Publikasi

Kompetensi Global untuk Kemudahan “Menggenggam Dunia”

Walau saya sempat tertatih-tatih mendapatkan pekerjaan pasca lulus kuliah, tapi saya pribadi meyakini bahwa sebetulnya mencari pekerjaan tidaklah sesulit yang dibayangkan. Selama mempersiapkan semuanya dengan baik dan yakin telah memiliki kompetensi yang memadai, sebetulnya tidak ada alasan perusahaan menolak terlebih jika diyakini kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi dari kompetensi yang ada pada diri kita.

Dengan proses cukup panjang dan saat kemudian berhasil diterima di sebuah bank dan karir saya merangkak dari yang semula frontliner menjadi back office dan ditempatkan di human capital dengan job desk mengurusi proses rekrutmen, pemahaman saya masih sama.

Bahwa terlepas dari lowongan pekerjaan yang mungkin jumlahnya tak sebanding dengan banyaknya pencari kerja, namun selama kita dapat memaksimalkan potensi diri, maka pekerjaan akan didapatkan. 

Mereka yang memiliki kompetensi global akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan impian. Sumber gambar https://nypost.com/

Dulu, saat memproses rektutmen di bank tempat saya bekerja, rata-rata yang melamar di adalah anak-anak muda yang berprestasi. IPK mereka bagus dan mampu melewati rangkaian tes dengan baik.

Namun, dikarenakan jumlah kebutuhan lebih sedikit dari jumlah pelamar, maka tentu saja kami harus memilih yang terbaik di antara yang baik. Di titik ini, nilai paling besar tak selalu menjadi faktor mutlak. Ada variabel-variabel penentu lain yang kemudian dijadikan patokan untuk memilih dan mengeliminasi kandidat yang tersisa.

Di saat Kementerian Ketenagakerjaan memperkirakan kesempatan kerja di Indonesia terbuka untuk 133,82 juta orang di tahun 2022 lalu, sayangnya BPS masih mencatat ada 8,4 juta pengangguran. Dalam hal inilah kecakapan dan kompetensi kita dituntut. Seiring dunia berkembang, kemampuan rata-rata air tidaklah cukup.

Selain faktor persaingan, sayangnya saya mengenal sebagian orang terdekat yang tidak bekerja ya karena memang pada dasarnya tidak mau atau terlalu malas untuk mencoba dan berusaha. Jika sudah begini, susah juga jika hanya menyalahkan pemerintah, bukan?

Saat melakukan perjalanan ke beberapa negara, saya sering berjumpa dengan tenaga kerja asal Indonesia. Di Victoria Park, Hong Kong misalnya, saya sempat berbincang lama dengan Rika, salah satu TKI asal Lahat, Sumsel yang sudah 8 tahun kerja sebagai ART tanpa sekalipun pulang mengingat biaya perjalanan mahal dan ia lebih memilih menabung untuk biaya anaknya di kampung.

Di Arab Saudi juga banyak ditemukan TKI. Berbeda dengan TKA asal negara lain seperti Filipina yang bisa menempati posisi lebih baik. Dari segi kecakapan dan kemampuan bekerja sebetulnya bisa diadu, namun TKI kita biasanya lemah dan terkendala dari segi bahasa. Beda dengan warga Filipina yang sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris.

Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan bahwa tingkat daya saing tenaga kerja kita masih kalah dibandingkan negara lain. Dari survei pada tahun 2021, daya saing tenaga kerja kita berada di posisi 37 dari 60 negara. Jika dibandingkan dengan tenaga kerja negara ASEAN saja masih ketinggalan apalagi jika dibandingkan dengan negara di benua lain.

Hingga Mei 2022, jumlah warga asing yang bekerja di Indonesia itu sebanyak 96,57 ribu. Walaupun TKI yang bekerja di luar negeri jumlahnya lebih banyak yakni 3,37 juta jiwa, tapi tentu saja harapannya lowongan pekerjaan di Indonesia terserap oleh masyarakatnya sendiri, bukan? Jangan sampai lowongan kerja yang sudah terbatas harus “direbut” pula oleh tenaga kerja asing dikarenakan kompetensi mereka lebih baik.

Ada banyak hal yang perlu diperbaik dari masyarakat kita agar memiliki kompetensi global dan mampu bersaing di dunia kerja. Yang pertama, ialah kemampuan berbahasa asing. Bahasa Inggris rasanya mutlak dikuasai karena ini dia bahasa yang paling banyak digunakan di dunia dengan total pengguna 1,12 miliar.

Namun, rasanya tidak cukup jika ingin bersaing lebih secara global. Mempelajari bahasa asing lain tentu akan menjadikan nilai plus. Seperti bahasa Mandarin (dipakai 1,1 miliar) atau bahasa Spanyol (dipakai 512 juta orang). Yakinlah, semakin banyak menguasai bahasa, semakin banyak juga peluang yang didapatkan.

