Gadget

Seperti Memilih Jodoh, Ini Alasan Kenapa ASUS Vivobook 14 M1405 Harus Jadi Pilihan Utama

Lupa kapan tepatnya, yang jelas itu awal tahun 2000-an, dan saya masih duduk di bangku SMP ketika untuk pertama kalinya orang tua membawakan satu set komputer di rumah. Bukan barang baru, melainkan barang bekas yang sesungguh penampilannya sudah mirip rongsokan. Keyboardnya dekil, bola-bola pada mousenya copot, monitornya gendut serta redup dan ketika dihidupkan suaranya berisik. Masih harus pake trafo pula zaman itu karena listrik di rumah tekanannya nggak pas dengan perangkat komputernya.

Tapi, tak kepalang senangnya dulu saat pertama kali dihadiahkan komputer itu. Walaupun kebanyakan komputernya dipakai untuk main game (yang dicopy pake disket oleh papanya teman saya dulu hehe), tapi dari komputer itulah saya belajar mengetik cerpen atau dongeng dengan lebih rapi. Sebelumnya? Pakai mesin tik tua, juga hadiah dari orang tua.

Komputer itu bertahan sekitar 2 tahun sebelum kemudian rusak total dan orang tua menghadiahkan perangkat komputer yang sepenuhnya baru. Rasanya, tiada hari-hari saya tanpa bermain di komputer. Dan, itu bertahan hingga saya berkuliah.

Mengambil jurusan Teknik Informatika, di empat semester pertama saya masih bertahan mengerjakan semua tugas menggunakan komputer di rumah, komputer di perpustakaan atau lab komputer di kampus. Tapi, lama kelamaan saya kewalahan. Saya butuh laptop untuk menunjang perkuliahan.

Tapi, sialnya kondisi keuangan orang tua tengah menurun. Untuk bayaran semester kuliah saja, saya harus pandai mencari waktu untuk minta ke orang tua. Nggak bisa asal minta di waktu mepet, melainkan harus dimintakan sedikit demi sedikit sejak jauh hari.

Lantas bagaimana dengan laptop? Saya putar otak. Uang jajan harian saya jadikan bulanan. Gak masalah jarang jajan, toh rata-rata perkuliahan selesai sekitar jam makan siang. Saya bisa makan di rumah atau di tempat usaha orang tua sambil bantu-bantu jaga toko (hem, sekalian nyari muka juga sedikit hehe).

Saya bikin proposal sederhana di kertas. Saya paparkan laptop yang saya incar beserta harganya, saya tuliskan pula jika uang saku diberikan bulanan, maka “hanya” butuh sekian bulan untuk saya dapat membeli laptop itu. Singkatnya, saya akhirnya baru bisa membeli laptop incaran itu menjelang semester 6. Itupun masih ditomboki oleh orang tua yang kayaknya kasihan sama saya. Blessing in disguise, karena nunggu agak lama, laptop incaran saya sudah turun harga ketika saya beli. Yeay, akhirnya saya punya laptop, juga!

Sialnya, laptop itu usianya hanya bertahan 1 tahun. Tak lama setelah menyelesaikan skripsi, laptopnya mati total. Ketika diservis, teknisinya bilang yang rusak motherboardnya. Jika mau diganti, harganya udah kayak beli laptop baru. Sedih banget, apalagi komputer lama saya juga sudah keburu rusak sehingga praktis saya nggak punya “mainan” lagi di rumah.

Keputusan besar saya ambil, laptop itu saya jual kanibal alias dijual dalam kondisi rusak. Untungnya tempat service laptop mau membelinya itu pun karena saya bilang ingin tukar tambah saja dengan komputer yang mereka jual. Jadilah, dengan mengais sisa tabungan, saya akhirnya kembali lagi menggunakan komputer.

Laptop yang saya beli saat kuliah itu adalah laptop pertama dan terakhir yang saya punya. Tak terasa, sudah hampir 15 tahun saya menggunakan komputer tua untuk menunjang aktivitas ngeblog atau bahkan kegiatan berjualan di toko saya. Entah sudah beberapa kali si komputer opname panjang yang saya sendiri tadinya sudah hopeless eh tahunya setelah dirawat dan diganti sparepart-nya, si komputer masih dapat bertahan.

Walau begitu, jauh di relung, saya kepingin bisa punya laptop kembali. Jelas, laptop merek nganu yang dulu saya beli langsung saya blacklist. Rasanya kapok mengingat pemakaian yang nggak begitu lama, dipakai wajar, dijaga dengan baik selayaknya kekasih hati, ehe.

