Masih ingat dengan kompetisi pertukaran blogger dunia atau The Big Blog Exchange yang diadakan oleh Hostelling International di Maret lalu? Yup, seperti yang sudah aku tulis sebelumnya di sini, bahwa 16 pemenang sudah dipilih. Sayangnya, walaupun Indonesia merupakan negara dengan kandidat pemenang paling banyak di regional Asia Afrika, tidak satupun blogger dari Indonesia yang berhasil menggapai posisi puncak di kompetisi tingkat dunia ini.
Di postingan sebelumnya, dengan berlandaskan sugesti hasil obrolan dari sesama finalis, aku menarik kesimpulan bahwa KEMUNGKINAN BESAR mereka tidak memilih blogger dari Indonesia sebagai pemenang karena hingga saat ini jaringan Hostelling International belum ada di Indonesia. Sehingga, dengan fakta tersebut, keberadaan peserta dari Indonesia sejak awal tak ubahnya sebagai tim pompom di ajang kompetisi ini. Tidak peduli seberapa baiknya dan seberapa potensial serta banyaknya partisipan blogger dari Indonesia, memang sejak awal mereka TIDAK AKAN memilih pemenang dari Indonesia.
Pasca menyampaikan pendapat mengenai hal itu, beragam tanggapan muncul. Beberapa meyakini bahwa memang blogger Indonesia tidak terpilih karena alasan tersebut. Namun, tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa apa yang telah aku sampaikan tak lebih dari protes berlebihan. Secara tersirat mereka menganggap aku tidak rela menerima kekalahan dan tidak ikhlas menerima keputusan tersebut (yang berakhir dengan kalimat… “come on, move on! Berpikiran positif sajalah!” dsb).
Respon-respon tersebut membuat aku berfikiran untuk mempertanyakan hal ini langsung kepada tim The Big Blog Exchange. Ini bukanlah hal yang mudah. Dengan mempertanyakan hal ini, aku mengambil resiko yang sangat besar. Besar kemungkinan setelah melayangkan protes ini, usahaku untuk berkompetisi di ajang yang sama tahun depan menjadi tidak berarti lagi. Sangat mudah bagi mereka untuk memasukan namaku ke daftar hitam. Tapi… demi perjuangan blogger-blogger dari Indonesia di ajang ini tahun depan, aku berani mengambil resiko tersebut.
Awal bulan Mei aku mengirimkan pertanyaan melalui contact form di situs resmi mereka. Namun, lebih dari seminggu aku tak kunjung mendapatkan jawaban. Aku lalu memutuskan untuk mengirimkan pesan yang sama ke alamat email mereka di tbbe@hihostels.com. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang apa adanya, aku berusaha menyampaikan pertanyaan dengan jelas.
“why no blogger from Indonesia who was elected?” Is it true that Indonesian bloggers have been ignored because of Hostelling International has not a network in Indonesia?”
Di email yang pertama, aku mempertanyakan bahwa apakah benar tidak dipilihnya blogger Indonesia sebagai pemenang karena Hostelling International belum memiliki jaringan di Indonesia. Di email tersebut aku juga secara jujur berkata bahwa ada kekecewaan ketika aku tidak terpilih. NAMUN, aku lebih kecewa lagi ketika tidak ada satupun blogger Indonesia yang dipilih sebagai pemenang.
Email yang aku kirim pada tanggal 5 Mei 2013 itu dibalas 3 hari kemudian. Pada tanggal 8 Mei 2013 aku menerima email balasan dari The Big Blog Exchange. Namun, sayangnya jawaban yang diberikan sangat normatif/ambil aman. Jawaban tersebut juga telah diutarakan oleh The Big Blog Exchange ketika mendapatkan gelombang protes dari blogger-blogger lain dari seluruh dunia.
Ini dia balasan email dari The Big Blog Exchange.
“Hello Haryadi,
Thank you for your email and your commitment to this project.
We understand you are disappointed and so are most of the bloggers because only 16 out of 1,773 were selected! It was a very difficult decision for the jury indeed because our 100 finalists were great bloggers and all deserved to be selected.
Unfortunately this is a competition and it can seem unfair, other countries with many blogger candidates have no representative, but the jury has selected a representation of bloggers from different countries, ages, experiences, interests… That reflects the reality out there. The winners were not selected based on the popularity or importance of their country but on a number of criteria such as their motivation, the content and design of their blog, etc.
For our first year running this project we have been happily surprised with its success and are very grateful to all the bloggers. We wish we could offer the exchange to everyone but as you can imagine it’s impossible 😉 Hopefully, next year’s BBE, if there is one, will see other fabulous bloggers representing different countries.
Keep on spreading the power of blogs!
Kindest regards,
TBBE Team”
Silahkan disimpulkan sendiri. Rasanya tidak berlebihan jika aku berpendapat bahwa jawaban yang diberikan The Big Blog Exchange itu sangat normatif. Bahkan pertanyaan inti yang aku tanyakan di emailku “why no blogger from Indonesia who was elected?” Is it true that Indonesian bloggers have been ignored because of Hostelling International has not a network in Indonesia?” tidak mereka jawab dengan jelas.
Merasa belum menemukan jawaban yang aku inginkan, aku kembali mengirimkan email tanggapan. Kali ini dengan penekanan bahwa seharusnya mereka memberikan jawaban yang pasti. The Big Blog Exchange harus yakin menjawab bahwa dugaan dan prasangka yang aku utarakan itu salah. “I hope TBBE give a statement, “Of course we did not chose Indonesia because Indonesia is not included in the Hostelling International network, but it is none the Indonesian bloggers included in the assessment criteria for the winner.”
