Rangkuman perjalanan di Belitong, bisa dilihat di sini ya 🙂
Hari ketiga di Belitong, rencana untuk mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi harus dipending dulu karena Ucok harus ke kolong (tempat penggalian timah) dan Bang Ogut harus dinas sehingga nggak ada yang bisa ngajakin ke Tanjung Pandan. Sebagai gantinya, aku punya agenda lain hari itu. Yakni mengunjungi sekolah Muhammadiyah Gantong (atau sekarang dikenal dengan SD Laskar Pelangi) dan Rumah Kata Andrea Hirata.
Dari pagi hingga siang, aktifitasku di rumah aja. Main sama krucil-krucil dan bantu-bantu seadanya. Sempet panik soal cucian nih. Hujan terus datang di Gantung. Sayangnya, ketika ke Pulau Lengkuas kemarin, aku lupa memasukkan jemuran sehingga pulang-pulang, bukannya kering, pakaian makin basah. Padahal persediaan baju keringku sudah menipis. Makanya, seharian ini kerjaanku memantau jemuran haha. Ada beberapa baju yang belum kering bener tapi (kayaknya) bisa dipake sehingga langsung diselamatkan dan diseterika (alhasil agak bau dikit :P). Ah lumayanlah untuk jalan-jalan ntar sore ke sekolah Laskar Pelangi.
Bada’ Ashar, Ucok sudah pulang dari kalong dan udah siap mau ajakin aku jalan-jalan ke SD Laskar Pelangi tempat syuting dilaksanakan. Untungnya, walaupun desa Selumar tempatku tinggalku ini terpencil dan jauh dari Pantai Tanjung Tinggi, tapi untuk menuju sekolah Laskar Pelangi waktu tempuhnya kurang lebih 20 menit saja.
Aku, Ucok dan Kak Butet sampai di SD Muhammadiyah hampir jam 4 sore. Di hari pertama, aku sudah melewati sekolah ini dan pada saat itu terlihat sepi. Berbeda dengan sore ini dimana SD Laskar Pelangi lumayan banyak dikunjungi orang. Orang sibuk foto sana-sini. Aku pun udah gatel pingin pose-pose sih, hihi. Tapi ada sedikit hal yang lumayan bikin sebel di sini. Yakni adanya orang yang lagi syuting sehingga ruang gerakku sangat terbatas.
Ternyata, sore itu ada pengambilan gambar untuk pemenang undian mobil dari bank daerah. Pemenangnya satu keluarga yang harus bikin testimoni untuk disiarkan di tipi. Sebetulnya nggak masalah sih kalo mau syuting, tapi beberapa kru dari bank tersebut lagaknya lumayan nyebelin dan berulang kali berkata, “Pak-Bu, boleh pergi sebentar, kita mau syuting dulu!”
Yeey, syuting sih boleh aja, tapi ya, syutingnya kok lamaaa banget. Si anak kecil yang ortunya kedapetan mobil bertugas sebagai juru bicara keluarganya kali itu. Hmm, mungkin karena ortunya kagok ngomong (pake bahasa Indonesia) di kamera kali ya 😛 Tapi, parahnya, si anak usia SD atau SMP ini juga nggak cukup baik berbicara. Berulang kali ngomong, segitu pula dia bikin salah. “…halo, kami keluarga blabla… kami… lho yang dapetin… mobil. Sehingga bisa… jalan-jalan di sekolah Laskar Pelangi. Terima kasih…” sahut si bocah dengan pemenggalan kata-kata yang salah tempat.
CUUUTTT!!! Teriak sutradara.
“Jangan lupa matanya ke kamera ya dik, dan bicaranya jangan terputus-putus. Di akhir kalimat bilang ‘terima kasih ya bank uhukuhuk’ ya!” sahut seorang cewek yang kayaknya pegawai bank.