Ya, milih laptop kan udah kayak milih jodoh. Maunya sekali seumur hidup gitu ^^ dan, setelah cek sana-sini, kok saya naksir banget ya sama ASUS Vivobook 14 M1405.

Kenapa? Ada banyak kelebihan yang ditawarkan. Ya ibaratnya bersama ASUS Vivobook 14 M1405 itu saya ingin membangun hubungan yang membahagiakan, solid dan setia. Sebab, saya butuh laptop yang bisa menemani dan menyokong berbagai macam kegiatan saya, seperti apa? Aha ini dia!

Demi karya saya dimuat di majalah, dulu ketika masih SD seniat itu ngetik pake mesin tik terus dengan pedenya minta guru di sekolah tanda tangan sebelum kemudian cerita pendek itu saya kirim ke majalah. Hasilnya? Nggak pernah dimuat haha, lha iya, walau saya udah lupa nulis apa, kebayang ceritanya pasti berantakan.

Tapi dari langkah kecil itu saya berproses belajar. Sekarang, sudah ada 10 antologi dan 3 buku solo yang saya tulis. Beberapa artikel atau cerpen juga dimuat di surat kabar dan majalah. Semua saya ketik pakai komputer butut hasil tukar tambah dengan laptop yang saya jual kanibal sebelumnya.

Sebagaimana yang saya ceritakan pada tulisan di balik layar ketiga buku saya di blog, saya menulis semua buku itu disela-sela jaga toko yang tentu saja jamnya terbatas, hanya dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Padahal, kadang ide di kepala meledak-ledak dan mengalir deras. Eh itu terjadi di rumah dan jam toko sudah berakhir. Terus mau nulis di mana? Jika pakai ponsel yang ada saya kesal sendiri karena jari saya gede dengan layar seuprit pasti memunculkan salah ketik yang parah. Apalagi beberapa teman dekat menjuliki saya Mr.Typo haha.

Tak jarang, selama ngetik di komputer di toko pun, ada saja rintangan yang saya temui. Dari listrik padam tiba-tiba hingga komputer tiba-tiba nge-freeze dan harus direstart ulang, hiks. Maklum saja, namanya juga komputer tua dengan spek yang apa adanya.

Kebayang kalau saya bisa menulis menggunakan ASUS Vivobook 14 M1405 yang sudah menggunakan keyboard ErgoSense dan sudah dilengkapi dengan ASUS NumberPad 2.0 sehingga kalau lagi mau hitung-hitungan omset penjualan di toko lebih mudah, tinggal ketuk ikon touchpad-nya saja dan langsung deh dapat difungsikan selaiknya keyboard besar yang biasa saya gunakan di komputer.

Sebagai tukang nulis, jelas kenyamanan menggunakan keyboard jadi perhatian penuh. Saya baru tahu nih ternyata ada 2 faktor penting yang mempengaruhi kenyamanan dalam mengetik, yakni rasio krusial antara peak force/gaya aktuasi dan juga contact force.

Jadi, peak force itu terjadi ketika saya menekan tuts untuk mencapai gaya maksimum yang dapat ditahan oleh kubah karet yang ada di bawah tuts tanpa membelok. Sedangkan contact force itu terjadi ketika bagian bawah kunci menyentuh papan sirkuit untuk memicu sinyal elektronik yang menghasilkan tindakan/keputusan yang sesuai dengan kunci.

Jadi, rasio klik ergonomis yang optimal itu ternyata antara 45-60% dan sudah diteliti oleh ahli keyboard tim ASUS di mana kekuatan ini diukur dan disetel dengan sangat tepat menggunakan kubah karet khusus rancangan ASUS yang ada di bawah tombol.

Oh ya waktu laptop lama saya rusak sempat ada kepikiran apakah laptopnya rusak karena panas? Entahlah. Padahal saya sudah pakai kipas tambahan, loh. Jika memang panas salah satu penyebab motherboardnya rusak, di ASUS Vivobook 14 M1405 saya nggak khawatir lagi sebab laptopnya punya kipas IceBlade dan ventilasi udara ganda yang bantu mempercepat perpindahan panas secara efisien tanpa memperlambat prosesor.

Luar biasa ya? Trus apa lagi kehebatan ASUS yang dapat menunjang aktivitas menulis saya dan menghasilkan buku solo ke-4?

Laptop ASUS juga hadir dengan dilengkapi Window 11 Home. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu saya menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11 yang lebih nyaman di mata, memungkinkan saya mengekspresikan diri dengan cara kerja terbaik saya. Dan tidak hanya Windows 11 asli, tersedia juga genuine Microsoft Office 2021 untuk menunjang aktivitas saya sepanjang hari.

