaha, semua saya lakukan seorang diri. -Antara nyari pengalaman sama ngenes jomlo beda tipis emang hwhw.

Lantas, jika ditanya sekarang, “masih mau nggak balik ke India?”

Dengan mantab saya akan bilang iya! Apalagi jika kelak AirAsia membuka rute-rute ke kota lain yang belum pernah saya datangi. Sekarang aja, AirAsia udah buka 19 rute khusus India saja! Wow banget, kan! ibaratnya, bagi kamu yang kepincut negeri Shah Rukh Khan ini, tinggal pilih saja mau memulai perjalanan dari kota mana. Sekali lagi, jangan pernah khawatir terhadap mimpimu untuk menjelajahi negeri-negeri asing di luar sana.

Jika Chef Gusteu di film Rattatouile berkata, “everyone can cook,” maka AirAsia, saya yakin, akan terus berusaha mewujudkan impian banyak orang. Toh, jutaan orang sudah Bahagia Bersama AirAsia, dan saya yakin AirAsia tak kan pernah berhenti melakukannya. Karena, bagi AirAsia, “now everyone can fly!”

Saya dan jutaan penumpang lain BISA terbang menuju destinasi impian bersama AirAsia. Kamu, kapan?

73 komentar di “Bukti Bahagia Bersama AirAsia? Dua Antologi Tercipta!

  1. Keren banget euy tulisannya. Bikin mengenang pertama kali ke luar negeri juga dengan Air Asia. Sama kayak penulis, awalnya hanya mimpi dan modal nekat. Gak pernah ada kepikiran ke luar negeri. Tapi Air Asia mewujudkannya.

    😍😍😍😍

  2. Aku juga, air asia merubah hidup ku dan memberikan warna yg baru. Dengan air asia langkuh bisa panjang melebihi mimpi ku.

    • Haha belajar dari masternya juga dooong. Ituuu mbak kain kodian hwhw. Makasih mbak. Good luck for us. Aku tadinya gentar, secara ini juri yang turun tangan. Hahaha. Tapi balik-balik soal rezeki ya. Dan semoga kita sama-sama beruntung, amin.

  3. Kok bisa harganya sebegitu, kaget loh aku. Bisa sebegitu murahnya dengan rute yang beberapa kali harus naik pesawat. Wah wah boleh juga nih tipsnya, makasih loh udah dengan rinci kasi informasi

  4. Ya ampuuun… Kashmir. Dua kali ke India tapi belum ke Kashmir. Impian banget bisa lihat tulip dan main salju di sana. Terus masuk angin. hahaha….

  5. maskapai yg bikin aku jatuh cinta dengan traveling :D. Rute jarak jauh yg prnh aku pesen pakai airasia, itu Tianjin dan Jepang. Awalnya sempet ragu krn masalah entertainment yg g ada kan. kebayang aja brp jam terbang tp mati gaya. sampe2 aku pesen makanan 2x makan, dan order selimut plus bantal tiup segala wkwkwkwkwkw… itu selimutnya msh ada ampe skr.

    soal makanan airasia jg paling enak menurutku.apalagi harganya ga mahal dan variasinya bnyaaak bangetttt. seingetku yaaa, ga ada yg ga enak makanan2 yg prnh aku pesen :D. Semoga sih kedepannya airasia makin bagus, makin banyak rute, dan harga murahnya ttp dipertahanin 😉

    • Soal makanan, banyak banget pujiannya terhadap produk Santan-nya AirAsia ini. Terus terang aku baru icip nasi lemaknya aja. Next, kalau terbang lagi aku akan sengaja order demi sebuah pengalaman dan menyelamatkan cacing-cacing di perut hihihi.

  6. pertama kali keluar negeri, pertama kali nginjek pulau sumatera, pertama kali ketemu sepupu dan ponakan warga Malaysia, pertama kali naik gunung sendirian di luar negeri.. semuanya berkat AirAsia dong..

    btw, kumasih punya PR ingin ajak jalan2 orangtua ke LN nih.. soalnya ibu pernah nyeletuk, “asik ya jalan2 ke LN, paspornya banyak capnya. ibu juga mau paspornya banyak capnya,” Jederrrr!!!

    *brb hunting tiket promo*

  7. Sama, mas. Aku juga udah lama punya hasrat melihat dunia tapi baru berani mewujudkan jadi nyata di tahun terakhir kuliah, 2013. Wah, sekarang udah jarang banget tiket promo dari BDO ke SIN, kalo masih ada harga segitu aku bisa sering-sering ke Singapore deh.

    Mas, kamu ngorok? Fiks kita jangan sekamar kalo jalan bareng, atau aku harus tidur duluan hahaha.

    • Haha, sebetulnya jarang ngorok Nug. Dan, bukan tipe ngorok keras macam suara gergaji (kalo kata orang-orang) hwhw.

      Nah gimana pas kamu tidur di hostel? aku untungnya termasuk orang yang mau sebising apa kalau mau tidur ya akan tidur. Gak ngaruh haha, malah merasa tenang serasa ada yang jagain. Mungkin karena pas kecil suka denger cerita horor jadi kalau ada suara aku malah tenang tidurnya.

  8. wah, baca trvaling dengan low budged besama Air Asia gini jadi jiwa penjelaha aku juga ikut bergetarr hehe apalagi aku juga belom pernah nih ngerasain terbang ke negara asing, semoga impianki ikut tercapai dengan sayap AirAsia. terimakasih ilmunya Om dut semoga saya juga bisa terbang ke Negeri impian.