Sumber tangkap layar dari twitter.com

Beberapa waktu lalu saya sempat melihat cuitan netizen tentang respon seseorang yang ia hubungi untuk melakukan wawancara kerja. Melihat hal itu, jelas kita dibuat geleng kepala. Bahwa, kemampuan berkomunikasi yang baik itu sangat penting. Dan, jika begini, rasanya bisa paham jika sebagian orang sulit mendapat pekerjaan ya dikarenakan tata krama/attitute mereka sendiri. Dan, sebagai seorang umat, peranan agama dan pendidikan akhlak menjadi sedemikian penting.

Hidup di zaman modern pun membuat kita semua dituntut untuk melek teknologi dan senantiasa berinovasi dan kreatif dalam menyikapi segala aspek lini kehidupan. Kita harus mengembangkan hard dan soft skill dengan baik. Hobi sederhana seperti memasak, berkebun atau bahkan berkesenian pun dapat menjadi pintu gerbang kesuksesan dalam dunia kerja.

Kemampuan ini kerap mempermudahkan kita juga dalam beradapasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Apalagi jika kita sudah terbiasa berinteraksi dalam sebuah organisasi sehingga kecakapan adaptasi, kepemimpinan dan teamwork sudah terasah dengan baik.

Lalu, pada akhirnya semua hal itu berakar pada pendidikan. Akar ilmu yang kita dapatkan di bangku sekolah dan terus belanjut ke perguruan tinggi menjadi modal yang sangat penting. Terlebih, jika kita berkesempatan mencicipi kurikulum internasional sebagaimana yang ada pada Sampoerna Academy dan Sampoerna University.

Ada banyak sekali keunggulan dari Sampoerna Universty yang dapat digunakan oleh para lulusannya untuk “menggenggam dunia”. Dari program Student Transfer-nya, mahasiswa dapat diberikan kesempatan untuk mencicipi perkuliahan di universitas top dunia. Bahkan, program Mirroring Bachelor’s menjadikan lulusanSampoerna Universty akan mendapatkan gelar ganda sekaligus dari Arizona University.

Tak heran jika 94% lulusan Sampoerna University langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan nasional atau multinasional setidaknya 3 bulan pasca lulus kuliah. Kompetensi bekerja mereka sudah terbentuk sejak awal saat mengaplikasikan pendidikan internasional yang diberikan oleh kampus.

Sehingga, saat memasuki dunia kerja, kompetensi yang mereka miliki dapat termaksimalkan dengan baik dan secara tidak langsung mereka berperan serta dalam membangun.

Mary Jo Putney, seorang penulis asal Amerika Serikat pernah berkata, “competence is a great creator of confidence.

Sebagaimana yang saya sebutkan di awal, walaupun sempat tertatih saat dulu mencari pekerjaan pasca kelulusan, namun saya meyakini kompetensi yang ada pada diri saya. Sambil mengasah kemampuan, terus berusaha mencari peluang dan menjalani dengan sebaik mungkin, maka pekerjaan impian berhasil saya dapatkan. Saya berhasil “mengenggam” dunia yang sejak lama saya inginkan.

Saya pribadi tak lantas berpuas diri. Ada banyak mimpi yang masih ingin saya wujudkan. Begitu juga kamu, yang mungkin masih bersekolah atau belajar di perguruan tinggi. Persiapkan diri kamu agar menjadi bagian orang-orang yang memiliki kompetensi global itu.

Referensi:

  1. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/ada-13382-juta-kesempatan-kerja-di-indonesia-pada-2022
  2. https://www.kompas.com/edu/read/2021/08/05/162355371/10-bahasa-paling-banyak-digunakan-di-dunia-indonesia-nomor-berapa?page=all
  3. https://bisnis.tempo.co/read/1684054/inilah-daftar-tenaga-kerja-asing-tka-terbanyak-di-indonesia-2022
  4. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/jumlah-pekerja-migran-ri-337-juta-orang-hingga-kuartal-iii2022
  5. https://www.cnbcindonesia.com/news/20211231200140-4-303652/sedih-daya-saing-tenaga-kerja-ri-urutan-ke-37-dari-60-negara

Iklan

25 komentar di “Kompetensi Global untuk Kemudahan “Menggenggam Dunia”

  1. Makin banyak saingan maka makin tinggi dan skill yang di butuhkan untuk lolos dan jadi juara mengalahkan pesaing .kompetisi global menantang kaum muda buat bangkit

    • Betul. Gak bisa rata-rata air. Harus bisa jadi gelombang yang “menyapu” setiap pesaing. Ya asal dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai kompetensi ya 🙂 bukan pake orang dalam hwhw

  2. Persaingan dalam negeri aja udah luar biasa ya, apalagi persaingan di luar negeri ya.
    Butuh banget skill yang mumpuni buat generasi muda untuk bisa bersaing di kancah internasional 🙂

  3. sejak tinggal di Bandung coret, saya terkagum-kagum pada Sampoerna karena program SRC nya sangat membantu UMKM dan masyarakat sekitar.