Nah bayangin, komputer jadul saya itu masih pakai Windows 7 yang mulanya rilis tahun di tahun 2009. Faktanya nih, Microsoft sudah menghentikan dukungan terhadap Windows 7 sejak 2020 lalu. Trus lagi, Microsoft Office yang saya pakai masih versi 2007 loh, kebayang jadulnya kan? hahaha, dan saya langsung mupeng nyobain menulis di ASUS Vivobook 14 M1405 yang sudah sedemikian canggih dan bisa bikin jari-jari saya dansa di atas tutsnya.

Harus diakui, saya termasuk terlambat jika baru mau serius menggarap video sekarang di saat orang-orang udah dapat pemasukan yang luar biasa besar lewat konten video. Tapi, lebih baik terlambat ketimbang tidak pernah memulai, bukan?

Sejauh ini, dari menulis saya sudah berkesempatan mendatangi berbagai daerah baik dalam atau luar negeri. Ya dapat undangan, atau menang lomba berhadiah jalan-jalan. Ketika perjalanannya dilangsungkan, footage video pun sebetulnya lumayan banyak. Tapi, untuk ngeditnya saya terkendala di komputer lama yang sudah nggak support.

Saya pernah menginstall sebuah aplikasi editing. Tapi komputer saya jadi sangat berat. Bayangkan, untung memasukkan satu footage dari folder komputer ke aplikasinya aja butuh sekian menit. Saya harus berdamai dengan keadaan jika komputer saya yang processor-nya “hanya” Intel(R) Pentium(R) dengan RAM hanya 4 GB itu sudah tidak dapat menopang kebutuhan edit video.

Makanya, saya terpaksa harus menghire seorang teman untuk melakukan edit video. Ya gimana, kalau dianggurin sayang juga footagenya, kan? coba lihat video di bawah ini. Untuk membuat bumper video dan menyatukan potongan-potongan footage sehingga jadi video utuh kayak gini saja, saya harus membayar Rp.500.000!

Makanya, saya butuh ASUS Vivobook 14 M1405 yang sudah ditenagai dengan Procesor AMD Ryzen™ 7 7730U serta dilengkapi dengan memory 16 GB, alias 4 kali lipat dari memory komputer jadul saya! Belum lagi ditambah dengan SSD cepat 512 GB serta didukung dengan WiFi 6E. Semua daya dukung itu sangat diperlukan untuk memperlancar penyuntingan video.

Saya sih emang udah bertekad disiplin ngambil footage dan menyunting video. Siap-siap ajalah kalian nanti akan sering dengar saya ngomong, “haaay gaaess” di channel youtube saya hahahahaha.

Eh bagi yang suka main game, ASUS Vivobook 14 M1405 sudah dilengkapi dengan AMD Radeon sehingga tampilan grafisnya makin halus dan kinclong. Saya sih jujur nggak suka main game. Tapi, AMD Radeon ini jelas dapat digunakan untuk menunjang aktivitas pengeditan video saya nanti.

Dan, apa pun kegiatannya, ya! Mau sekadar ngetik, edit video atau main game saya butuh perangkat yang pengisian baterainya cepat. Nah ASUS Vivobook 14 M1405 memungkinkan pengisian baterai rendah hingga 60% dalam 49 menit sehingga tentu saja saya lebih aktif beraktfitas lebih cepat dari sebelumnya.

Sebetulnya, saya termasuk orang yang pantangan ngomongin sesuatu yang belum pasti. Tapi, seorang teman pernah berkata, “diceritain juga nggak apa-apa, siapa tahu jadi doa, kan?” Nah bener juga toh apa yang teman saya bilang.

Di usia saya yang sudah nggak remaja ini, kok ya saya baru kepikiran untuk kembali belajar. Demi mewujudkan itu, saya mulai rajin berburu informasi perkuliahan dan beasiswa. Utamanya yang short course di bidang kepenulisan. Lumayan kan, belajarnya nggak lama, umumnya hanya 3 sd 6 bulan. Trus biasanya diadakan di negara maju yang jauh. Jadi, belajar dapet, jalan-jalan juga bisa. Asyik bener!

Sebelum ini, saya sudah beberapa kali ikutan kelas kepenulisan secara online. Belajarnya tatap muka lewat aplikasi meeting. Dan, karena saya gak punya laptop atau webcam di komputer, terpaksa saya mengikuti kelas menggunakan ponsel.

Ya, tentu saja jadinya terbatas ruang gerak. Kadang di tengah kelas, saya harus mengerjakan tugas dadakan yang diberikan mentor sehingga mau gak mau harus keluar dulu dari aplikasi meeting dan mengerjakan tugas sembari mencari bahan di browser. Piuh, ribet!

