
Abangku :D, Matt Damon -duta besar Onexone Foundation saat membandingkan kualitas air di Ethiopia dengan air yang seharusnya layak dikonsumsi.
Seiring perkembangan zaman dan akibat pola hidup manusia yang kurang memperhatikan lingkungan. Kini, bumi semakin rapuh dan dibayang-bayangi berbagai ancaman terhadap lingkungan hidup. Diantaranya krisis air bersih. Ditaksir, sebanyak dua pertiga penduduk dunia akan kekurangan air pada tahun 2050. Tanpa akses air minum yang bersih, Food Agriculture Organization (FAO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia melaporkan 3800 anak meninggal setiap hari! Bahkan, menurut water.org setiap 21 detik seorang anak meninggal oleh penyakit karena mengkonsumsi air kotor, dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. World Health Organization (WHO) juga melansir jika dalam sehari 2 miliar manusia di 40 negara terkena dampak kekurangan air bersih.
Prihatin dengan krisis air yang kian mengancam kelangsungan hidup manusia membuat seorang insinyur Belanda bernama Martin Nitzsche yang mendirikan Water System Aqua-Aero yang bertujuan untuk mengembangkan sistem pemurnian dan pengolahan air. Di awal tahun 2000, perusahaan ini menemukan terobosan sistem pengolahan air yang dinamakan Water Pyramid atau Piramida Air.
Piramida Air ini berbentuk kerucut dengan ketinggian 8 meter dan diameter 30 meter. Dibangun dengan menggunakan terpal plastik dan menggunakan kipas dan solar system dalam proses distilasi surya/matahari yang bisa memanaskan air hingga 167º F atau 75º C. Dalam ruang kedap udara, sumber air yang sebelumnya tercemar bisa menguap dan kondensasi secara bersamaan. Dengan menggunakan Piramida ini, air dimurnikan seperti air minum yang diproduksi. Karena dalam proses penguapan, kotoran seperti garam dan organisme mikrobiologi akan hilang.

Cara kerja Piramida Air. Dimulai dari menampung air hujan, mengendapkannya dan diproses dengan bantuan solar system.
Dengan dipanasi oleh matahari, air akan menguap dan secara otomatis terpompa ke lapisan tipis di tudung kerucut. Air suling matahari inilah yang ‘merangkak’ turun ke sisi dinding piramida dan akan ditampung di sebuah ceruk kecil hingga kemudian dikumpulkan dalam sebuah tangki. Luar biasa! Piramida Air ini pun bisa menampung air hujan dan diendapkan untuk kemudian digunakan jika matahari kembali bersinar. Lalu, berapa banyak air yang bisa disuling dalam sebuah Piramida Air? 265 galon atau setara 1000 liter per hari!
Sebetulnya, konsep Piramida Air ini sudah ada lebih dari 5000 tahun lalu ketika Piramida Agung dibangun dan memiliki ruang penyimpanan air. Baru di tahun 1700-an, pompa ram hidrolik digunakan walaupun masih sangat sederhana. Namun, baik di Piramida Agung Giza atau Water Pyramid sama-sama memanfaatkan energi matahari yang melimpah ruah.
Kini, manfaat Piramida Air sudah dirasakan di banyak negara. Sebuah desa di Jaipur, India misalnya. Dulu, sebelum ada Piramida Air, mereka bahkan rela mencuri demi mendapatkan air. “We have no money to buy water. So most of the time we steal water from neighbouring villages,” ujar Prema Ram kepada hindu.com.
Gambar : Wajah-wajah bahagia masyarakat Afrika ketika bisa mendapatkan air bersih
Ternyata, Indonesia juga sudah merasakan manfaat Water Pyramid ini. Di beberapa desa di Papua dan NTT, Piramida Air telah dibangun dan diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat. Sebenarnya, di Indonesia 119 juta rakyat masih belum memiliki akses terhadap air bersih. Lebih dari 82% rakyat mengkonsumsi air yang tak layak untuk kesehatan. Hanya 18% warga yang beruntung menikmati air bersih. Itupun mayoritas di perkotaan. Semoga, karya besar terobosan insinyur Belanda yang telah meraih penghargaan oleh World Bank Development Marketplace Award di tahun 2006 ini bisa diaplikasikan secara massal di Indonesia.
lomba, yan?
Untuk ini mbak 🙂 Yuuuk ikutaaan 😀
haaa.. tentang Belanda. mikir dulu deh. hehe
Masih ada waktu sampe tanggal 8 Mei 🙂
oh my God, aeknyo pecak aek lumpur
Nah, gak kebayang kan kalo air kayak gitu dipake minum 😦
hiks
😦
😦
kog jadi inget masakannya sih masterchef di kapal waktu ga ada air, dia pake tutupan yang mirip piramida itu, biar masakan jadi lebih banyak air, padahal cuma uap panas.. sistemnya mirip ini ya..
mattdamoooooonnn, daku padamuuuu…
Kata Matt Damon, “Aku padamu juga” hihihi.
Yang mbak Tin bilang itu mungkin yang ini kali ya. Iya, secara prinsip hampir sama memang mbak 🙂

naaaaaaaahhh pasang foto dikomen gimana cara?
iya airnya dikit, dipanasin malah nimbul uap yang bikin air jadi banyak.. makanan jadi resep dibumbunya.. *tetep masterchef.. kalu diulikulik banyak yang unik di dunia ini..
prosesnya kaya tutupan tudung masakan orang turki deh, duh lupa namanya.. mirip topinya orang turki, kan disana panas, kalu lagi rendem panas tubuh, pala tetep anget karena pake topi munjung gitu.. *itu katanya..
*membayangkan topi orang Turki* 🙂 Jadi penasaran dan pingin lihat langsung prosesnya hihi. Kalo bicara masakan, banyak banget ilmunya ya, misalnya saja gimana satu bahan kalo di campur dengan bahan lain jadi berbahaya dsb 🙂
Oh fotonya aku upload dulu di photobucket.com, nah linknya dicopy di sini mbak Tin 🙂
aarrgg sampe 40.. ehtapi ga bisa deh ikut juga kan dulu pernah ikutan kursus di belanda..
Iya 🙂 Yang udah pernah ngerasain belajar di sana gak boleh katanya ^^ Aku lagi mau cari bahan tulisan satu lagi. Semoga nemu yang bagus hihihi
semoga menang yan..
Amin 🙂 Makasih mbak Tin ^^
dulu waktu SD pernah koran yang isinya tentang mencari air minum di kala kekeringan, caranya dengan menggali lubang, terus lubang itu ditutup dengan plastik lalu di tengahnya diletakkan batu sebegai pemberat, dan di bawahnya ditaruh penampung…
Hampir mirip seperti membuat sumur ya mas Rifki. 🙂