Pelesiran

Menjajal 3 Pantai Cakep di Lampung

Tahun 2016 adalah kali terakhir kami sekeluarga liburan bersama. Lumayan lama, ya! Sebelumnya udah sempat berencana mau ke kota sebelah eh pandemi datang dan batal. Nah, Juni lalu, berbekal sponsor dari menteri keuangan di rumah –if you know what I mean, kami memutuskan untuk main ke Lampung sekaligus menjajal tol Palembang-Lampung.

Walaupun beberapa ruas masih dalam perbaikan (karena rusak), utamanya di Palembang ke Kayu Agung, tapi setelah dari situ jalanan luar biasa lancar dan kinclong. Gak heran jika teman saya pernah bilang kalau berangkat habis subuh, sarapan paginya udah di Bandar Lampung. Saat itu kami berangkat jam 2 siang dari pintu tol, sampai di Bandar Lampungnya menjelang maghrib, itu pun karena kebanyakan mampir di rest area dan ngemil pempek perbekalan hehehe.

Tujuan utama ke Lampung ya untuk kumpul, makan, belanja dan main ke Pantai. Nah, di tulisan ini, saya spesifik mau cerita tentang 3 pantai yang kami datangi saat itu. Let’s go!

Pantai Klara 2

Setelah beristirahat, di hari ke-2 di Bandar Lampung, kami menempuh jarak sekitar 30 km dari kawasan Susunan Baru tempat penginapan kami berada menuju Pantai Klara 2. Waktu yang diperlukan kurang lebih 1 jam. Dari melewati perkotaan, perbukitan hingga turun lagi ke bawah, kami melewati beberapa pantai lain di sepanjang garis pantainya.

Kami sengaja pilih Pantai Klara 2 karena kata adik, di sana lebih bersih. Dan ya, karena pantai ini dikelola oleh kesatuan angkatan darat yang markasnya berada nggak jauh dari situ, memang kelihatan lebih bersih dan rapi.

Seingat saya, kami diminta membayar Rp.50.000/mobil (nggak dihitung penumpang). Dan mobil bisa langsung parkir di depan balai-balai yang disewakan, juga dengan tarif Rp.50.000 untuk hari biasa, dan Rp.100.000 di hari libur.

Sayangnya, begitu tiba langit mendung dan kemudian hujan turun lumayan deras. Ibu bahkan memilih untuk tiduran di mobil aja sebab balai-balainya tidak tertutup sempurna sehingga pasti di beberapa sisi akan kena tampias hujan.

Terlihat ada beberapa pedagang di bagian belakang dekat pintu masuk, di mana, tersedia juga mushola, kamar mandi dan tempat bilas. Untuk menggunakannya bayar lagi sukarela dengan memasukkan uang ke kotak sumbangan. Untuk ukuran fasilitas umum, ya lumayan walaupun rasanya bisa diperbagus lagi misalnya dengan menambahkan pewangi ruangan di kamar mandinya.

“Mau ke pulau nggak?”

Sapa seorang pria yang mendekati pondok kami. Rupanya ia pemilik kapal yang biasa menyewakan perahunya bagi pengunjung yang mau mendatangi Pulau Kelagian yang dari pinggir pantai cukup jelas terlihat.

“Biasanya kalau orang liburan mainnya ke sana, lebih bagus pantainya,” ujarnya lagi.

Ya, kami datang di saat air sedang surut sehingga pada bibir pantai lebih banyak karang yang terlihat. Seharusnya jika air laut naik, bisa lebih enak berenang walaupun dari tepiannya saja. Kami menolak halus tawaran pengemudi kapal mengingat cuaca sedang tidak bagus dan kami pun datang sudah menjelang sore.

Ketika hujan mulai reda namun masih rintik, seorang diri saya berjalan menuju dermaga yang ada tak jauh dari situ melewati sebuah titian panjang yang terbuat dari beton. Anggota keluarga lain gak ada yang mau ikut, pada mager di balai-balai dan juga mungkin takut kena hujan. Tapi, demi sudut pandang yang berbeda, saya hajar aja berjalan ke dermaganya.