Jika beruntung dan kelas diadakan di siang hari/di saat jam toko buka, saya baru bisa membuka aplikasi meeting secara bersamaan lewat komputer dan handphone. Hah tetap buka di HP? Iya sebab harus menyalakan kamera untuk tatap mukanya sebagai syarat absensi. Sedangkan yang di komputer bisa sambil dipakai ngerjain dan ngirim tugasnya.

Lalu, saya kembali membayangkan jika memiliki ASUS Vivobook 14 M1405 yang sudah punya Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) sehingga real-time webcam-nya lebih optimal. Sebab, dengan 3DNR ini, tangkapan gambarnya akan semakin jernih dan tajam bahkan ketika melakukan denoise real-time selama panggilan video.

Tersedia pula port I/O yang terdiri dari port USB-C® 3.2 Gen 1 untuk pengiriman daya, lalu ada dua port USB 2.1 Gen 1 Tipe-A, output HDMI®, soket kombo audio dan port USB 2.0 untuk mempermudah penyambungan semua periferal, proyektor dan semua layar yang ada. Pokoknya dipake belajar atau rapat udah enak banget!

Selain itu, ASUS Vivobook 14 M1405 juga dilengkapi  dengan ASUS AI Noise-Canceling Technology di mana, dengan menggunakan pembelajaran mesin untuk mengisolasi kebisingan dari ucapan manusia yang sebetulnya tidak diinginkan. Jadi suara bising di sekitar akan disaring sehingga kualitas panggilan konferensi grup akan semakin baik.

Dengan fitur ASUS AI Noice-Canceling Microphone di aplikasi MyASUS, saya pun dapat mendengar perkataan orang lain dengan lebih jelas. Jadi baik ketika saya saat mendengarkan materi atau juga saat pengajar mendengarkan pendapat saya, nggak ada lagi, “hah? Apa? Coba ulangi!” di antara kami semua hwhwhw.

Oh ya sedikit mengenai MyAsus, hal ini dirancang untuk mempermudah kita memelihara sistem, memperbaharui perangkat lunak, mengoptimalkan kinerja PC, dan menghubungi ASUS untuk dukungan purna jual. Lewat MyASUS ini pula kita dapat mengakses berbagai promosi ASUS untuk mayoritas unduhan aplikasi populer dan penawaran eksklusif.

Kembali ke ASUS AI Noice-Canceling Microphone, gak hanya sampai di situ, jika dibutuhkan penggunaan amplifier, speaker besar dan ruang resonansi ada pula ASUS SonicMaster yang mengkombinasikan antara perangkat keras, perangkat lunak, dan penyetelan audio yang enkode dan dekode audionya akurat dan memastikan pengiriman audio yang kuat dan bass yang lebih dalam.

Lalu, dengan penyetelan sinyal tambahan, dapat pula membantu menyempurnakan detail menit, memfilter kebisingan untuk menghasilkan suara yang jernih dan impresif.

Aigoo! Yakin kalau pakai ASUS Vivobook 14 M1405 akan semakin menyempurnakan pengalaman belajar. Eh, doakan saya ya biar bisa berjodoh dengan salah satu atau bahkan lebih beasiswa short course yang saya incar ya, mana amiinnya?

Saya memang senang traveling. Sejauh ini sudah lebih dari 15 provinsi di Indonesia dan 20 negara yang saya datangi. Niatnya sih pas jalan-jalan bisa sekalian dipakai untuk nulis sebab ide kadang datang di saat tak terduga. Sering tuh saya lihat di bandara atau di pesawat orang sibuk kerja lewat laptop mereka. Sedangkan jika saya menulis lewat hape, bisa-bisa jari saya keriting dan belum apa-apa udah malas sehingga sering kehilangan momentum mood menulisnya.

Sebagai traveler, saya termasuk pejalan berbudget murah. Biasanya jalan kalau dapetin tiket promo yang biasanya tanpa bagasi. Jadi, hanya mengandalkan jatah kabin yang umumnya diberikan 7 sd 10 kg saja.

Lha, kalau cuma segitu gimana membaginya tuh? Pakaian, peralatan mandi, kamera dan laptop. Wah, emang cukup?

Ya harus ada hal-hal yang diatur ulang. Untungnya, saya bukan pejalan riweh yang di setiap spot foto harus pakai pakaian yang berbeda. Sebulan di Eropa, saya ya fotonya pakai baju yang itu-itu saja. Sebagai gantinya, saya perbanyak perbekalan mi instan atau kering tempe sebab makanan di Eropa mahal!

Nah kalau traveling biasanya cuma bawa ransel kayak gini aja. Jika pun harus bawa laptop, mesti yang ringan dan kokoh!

