Pengalamanku menginap di kapal air (sengaja pakai istilah ini, biar kapal api ada cemcemannya) belumlah banyak. Ya, paling banter tidur di kapal feri saat menyusuri Sungai Musi dan menyeberangi Selat Bangka dari Palembang menuju kota Muntok, Bangka Belitung. Itupun terjadi belasan tahun lalu saat aku masih SD, kiyut dan menggemaskan.
Inget banget, dulu ke Muntok bareng kakak sepupu cewek, berdua aja. Mau mengunjungi nenek angkat yang tinggal di sana. Kapal ferinya busuk eh nganu, maksudnya jelek. Jangan bayangkan ya kapalnya punya kamar kayak kapal pesiar. Wong bisa dapet tempat duduk aja aku bisa sujud syukur sambil gelindingan. Yang ada, saking sempitnya dan ramenya orang, saat itu aku malah memilih tidur di atas atap kapal. Bahaya? Iya sih kalau tidurnya sambil berjalan. Berhubung aku tidurnya ganteng dan anteng kayak putri salju, alhamdulillah aku selamat dan tumbuh ganteng dan subur kayak sekarang.
Lalu, sejak itu aku belum pernah lagi merasakan tidur di atas kapal air hingga kemudian mencicipi house boat di Srinagar tahun lalu. Dasar traveler kere, kami (Aku, Indra dan Ahlan) mampunya menginap di kapal ngetem di pinggir sungai yang berada bersisian dari Danau Dal. Lumayan deh menginap satu malam. Esoknya kami cabut dan cari penginapan murah tapi kece yang ada di pinggir Danau Dal.
Alhamdulillahnya, setahun berselang, saat aku diajakin jalan-jalan bareng blogger di Kerala Blog Express, saat mengunjungi kota Alleppey aka Allappuzha, kami semua diajakin menginap di Ketuvallam aka house bout aka rumah kapal sembari menyusuri Sungai Pampa. Jadi, menginap di atas kapal gitu? Iyesh! Huaaa, senengnyaaaa! Mana kapalnya kece beut. Katanya sih ini luxury boat. Oh ya? Benarkah? –tabok pipi sendiri pakai donat saking gak percayanya.
Selamat Datang di Alleppey
India itu luas gaes! Provinsi Kerala aja luasnya bikin kaki bengkak kalau dijabanin dengan jalan kaki. Nah, Alleppey ini adalah salah satu kota yang merupakan kota administratif distrik Alappunzha yang terletak 155 km dari ibukota Kerala, Trivandrum. Karena kotanya dialiri sungai, rupanya Alleppey pun dikenal sebagai Venice from The East sama kayak Palembang. Wuih! Hebatnya lagi, oleh Pusat Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan, kota Alleppey pada tahun ini dianugerahi sebagai kota terbersih di India. Uwow!
Nah, karena tujuan kami ke Alleppey adalah untuk menjajal sensasi dan serunya menginap di Ketuvallam, terlebih dahulu kami harus mendatangi kawasan yang dikenal dengan nama Pallathuruthy Bridge, tempat kantor perwakilan Ketuvallam berada. Di sana, kami disambut dengan atraksi tarian Kathakali dan musik yang khas. Kami sempat beristirahat sebentar di kantornya sebelum kemudian rombongan kami dipecah karena akan menginap di Ketuvallam yang berbeda.
Jumlah Ketuvallam di Alleppey banyak sekali! Aku nggak tahu berapa jumlah persisnya. Bisa jadi ratusan mengingat sepandangan mata aja jumlah house boat yang bersandar nampak ramai berjejer. Terlihat aktifitas anak buah kapal yang membantu mengangkat koper para wisatawan ataupun mengangkut perbekalan logistic (air dan bahan makanan misalnya) untuk dikonsumsi selama berada di atas kapal.
