Bacaan

pernikahan punya cerita – MY WEDDING STORY –

my-wedding-story-new

::: My Wedding Story :::
| 2013 | Penulis : Ihwan Hariyanto, Dwi AR, Imazahra dkk | Penyunting : Ivonie Zahra |
| Perancang Sampul : Rana Wijaya Soemadi | Tata Letak : Dee An |
| Penerbit : Mozaik Indie Publisher | ISBN : 978-602-17723-3-1 |
| 244 Hal | Harga Rp. 45.000,- | Skor ala Omnduut : 8.3/10 | Rating GR : 4.5/5 |

Ingatlah bahwa pernikahan yang berhasil tergantung pada dua hal. Pertama, menemukan orang yang tepat. Kedua, menjadi orang yang tepat.” Tom Mullen (Hal.182)

Urusan hati antar sepasang manusia selalu saja menawarkan sejuta cerita. Dimulai dari proses perkenalan, penjajakan, keyakinan satu sama lain hingga keputusan untuk menikah. Memang, tak selamanya pernikahan berisi metafora keindahan yang serba manis. Sebagian yang berpengalaman bahkan dengan tegas berkata, “tak mungkin ada satu pernikahan tanpa kerikil-kerikil tajam kehidupan.” Lalu, jika sudah begitu, apakah orang-orang akan menyerah? Sepertinya tidak. Aku bahkan bisa memastikan bahwa hampir semua orang normal di dunia ini mengimpikan memiliki pasangan hidup yang dilegalkan dalam ikatan pernikahan.

Kisah perjuangan menuju pernikahan itu pula yang ditawarkan oleh My Wedding Story ini. Beragam kisah terurai. Dimulai dari proses perkenalan hingga kemudian persiapan menuju pernikahan. Juga ribetnya mempersiapkan undangan, katering, bermacam seserahan, mas kawin, riasan bahkan pelangkah bagi yang kebetulan harus ‘melangkah’. Sampai ke deg-degan ketika ijab kabul dan malam pertama 🙂

Dalam kisah Salah Colek di Malam Pertama yang ditulis oleh mbak Dwi AR misalnya. Siapa sangka, di hari pernikahannya, pengantin wanita bisa salah mencolek sang pengantin pria. “Saya mendekat dan langsung mencolek pinggangnya dari belakang…dia cepat memutar badan. Menuruti ajakan saya, Tetapi, Tuhaaaan, orang yang saya colek memang berwajah suami tetapi…” Hal.7. Haha, lucu sekali. Aku nggak bisa membayangkan jika adegan berlangsung dengan tak sekedar mencolek. Merangkul misalnya… bisa berabe, kan? Namun terlepas dari salah colek di malam pertama itu ada satu kejadian lain di cerita ini yang sangat menginspirasiku. Yakni berupa interaksi calon suami dengan pengamen jalanan. Apa itu? Hmm, silahkan dibaca sendiri. Yang pasti aku tertarik melakukan hal yang sama. 😀

Kisah seru pengantin wanita yang ngotot terhadap riasan pengantin tergambar di kisah Tentang Baju Pengantin, Alis dan Sound System yang ditulis oleh Nunung Nurlaela. Bisa dibilang sikap keras mbak Nunung tentang jalannya pernikahan beliau cukup beralasan. Agar terlihat cantik, mbak Nunung dipaksa untuk mengenakan setelan kebaya yang tidak disukainya. Alisnya juga harus dicukur hanya demi alasan estetika penampilan. Padahal mbak Nunung tahu mencukur alis itu tidak diperbolehkan “Oya mbak, alisnya nanti dikerok ya biar beda dan tambah cantik…. Huwaaa tolong, aku gak mau alisku dikerok huhuhu…” Hal.101.. Nah, mengenai hiburan tetabuhan yang ternyata musik dangdut, aku sangat setuju bahwa pernikahan tidak seharusnya dihibur dengan musik dangdut. Jauh dari kata sesuai 🙂

Sebagian orang menginginkan pernikahan tak terlupakan seumur hidup. Tentu saja itu wajar karena tak ada pasangan yang berfikir bahwa itu adalah pernikahan pertama dan ada lagi sesudahnya. Hanya saja banyak yang rela melakukan pengeluaran luar biasa hanya untuk terlihat mewah. Uniek Kaswarganti dalam ceritanya yang berjudul Siapa Bilang Menikah Harus Mewah? Memberikan gambaran bahwa kehidupan setelah menikahlah yang jauh lebih penting. Bahkan Uniek meyakini bahwa sebetulnya cincin nikah itu tak terlalu perlu. “Halah cincin nikah buat apa sih? Nggak ada wajib-wajibnya kan pake cincin segala.” Hal.31. Aku pribadi sih tak menyalahkan jika sebagian besar menganggap cincin adalah benda sakral dalam satu hubungan pernikahan. Namun sekali lagi, jika semuanya berlebihan. Rasanya mubazir.