Terlihat serombongan anak tengah berenang menggunakan ban dalam. Semakin rintik, semakin seru mereka bermain air. Dan, begitu tiba di dermaganya, bentukannya sederhana saja. Sebab bagian tempat penumpang naik ke kapalnya terbuat dari kayu yang dapat menyesuaikan tinggi-rendahnya air laut.

Terdapat sebuah ayunan kayu di sana yang lumayan untuk saya pakai bersantai. Ketika rintik semakin deras pun ada sebuah pondok tempat berteduh. Ya, walaupun belum kesampaian berenang di Pantai Klara (akronim dari Kelapa Rapat) 2 ini, setidaknya sudah membaui angin laut saja saya sudah bahagia!

Pantai Marina Kalianda

Keesokan harinya, kami memutuskan untuk keluar dari kota Bandar Lampung menuju Kecamatan Kalianda di Lampung Selatan. Demi menghemat waktu, kami memutuskan untuk menggunakan tol sehingga jarak 68 km dari penginapan ke Pantai Marina –pantai yang kami tuju, ditempuh dalam waktu 1,5 jam saja.

 Di Kalianda juga banyak sekali pantai di sepanjang garis pantainya. Misalnya saja Pantai Tapak Kera, Pantai Benur Helau, Pantai Payang atau Pantai Merak Belantung. Namanya unik-unik, ya! Hehe.

Letak Pantai Marina cukup jauh dari jalanan utama. Lagi-lagi kami memutuskan ke pantai ini karena disinyalir paling cakep. Uniknya selama perjalanan, kami beriring-iringan dengan kendaraan dengan plat BG alias dari Palembang. Wah, orang Palembang weekend gateawaynya pada main ke Pantai Marina!

Karena jadi pantai tujuan utama, kami dikenakan biaya masuk perorang sebesar Rp.35.000. Kendaraan mobil dikenakan Rp.10.000 dan untuk biaya pondoknya harus membayar Rp.100.000 lagi.

Sedikit tips, jika ke Pantai Marina, sebaiknya langsung mengarahkan mobil ke area kanan sebab di area inilah pantainya aman untuk direnangi. Jika berada di dekat pintu masuk, ombaknya lumayan besar dan ada larangan berenang.

Sayangnya, lagi-lagi karena surut, pantai di sisi lain pun berkarang. Saya yang sudah bawa baju renang mendadak hilang selera untuk main air. Apalagi kami datang pagi menjelang siang, cuaca lagi panas-panasnya. Rasanya gak balik modal dengan perjuangan pake skincare selama ini buahahahaha.

Jadilah, kami hanya puas menjajal area pantai yang bermacam-macam spot fotonya. Ada sepasang (semacam) pintu masuk pura Bali dilengkapi dengan payungnya. Lalu di sisi lain ada ayunan kayu, ada juga deretan pertokoan dan rumah makan yang dibuat seolah-olah pemukiman di Santorini, hingga sebuah anjungan di sisi kiri tempat pengunjung dapat melihat panorama 360 derajat.

Pantainya ramai, ya mungkin karena akhir pekan. Dan rasanya di sini apa-apa bisa jadi duit hehe. Untuk ke toiler dikenakan biaya Rp.3000 jika BAK/BAB. Untuk mandi dan bilas Rp.5000. Ya masih wajar sih kalau saya bilang. Toh sepadan dengan serunya dan asyiknya menikmati debur ombak sambil menikmati jajanan dan perbekalan. Keponakan juga hepi bisa mandi-mandi di sini setelah sehari sebelumnya gagal berenang dikarenakan gerimis.

Belum puas menikmati Pantai Marina, setelah makan siang di sebuah rumah makan Padang, kami menuju pantai selanjutnya, masih di sekitaran Kalianda. Pantai apakah?

Pantai Sebalang

Masih berlokasi di Lampung Selatan, Pantai Sebalang berlokasi di Dusun Sebalang, Kecamatan Katibung, atau berjarak 31 km saja dari Pantai Marina sebelumnya. Di Pantai Sebalang kami emang niatnya mau chill aja. Menikmati sore dan turunnya matahari sebab katanya ini salah satu spot menikmati sunset terbaik yang ada di Lampung.

