Pelesiran

Gagal Bertemu Bunda Maria di Hagia Sophia

“Kita nggak punya waktu, jadi nggak bisa masuk.”

Namik, guide kami selama berada di Turki memberikan kabar buruk itu. Saat itu, di penghujung Desember, puncak liburan Natal dan tahun baru. Istanbul luar biasa ramai. Sebetulnya, tanpa dikasih tahu oleh Namik, saya sudah membatin jika rombongan akan susah berkunjung ke Hagia Sophia, wong antreannya saja sampai dekat pintu masuk Istana Topkapi.

Walaupun jujur, muncul sedikit rasa kesal juga, sih. Jika kami keluar hotel lebih awal dan nggak menghabiskan waktu lebih lama di toko cendera mata, sepertinya masih bisa mendatangi Hagia Sophia. Istanbul memang ramai, tapi jika pengaturan waktunya tepat, maka seharusnya semua bisa didatangi.

Jika belum rezeki, apa boleh buat. Sambil berjalan melewati deretan pengunjung yang tengah mengantre, saya berdoa, semoga diberikan kesempatan lagi ke Istanbul dan mengunjungi Hagia Sophia ini.

Kembali Lagi ke Istanbul

Siapa sangka, hanya berjarak 10 bulan, saya dikasih rezeki untuk kembali lagi ke Turki. Jika di kunjungan sebelumnya kami hanya punya waktu 1 hari terakhir di Istanbul, kali ini kami punya waktu 2 hari sehingga bisa mengunjungi lebih banyak tempat, termasuk Grand Bazar yang terkenal itu.

Walau tidak bertepatan dengan akhir pekan, namun di hari Selasa (10/10/23) antrean pengunjung terlihat ramai.

“Nanti kita akan masuk ke Hagia Sophia, kan?” tanya saya ke Timucin, guide kami untuk memastikan. Saat itu, Timucin terlihat bimbang.

Kelihatan kan ya antreannya. Dibuat melingkar biar spacenya cukup.

“Bisa saja, tapi kalian harus berdiri cukup lama, mungkin sekitar setengah jam,” jawabnya.

Saat itu, Hagia Sophia sementara ditutup karena sedang proses salat Ashar. Ya, sebagaimana Blue Mosque yang pernah saya masuki, jika sedang waktu salat, maka wisatawan dilarang berkunjung. Hanya pengunjung yang ingin salat yang diperkenankan masuk ke dalam.

Untungnya, begitu rombongan salat keluar, antrean yang tadinya mengular mendadak terurai. Tak henti-henti saya mengucapkan syukur atas kesempatan ini. Tempat yang saya sangat ingin kunjungi akhirnya berhasil saya jejaki.

Dari gerbang antrean, kami langsung menuju ke bagian samping masjid. Timucin dengan setia menemani kami dan menjelaskan secara singkat sejarah masjid ini.

Timucin, our best guide. Lagi menjelaskan sejarah Hagia Sophia.

“Hagia Sophia yang diresmikan pada tahun 360 ini mulanya dibangun sebagai gereja ortodoks Yunani. Setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah di tahun 1453, gereja ini berubah fungsi menjadi masjid,” ujar Timucin.

“Lalu, fungsinya berubah menjadi museum di tahun 1935. Barulah 85 tahun kemudian, tepatnya di tahun 2020, Hagia Sophia difungsikan kembali menjadi masjid,” jelasnya lagi.

Pintu masuknya. Sepatu disimpan di rak yang sudah tersedia.

Mendengar penjelasan itu, sungguh bikin saya bergetar. Nggak nyangka jika bangunan yang ada di hadapan saya ini usianya sudah lebih dari 1663 tahun! MasyaAllah, luar biasa.

“Nah, bagi yang mau salat, silakan mengambil wudhu di sebelah sana. Setelah ambil wudhu, pakai lagi sepatunya ya, jika dilihat petugas bapak/ibu tidak memakai sepatu maka akan disuruh wudhu ulang. Saya kasih waktu 30 menit ya untuk mengeksplorasi bagian dalam.”

Tempat wudhunya seperti ini

Tempat wudhu yang dimaksudkan Timucin ialah bangunan dengan atap yang berbentuk oktagonal. Ternyata, bangunan yang disebut dengan nama sadirvan ini baru ditambahkan pada tahun 1740.

