Bacaan

pesan-pesan kehidupan – SABTU BERSAMA BAPAK –

sabtu-bersama-bapak_revisi-cover

.

Sabtu Bersama Bapak

| 2015 | Penulis : Adhitya Mulya | Penyunting : Resita Wahyu Febiratri |

| Perancang Sampul : Jeffri Fernando | Penata Letak : Landi A.Handwiko|

| Penerbit : GagasMedia | ISBN : 979-780-721-5 |

| Cetakan ke-11, 278 hal | Harga : Rp.53.000 | Skor ala Omnduut : 9.7/10 | Rating Goodreads : 4.3/5 |

“Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian merencanakannya dengan baik.”Hal 151

Itu salah satu nasehat Bapak yang diberikan kepada Satya dan Cakra sebelum beliau meninggal dunia dikarenakan sakit. Walau menderita sakit yang cukup parah namun, beruntung Bapak masih memiliki waktu untuk menyiapkan pesan-pesan kehidupan bagi kedua anak lelakinya. Selain itu, Bapak juga telah meninggalkan bekal yang cukup kepada Mamah Itje –istri Bapak, sehingga Mamah Itje dapat survive secara ekonomi selepas kepergian sang suami.

Bagaimana cara bapak meninggalkan wejangan-wejangan kehidupan kepada istri dan anaknya?

Jawabannya, Bapak merekam begitu banyak pesan kehidupan dalam bentuk video melalui handycam.

Video-video itu terus beliau rekam hingga ajal menjemputnya. Video yang berisi pesan kehidupan itu kemudian dapat ditonton oleh Satya dan Cakra setiap hari Sabtu, di sore hari. Ya… itulah saat-saat yang mereka tunggu karena itulah saatnya mereka “bertemu” Bapak mereka. Sabtu Bersama Bapak, selalu saja begitu. Video-video itu sudah dipersiapkan Bapak sedemikian baiknya. Ada yang hanya dapat diputar  ketika sang anak berusia sekian tahun. Atau juga hanya boleh dibuka pada saat momen-momen tertentu.

30 tahun berlalu…

Satya kini telah menjadi geophysicist untuk NGO dan berkarir di Denmark. Sebagai seorang lelaki dewasa, hidup Satya lengkap. Karirnya bagus dan selain itu ia telah memiliki keluarga (yang seharusnya) sempurna karena dia memiliki seorang istri yang cantik –Rissa, dan juga telah memiliki 3 anak –Ryan, Miku dan Dani.

study_in_denmark

Denmark, tempat Satya tinggal saat ini. Source : unipage dot net

Namun sayang, sikap tempramennya membuat hubungan ia, istri dan ketiga anaknya merenggang. Espektasi yang besar terhadap istri dan anaknya acapkali berakhir dengan keluhan di sana-sini. Tak jarang keluhan itu disampaikan dengan bentakan. Hal yang membuat istri dan ketiga anaknya menjadi tidak nyaman dan di dalam fase tertentu menjadi…takut.

Berbeda dengan Cakra, walaupun secara karir Cakra juga menonjol (ia sudah menjadi seorang manager di Bank asing), namun hingga usia kepala tiga, Cakra tak jua menemukan pendamping yang cocok. Memang sih, secara penampilan Cakra tidak semenawan Kakangnya. “Singkatnya, jika sang kakak dan adik harus menggantungkan nyawa mereka kepada kegantengan masing-masing, Cakra akan mati lebih dulu. Dengan cepat.” Hal.10

Untunglah, mamah Itje tidak terlalu mendesak Cakra untuk segera menikah. Betul jika mamah Itje kerap mengingatkan si bungsu untuk fokus mencari seseorang dan mulai membina sebuah keluarga. Bahkan, sesekali mamah Itje berusaha mengenalkan Cakra dengan anak teman-temannya, namun Cakra memilih untuk mengatasinya hal itu seorang diri. “Mamah tahu, setiap anak berhak cari dan dapat orang yang saling mencinta. Bukan karena mereka mengejar umur senja orangtua.” ujar Mamah Itje. Hal.10.

jelajahsejarah-Sejarah-Museum-Fatahillah

Museum Fatahillah, salah satu tempat yang “manis” di novel ini 🙂 source : sobatpetualang dot com

Satya dan Cakra memiliki probema hidup masing-masing. Satya dengan keluarganya dan Cakra dengan kelajangannya 🙂 beruntung, mereka memiliki video-video peninggalan Bapak yang bekalangan mereka pergunakan untuk mulai mengatasi permasalahan mereka masing-masing. Walau Bapak sudah meninggalkan mereka lama sekali, namun sesungguhnya mereka tidak pernah kehilangan figur Bapak mereka. Karena… mereka selalu memiliki waktu yang spesial demi sebuah kebersamaaan. Selalu ada hari Sabtu Bersama Bapak.

* * *

Nama Adhitya Mulya sedemikian besarnya dan aku pun sudah beberapa kali mendengar mengenai penulis yang karyanya beberapa sudah diangkat ke layar lebar ini (Jomblo misalnya yang jujur saja aku nggak begitu suka). Namun, Sabtu Bersama Bapak adalah buku pertama Adhitya Mulya yang aku baca. Dan… oh Tuhan, aku langsung jatuh cinta.

Buku ini sangat menyentuh dan memiliki lapisan pesan kehidupan yang bertingkat-tingkat. Tidak saja melalui pesan video yang ditinggalkan Bapak, namun aku –sebagai pembaca, belajar banyak dari perjalanan hidup mamah Itje, Satya dan terutama –uhuk Cakra tersebut. Misalnya saja ketika mamah Itje berusaha keras menghidupi Satya dan Cakra hingga kemudian kedua anaknya berhasil.