 

Memasuki kawasan Pantai Sebalang, di sisi pantai berderet rapat kafe dan restoran yang mayoritas berbahan kayu. Umumnya terdiri dari 2 lantai di mana, bagian bawah yang menjorok ke pantai dipenuhi dengan bag bean tempat pengunjung bisa leyeh-leyeh menikmati makanan, minuman dan panorama.

Untuk masuk ke kawasan utama, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp.20.000. Untuk mobil juga kena Rp.20.000. Lalu, makanan dan minuman ya rata-rata Rp.20.000 sd Rp.30.000. Sedangkan untuk bag bean-nya pun dikenakan biaya Rp.20.000. Cuma karena kami saat itu ramean, kami coba menawar harga sewa bag bean-nya dan kalau nggak salah dapat diskon Rp.5000. Lumayanlah.

Kami datang terlalu awal saat matahari masih menyengat. Makanya kami memutuskan untuk istirahat dulu di lantai 2 restoran. Begitu cuaca mulai redup dan matahari perlahan turun, baru deh pindah ke bawah dan petugas kafe dengan sigap memindahkan bag bean dan semua makanan ke area bibir pantai.

“Kak lagi di Bali ya?”

Sebuah DM masuk ke akun instagram saya sesaat setelah saya membagikan suasana sore di sekitaran pantai.

Hwhw, sampai detik ini saya belum pernah ke Bali, euy! Dan memang sekilas ngelihat sih suasana di Pantai Sebalang ini mirip dengan Bali (walau saya embuh, nggak tahu Bali sebelah mana). Yang jelas seneng sih, bisa ke Bali ala-ala aja bersyukur hehe.

Idealnya kami menghabiskan waktu hingga malam. Tapi, semua udah pada capek dan mikirin kudu balik ke Bandar Lampung lagi tuh ya bakalan makin capek kalau terlalu malam. Jadilah, kami memutuskan untuk pulang menjelang azan magrib. Sebab masih ada satu tujuan lagi sebelum tiba di penginapan, yakni menjajal sebuah restoran kekinian untuk makan malam.

Walau efektifnya cuma 2 hari (karena hari pertama dan keempat di perjalanan), ya tetap senang ya bisa spending time with beloves one. Targetnya sih habis ini mau menjajal pantai yang ada di Pulau Bangka. Entah kapan dapat terlaksana mengingat keadaan dan kesibukan anggota keluarga lainnya. Syukur-syukur sih bisa main ke tempat yang lebih jauh lagi, sebab bu menteri keuangan udah lama kepengen main ke Bangkok katanya hehehe.

Diaminkan dulu aja.

40 komentar di “Menjajal 3 Pantai Cakep di Lampung

  1. Udah lama banget ga ke lampung, ternyata banyak sekali destinasi yg apik utk dikunjungi. Ketiga pantainya bagus tapi aku cukup terpikat dgn pantai Marina Kalianda. Semoga suatu saat jika ada kessmpatan bisa bertandang ke sana

  2. Sudah lama banget pengen ke Lampung, dan baca postingan ini makin semangat ingin ke sana, ternyata pantai di Lampung bagus-bagus banget ya, nanti kalo ke Lampung semoga bisa main juga ke pantai-pantai cantik ini. 🙂

  3. I Need Vitamin Seaaa..
    Liat postingan mantai begini, jadi kembali bertanya “Kapan terakhir aku ketemu pasir dan laut yaa..”

    Cantik banget pantai-pantai di Lampung.
    Paling pingin ke Pantai Sebalang. Ambiancenya mirip Bali yaa..

      • Btw, kalau ada Pantai Klara 2, apakah ada Pantai Klara 1?
        Atau dinamakan “dua” karena sudah diperbarui?
        Semacam “New Look”?

        Jadi inget main ke Pantai Ancol.
        Banyak juga yang nawarin buat keliling pantai menggunakan kapal. Rasanya pingin banget.. Soalnya jarang-jarang juga kan.. naik kapal dan ngliat gemericik air diterpa mesin kapal. Rasanya ko seneng..gitu.