Sayangnya, tidak disediakan sandal untuk mengambil wudhu. Jadilah, begitu selesai mensucikan diri, saya kembali mengenakan sepatu dan berjalan berjinjit, biar bagian dalam sepatu nggak sepenuhnya basah. Sebelum masuk ke ruangan utama, saya menitipkan dulu sepatu ke rak-rak yang sudah disediakan.

Terlihat beberapa penjaga di pintu masuk. Selain memastikan pengunjung tidak membawa benda-benda berbahaya, penjaga ini pula yang akan menegur rombongan wisatawan yang entah sengaja atau nggak mencoba masuk tetap dengan mengenakan sepatu.

Gagal Bertemu Bunda Maria

Ada perasaan yang sulit dilukiskan begitu saya masuk ke bagian utama Hagia Sophia. Hmm, nggak semagis saat melihat Masjid Nabawi atau Kabah. Tapi, rasanya selevel ketika dulu pertama kali saya melihat Taj Mahal di Agra atau menara Eiffel di Paris. Secara ya, tempat-tempat itu sudah saya ketahui lama, dan ketika kemudian berhasil didatangi seperti sekarang, rasanya bahagia sekali.

Sebelum mengeksplor lebih jauh, saya maju dulu hingga ke bagian dekat mimbar. Area ini berpagar, jadi hanya dikhususkan bagi mereka yang hendak salat. Saat itu, ada beberapa orang lain yang sedang sembahyang.

Saya sengaja mengambil pojok kiri. Semata-mata agar tidak mencolok dan jadi “tontonan” wisatawan lain, dan juga saya merasa dari sudut ini, saya lebih leluasa berdiam lama sambil memotret lebih dekat mimbarnya.

Memilih salat di pojokan, biar leluasa motret juga.

Selesai menjama dzuhur dan ashar, pikiran saya melayang ketika bangunan ini masih berfungsi sebagai gereja. Dulu, gereja pertama yang dibangun dikenal dengan nama Μεγάλη Ἐκκλησία atau dalam bahasa latinnya “Magna Ecclesia” yang berarti gereja agung dan dikenal juga dengan sebutan gereja Hagia Eirene yang berarti Kedamaian Suci.

Sokrates dari Konstantinopel mengklaim bahwa gereja ini dibangun oleh Konstantius II dan mulai dikerjakan pada tahun 346. Menurut Chronicon Paschale, gereja tersebut ditahbiskan pada tanggal 15 Februari 360, pada masa pemerintahan kaisar Konstantius II (yang memerintah pada tahun 337–361) oleh uskup Arian Eudoxius dari Antiokhia.

Sebuah tradisi yang berumur tidak lebih tua dari abad ke-7 atau ke-8 melaporkan bahwa bangunan tersebut dibangun oleh ayah Konstantius yakni Konstantinus Agung (memerintah pada tahun 306–337). Hesychius dari Miletus menulis bahwa Konstantinus membangun Hagia Sophia dengan atap kayu dan memindahkan 427 patung (kebanyakan pagan) dari situs tersebut.

Penulis sejarah abad ke-12 Joannes Zonaras menyatukan kedua pendapat tersebut, menulis bahwa Konstantius telah memperbaiki bangunan yang ditahbiskan oleh Eusebius dari Nikomedia, setelah bangunan tersebut runtuh. Karena Eusebius menjadi uskup Konstantinopel dari tahun 339 hingga 341, dan Konstantinus meninggal pada tahun 337, sehingga nampaknya gereja pertama didirikan oleh Konstantius.

Kelihatan kan ya kain penutup yang ada di langit-langit Hagia Sophia ini.

Gereja kedua di situs ini diperintahkan oleh Theodosius II (memerintah pada tahun 402–450), yang meresmikannya pada tanggal 10 Oktober 415. Notitia Urbis Constantinopolitanae, daftar monumen abad kelima, menyebut Hagia Sophia sebagai Magna Ecclesia, ‘Gereja Besar’, sedangkan bekas katedral Hagia Irene disebut sebagai Ecclesia Antiqua, ‘Gereja Tua’.