Akan lebih melegakan jika mereka berkata bahwa keputusan mereka tidak memilih blogger dari Indonesia karena TIDAK SATU PUN blogger Indonesia laik menjadi pemenang. Sungguh, terlepas dari keberadaanku yang blogger amatiran abal-abal ini. Ke-11 finalis dari Indonesia lainnya adalah blogger-blogger hebat yang memiliki segudang prestasi. Mau aktifis lingkungan? Ada! Mau traveler tangguh? Ada! Mau ibu rumah tangga yang hebat? Ada! Mau food blogger? Ada! Mau penulis? Ada! Bisa dibilang, dari 16 pemenang dari seluruh dunia, tiap-tiap kriteria dimiliki oleh finalis blogger dari Indonesia. Bahkan, bisa dipastikan (aku berani bertaruh) tidak ada dari blogger-blogger tersebut yang memiliki semangat melebihi blogger dari Indonesia. Satu hal yang masih bikin aku geram adalah terpilihnya wildcard di pemenang. Tanpa satu pun usaha dan upaya untuk menunjukkan motivasi di ajang ini, mereka bisa terpilih dan secara telak mendepak keberadaan blogger dari Asia! Khususnya dari Indonesia.
Di email balasan pula aku secara tidak langsung ‘menantang’ The Big Blog Exchange bahwa jika memang blogger Indonesia tidak terpilih bukan dikarenakan belum adanya jaringan Hostelling International di Indonesia, maka The Big Blog Exchange setidaknya bisa memaparkan secara singkat bahwa di kompetisi tahun depan, mereka bisa merencanakan rancangan kegiatan pemenang di Indonesia bahkan tanpa keberadaan jaringan mereka di Indonesia. “You should be able to convince us that without any bloggers Indonesia can be selected as a winner even if Indonesia is not yet incorporated in the Hostelling International network. Tell us what steps would you take to plan the winner in Indonesia without any representation Hostelling International in our country.”
Kini sudah lebih dari 20 hari sejak email balasan aku kirimkan (aku sempat mengirimkan reminder agar mereka dapat menjawab emailku), aku tidak juga menerima jawaban dari The Big Blog Exchange. Bisa jadi mereka merasa terpojokkan atau mereka tidak tahu harus menjawab apa ketika kedok mereka terbongkar.
Sebetulnya sudah sejak lama aku ingin menulis hal ini. Namun berbagai pertimbangan sempat membuatku ragu hingga pagi ini aku membaca sebuah postingan dari salah satu pemenang yang berisi…
So, sepertinya teka-teki dari apa yang aku pertanyakan sedikit demi sedikit mulai terkuak. Sudah pasti semua pemenang akan ditempatkan di hostel yang termasuk di jaringan Hostelling International. Karena hal tersebut, mereka menyampingkan tujuan utama mereka. Dengan alasan teknis mereka telah berbuat curang. Seharusnya, kompetisi ini dibuka dengan persyaratan jelas bahwa “Kompetisi ini hanya diperuntukkan bagi negara yang tergabung di jaringan Hostelling International!” Persyaratan ini memang menyerempet sisi deskriminasi, namun tentu hal tersebut lebih baik jika dibandingkan kebohongan besar yang (mungkin) telah mereka lakukan.
The Big Blog Exchange lupa bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah peserta terbanyak di dunia. Blogger dari Indonesia pula yang telah berjasa meramaikan kompetisi ini dan turut memperkenalkan Hostelling International secara luas. Bahkan, pasca pengumuman pemenang, kemeriahan kompetisi ini langsung meredup. Berbagai cara dilakukan The Big Blog Exchange untuk meramaikan kompetisi ini. Namun, respon blogger dari seluruh dunia menurun drastis.
Sekali lagi, aku tidak bisa meredam apapun pemikiran kalian terhadapku. Silahkan saja jika dengan adanya tulisan ini kalian berfikiran A, B, C hingga Z terhadapku. Namun, apa yang aku lakukan ini sedikit banyak demi memperjuangkan keadilan dan untuk kejelasan kompetisi ini di tahun depan. Walau berada di bayang-bayang daftar hitam, aku tetap penasaran untuk mencoba ikutan lagi di ajang ini tahun depan. Namun dengan espektasi rendah tentu saja. Toh tidak ada ruginya jika aku mendaftar. Sekaligus aku ingin tahu bagaimana rasa adil mereka dan bagaimana perlakuan mereka terhadap blogger dari Indonesia.
Jikapun apa yang aku tulis di postingan ini tidak benar dan dengan sendirinya akan terbantahkan di tahun depan (dengan adanya pemenang dari Indonesia –siapapun dia), toh aku sedikitpun tidak merasa rugi. Malah bagus dong jika tahun depan ada blogger Indonesia yang terpilih. (dan itu bisa jadi kalian, orang-orang yang memandang remeh sikapku ini). Silahkan saja, aku akan ikut senang dan akan mendukung hingga akhir. Ini bukan lagi tentang perjuangan perorangan, namun, -dengan skala yang lebih kecil, aku harap hal ini bisa diartikan sebagai bentuk usaha dariku untuk memperjuangkan Indonesia. Aku ingin mereka tidak memandang rendah Indonesia. Karena… Indonesia terlalu besar untuk dipandang rendah seperti ini.
Catatan : Dengan berbagai pertimbangan, kolom komentar postingan ini aku tutup. Silahkan jika ada hal-hal krusial yang ingin disampaikan, bisa mengirim email kepadaku di omnduut@gmail.com (jika memungkinkan, aku akan jawab sebagaimana pendapat dan sudut pandangku terhadap hal ini. Dan hal tersebut akan aku paparkan secara umum di blog.) Terima kasih atas sikap menghargai atas perbedaan pendapat yang ada. 😉