  4. Ternyata banyak pantai cantik di Lampung
    udah lama pingin traveling ke Lampung untukn kulineran
    hehehe
    Bookmarks ah supaya gak sia-sia ketika traveling ke Lampung

  5. Pernah ditawari teman di Lampung supaya bisa main di pantainya, ternyata memang sebanyak itu ya. Dan aku jadi tersenyum baca cerita kamu kak, di satu pantai disambut hujan, eh pindah ke pantai lain malah surut jadi malas main air, wah benar-benar harus siap kondisi ya kalau mau main di pantai sana. Apalagi apa-apa biayanya banyak

    • Banyak banget. Di Bandar Lampungnya aja banyak, apalagi di kabupaten-kabupaten lain. Aku senang ke Lampung karena puas ngerasain air dan angin laut ^^

  6. Daku sering dengar Kalianda ini. Cuma kalau yang menceritakan soal pantainya baru dari blog ini keknya hehe.
    Kelihatan cakepnya itu pantai, apalagi nuansa air dan pemandangan awannya jadi rekomen destinasi ke sana

  7. Pantai Marina yg aku suka dibanding lainnya. Tapi memang segala macam diduitin yaa mas 🤣. Toilet aja 3rb. Sementara di Jawa masih 2 RB.

    Sumatera terkadang lebih mahal memang 😅

    Naah aku tuh udh ajak Raka ke Palembang naik mobil. Tapi dia blm sempet2 Krn cuti THN ini udh habis hahahah. Jadi mungkin THN depan. Pengen banget ke sana naik mobil. Apalagi udh ada tol nya itu kan.

    Pasti LBH cepet. Mau terus ke Medan, cuma mikirnya btuh cuti lebih lama. Jadi kayaknya ga bisa deh.

    Ceritain juga ttg kuliner yg kalian coba mas. Penasaran. Kuliner Lampung katanya enak2 . Pempek Lampung agak beda tuh Ama Palembang 😄. Tapj buatku sih asalkan namanya pempek pasti doyan 🤣

    • Hwhw secara femes banget Pantai Marina ini. Dengan banyaknya pengunjung, makin “jual mahal”

      Soal kuliner, sayangnya pas ke sana gak nyobain yang autentik gitu. Kebanyakan ke resto yang menjual menu-menu umum aja. Tapi boleh juga nanti aku ceritakan khusus mengingat stok foto masih aman hwhw, makasih mbak Fanny.

  8. beberapa kali traveling ke Lampung belum pernah berkunjung ke pantai-pantai ini Om, kayaknya bagus banget ya tempatnya dan cocok banget buat liburan bareng keluarga

  9. beberapa kali traveling ke Lampung belum pernah berkunjung ke pantai-pantai ini Om, kayaknya bagus banget ya tempatnya dan cocok banget buat liburan bareng keluarga, biasanya saya ke sana hanya ke Pahawang, lainnya belum, kayaknya wajib banget untuk balik lagi ke sana karena ternyata masih banyak ya pantai-pantai indah di Lampung ini

  10. Pantai pertama mahal juga biaya masuk dan parkirnya mas, belum apa-apa udah Rp100 ribu. Kalau dikelola elemen pemerintah harusnya bisa lebih murah nggak sih?

    Aku belum pernah road trip mas, dan PENGEN! Road trip Palembang-Lampung boleh juga nih, tapi aku lebih pengen eksplor kota Bandar Lampung. Pantai, cukuplah maksimal 2x sehari haha.

    Itu kok ada spot ala ala Santorini.

  11. Cantik banget pantai-pantai di Bandar Lampung ya om. Saya suka banget sama pantai yang ada batu-batunya di bibir pantai. Rasanya aman aja kalau buat main air hihi..

  12. Dulu, ramai sekali blogger dari luar ke Lampung, seru kan keliling Lampung, kapan nih ke Pantai di Lampung lagi? (Naqi)

  13. Ping balik: Melepas Dahaga di Lihaga | Omnduut

  14. Bagi yang mengaku pecinta pantai belum afdol kalau belitum main ke belitung. Disana pantai nya aduh. bikin nyesss. Apa lagi rame2 bareng temen2 tongkrongan.
    buruan cek foto foto belitung

Tinggalkan Balasan ke Lia Lathifa Batalkan balasan