Pada masa Socrates dari Konstantinopel sekitar tahun 440,”kedua gereja ditutup oleh satu tembok dan dilayani oleh pendeta yang sama. Dengan demikian, kompleks tersebut akan mencakup area yang luas termasuk lokasi Rumah Sakit Samson di masa depan.

Jika kebakaran yang terjadi pada tahun 404 hanya menghancurkan gereja basilika utama abad ke-4, maka basilika Theodosia abad ke-5 bisa saja dibangun dengan dikelilingi oleh kompleks yang terutama dibangun pada abad keempat.

Ini mozaik Bunda Maria memangku Yesus yang udah ditutup. Sumber gambar https://media.suara.com/

Walau sudah tidak berfungsi sebagai masjid, sebetulnya masih ada peninggalan gereja berupa mozaik lukisan yang menghiasi langit-langitnya. Terutama lukisan Bunda Maria memangku Yesus yang tepat berada di atas mimbar. Namun, saat ke sana, saya lihat mozaik itu ditutupi kain karena posisinya pun menghadap kabah.

Keindahan dan kemegahan Hagia Sophia.

Namun, katanya ada juga mozaik lain yang tidak ditutupi karena tidak menghadap Kabah. Sayangnya, saya tidak ngeh posisinya di mana. Termasuk juga panel omphalion yang berada di bagian lantai marmer sisi tenggara alun-alun utama yang berbentuk kotak dengan 30 lingkaran dengan berbagai ukuran.

Ukurannya sekitar 5,65 meter yang menggambarkan lempengan pendanda lingkaran suci yang bias aterdapat pada gereja penting zaman Kekaisaran Bizantium.

Omphalion yang saya maksudkan. Sumber gambar https://hagiasophiaturkey.com/

Walau saya gagal bertemu Bunda Maria, namun saya cukup bahagia bisa melihat langsung betapa megahnya Hagia Sophia ini.

Warisan Dunia yang Menawan

Bersama beberapa bangunan lain seperti Sarayburni, Istana Topkapi, Masjid Sultan Ahmed, Masjid Zeyrek, Masjid Suleyman, dan Dinding Kontantinopel, Hagia Sophia yang menjadi bagian dari  “The Historic Areas of Istanbul” telah ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1985 lalu.

Area lain sekaligus menunjukkan beberapa pintu yang ada di Hagia Sophia

Lampu gantung yang menambah suasana Hagia Sophia semakin syahdu.

Saya senang bangunan ini difungsikan lagi sebagai masjid. Saya ingat di salah satu adegan film 99 Cahaya di Langit Eropa di mana Acha Septriasa “bandel” diam-diam salat di Hagia Sophia sehingga harus dibentak oleh petugas. Kini, dengan statusnya sebagai masjid, nggak ada lagi larangan bagi pengunjung untuk salat.

Walaupun di sisi lain saya tidak dapat membayangkan perasaan teman-teman Katolik yang mungkin saja ada keinginan untuk beribadah di sana jika bangunan ini masih berfungsi sebagai gereja.

Sebelah kanan itu mimbar. Sebelah kiri itu ruangan sultan jika mau beribadah dan butuh privasi. Sayang gak bisa lihat langsung.

Saat hendal meninggalkan Hagia Sophia, saya melihat ada banyak bagian yang sayangnya terlarang untuk dimasuki oleh wisatawan. Namun saya masih dapat melihat dengan jelas mihrab yang terletak di tempat altar dulu berdiri yang posisinya mengarah ke Mekah. Dua tempat lilin raksasa yang mengapit mihrab didatangkan dari Hungaria Utsmaniyah oleh Sultan Suleiman Agung.

Ketika konstantinopel jatuh ke tangan pasukan Ottoman yang menyerang pada tanggal 29 Mei 1453. Sultan Mehmed II memasuki kota dan melaksanakan shalat Jumat dan khutbah (khotbah) di Hagia Sophia, dan tindakan ini menandai konversi resmi Hagia Sophia menjadi masjid.

Para pendeta gereja dan petugas keagamaan terus melakukan ritual, doa, dan upacara Kristen sampai mereka terpaksa dihentikan. Ketika Mehmed dan rombongan memasuki gereja, dia memerintahkan agar segera diubah menjadi masjid. Salah satu ʿulamāʾ (cendekiawan Islam) yang hadir naik ke ambo gereja dan membacakan syahadat, sehingga menandai dimulainya konversi gereja menjadi masjid.