0 d2VkZGluZyBjb3VwbGUga25lZXMuanBn

Dalam penyelenggaraan pesta pernikahan pun banyak sekali orang yang memilih jalan yang salah hanya agar nampak mewah dihadapan tamu. Silahkan saja jika memang keuangan menunjang. Namun harus diingat bahwa pesta pernikahan bukanlah hakikat pernikahan itu sendiri. Makanya aku setuju dengan prinsip mbak Nathalia Diana Pitaloka dalam kisah Semakin Yakin dan Mantap yang berkata , “acara pernikahan yang kami persiapkan adalah pesta sederhana, namun saya, suami dan keluarga sepaham bahwa meskipun sederhana, acara tersebut harus mampu membuat tamu yang datang merasa nyaman dan mendapat jamuan yang layak.” Hal.124. Yup, memuliakan tamu juga baik, bukan?

Buku My Wedding Story ini ditulis oleh 24 kontributor melalui audisi yang dilakukan oleh penerbit Mozaik Indie Publisher. Spesialnya, ada satu cerita yang ditulis oleh penulis tamu. Yakni tulisan berjudul Backpack ‘Menjodohkan’ Kami yang ditulis oleh mbak Imazahra. Sebagai penggagas Muslimah Backpacker, mbak Imazahra memang sudah terkenal sebagai petualang tangguh yang telah menjelajahi puluhan negara. Siapa sangka, dalam sebuah penjelajahan di negeri para Nabi –Mesir, pun diantara rasa sedihnya atas kegagalan terdahulu, mbak Imazahra dipertemukan kembali dengan seseorang yang sangat mengerti dirinya. Diantara perjuangannya mendaki gunung Sinai secercah harapan pengisi kekosongan hati mulai tertumpu terhadap seorang laki-laki Sunda penghafal Al-Quran yang secara terus terang berkata bahwa ia sangat menyayanginya.

Pada akhirnya, seberat apapun beban kehidupan ditimpakan kepada kita, jika kita mau bersabar mendaki puncak kebaikan, insyaAllah beban itu akan tertinggal jauh di bawah atau bahkan diangkatNya, asal sabar dan bersangka baik menjadi peneman perjalanan kita,” Hal.15. Melalui kisah perjalanan hidup mbak Imazahra, aku diyakinkan bahwa jika upaya pencarian teman hidup sejati mengalami berbagai macam gejolak. Berbaik sangka sajalah kepadaNya. Seseorang yang tepat bisa jadi akan datang tanpa kita duga waktunya. Bersiaplah untuk menerima reaksi semacam ini. “Aku berkali-kali tertegun. Termangu-mangu. Kebahagiaan ini seperti sebuah hadiah raksasa yang tak kuasa kuterima,” Hal.23. Aah, aku suka sekali cerita ini. Salah satu bagian kisah yang aku baca berulang kali. Mbak Imazahra, seperti biasa selalu pawai memainkan kata-kata. Diksinya selalu terpilih dan rona romantis sangat nampak di sana. Walau begitu, bahasanya juga tegas. 🙂 Ketegasan yang didasari atas sikap dan pendiriannya akan pilihan hidup. Termasuk keberanian untuk menepis anggapan kebanyakan orang mengenai kepantasan gender dalam mengungkapkan isi hati. ^^

Setelah sebelumnya membaca Love Journey, Carok dan Book Junkies. My Wedding Story adalah buku Mozaik Indie Publisher ke-4 yang aku baca. Secara kualitas semuanya kini jauh lebih baik. Sebagai penerbit indie, bisa dibilang kualitas terbitan Mozaik kini bisa menyamai penerbit besar. Kualitas cetakan, pemilihan kertas, penjilidan, tata letak kini jauh lebih baik ketimbang buku-buku sebelumnya. Ini pertanda bagus. Artinya Mozaik Indie Publisher terus berusaha menyempurnakan kualitas demi kenyamanan pembaca. Semoga kedepan Mozaik Indie Publisher terus concern menerbitkan buku yang baik dari segala aspek. Terutama kualitas isi buku itu sendiri.