Pengarahannya lama banget dan berulang-ulang. Aku gak sabar buat nunggu 😛 Jadilah aku menyelinap masuk ke dalam kelas dan foto-foto di sini hehe. Toh, kalo sudah di dalam nggak keliatan, kan? Sesampai di sini, hiks sayang banget. Sekolahnya nggak terurus. Dinding-dinding sudah banyak yang jebol dan kayunya terlihat sangat rapuh. Meja dan kursi juga sudah banyak yang rusak. Sayang sekali…
Memang ya, demi kepentingan pariwisata, pemerintah lokal berencana memindahkan replika SD Muhammadiyah ini di sebuah kawasan baru. Rencananya, di area ini, akan dibangun museum dan juga set-set lokasi yang dulu dijadikan tempat syuting. Katanya juga bakalan ada panggung terbuka sehingga bisa dilaksanakan pertunjukkan sewaktu-waktu. Lagi-lagi area itu terlantar. Sekolah yang dibangun sih memang keliatan lebih bagus, tapi… kok kurang sreg ya. Ini nih sekolahnya…
Kalo yang nonton film Laskar Pelangi, pasti tahu kalo sekolah tempat syuting itu punya halaman luas yang berundak-undak. Di sisi sekolah juga ada pondok kecil dan ada pohon-pohonnya, kan?. Nah, di kawasan baru ini, semua itu nggak ada. Aku sendiri juga males ke sini. Soalnya tempatnya terasa sempit dan terasa agak musuhan dengan alam gitu. :p
Setelah pose-pose di dalam kelas. Pinginnya sih bisa ambil foto dengan sudut gambar lebih oke di luar. Tapiii… lagi-lagi disuruh pergi sama petugas. Aah, lagian syuting begitu aja lama banget! Harusnya kan kru siapin kek kertas karton gede bertuliskan kata-kata yang harus diucapkan. Biar si anak nggak kelibet terus ngomongnya. Kalo sudah gini, jadinya mengganggu pengunjung yang lain kan 😛
Ah, sudahlah. Melihat gelagat syuting yang nggak kunjung selesai, aku pun akhirnya memutuskan untuk pergi saja. Menuju destinasi selanjutnya. Rumah Kata Andrea Hirata.
Rumah ini katanya dulu tempat tinggal Andrea Hirata waktu kecil. Sekarang, rumah ini disulap menjadi semacam museum mini yang memperlihatkan serba-serbi Laskar Pelangi. Untuk masuk ke dalam, kita hanya dipungut biaya kebersihan Rp.2000 aja! Murah banget. Seperti halnya ketika akan naik ke mercusuar di Pulau Lengkuas, lagi-lagi uangnya diletakkan begitu saja di sebuah wadah. Tapi kini tidak berberbentuk kotak infak di masjid, Namun cukup menggunakan bejana kecil yang ditutupi kain yang diberi lubang di tengahnya.
Ada ibu-ibu yang menjaga rumah ini. Entah siapa, aku nggak sempat ngobrol banyak karena beliau terlihat pemalu dan menutup komunikasi. Ketika kusapa, dia hanya senyum seperlunya sambil (pura-pura) bersih-bersih. Tidak jauh dari tempatnya duduk, ada setumpuk novel Laskar Pelangi yang dijual. Baiklah, mari kita menjelajah di dalam.
Di tiap-tiap dindingnya, banyak sekali tertempel foto-foto yang berhubungan dengan Laskar Pelangi. Ada cuplikan adegan film, atau ornamen-ornamen yang dulu digunakan ketika syuting. Ada juga kaver novel Laskar Pelangi dalam beberapa versi. Kebanyakan kaver versi terjemahan bahasa asing. Hebat ya, sejauh ini Laskar Pelangi sudah diterbitkan lebih dari 65 negara. Terlepas dari kontroversinya baru-baru ini, aku tentu ikutan bangga.
Di bagian belakang, ada sebuah dapur tradisional yang ternyata menyediakan kopi untuk dijual. Masaknya aja masih pake kayu bakar dan menggunakan teko yang telah menghitam dibakar api. Unik sekali 🙂 Sayang aku bukan penikmat kopi. Sehingga aku tidak tahu rasanya seperti apa. Oh ya, kopi memang minuman utama di Belitong sini. Makanya, selain dikenal sebagai Bumi Laskar Pelangi, Belitong juga mendapatkan julukan kota 1000 warung kopi. Bahkan, bicikku pun punya usaha warung kopi ini di pasar. 😀
Di bagian dapur ini juga ada ruang kerjanya Andrea Hirata. Tempatnya sangat sederhana. Hanya ada meja dan kursi kaju beserta beberapa perabotan tua. Ah lagi-lagi aku lupa nyobain duduk di sana. Yaaa siapa tahu ketularan Andrea Hirata yang jago nulis hihi.
Secara umum, Rumah Kata Andrea Hirata ini bisa dibilang menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi kalo ke Gantung-Belitong. Banyak sekali informasi dalam dua bahasa yang tersedia di sini. Rumahnya juga bersih dan masih tradisional sekali. Seru deh!
Perjalanan hari ini lumayan serulah walau sempat sebel sama kru syuting. Hehe. Ah gapapalah… toh besok juga bakalan hepi lagi karena mau ke Pantai Tanjung Tinggi dan Pantai Tanjung Kelayang. Yihaaa…
….bersambung.
Aku udah pernah ke sini sama bu muslimah dulu
Sempet juga mau main ke rumah Bu Muslimah, tapi ntah kenapa sampe pulang aku lupa mau ke sana. Padahal dulu, bertahun-tahun lalu, niatnya ketemu Bu Muslimah dan minta tanda tangan di novel 🙂
Dulu rame2 main ke rumah bu muslimah, numpang sholat maghrib dan ngobrol2 gitu.