Nyoba bikin sketsa Hagia Sophia

Wisatawan asyik duduk berlama-lama memandangi keindahan Hagia Sophia.

Ada begitu banyak peristwa penting yang terjadi di tempat ini. Dan jujur saja, waktu setengah jam terasa kurang. Harapannya, jika nanti saya dapat kembali ke Turki, inginnya saya menghabiskan waktu seminggu setidaknya di Istanbul saja. Belum puas rasanya mendatangi sudut-sudut lain kota yang terletak di dua benua ini.

Walau begitu, sekali lagi saya merasa begitu bersyukur pada akhirnya berkesempatan mendatangi Hagia Sophia dan melihat secara langsung keindahan situs warisan dunia yang tersohor ini.

66 komentar di “Gagal Bertemu Bunda Maria di Hagia Sophia

  1. Seru banget ya mas kalo wisata sejarah tuh. Apalagi kalau tujuan kita punya sejarah yang luar biasa, sampai 1500 tahun lamanya seperti Hagia Sophia ini. Jadi tau deh kalo ternyata kristen ortodoks dan islam memang pernah bersinggungan di masa lampau. Apalagi kalo yang ngeuh, cara ibadahnya juga kan mirip yak. Sama-sama berhijab juga.

    Seru banget kalo tau fakta bangunan masjid yang kita kunjungi itu, awalnya bukan masjid, melainkan bangunan lain yang kemudian dialihfungsikan. Kalau di Indonesia, ada masjid cut mutia yang sarat akan sejarah juga. Dari tanya kantor belanda.. eh sekarang dialihfungsikan jadi masjid.

    • Kalau di zaman modern ini, sering juga denger beberapa gereja yang dialihfungsi jadi masjid karena gerejanya tutup, ntah kekurangan jamaah atau gimana, trus kemudian ya karena populasi muslim bertambah dan kebutuhan ruang ibadah juga tinggi maka disewa atau bahkan dibeli sama komunitas muslim setempat, ya.

  2. Saya Kalau bahas Hagia Sophia langsung ingat kucing selebgram yang meninggal tahun 2020 entah. emang ya banyak hal yang menarik kalau kita mention Hagia Sophia terlepas dari kontroversi perubahan alih fungsinya, tempat ini selalu punya cerita menarik untuk ditulis berulang-ulang sejarahnya, efeknya gk sadar ternyata tua banget ya umur bangunan ini. Faktor sering denger ulang ceritanya jadi nggak ngeh ternyata ini cerita yg sangat lampau,

  3. Wow udah ribuan tahun ya usia bangunannya. Memang bangunan zaman dulu yang artistik dan masih kokoh berdiri itu sesuatu sekali. Nice share om.. jadi ikut ngerasain keliling Hagia Sophia sambil denger sejarahnya

  4. Alhamdulillah ya Mas Yayan
    Udh jauh2 ke Turki tapi kalo gak bisa masuk ke Haga Sophia ya nyesek banget.

    Jadi kalo ke sana kudu bawa sandal jepit gt ya?😄 biar hbs wudhu aman.

    Oh ya Mas Yayan udh pernah ke Aqsha? Pengen ngajak Saladin ke sana
    Apalagi dia udh belajar huruf ibrani jg

    • Iya, kalau punya sandal jepit kayaknya lebih enak. Atau ya, bawa elap atau tisu juga boleh 🙂

      Belom pernah ke Aqsa mbak, mau banget. Bismillah suatu saat bisa ke sana.

  5. Dulu aku kesana 2010 ini masih jadi museum, jadi mozaik Buna maria dan nama Allah Muhammad masih berdampingan mesra 😄👍. Sayangnyaaaa aku blm suka motret waktu itu, so gambarnya seadanya banget apalagi cuma pake BB onyx 🤣🤣.

    Tapi dulu bisa naik ke atas2 mas, ga tau ya kalo Skr.

    Maret kemarin aku kesana, bunda Maria udh ditutup, tapi ada yg terbuka di sisi samping kalo ga salah, di luar nya yaaa. Temenku motret. Sayang aku ga liat.