Nah, kalau harus bawa laptop ASUS Vivobook 14 M1405 lagi-lagi pilihan tepat sebab bobotnya hanya 1,6 kg saja! Dibuatnya pun menggunakan material Post-Consumer Recycled (PCR) yang ramah lingkungan. Asyik, kan!

Dunia traveling menggeliat kembali. Saat pandemi, 2 tahun lebih praktis orang tidak bepergian termasuk juga saya. Hebatnya, covid pandemi membuat ASUS ikutan aware dengan memberikan ASUS Antimicobial Guard Plus yakni pelapis permukaan pada laptop yang mengandung ion perak bemuatan positif. Sedangkan ion perak dan sel mikroba bermuatan negatif satu sama lain sehingga dapat menghambat reproduksi.

Tanpa ASUS Antimicrobial Guard Plus, diperkirakan sebanyak 10.000 (pfu/ml) sampel sel tumbuh menjadi 28.000 (pfu/ml). Sehingga, Antimicrobial Guard Plus ini dapat mebatasi pertumbuhan lebih dari 99% karena jumlahnya berkurang menjadi hanya 16 (pfu/ml) saja. Hebat!

Tak sampai di sana, pengujian ISO 21701 menunjukkan terjadi penghambatan pertumbuhan SARS-CoV-2 (COVID-19), H1N1 (Flu Babi), H2N3 (Influenza A) dan bakteri berbahaya lainnya.

Lalu apalagi yang dibutuhkan dari sebuah laptop yang akan dibawa berpergian? Tentu saja harus kuat dan prima!

Laptop ASUS Vivobook 14 M1405 ternyata sudah memenuhi standar kelas militer MIL-STD-810H dari Amerika Serikat yang ketat. Telah menjalani 12 metode pengujian dan 26 prosedur pengujian melebihi standar indurstri, hasilnya ASUS memiliki rangkaian produk yang andal dan kuat daya tahannya. Hal inilah yang menjadikan laptop ASUS berumur panjang dan dapat digunakan di banyak sekali medan dan keperluan. Kerja di kantor bisa, dibawa ke luar rumah pun hayo aja.

Dalam perjalanan, saya sudah mendatangi berbagai macam medan. Merasakan salju di kawasan Kashmir sudah. Atau juga, melintasi gurun pasir di kawasan Jaisalmer. Segala macam moda transportasi pun pernah saya coba. Dari naik mobil belasan jam, naik kereta lebih dari 30 jam, atau berganti pesawat beberapa kali melintasi benua. Yang tentu saja tantangannya bermacam-macam. Dari mulai goncangan, tinggi dan rendahnya suhu, hingga ke perbedaan altitudo suatu wilayah yang pengukurannya menggunakan MDPL (Meter di Atas Permukaan Laut).

Nah, di antar 26 prosedur pengujian itu sudah diuji ketahanan ASUS jika dibawa ke daerah-daerah semacam ini. Di suhu beku, dengan kelembaban lebih dari 95% RH dan temperatur hingga minus 10 derajat celcius, ASUS mampu bertahan lebih dari 1 jam. Nggak kayak alat elektronik lain yang teman saya pernah bilang: masuk angin dan baterainya langsung drop.

Jadi, jika saya nanti berkesempatan mendatangi daerah di musim gugur atau dingin, rasanya gak perlu khawatir lagi jika membawa serta ASUS Vivobook 14 M1405, bukan?

Di tahun 2015, saat berkunjung ke India, saat itu bertepatan dengan bencana gelombang panas yang menewaskan ribuan orang. Nah, ASUS pun sudah teruji di suhu tinggi. Di saat suhu kering dan panas antara 32-49 derajat celcius, ASUS mampu bertahan hingga 72 jam. Sungguh hebat!

Berpergian bersama kawan atau keluarga memang seru. Tapi masih sering muncul dramanya. Ya macam-macam, dari yang gak mau berkunjung ke destinasi A padahal kita kepingin, gampang capek dan ngeluh serta saya pernah nemu kawan perjalanan yang pelit dan mau enak sendiri.

Mau liburan dan hepi-hepi kok jadinya memendam kekesalan. Jadi, nggak ada alasan lagi untuk ragu membawa ASUS Vivobook 14 M1405 untuk menjelajahi dunia. Saya yakin sih bakalan jadi salah satu travelmate terbaik saya!

Ya bisa aja sih bawa laptop saat kondangan kalau misalnya sebelum atau sesudah kondangan ada kegiatan yang membutuhkan laptop. Tapi, yang saya maksudkan di bagian ini tuh sebetulnya semacam kiasan aja hahaha.