Sebagian blogger harus diantar dulu menggunakan jeep kecil menuju dermaga lain. Aku sendiri, bersama belasan blogger lain stay di sana karena kapal kami bersandar tak jauh dari dermaga tersebut. Tak lama, aku dan teman blogger lain mulai diinstruksikan untuk menaiki kapal feri kecil dengan dek terbuka. Ternyata kapal yang akan kami inapi malam itu berada di sisi lain sungai dan kami menuju kesana diantar oleh kapal ini.
Sangat menyenangkan!
Belum sampai ke kapal aja kami udah hepi ngebayangin bakalan menginap di Ketuvallam sambil menyusuri Sungai Pampa. Masing-masing kapal dihuni oleh setidaknya 6 blogger. Satu persatu blogger mendapatkan giliran. Kapal yang teman-teman dapatkan sangat bagus! Aku makin gak sabar melihat seperti apa bentuk kapal yang akan aku gunakan.
Indahnya Ketuvallam Xandari Riverscapes
Di atas kapal hanya tersisa aku, duo Brasil (Patricia dan Carla) serta duo fotografer Jinson dan Vineeth yang belum kebagian Ketuvallam. Dengan formasi demikian, jujur saja aku sudah geer akan mendapatkan kamar sendirian. Ya gimana nggak, soalnya jumlah blogger laki-lakinya ganjil. Walau begitu, aku harus jaim dan gak boleh norak (udah siap-siap goyang dumang padahal).
Dan HOLA! Benar saja, begitu tiba di Ketuvallam yang akan kami inapi, aku bertanya lugu.
“Jadi, siapa yang akan satu kamar denganku?” tanyaku kepada Jinson dan Vineeth.
“Oh kami mendapatkan kamar untuk berdua. Malam ini kamu menginap sendirian, ya!” jawab Jinson.
Bolehkah aku goyang dumang sekarang? Dalam hati aku udah teriak yes-yes dan lelompatan buahaha. Kedatangan kami disambut oleh awak kapal. Ada 4 orang plus 1 nahkoda kapal. Aku memandang ke sekeliling, kapalnya lumayan besar, bersih dan dilengkapi interior yang sebagian terbuat dari kayu. Aku berjalan di lorong kecil untuk menuju kamarku.
Oh ya, Ketuvallam itu berasal dari bahasa Malayalam (bahasa resmi Kerala). “Kettu” sendiri berarti “Untuk Mengikat” dan “Vallam” berarti “Perahu”. Setiap perahu yang dibangun menggunakan teknik dan prinsip pembuatan kapal kuno dan kayu yang digunakan berjenis Anjili. (kayak nama mbak Kajol di film Kuch Kuch Hota Hai ya?)
Nah, di Ketuvallam Xandari Riverscapes tersedia 3 kamar. Aku menempati kamar tengah. Duo Brasil di kamar paling ujung dan duo fotografer di kamar paling depan. Lalu, seperti apakah kamar yang akan aku tempati malam itu? Oke-oke, ini dia!
Tadaa! Terdapat dua single bed yang disusun berjejer. Kasurnya empuk, seprainya bersih dan wangi serta dekorasi kamarnya simpel namun elegan. Aku suka! Kecuali… nganu, salah satu ranjang yang kosong itu. Hiks. Ranjang aja ada pasangannya, kan? Mosok yang tidurnya sendirian. Apa aku ajak aja salah satu duo Brasil buat bobok bareng? –astagfirullah Yan, gak boleh Yan, halalin dulu Yan. –ambil wudhu.
Lalu, bagaimana dengan kondisi kamar mandinya? Hmm, saat akan menulis tulisan dan memilah foto baru sadarlah aku kalau ternyata aku kelupaan foto kamar mandinya! Alamak, blogger macam apa aku? –pundung di pojokan. Tapi, kamar mandinya gak kalah sama kamar mandi hotel berbintang kok. Ada shower dengan air panas-dingin, toiletnya duduk dan kondisinya sangat bersih. Hanya saja, peralatan mandi (seperti sabun, sampo dan odolnya) menggunakan produk lokal yang baunya khas banget. Dududu, jadilah untuk sikat gigi aku bahkan minta sama Carla soalnya bau odolnya bikin ngeri hahaha.