    Waktu itu memang panjang antrian, hari Jumat pula. Tapi geraknya cepat sih, jadi rombongan kami ttp bisa masuk. Pdhl aku pun sempet mikir masuk ga yaaa, ngeliat antrian udh kayak ular naga 😂

    • Ini yang pas mbak Fanny perjalanan dengan mas Raka yang kemudian masuk antologi Ho[s]tel itu ya? salah satu cerita fav aku.

      Kemarin keliat gak bisa naik ke atas mbak, tapi bisa jadi aku nggak ngeh lebih lanjut apakah ada akses lain atau nggak. Nah kalau hari Jumat kebayang ramenya cuma ya selama nggak puncak musim liburan rasanya lumayan cepat pergerakan antreannya begitu pintunya dibuka.

  6. Sangat megah sekali Hagia Sophia, benar-benar bikin takjub sama bangunan yang sudah berumur namun tetap kokoh dan terawat. Serta sempat berubah-ubah fungsi, betul setengah jam rasanya kurang cukup buat menikmati setiap sudut yang kaya akan nilai sejarahnya. Baca artikel ini serasa diajak ke lokasi sambil nostalgia pelajaran sejarah, details dan tergambarkan jelas.
    Keren banget sketsa hasil karya nya, seniman emang beda, dengan melihat dan mengamati auto tertuang dalam kertas details gambar nya.

    • Iya betul, pinginnya bisa lebih lama. Tapi sebagai kunjungan awal, alhamdulillah setengah jam pun udah seneng mengingat sebelumnya malah gagal masuk. InsyaAllah nanti balik lagi ke Istanbul, pure jalan-jalan biar bisa puas motret dan jelajah sudut-sudut lainnya ^^

  7. Berarti mesti balik lagi, dan siapa tahu kali ini bisa berjumpa bunda Maria. Megah yaaa Hagia Sophia. Setengah jam walau tak cukup tapi setidaknya masih diberi kesempatan melihat kemegahannya

  8. Jan 2020 kesini saat itu masih museum, antrian gak rame karena kita udah datang sebelum jam buka. beberapa bulan kemudian berubah status jadi mesjid. April lalu kesini, sengaja pilih nginap dekat hagia supaya bisa jalan kaki shalat subuh. Azan jam 5subuh tapi shalatnya jam 6.

    • Haha ya, ini salah satu culture shock juga pas aku ke Turki. Di kota Kapadokia kebeneran deket masjid. Azan subuh ke sana, sepiiiiii. Dan baru tahu kalau mereka salat mendekati waktu subuh berakhir.

  9. Megah, mewah dan kokoh banget bangunan Hagia Sophia, sejak berdiri sampai saat ini sudah beberapa kali berubah fungsi, namun daya tariknya tetap kuat dan spesial, salah satu peninggalan sejarah yang kaya akan kisah.

    Btw sketsa nya bagus banget, sangat berbakat dan kreatif ya menuangkan apa yang dilihat dalam bentuk gambar sketsa.

    Rasanya kalau ke Hagia Sophia, harus meluangkan waktu agak lebih lama supaya bisa menikmati setiap sudut yang menarik, baca artikel ini dan lihat hasil potretan nya serasa di ajak datang ke lokasi langsung, sangat real.

    • Terima kasih mbak Lala, masih berproses belajar bikin sketsa. Kalau ngeliat video-video orang tuh kayak gampang banget nyoret-nyoret haha. Aku masih terus belajar.

  10. Jadi tau sejarah Hagia Sophia karena baca artikel ini, ternyata sudah lama juga ya berdirinya..pastinya kokoh banget bangunannya ,..kelihatan sih..semoga saya pnya kesempatan juga berkunjung ke sana

  11. Sepupu saya namanya Hygia Aya Sophia, diambil dari nama bangunan ini. Om saya dulu ada kerjaan di Turki, jadilah terinspirasi buat ngasih nama anaknya ini. Megah banget yaaa, dan masih terawat meski usianya udah 1663 tahun lebih :O Setengah jam kayaknya masih banyak penasarannya ya Mas? Yuk, yuk semoga bisa ke sana lagi bareng keluarga..

    • Wah, cantik sekali namanya. Honestly, aku juga kepikiran kalau nanti punya anak mau dinamain kota/tempat indah yang pernah aku kunjungi. Dikombinasikan dengan kata dalam bahasa Indonesia juga ^^

  12. Salfok sama sketsa yang dibuat, bisa keren banget gitu makannya apa sih kak?

    Kapan ya bisa ke Turki? Doain aku bisa nyusul ya kak, pingin keliling Eropa huhu

    • Makan pempek hahaha. Makasih mbak, semoga gak males terus belajar nyeket akunya ya. Masih butuh improve lagi.