Saya sering dengar celotehan orang-orang terdekat, “saya sih gak perlu istri/suami yang cakep kayak artis. Minimal nggak malu-maluin diajak kondangan-lah!”

Jiahaha, maksudnya ya cantik dan ganteng itu relatif. Tapi yang kece-kece itu mutlak, eh! Ya sama kayak ASUS Vivobook 14 M1405 yang tampilannya duhai bikin naksir. Sederhananya, mau dibawa kuliah, meeting di kafe sama klien hingga dibawa traveling, dengan tampilan ASUS Vivobook 14 M1405 saya yakin semua mata akan tertuju padanya.

Gak hanya tampilan luar, tampilan dalamnya juga sudah ideal dengan desain three-sided NanoEdge, aspek rasio 16:10 dan screen to body rasio hingga 86% hingga resolusi 1920 by 1200 yang memiliki beberapa keunggulan seperti punya 0,2 juta piksel lebih banyak sehingga tampilannya lebih jelas dan dapat menampilkan seluruh pita atau toolbar.

Layarnya bersertifikat TUV Rheinland untuk emisi cahaya biru rendah, sehingga warnanya jernih dengan panel sekelas layar bioskop, wow! Belum lagi, dengan adanya software ASUS Spelendid Technology yang terintegrasi sehingga kontras warna dapat diubah dan disesuaikan di mana pengaturan warna asli ultravivid, sRGB untuk konten web/browsing, atau DCI-P3 untuk konten bioskop, atau display P3 untuk warna dunia nyata.

Secara tampilan luar, terdapat 2 warna yang dapat dipilih dari ASUS Vivobook 14 M1405 ini yakni Indie Black yang gagah, atau Cool Silver yang menawan. Jika sekarang diajak berandai pun saya bingung mau pilih yang mana sebab sama-sama cakep! Hitam itu warna saya banget, elegan dan berkelas walaupun yang silver berkesan lebih eksklusif dan mewah!

Bak balerina wanita berperut ramping, ASUS Vivobook 14 M1405 memiliki engsel datar yang ibarat olahragawan dia bisa split! Jadi dengan posisi itu saya lebih mudah kalau mau berbagi konten atau berkolaborasi dengan sekelompok orang di sekitaran meja tempat kami ngumpul.

Jadi, begitulah, performanya jempolan dan tampilannya pun bikin jatuh cinta. Sekali lagi, dengan laptop ASUS Vivobook 14 M1405 ini, saya gak akan malu ngajakin kondangan alias dibawa ke mana-mana dalam berbagai kesempatan.

Jika sudah nyaman, biasanya saya cenderung setia dengan segala macam benda yang saya pakai, makanan yang saya konsumsi dan tentu saja pasangan hehe. Buktinya, sampai sekarang saya masih jomlo karena susah move on, eh kok curcol!

Hwhw, saya tipe orang yang kalau ditanya, “enaknya makan apa ya?” bakalan bingung menjawabnya.

Sebab apa? saya kalau sudah nemu satu makanan dan tempat enak, ya akan ke sana lagi dan lagi. Jadi saya gak punya banyak referensi. Nah, tentang laptop, pasca kecewa dengan merek sebelum yang saya pilih, ceritanya saya lagi berusaha membuka hati lagi kepada ASUS Vivobook 14 M1405.

Sebab apa yang ditawarkan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan saya. “Heh, kemampuan?”

Iya dong, ibarat jodoh, saya sih bisa bilang naksir Maudy Ayunda atau Chelsea Islan. Tapi, apa saya mampu ngebeliin skincare rutin bulanannya aja? Belum biaya yang lain-lain hahaha. Nah kalau ASUS Vivobook 14 M1405 yang dibandrol dengan harga Rp.11.299.000 jika dilihat dari situs Asus.com, saya merasa masih sanggup terlebih dengan segala kelebihan yang dimilikinya harga itu menjadi sangat sepadan.

Pada akhirnya, mau itu sebuah laptop atau seorang wanita, ya niatnya kan pingin awet berjodohnya, saling support satu sama lain demi mencapai tujuan bersama. Kayak yang saya tulis di atas, dari mulai lebih aktif menulis, belajar ngedit, diajak traveling hingga jika kelak saya beneran dapat rezeki belajar jauh dari Indonesia, ya pinginnya tetap setia sama ASUS Vivobook 14 M1405 ini.

Kalau kamu, pingin jodoh dan laptop yang kayak gimana? 🙂

Tulisan ini diikusertakan dalam Blog Writing Competition “Laptop Terbaik ASUS Versi Gue” yang diadakan di blog Adventurose. Klik di sini untuk informasi lengkapnya.