  9. Harus diakui, Air Asia ini memang punya nilai sejarah besar buat para kaum suka jalan ya. Inget banget dulu pernah beli tiket 25 orang buat acara kantor ke Thailand naek Air Asia. hahaha

    Ditunggu cerita ceritanya ya masss

  10. Hehehe kok kita hampir samaan ya. Suka ngumpulin perangko, mata uang asing, sama kartu pos. Kalau suka jalan-jalan sih udah pasti ya. Bedanya, Prince Ali dengan ketampanan tiada tara naiknya maskapai full service hahaha. Tapi gak nolak juga kok naik AA. Pernah sekali dua kali. Nyaman juga.

    Bener juga tuh, halan-halan heratis bisa banget karena menggeluti sesuatu macam olahraga. Seperti model internesyenel yang komen ini sering banget halan-halan karena ikut marathon. Intinya, paling puas memang kalau bisa jalan-jalan pake duit sendiri. Tapi kalau dibayarin ya mau banget.

    Sukses yes. Semoga menang lagi. Lengkap banget selalu tulisannya 🙂

    • Kalo Prince beneran mah naiknya karpet terbang atuh hahahaha. Nah itu kalau jalan pake duit sendiri puas. Kalau dibayari juga gak nolak hwhw. Amiin, makasih mas.

  11. Keren omnduut. Air Asia memang solusi perjalanan, karena budget terbesar perjalanan menurut aku memang di tiket pesawat.

  12. di balik perjalanan2 omnduut, ternyata ada jasa air asia yang sangat besar di situ,, tiket2nya biadab murahnya hahaha..

    aku belum pernah naik air asia huhu… awal tahun ini sebenarnya udah beli tiket air asia seharga 1,2jt PP untuk 2 orang padang-KL (murah bingit),, tapi batal berangkat karena ternyata bikin paspornya antri berminggu2 wkwkwk.. nasiiib…

    anyway semoga sukses lombanya omnduut..

    -Traveler Paruh Waktu

    • Ah sayang sekali. Di twitter aku lagi “mencak-mencak” juga perihal paspor ini Bara. Ntah kapan bisa diperbaiki sistemnya dan alur kerjanya. Niatnya baik, tapi nyatanya celah calo makin tumbuh liar >.<

  13. Saya termasuk pecinta Airasia jugaaaa hehehe, untuk rute-rute Asia Pacific selama masih ada Airasia mending naik Airasia, soalnya dari Bali pun agak susah cari direct flight. So mostly harus transit di Jakarta dulu. That’s why saat ada Airasia, perjalanan jadi jauh lebih enak karena bisa langsung transit di Kuala Lumpur, Malaysia 😀

    Kan nggak seru sudah mulai perjalanan tapi saat transit masih di dalam negara Indonesia, berasa cape duluan karena nggak sampai-sampai juga di negara tujuan haha. Eniho, semoga menang yaaaa~ detail tulisannya jelas bangaaats! 😀

  14. Aku tuh baru nyadar oom…
    si AA ini (kayakna) satu-satunya maskapai LCC yg penumpangnya punya keterikatan sm meal nya… ibarat kata, loe naek AA ya kudu beli makanannya AA…

    Kejadian kmren pas dr Kul… yg prebooking meal nya aja, row depan2ku lebih dari 10 orang… (aku row 7)

  15. Keren pisan !!!!!, tolong share bagaimana cara mendapatkan tiket murah pesawat, sudah beberapa kali mencoba, bahkan sampai bagadang belum pernah dapatkan tiket semuarah omnduut, terima kasih ceritanya, sungguh menginspirasi.

    • Hi Mas Wisnu. Kayaknya aku banyak dapet info tiket murah itu karena gaulnya sama pemburu promo haha. Coba gabung di beberapa grup di FB berembel² “Info promo” ya.

  16. Perdana jalan-jalan ke luar negeri juga pakai Air Asia, berani pergi sendiri jalan-jalan ke luar juga pakai Air Asia hehe…Semoga banyak rute dari Palembang

  17. Lengkap banget pengalamannya bareng AA
    Dan ciri khas tulisanmu yang gokil, bikin senyum-senyum bahkan kadang ngakak tetap ada
    Kereeeeeen

    Selamat ya, Yan
    Juara 1 euy
    Habis ini langsung ngebolang lagi

    • Alhamdulillah mbak. Barusan aku cek tulisan pemenang lain ampun kece-kece banget. Rezekinya aku jadi juara 1 karena kalau dari faktor lain (info grafis dsb) jelas kalah banget haha.

      Siaap, semoga Corona segera berlalu biar bisa ngebolang lagi 🙂

  18. Tadi, aku tuh baru baca di grup blogger tentang pemenang lomba ini. Aku langsung bacq tulisan bang Yan yang sebagai juara pertama. Komplit banget informasinya, bacanya mengalir aja gitu. Informasi kebahagiaan bersama AirAsia dapat banget nih. Apalagi bisa bawa keluarga pastinya kebahagiaan haqiqi ya,bang. Sukses terus ,bang. Selamat juara 1 nya.

  19. Keren kak, aku jadi makin terinspirasi buat nulis lagi dan smeoga bisa dapat bonus jalan-jalan juga. Aminn… dulu aku tak suka India, walaupun dulu lagi pernah menggilai film-filmnya jaman kuch-kuch hota hai, semakin dibaca dipelajari, India ini memiliki sejarah dan kebudayaan yang luar biasa ya…Semoga bisa menyusul jejak omndut

  20. Ping balik: Sedihnya Ditolak Pramugari Etihad Airways | Omnduut

Tinggalkan Balasan ke Blogger Medan-Ririn Wandes Batalkan balasan