      Btw, semoga bisa segera ke Turki sekaligus ke negara Eropa lain. Dulu, tiap kali baca tulisan temen di blog, aku juga suka komen kayak gitu. Mestakung, satu-satu mulai berhasil didatangi ^^

  13. Wow, ternyata usianya udah ribuan tahun ya… semoga bisa langgeng sampai ribuan tahun berikutnya. Sejarah terawat dengan baik, generasiberikutnya bisa ikut menikmati…
    Takjub kalau lihat bangunan tua yang terawat keindahannya sekaligus kokoh, bagaimana dulu dibangunnya ya…

  14. Megah banget Hagia Sophia ini, wish list aku nih, semoga bisa segera kesana
    Membaca sejarahnya, untuk dijadiin masjid lagi bener bener perjuangan ya
    Dulu pertama kali tahu ada bangunan mewah ini, aku dibuat takjub, saat itu melihat area atas tulisan Arab dan dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan lain, seperti woww luar biasa aja liatnya.
    Terlepas dari banyak konflik dibaliknya, tapi aku melihatnya seperti rasa tenggang rasanya masih kuat gitu

    • Betul. Walau bagaimanapun itu sejarah masa lalu yang…. ya kita yang hidup di zaman sekarang nggak bisa ubah. Soal dulunya itu gereja, lalu jadi masjid dsb. Penjajahan (jika mau disebut begitu) terjadi di banyak tempat.

  15. Sempat bingung juga wudhu ga boleh lepas sepatu. Oalah, abis wudhu segera pakai alas kaki lagi gitu yam jarak dari tempat wudhu ke masjidnya jauh ternyata…
    Bener ntar ke sana lagi siap bawa sendal jepit. Hehe…

    • Betul, maksudnya begitu mbak ^^ dibilang jauh nggak juga, hanya sekitar 10-20 meter rasanya. Jika dari tempat wudhu gak pake sepatu juga bisa mengingat area cukup bersih. Cuma tetap gak boleh petugas sebab akan ada debu/pasir yang menempel di kaki yang akan mengotori karpet masjid.

  16. Masyaallah, makin kagum sama tempat ini. Bikin penasaran gimana bangunan yg usianya ribuan tahun ini, setiap detil bangunan ini rasanya penuh nilai sejarah

  17. Iya baru ngeh Haga Sophia sekarang sudah jadi masjid, bukan lagi gereja seperti semula didirikan. Yang penting masih bisa menikmati keindahan karya orang Romawi yang terkenal itu, entah fungsinya jadi kaya apa termasuk nanti kedepannya. Jadi pingin nih jalan2 ke Turki.

  18. Ternyata agenda tur grup di sana sama dengan di Asia Tenggara, ya. Mengutamakan kunjungan ke toko oleh-oleh daripada ke landmark atau objek wisata lainnya. Yah, karena dari situlah mereka dapat cuan.

    Lho, ternyata selama ini Hagia Sophia ini difungsikan sebagai museum, ya. Kukira udah jadi masjid sejak lama, ternyata baru sejak 2020. Ternyata mas Yayan bisa gambar!

    Anw, aku suka fotomu yang orang sholat, angle-nya cakep!!!

  19. Walau mungkin ada yang belum sepenuhnya bisa terpenuhi keinginan, tetapi bisa berkunjung dan solat di Hagia Sophia pasti jadi pengalaman yang luar biasa kak, dan jadi masukan semisal daku atau pembaca lain yang hendak ke sana

  20. Cerita omdut bikin aku teringat vlog dari yutuber Korea yang masuk Islam dan sempat sengaja tinggal di Turki untuk berbaur dan belajar Islam dari mana saja.
    Aku suka banget sama sketsa Hagia Sophia.
    Dan jadi paham karena ada sejarah di balik desain arsitekturnya yang kalau dilihat sekilas, memang lebih mirip gereja daripada masjid yaa..