45 komentar di “Seperti Memilih Jodoh, Ini Alasan Kenapa ASUS Vivobook 14 M1405 Harus Jadi Pilihan Utama

  1. Kompliiiit bangeeet mas Yayan 👍👍👍👍. Dan ini bikin pembaca yg mungkin masih ragu Ama Asus, bisa jadi berubah pikiran 😄😍. Aku aja jadi manteeeep mas mau beli Asus juga. Udh yakin deh ini laptop paling worth it dibeli.

    Apalagi featuresnya keren banget, tapi ttp dibanderol harga yg masih masuk akal. Laptop lain Rata2 yg SPECS sama mah udh di atas dia harganya 👍

    Miris amat laptop yg dibeli dulu cuma bertahan setahun 🥴. Nyebelin sih itu.. aku juga pasti bakal blacklist brandnya mas 😄

    • Makasiih mbak Fanny. Beberapa sepupuku udah pake ASUS juga, dan memang awet. Nyesel aku pake merek nganu itu, tak kirain produknya bandel, eh tahunya setahuan aja kebersamaan kami hiks.

      Aku pilih Vivobook 12 M1405 juga karena alasan yang sama kayak mbak Fanny bilang. Spek begini dengan harga segitu sangat layak.

  2. Hai, mas. Sebuah perjuangan tersendiri hidup tanpa laptop selama 15 tahun ya, padahal mas Yayan hidup dari menulis.

    Kalau boleh ikut cerita soal masa lalu (cailah), selama sekolah aku nggak pernah punya PC apa pun, komputer pun enggak. Pas kuliah ikut program beasiswa, laptopnya dipake bertiga karena fasilitas yayasan hahaha. Barulah pas kerja punya laptop sendiri, itu pun cuma netbook kecil dari merek lokal yang sekarang juga udah nggak ada.
    Udah bertahun-tahun juga aku nggak punya laptop pribadi, yang kupakai sekarang adalah fasilitas kantor.

    Sebagai pejalan, memang butuh laptop yang tangguh tapi ringkas ya seperti ASUS Vivobook ini. Terus ternyata keyboard-nya dirancang begitu memahami kita-kita para tukang nulis ini.

    Semoga terwujud impiannya meminang ASUS Vivobook 14 m1405. Tulisannya keren!

    • Haha ya Nug. Pernah main ke tokoku kan dan itu dia komputer yang aku pake 15 tahun belakangan. Yang CPUnya udah gak bisa ditutup dan harus ditambahin kipas angin kecil biar mengurangi panas dan gak meledak hwhw.

      Jadi jika nanti emang berjodoh sama ASUS M1405 ini, akan aku pake seoptimal mungkin. Harapannya sih kalo dapet beasiswa menulis ya, bisa dibawa terbang jauh dan membantu proses belajarnya. Good luck for us. Amiiin amiiin.

  3. Kalau jodoh Laptop sepertinya juga bakal milih ASUS Vivobook 14 ini, secara dibawa kondangan aja oke, apalagi untuk suasana lain yang lebih snatai tapi membutuhkan perangkat kerja yang mumpuni atau sekedar nonton drama atau serial terbaru. ASUS Vivobook pasti jodoh keman-mana yang sejiwa.

  4. Kalau nyari laptop yang ringan dan ramah lingkungan, ini laptop udh juara ya mas. Bikin gak ngeluh keberatan dan gak bikin ribet krn bisa masuk tas saking bobotnya ringan

  5. Masa lalu yang seru yo Yan. Tapi justru dengan pengalaman-pengalaman di masa susah itu tuh yang bakalan sangat terkesan dan teringat sepanjang masa. Kita pun jadi semakin menghargai value dari suatu barang yang sungguh kita butuhkan dan idam-idamkan.

    Awak masih mending Yan, la ado PC, laptop di jaman kuliah. Aku dulu apo-apo digaweke pake mesin tik hahahaha. Yang kalo salah harus dimulai dari awal. Kebayang kan nggaweke skripsi di jaman itu. Pas ado revisi, ngetiklah dari awal lagi. Jadi saat pacak mbeli PC yang model tabung itu, ooiii teraso nian bahagianyo.

    Semoga jodoh yo Yan dengan ASUS VIVOBOOK 14 ini. Kalo mbaco tulisan ini, jejak-jejak menang caknyo tebaco. Ceritonyo mengalir dan berangkat dari pengalaman pribadi yang memorable.

    • Betul yuk. Aku termasuk yang awet dan setia kalau pakai barang. Ya itu, karena dapetin susah jadi dieman-eman/disayang-sayang. Dan honestly, terlepas dari tulisan ini penuh rayuan, aku emang butuh laptop dan kalau dapat gak akan disia-siakan.