    Ternyata Sampoerna juga melangkah jauh ke depan dengan menyiapkan fondasi bangsa yaitu pendidikan yang memiliki kompetensi global

    • Di Palembang juga ada Sampoerna Academy. Walau aku gak bersentuhan langsung tapi sering ketemu ortu siswa yang bangga banget anaknya bisa menjadi bagian dari situ. Dan aku rasa UMKM di sini juga banyak kebantu sama Sampoerna.

  4. Di dalam negeri saja sudah berebutan lapangan pekerjaan apalagi secara global. Kompetensi global wajib dimiliki kalau tidak mau tergilas.

    Tapi selain skill dan knowledge penting juga punya mental yang kuat dan sehat. Semangat!

  5. Persaingan di dunia kerja semakin ketat ya, Mas. Makanya perlu mempersiapkan skill. Makanya keren sekali Sampoerna University sudah menerapkan Kurikulum Internasional. Jadi nanti mahasiswanya sudah terbiasa sesuatu internasional. Nantinya bisa bersainga secara global juga.

  6. Selain meningkatkan kualitas diri, anak-anak sekarang dituntut untuk punya portfolio dan practical skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Termasuk kemampuan diri untuk berkomunikasi dengan baik plus memiliki berbagai pengalaman di ilmu yang sedang digeluti.

    Hal terakhir ini yang aku catat saat Fauzi (anak sulung ku) mencari pekerjaan setelah lulus. Dan kok kebetulan dia lulus di masa perekonomian yang sedang dalam tahap banya mengalami cobaan. Banyak PHK karena usaha-usaha gulung tikar. Ini jadi tantangan luar biasa.

    • Nah ini bener. Portfolio ini udah kayak jadi senjata utama saat menghadapi interviewer di perusahaan. Yang jelas kalau kegiatan aktif dan berprestasi kecil kemungkinan perusahaan mau nolak 🙂

  7. Wow, inspiratif sekali tulisannya. Anak gadis saya lulusan London School sudah bekerja, saat ini sedang kursus lagi bahasa asing untuk menambah skillnya agar kelak mendapat pekerjaan lebih baik lagi. Memang kemampuan bahasa asing itu modal banget ya

    • Wah hebat anaknya mbak. Orang tuanya juga secara penyokong paling utama. Semoga lancar belajar bahasa asingnya. Ya, emang penting banget kemampuan bahasa asing itu.

  8. Kompetensi global itu memang modal utama untuk bisa menembus persaingan di dunia kerja terutama perusahaan asing.
    Wajar jika saat memilih tempat kuliah, kurikulum yang mewujudkan kompetensi global jadi prioritas. Universitas Sampoerna dong pilihan kita…

  9. Ternyata mendapatkan pekerjaan itu gk hanya faktor luck seperti yang banyak orang katakan. Namun juga perlu diiringi dengan kemampuan personal dan interpersonal. Karena kini dunia kerja sudah memasuki kompetensi global, maka masalah bahasa menjadi salah satu yang harus diutamakan.

    Dengan bersekolah di kampus yang memiliki kompetensi global, maka beradaptasi di dunia kerja akan semakin terasa mudah.

  10. Memang sih dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang semakin maju, kebutuhan akan kompetensi global semakin diperlukan untuk bisa bersaing di kancah internasional.
    Nah, beberapa kompetensi global yang perlu dimiliki oleh seseorang, seperti kemampuan berkomunikasi lintas budaya, kepekaan terhadap perbedaan budaya, kemampuan bekerja dalam tim internasional, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan situasi yang berbeda sangatlah penting.

    • Semoga generasi selanjutnya terupa yang dekat sama kita (anak atau keponakan) bisa mengkompetensikan diri mereka dengan taraf global ya mbak. Amiin.

  11. Kompetensi diri ini memang harus dimiliki, gak hanya cuma punya nilai IPK yang tinggi ya. Dengan begitu punya daya saing ketika masuk ke dunia kerja yang “agak complicated”, serta punya mental yang kuat pula

  12. sekarang ini, persaingan emndapatkan pekerjaan itu ngeri banget yaa, para pencari kerja wajib memiliki banyak keahlian bila ingin diterima sebuah pekerjaan bonafid

  13. Ternyata degree-nya mirroring dengan Arizona university. Keren banget ya p Sampoerna university bisa jadi alternatif buat yang ingin mengambil double degree tapi tetap tinggal di Indonesia

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s