    Apakah ada perubahan setelah menjadi masjid, omdut?
    Aku penasaran dengan pemerintah Turki yang selalu merevitalisasi agar cagar budaya ini gak rusak dan tetap dikenal sebagai sejarah tegaknya pemerintahan Islam di Turki.

    • Setahuku secara bentuk bangunan, tetap sama nggak ada yang diubah. Paling perlengkapan interiornya ya yang disesuaikan dengan kebutuhan satu masjid. Ya, yang tadinya gak ada karpet kemudian ditambah dsb.

      Tapi berhubung aku baru pertama kali, jadi mungkin ada juga bagian-bagian yang diubah tapi sejauh mata memandang kayaknya masih asli semua.

  21. Kalau baca tentang Turki, selama ini baru nyimak aja huhuhu pengen banget bisa ke Turki, baru denger ceritanya dari kakak aja pun gak begitu lengkap, Penasaran Sam Hagia Shopia, jadi biar bisa masuk dan gak antre panjang itu waktu nya kapan kak? Secara bukan weeku aja penuh yah, kebaya kalau weekend kayak gimana antriannya. Semoga nanti suatu saat bisa berkunjung kesana aamiin

    • Menurutku akan sepi dia saat pagi, begitu masjidnya baru dibuka. Bila perlu subuhan di sana jika hotelnya dekat sama area itu.

      Lalu, datang di luar jam salat. Selama bukan jam solat maka semua pengunjung diperbolehkan masuk 🙂

  22. Masya Allah, bagus amat masjidnya ya. Yayan ke sana lagi yaa baru-baru ini akhirnya bisa ke Hagi Sophia dan salat di sana, pengalaman berharga banget

  23. Wah jadi penasaran juga dimana letak Bunda Maria itu. Pasti seru kalau punya waktu luang mau lihat langsung lukisannya. Hagia Sophia memang bangunan bersejarah yang sarat akan cerita

  24. Takjub dengan keindahan dan kemegahan Hagia Sophia. Siapa sangka ya bangunan yang sudah berumur lebih dari satu abad ini pernah menjadi gereja dan sekarang telah menjelma sebagai masjid setelah sebelumnya dijadikan juga sebagai museum. Ah, baca cerita di atas bikin saya jadi pengen juga bisa menjejaki kaki di Turki dan mengunjungi tempat2nya yg indah seperti di Hagi Shopia ini

  25. Masya Alloh megah sekali Hagia Sophia ini. Khas banget bangunannya.

    Btw, boleh spill dong, kira-kira kita perlu budget berapa kalo mau ke Istambul dan eksplore dua hari di sana.

    • Soal budget ini sebetulnya tergantung dari gaya perjalanan orang-orang. Biasanya, budget 15 juta ikutan tur udah lengkap semua dari transport, konsumsi dan akomodasi. Dan itu udah sekitar semingguan perjalanannya.

  26. Hagia Sophia emang kereeeeennn banget. Kita beruntung lhoo masih gratis, karena sayang banget, sekarang, mulai Januari 2024, ke Hagia Sophia bahkan warlok aja kudu bayar. lumayan mahal lagi! 25 Euro atau lebih dari 400ribu rupiah dan gak bisa ke lantai 1 lagi, hanya bisa lantai 2, yang sholat pun hanya bisa dilakukan ketika waktu sholat. Demikian juga istana Topkapi, mulai Jan ini juga, tiket masuknya jadi 1500 TL sekitar 750 ribu (45 Euro)! Tapi mencakup Istana, Harem dan Hagia Irene sekaligus, yang sebelumnya bisa dibeli terpisah kan? Menurut saya sih cukup kemahalan, karena saya ke Hagia Irene, masih gak banyak yang bisa dilihat. Ke Louvre aja 18 Euro, katanya…

    • Bener. Begitu dikenakan tarif eh langsung melonjak banget. Turki ambil kesempatan pas lagi rame-ramenya dikunjungi wisatawan 🙂 ntah ini rombongan umroh plus Turki bakalan diajakin ke Hagia Sophia dan Topkapi nggak seiring kenaikan harga tiket ini 🙂

  27. Ping balik: Dari Cap Telapak Kaki Rasulullah hingga Jubah Fatimah, Ragam Relik Suci di Istana Topkapi Istanbul | Omnduut

Tinggalkan Balasan ke rumahsurgablog Batalkan balasan