      Makasih support dan doa ayuk Annie ^^

  6. ASUS Vivobook 14 M1405 keren banget sudah punya Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR). Pastinya menjadi pengalaman berbeda bagi para penggemarnya. Selaintampilan lebar, saya juga suka teknologi layar dan audionya. Keren banget

  7. Saya gaptek, tapi ntah kenapa setiap ganti laptop selalu asus mulu. Udah terlanjur nyaman keknya. Mana makin kesini tuh modelnya makin modis aja, sementara laptop lama masih bagus. (tahaan seleraaa)

    Good luck, kak….

  8. Jelas gak malu-maluin dibawa “kondangan” dong, malah bikin bangga
    Kalo perlu sengaja ke cafe untuk memerin ASUS Vivobook M1405
    Supaya banyak yang iri, hehehe bercanda
    Karena sekeren itu, spek gahar, penampilan modis

  9. Prosesor AMD Ryzennya ini bikin naksir.
    Keknya gagah gitu buat digeber kerja. Apalagi kalau udah bikin kontennya video maupun multitasking lainnya, wajar dah ini jadi laptop idaman

  10. Asus mah inovasinya sesuai banget untuk para pekerja mobile dan multitasking itulah mengapa jadi andalan yang memang handal.

  11. Duh sayang banget ya, laptop nganu tuh, udah perjuangan banget ngumpulin duit jatah jajan buat beli, eh usianya cuma bertahan 1 tahun dan lalu mati total.

    Eh tapi kalau saya nggak mau ah punya laptop buat seumur hidup. Baca ulasan tentang ASUS Vivobook 14 M1405 ini aja bikin saya mupeng pengen tukar tambah laptop yang saya pakai sekarang

    • Hahaha iya. Maksudnya dipake semaksimal mungkin. Dan usia 1 tahun kayak si laptop nganu kayaknya terlalu dini untuk segera “berpisah”. Nah kalo ASUS rata-rata temen makenya lamaaaaa

  12. Designnya stylish saya suka yang silver, laptopnya tipis dan fitur-fiturnya keren. Travel friendly juga. Jadi pengen punya Asus Vivobook 4 ini Dari zaman saya kuliah pakai Asus awet deh. Masih bisa dipake sampai sekarang.

  13. Sedih ya..
    Padahal zaman dulu tuh punya laptop kayak gak semua anak bisa loo.. HIhihi, ngerasain dengan penuh gaya nenteng laptop yang beratnya amit-amit itu.. buat skripsian juga.

    Alhamdulillah, semakin kenal ASUS, semakin yakin kalau brand ini gak hanya menyediakan penampilan yang kece tapi juga spek luar biasa untuk membantu dunia perkontenan zaman sekarang. Waktu jadi lebih optimal karena mengerjakannya satset menggunakan ASUS Vivobook 14 M1405.

  14. Pengen berjodoh sama laptop yang kayak gimana? Ya kayak (eh, jangan pakai kata “kayak” kali ya biar doanya spesifik) ASUS Vivobook 14 M1405 dooonggg. Apalagi standar laptopnya untuk military ye khan, Bang. Diajak ngider ke berbagai kondisi bisa ok sekali. Cakep pula sampe kiyut kalo dibawa kemana-mana (serasa kondangan wkwkwk).

    • Haha ya betul. Spesifik aku naksirnya laptop ini. Laptop ASUS yang lebih canggih dan mahal ada. Tapi dengan M1405 ini aku udah merasa tercukupkan kebutuhannya.

  15. Salut untuk mas Yayan yang bertahan belasan tahun tanpa alat perang mumpuni. Kalau saya mungkin sudah menyerah hehe. Namun membaca tulisannya mas, aku jadi kok ikutan mupeng sama ASUS Vivobook 14 m1405 ini HAHA. Ya Allah, doaku semoga bisa kepegang ASUS Vivobook 14 m1405, spek keren untuk yang juga belajar bikin video kayak aku. Shalawatin dulu. Harapannya semua pertumbuhan anakku dan segala kebersamaan kami sekeluarga bisa terdokumentasi baik melalui tulisan juga video. Kalau laptopnya lelet kan nggak banget buat edit, apalagi uploadnya jadi lama.

  16. Keren euy laptopnya. Daku pengen upgrade laptop nih dan tetap pakai Asus dong (udh pake Asus sejak 2017).

    Ini nih yg bikin kerja jadi berkah karena laptopnya udh dilengkapi dengan windows ori.

    BTW layarnya touchscreen kan?

Tinggalkan Balasan ke Karendis Batalkan balasan