Naik ke Teras Atas Ketuvallam, yuk!
Aku berani bertaruh, Ketuvallam Xandari Riverscapes ini adalah house boat terbaik jika dibandingkan dengan Ketuvallam yang dipakai oleh blogger lainnya. Gimana nggak, kapalnya paling besar! Dari luar aja kelihatan gagah dan… kapalnya memiliki dua lantai! Ayey!
Gak ngerti deh gimana caranya panitia dari Kerala Tourism mengatur pembagian kapal ini. Yang jelas aku kebagian enaknya gitu hehe. Udah dapet kapal paling bagus, tidur sendirian, bisa barengan sama duo Brasil yang cakepnya luar biasa serta kami diinapkan bareng duo fotografer yang tentu saja jadi keuntungan sendiri bagi kami duo Brasil karena keberadaan mereka akan lebih sering disorot kamera.
Sembari kapal terus melaju membelah sungai Pampa, sungai terpanjang ketiga yang ada di India selatan setelah Periyar dan Bharathappuzha ini (bayangkan, sungai terpanjang ketiga aja punya panjang 2.235 km!) kami berlima berusaha mengekplor tiap sudut kapal.
Di lantai satu, terdapat meja makan berukuran besar yang kami gunakan untuk makan malam dan sarapan keesokan paginya. Di dinding kapal, terdapat kursi kayu yang kokoh dan dicat berwarna hitam. Oh ya, jangan khawatir dengan perlengkapan keselamatan yang ada di kapal ini. Jaket pelampung tersedia di dinding kapal dengan posisi yang mudah terjangkau, kok! Ini sederhana, namun penting bagi aku yang gak jago berenang ini hehehe.
Di lantai 2, terdapat teras yang cukup luas dengan deretan kursi rotan yang cocok banget dipakai untuk bersantai. Ada juga kasur tipis di bagian anjungan kapal yang langsung dipakai tiduran oleh Patricia dan Carla. Aku sendiri memilih untuk mengistirahatkan tubuh di kasur tipis yang berada di sisi tangga. Terus terang, berada dekat cewek-cewek cakep macam duo Brasil ini bikin aku grogi dan pingin terjun ke sungai. Apalagi ketika mereka bilang kepadaku, “Haryadi, tunggu ya, kami mau ganti baju dan pakai bikini dulu. Kamu gak mau sekalian ganti baju?”
Jepret Sana, Jepret Sini
Namanya bule ya, gak bisa lihat air dikit. Padahal air Sungai Pampa gak warnanya coklat loh, tapi kalau ada kesempatan berjemur sebagian besar temen blogger ini langsung ganti ke bikini. Tinggallah aku yang mimisan ngeliatnya –ngakak sampe kejengkang.
Wow banget kapalnya. Barusan coba liat websitenya. Itu bookingnya per kapal kayaknya, yah? kalau rame2, gak mahal jatuhnya..
Iya betul perkapal sepertinya. Jika dirata-rata sekitar 900 ribuan perorang ya mbak Ira 🙂
Om, di atas kapal air gak joged joged gituh?? Wehwhew
Nggak hehe, tukang jogetnya ada di kapal lain 🙂
Aku enggak banget deh om tidur di kapal. Bukannya apa2 soale aku pemabuk berat huhu. Mabuk laut maksudnya 😂
Kalo yang ini nggak kerasa 😀 pas tidur juga kapalnya bersandar nggak jalan 🙂
>> Untungnya mereka sangat menghargai aku yang gak minum bareng mereka.