My Wedding Story bukanlah buku bertema pernikahan pertama yang aku baca. Walau begitu, bisa kubilang My Wedding Story laik disejajarkan dengan buku-buku bertema sama lainnya. Secara garis besar kualitas tulisan masing-masing kontributor sudah baik. Beberapa memang memakai gaya kepenulisan yang jauh lebih menonjol. Sangat wajar mengingat penulis-penulis tersebut sudah tinggi jam terbangnya dalam dunia tulis menulis. Jadi, aku berusaha menahan diri untuk tidak membandingkan. Toh, masing-masing sudah berusaha menonjolkan keunggulan kisah pernikahan mereka.

0 d2VkZGluZyBjb3VwbGUgZml2ZS5qcGc=

Masih banyak kisah unik yang ditawarkan My Wedding Story ini. Misalnya saja kisah Pengantin Ungu yang Bau. Nah, bagaimana bisa pengantin membiarkan dirinya bau di hari sepenting itu? 🙂 Kisah Dipinang dengan Seperangkat Alat Naik Gunung dan kisah Dipinang dengan Ar-Rahman Sangat unik, bukan? disaat wanita kebanyakan ingin dipinang dengan perhiasan atau barang mewah, penulis cerita-cerita ini malah memilih dipinang dengan cara yang berbeda. Ada juga yang ketika akan menikah eh malah harus di Interogasi Abang Ojek dulu. Wah ada apa?

Untuk menutup ulasanku terhadap buku ini, aku akan mengutip secuil kalimat yang disampaikan oleh Ihwan Hariyanto dalam tulisannya yang berjudul The Blue Wedding. Apa yang ditulis Ihwan mengenai kegalauan hatinya ketika dulu belum menemukan jodoh sangat mengena dikehidupanku sekarang 🙂 Di saat makin banyak orang yang bertanya mengenai ‘kapan menikah?’ rasanya kalimat ini bisa dijadikan jawaban, “Aah, andai mereka tahu betapa usaha saya sudah sangat keras untuk mendapatkan belahan jiwa yang akan saya harapkan menjadi ibu dari anak-anak saya dan menemani sisa umur saya kelak.” Hal.42. Jadi, apakah tidak lebih baik jika mendoakan saja ketimbang terus mempertanyakan? 😉

A great marriage is not when the perfect couple comes together. It is when an imperfect couple learns to enjoy their differences.” Dave Meurer. Hal.94.

Keterangan : Sumber gambar sampul buku dari sini. Ilustrasi dari sini.

Iklan

64 komentar di “pernikahan punya cerita – MY WEDDING STORY –

  1. Reblogged this on honeymoonbackpacker and commented:
    [My Books]
    My Wedding Story diresensi Dik Haryadi Yansyah, salah seorang professional blogger dan pencinta buku yang ngeblog di: http://www.omnduut.wordpress.com

    Dia mengutip sedikit kalimat yang saya tulis dalam buku ini,

    “Pada akhirnya, seberat apapun beban kehidupan ditimpakan kepada kita, jika kita mau bersabar mendaki puncak kebaikan, insyaAllah beban itu akan tertinggal jauh di bawah atau bahkan diangkatNya, asal sabar dan bersangka baik menjadi peneman perjalanan kita,” Hal.15.

    Selamat membeli di Mozaik Indie Publisher dan membaca buku asik satu ini ya 🙂

  2. Duh yayan…. kalau baca buku ini, pasti galau sebentar deeeeh..:))

    uni malah pengen tahu… kutipan yang ini :
    “A great marriage is not when the perfect couple comes together. It is when an imperfect couple learns to enjoy their differences.” Dave Meurer. Hal.94.

    ada di dalam bukunya, atau hasil kutipan yayan sendiri? mau donk uni dikasih linknya….