Atau ketika Satya mulai mencari jalan keluar dari ketidakharmonisan rumah tangganya dan… –uhuk lagi, usaha Cakra demi menemukan calon istri. Adhitya Mulya sangat jago memainkan emosi pembacanya. Di satu sisi kita akan dibuat terenyuh dan tersentuh hingga menusuk-nusuk sisi melankolis pembacanya. Di sisi lain, Sabtu Bersama Bapak dipenuhi humor-humor yang (rasanya) tidak ada yang gagal. Bahkan, aku terpingkal-pingkal di beberapa bagian. (Terutama bagian email Cakra dan semua bawahannya, itu super kocak!)

Romantis? Aih, ini buku yang sangat romantis. Dan keromantisan itu datang di saat yang memang sangat tepat. Ya, nggak hanya keromantisan hubungan suami-istri atau sepasang kekasih, sih! Hubungan Mamah Itje dan dua anaknya menurutku sangat romantis. Ah, Aku suka buku ini.

Bagi yang sudah menonton film P.S I Love You yang dibintangi oleh mbak Hillary Swank dan Kakang Gerard Butler, bisa jadi ide dasar novel ini hampir sama. Jika kalian suka film ataupun novel P.S I Love You, kalian akan suka juga dengan Sabtu Bersama Bapak ini. Jika kalian tidak suka P.S I Love You? Tenang, aku jamin Sabtu Bersama Bapak akan membuat kalian jatuh hati. Sekali lagi, ini buku yang sangat spesial.

Sangat direkomendasikan!

78 komentar di “pesan-pesan kehidupan – SABTU BERSAMA BAPAK –

  1. Saya belum pernah baca buku ini, Om :hehe. Tapi pertaliannya dengan p.s. I Love You membuat agaknya untuk mendapat pemahaman yang bersih dan menyeluruh, kedua buku ini mesti dibaca… ah, saya belum pernah membaca keduanya! Menurut saya, buku ini menarik karena yang di-emphasize adalah peran ayah, dan banyak review yang saya baca, memang pendeskripsian Adhitya Mulya menarik dan menghanyutkan sekali :)). Buku yang tak bisa dilewatkan yak Om :)).

    • Iya Gar. Gimana ya, sebetulnya aku merasa gaya menulis Adhitya ini di beberapa aspek agak… aneh (dalam bahasa yang lebih halus : beda) namun disitulah letak uniknya. Aku suka deh pokoknya hehe.

      Dan buku bertema keluarga seperti ini emang fav-ku banget Gar 🙂

    • Di beberapa bagian, aku hampir “jebol” juga mbak Noni hihi. Nah kemarin itu rencana mau beli Pulang juga, cuma muahal ya harganya hahaha

    • Bisa jadi reviewku ini agak overrated, tapi seenggaknya aku yakin mbak Eky bakalan suka sama buku ini Tinggal suka aja atau suka banget kayak aku 🙂

  2. Waaaaa aku tuh jatuh cinta sama PS I love you, baik buku maupun filmnya
    Setelah baca review ini kayaknya bakal jatuh cinta juga sama “sabtu bersama bapak”
    Saatnya berburu ke toko buku

  3. Entah mengapa lebih suka baca novel keimbang nonton film. Mengirup bau kertas dan pikiran melayang membayangkan setiap adegan yang ceritakan lebih menyenangkan.

    Eniwei, pingin punya handycam bagus buat merekan adegan selama perjalanan. selama ini mengandalkan kamera.

    • Iya, kalau novel yang dijadiin film memang agak susah mbak ya hehe apalagi kalo film Indonesia. Lebih besar potensi ngehancurin imajinasi pas baca novelnya :p

  4. ediyannnn, review’mu bagus sekalo kanda. hahhahaa.
    Aku belum sempet baca buku ini. cuma baca beberapa rievewnya di forum forum onlin, dan ku kira, ini review yang bikin aku besok sabtu ke toko buku. ahhahha.

    Suwon banget kakak. Tos!.

  5. aku tamat buku ini dalam satu-dua jam saja.. daaan yang paling special buatku adalah saat Satya seperti ‘tertampar’ dengan apa yg dilakukan istrinya yang selalu berusaha menjaga penampilan demi suami. aiiih… semangatnya satya buat olahraga lagi itu loh 😀

    btw salam kenal om ndut..

    • Hampir sama denganku haha. Aku bacanya pas ngabuburit, stop buka puasa, habis buka puasa tamat (udahnya langsung tarawih *kibassajadah* *pencitraan* hahaha).

      Pokoknya aku suka banget keluarga ini. Andai ada di kehidupan nyata mau deh ketemu dan selfie #eh hahaha

    • Iyaa 🙂 dan kejutannya salah satu anak temenku bakalan berperan dalam film ini, jadi aku dapetin beberapa foto eksklusif syutingnyaaa ^^ mau diposting di FB nanti.

  6. Aku juga udah baca buku ini dan emang bagus banget!! Aditya Mulya gak pernah mengecewakan. Cuma ada satu bagian di mana sang Ayah cerita ttg kesuksesan Steve Job dan itu agak menganggu buatku. Kayaknya di tahun si Ayah berpesan itu Steve Job belum sesukses saat ini, cmiiw.

  7. aku gugling2 soal SBB nemu postingan yayan hehe… yayan emang ngehits
    ini novel yg bikin nangis ya om kayaknya
    sepertinya bagusan ini ketimbang film lain pas lebaran besok
    lebih dapet feel sama pesan2nya 😉

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.