Betul! Respect. Beda banget sama di negeri sendiri, udah tau aku gak minum, masih ada aja yg usaha ngerjain supaya aku cicip sedikit, dibilang teh manis lah, krating daeng lah, ditraktirlah, dll. Untung gak tergoda, tapi ya sedih kok ada respect ya
#curhat
Bener, temen sendiri kadang reaksinya lebih gak disangka. Aku sih gak sampe dibegituin sama temen-temen di sini, paling juga masalah rokok aja hehe.
Kayaknya asyik ya yan, pengen juga ngerasain kek gitu. Tapi mehong pasti biayanya Kalo sendirian ya
Iya bener, kalo sendirian satu malam perkapal bisa 5 sd 6 juta rupiah. Uwow.
😀 ha ha ha..langsung ganti celana dunk Har kayak mereka bule bule yang ganti bikini 😀 ha ha ha…seru ya beda sendiri, jadi gimanaaa gitu…:D
Ituloh yang kamu dapat kamar seorang diri, beruntung banget ya..aku juga suka banget kalau dapat kamar sendiri pas nginap di hotel gegara pesawat delay..soalnya takut ya..nggak kenal sama org baru…
Kalo aku lebih khawatir roommate keganggu suara dengkuranku muahahaha. Iya mbak harusnya aku ikutan berbusana minim waktu itu lol *becanda
Btw di sungai pampa itu ada ikannya ga sih? air nya terlihat sangat pekat soalnya?
Sepertinya banyak ikannya Bud, karena banyak orang mencari ikan di sungai tersebut. Di Alleppey juga banyak pasar ikan 🙂
Ini kayak boat di halongbay vietnam yaaa ????
Btw ranjang aja ada pasangan nya trus kamu masih jomblo kak ??? kalo aku dah lompat ke sungai nya ihik ihik
Iya banget. Ranjangnya sungguh tidak berperikejomloan om cum >.<
seru ya om, orang brazil emang cakep2 sih wajar kalo mimisan wkwwkw
Hahaha sampe tumpeh tumpeh mimisan lol
Wow… mantap banget pengalamannya.
Pemandangannya pun cantik banget.
Alhamdulillah 🙂
Ah keren” mas. Seru y acara nya ketemu orang” kece..
Alhamdulillah 🙂
Ping balik: Abu Nawas di Taman Nasional Tanjung Puting | Omnduut
Oke faaaaaaaaainnn aku nggak naik ginian, tapi-tapi udah merasakan yang murahan dan mboseni kalau sampai delapan jam haha. Allepey atau Alappuzha beberapa kali masuk ke film Bollywood daripada kota lain di Kerala. Scene yang paling banyak Allepey-nya di film Ek Deewana Tha.
Hwaah barusan lihat trailer Ek Deewana Tha. Aseli, familiar sama tempat-tempatnya.
Sayang filmnya gak asoi geboi hihi, tapi musiknya enak-enak, soalnya yang aransemen AR. Rahman ahahaha
sayang aku tahun ini belum bisa kecicipan sama Kerala :)))
Masih ada tahun selanjutnya
Postingannya iih, bikin makin pengen ke India… 😦
Semoga kesampaian ke India yaa 🙂 amin
Sunset di atas kapalnya syahdu bener :’)
Pengalaman langka 🙂
Pengen lhoooo….seru sekali ….kira kira kayak kapal ke Gunung Anak krakatau gak yaaa??…hhhmmmm pasti seru karena sungai,…banyak tumbuhan yang bisa di lihat yaaa
Hahahahaha kapal Krakatau lewaaaaat 🙂
uhuy india, dak bosen2 baco artikel ini, mbak2 itu yang diatas boat, iya yang pakaiannya kurang bahan langsung buat salfok hehe
Hahaha yang cemceman aku tahu dak?
sy kalau tidur dikapal mikir berkali-kali dulu, selain (mungkin) banyak nyamuk, saya juga pemabuk laut 😀
Ping balik: Terpukau Keindahan Danau Laut Tawar di Takengon, Aceh | Omnduut