    • Lha, Uni yang sudah jelas aja galau apalagi akuuuuuuhhhh hahaha 😀 mupeng mode on liat kisah-kisah unik dan romantis yang ada di buku ini.
      Kutipan itu ada di buku. Tepatnya diantara tulisan mbak Nurul Wahidah yang berjudul Dipinang dengan Ar-Rahman. Ada juga kutipan bagus lainnya. “Love’s about finding the one person who makes your heart complete, who makes you a better person than you ever dreamed you could be” 🙂

  3. iya perkawinan bukan mencari pasangan sempurna, tapi samasama hidup indah dengan perbedaan..
    covernya suka deh, rana emang keren.. tapi warnanya biru banget ya.. kalu lebih soft lebih keren itu..

  4. Aku juga terkesan ama cerita interaksi suaminya Mbak Dwi ama pengamen jalanan, lucu namun sukses nunjukkin usaha keras seorang lelaki demi bisa bersanding dengan pujaan hatinya.

    Terimakasih atas apreasiasi lebihnya pada MWS ini, secara tampilan memang paling eyecathing dan tebal, udah pantes mejeng di toko buku sebenarnya namun sayang dana kami terbatas sehingga tidak dicetak massal 500 seperti 3 buku yang kamu sebutin itu. Semoga cetakan pertama ini bisa habis n cetak lagi lebih banyak.

    Tak lupa juga, aku doain semoga Yayan dan para lajangnya lainnya segera dipertemukan dengan belahan hatinya, percayalah semua akan indah pada waktunya. Kalian masih muda, manfaatin sebaik mungkin masa lajang kalian untuk meraih mimpi dan meningkatkan kualitas diri agar siap menjalani mahligai pernikahan yang penuh ujian dan tantangan. *berasa tua banget neh :D*

    • Sampai sekarang aku belom ada kesempatan untuk nyoba Wan. Haha 🙂 kalo jalan sama keluarga malu ah. ^^ Iya, pokoknya MWS ini jauh lebih baik dari buku-buku Mozaik terdahulu. Tak sia-sia rasanya perjuangannya kan? 🙂 Semoga bisa cetak ulang dengan makin banyaknya peminat ya.

      Amiiiin. Makasih doanya ya Wan.

      • Moga lekas diberi kesempatan ya? biasanya calon kita datang dari lingkungan dimana kita sering bergaul, berdasarkan pengalamanku sih he3
        aamiin, makasih doanya.

  5. Suka banget sama kalimat terakhirnya. Pernikahan itu ngajarin aku banyak hal dan aku jatuh cinta terus-terusan sama Suamiku tiap hari. *mendadak pengen pulang cepet* 😀

  6. Moga segera menemukan bidadarinya yaa.. Sesama blogger aja *radar mak comblangnya nyala* Hihihihi…
    Pengin deh baca buku ini. Tapi lagi puasa dulu beli buku. Entah sampai kapan bertahannya. Hehehe….

  7. he he sudah diperbaiki….btw, makasih sekali lagi, dah bikin resensi yang keren…semoga yang nulis resensi ini segera dipertemukan dengan pujaan yang sesuai dengan impiannya…Aamiin…

  8. hwaaa terharu *baru sempet komen dsini soalnya br sempet ol di pc skarang*

    setuju.. kualitas bukunya bagus yah, ga kalah lah sama penerbit2 mayor 😀

    smoga segera dpertemukan dgn belahan jiwanya yah 🙂

  9. Ping balik: Oouch! Saya Tersasar di Blog Omnduut | La Rêveur Vrai

  10. Blognya bagus banget kak ^^ Semoga persiapan pernikahan dilancarkan dan semoga langgeng sampai maut memisahkan 🙂
    Selamat pagi kakak. 🙂 maaf numpang promosi ya. ^^
    Ada yang mau nikah? Tapi masih bingung cari Wedding Organizer yang profesional? Rias pengantin yang bagus dan *manglingi? Dan catering yang halal,enak, murah dengan dekorasi yang bagus tapi tetep dengan harga sesuai kantong anda?
    Gak cuma catering untuk nikahan aja lho, ada juga nasi box, racikan dan nasi bancakan. Rias untuk pengantin,wisuda,persewaan kebaya/beskap juga bisa. Yuk cek paket paket hemat kami di link kami http://www.bumentik.com dan http://dekorasipernikahanjogja.com/

    • Walaupun komennya templete, berhubung aku lagi baik dan komennya kiyut dan lucu, komennya aku approve. Amin, doakan segera menikah ya hahahaha.

Tinggalkan Balasan ke Lalu Abdul Fatah Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s