Sampe sekarang aku belum pernah nonton ato baca laskar pelangi lho, hehe..
Jadi dulu ke Belitong bukan dalam rangka napak tilas Laskar Pelangi ya Bijo? *soalnya belom nonton dan baca*
Sengaja gak mau nonton atau memang kesempatan untuk itu selalu nggak pas waktunya?
Wah kamu rajin nyuci juga ya Yan? hihihihihihihi 😀
Eh yg foto2 pertama itu kan sekolah yg dibuat untuk syuting, kira2 sekolah aslinya masih ada gak ya?
Masih inget betul dengan film ini
Sebenernya aku lebih memilih cuci piring ketimbang nyuci baju hahaha. Sekolah aslinya udah nggak ada, sudah hancur. Nah sekolah yang itu dibangun untuk keperluan syuting. Sayangnya nggak dijaga sekarang 😦 Semogalah ada pemerintah Belitong baca tulisan ini.
Aamiin aamiin semoga tulisannya terbaca oleh mereka 🙂 Eman-eman, padahal itu kan termasuk aset daerah yang menjadi (salah satu) ikon pariwisata disana ya
Iya, harusnya yang ini dijaga banget. Karena pariwisata di Belitong ini kan mulai menggeiat pasca Laskar Pelangi booming. sayang banget.
Huaaaa…. tahun 2011 pas saya ke sini, Rumah Kata Andrea Hirata belum ada ya!
Suatu hari nanti kalau ke Belitong, kudu ke sini deeeh 😀
Makasih, Cek Yan, untuk catatan perjalanannya yang teteeeuuup berkarakter 😀
Wah berarti Rumah Kata ini baru dong ya 🙂 Makasih Tah udah baca ya ^^
Yay!!!
Kemarin di dalam mobil, saya dan Mbak Ima ngobrolin Cek Yan. Mbak Ima bilang kalo Cek Yan punya modal untuk jadi travel writer.
Ya, saya pun setuju. Terus menulis yaaa 🙂
Hwah, aku diomongin dua penulis besar 🙂 Amin…amin… mudah-mudahan ya Tah. Sekarang kepinginnya lebih banyak menjelajah dulu kayak Fatah dan mbak Ima. 🙂
tinggalin jejak dulu yaaaa
Boleh-boleh Uni 🙂
Kopi gimana kopi? Penting hihi
Mb Noni pecinta kopi ya? ^^
Tempatnya asri banget…
Lumayan Rit 🙂 mungkin karena agak sorean ya ke sana 🙂 Kalo siang panasnya uampooon ^^
Sepedanya masih ada gak?
Itu juga nggak ada mas Iwan 😦
Yaaay… berarti hari ini bakal ada tulisan tentang pantai Tanjung Kelayang… *mantau Reader* hahaha.. jadi salah comment gini 😛
Haha, insyaAllah 🙂
ihh aku sirik…. *sebel gegara Batavia bangkrut jadi gagal ke Belitong 😦
Aku juga sirik liat catatan perjalanan di blognya, mantaaaaap 🙂
Ya ampun, kena imbas maskapai yang pailit yak, pastilah nyesek banget. Tapi mudah2an dalam waktu dekat, kesempatan ke Belitong hadir lagi. Amin 🙂
Amiiinn… mudah-mudahan bisa ke belitong… hihihihi
Amiinn 🙂 DItunggu tulisannya 😀
Batavia sialan yaaaa hahahaha, harus nya april ini aku kesana tp mesti pending dulu hehehe 🙂
sama kak cumi… harusnya aku mei kesana… hiks..
Wah ada lagi salah satu korban Batavia. Jadi beneran uangnya gak dibalikin ya? 😦 Semoga bisa segera ke sana yak 🙂 Amin.
Nah janjian aja berdua traveling bareng 🙂 cari tiket murah di tiket.com 🙂
kolong cuy, bukan kalong hehe
*wadoh*
Eh tapi gakpapa, aku kan memang typo master hehe.
Sudah dikoreksi ya 🙂 tks
ok ok …. sumatra aku belum ke babel sm lampung 🙂
Mudah-mudahan dalam waktu dekat dinas ke sana ya 🙂
hahaha …. wilayah kerjaku sumbar jambi, agak mustahil ksana dlm rangka dinas :p
Oh liburan kalo gitu 🙂
amin deh …. semoga bisa singgah di silaberanti 🙂
Hahaha, amin. Ditunggu 🙂
mokasih 🙂
wuih mantap!
Haha, makasih mas Bimo 🙂