Pelesiran

Sempat Jadi Kota Romawi Kuno, Jelajah Ephesus, Yuk!

Waktu melakukan pejalanan ke Ephesus dan dikasih tahu kalau dulunya ini adalah kota Yunani Kuno, saya kaget. Kok bisa, kota yang ada di Turki tapi dulunya menjadi bagian dari Yunani Kuno? Tapi setelah lihat di peta, ya masuk akal sih. Mengingat, Provinsi Izmir tempat Ephesus berada itu hanya terpisah oleh Laut Aegean untuk menuju Athena yang menjadi ibukota Yunani sekarang.

Sebagai pecinta sejarah dan UNESCO WHS hunter gimana gak senang ketika diajakin ke Ephesus ini. Walaupun dalam dua kali kunjungan masing-masing waktunya terbatas banget, tapi paling nggak sama kayak pas ke Istana Kapas di Hierapolis dulu, dalam tiap kunjungan selalu ada hal baru yang saya lihat dan temui.

Sekilas Tentang Ephesus

Ephesus atau Efesus dibangun pada abad ke-10 SM di sebuah situs bernama Apasa, bekas ibu kota Arzawan. Pernah dengar tentang Liga Ionia nggak? Ini merupakan konfederasi yang dibentuk pada akhir Perang Melia di pertengahan abad ke-7 SM yang terdiri dari 12 negara-kota Yunani Ionia yang kemudian dipersatukan di sebuah wilayah yang disebut dengan nama Liga Ionia. Nah, Ephesus ini menjadi salah satu dari 12 negara-kota tersebut dan kota ini berada di bawah kendali Romawi pada tahun 129 SM.

Kebayang ya dulu saat bangunan ini berdiri kayak apa bentuknya

Timucin lagi kasih penjelasan. Best guide ever!

Pilar-pilarnya.

Efesus adalah kota penerima salah satu surat Paulus dan salah satu dari tujuh gereja di Asia yang disebutkan dalam Kitab Wahyu. Injil Yohanes mungkin telah ditulis di sana dan merupakan tempat diselenggarakannya beberapa Konsili Kristen abad ke-5 . Kota ini dihancurkan oleh bangsa Goth pada tahun 263. Meskipun kemudian dibangun kembali, kepentingannya sebagai pusat komersial menurun karena pelabuhan perlahan-lahan tertimbun lumpur oleh Sungai KĆ¼Ć§Ć¼kmenderes. Pada tahun 614, sebagian hancur akibat gempa bumi.

Reruntuhan lainnya. Kayak di sekitaran candi Prambanan

Kebayang ya bertapa tuanya kawasan ini sebab diyakini manusia mulai menghuni daerah sekitar Efesus pada Zaman Neolitikum (sekitar 6000 SM), seperti yang ditunjukkan oleh bukti dari penggalian di dekat hƶyĆ¼k (gundukan buatan yang dikenal sebagai tell) di Arvalya dan Cukurici.

Lalu, saat penggalian dalam beberapa tahun terakhir telah menemukan pemukiman dari awal Zaman Perunggu di Bukit Ayasuluk. Menurut sumber-sumber Het, ibu kota kerajaan Arzawa (negara merdeka lainnya di Anatolia Barat dan Selatan/Asia Kecil adalah Apasa (atau Abasa), dan beberapa ahli berpendapat bahwa ini adalah tempat yang sama yang kemudian disebut oleh orang Yunani sebagai Efesus.

Akses jalannya bagus.

Pada tahun 1954, sebuah kuburan dari era Mycenaean (1500ā€“1400 SM), yang berisi pot keramik, ditemukan di dekat reruntuhan basilika St. Ini adalah periode ekspansi Mycenaean, sebuah proses yang berlanjut hingga abad ke-13 SM. Nama Apasa dan Ephesus nampaknya sama, dan prasasti yang baru ditemukan tampaknya menunjukkan dengan tepat tempat-tempat tersebut dalam catatan orang Het.

Melewati Reruntuhan Pertokoan Tua

Untuk masuk ke Kawasan ini, tiket paling murahnya yakni EUR 40 atau hampir IDR 700.000, lumayan mahal. Tapi areanya memang sangat luas dan jika yang suka sejarah dan UNESCO WHS hunter maka rasanya harga tersebut sepadan.

Begitu melewati pemeriksaan tiket, pengunjung harus melewati sebuah lapangan yang luas. Beberapa reruntuhan bangunan sudah terlihat. Tadinya, saya bingung mana Pepustakaan Celcus yang menjadi ikon Ephesus ini. Ternyata, untuk menuju area ini, pengunjung harus berjalan dulu ke area bawah.

Nah itu jalan setapak di depan toko. Foto diambil dari area toko.

Pahatannya detail.

ā€œNah bapak/ibu perhatikan bangunan di sisi kiri dan kanan ini. Dulu ini adalah area pasarnya dan bangunan ini adalah pertokoannya.”

Ah benar saja, di sisi kanan dan kiri masih banyak pasak bangunan yang sebetulnya kalau imajinasi bisa main sih kelihatan ya kalau itu bangunan pertokoan. Lagipula, mayoritas di depan bangunan itu terdapat papan informasi yang menunjukkan bangunan itu dulunya berfungsi sebagai apa dan kira-kira bagaimana bentuknya. Keren banget!

Kira-kira ini suasana pertokoan zaman itu. Sumber gambar Pintrest.

Ada banyak kucing liar yang gendut-gendut banget juga di sekitaran pertokoan ini. Saya yang termasuk gemas pengen menyalurkan kasih sayang buahaha. Tapi ironisnya, ntah karena caranya salah, atau saya menyentuh area yang salah, eh saya dicakar dong haha. Lumayan berdarah. Alhasil pertolongan pertama ya siram pakai air dulu. Dan untungnya saya juga bawa obat merah salep jadi ya bisa langsung diobati.

Oke, setelah jalan makin ke bawah, Perpustakaan Celcusnya makin terlihat. Nah di kunjungan pertama, saya cuma bisa ambil foto di sekitaran sini termasuk di area dalam perpustakaannya. Gak cukup waktu! Mana si guidenya ngelepas gitu aja pula. Di kedatangan kedua, guidenya much better. Kami diajakin ke bawah itu sambil dijelasin sejarahnya.

Perpustakaannya.

Pilar yang menopang perpustakaan.

Bata yang digunakan

ā€œSaya harus kasih pujian ke kamu, Timucin,ā€ ujar saya. ā€œSaya salut kamu mau ikutan ke bawah dan mau menjelaskan,ā€ tambah saya lagi.

ā€œOh ini memang sudah jadi tugas saya, Haryadi,ā€ jawabnya.

Nah sedikit cerita tentang Perpustakaan Celsus (Yunani: Ī’Ī¹Ī²Ī»Ī¹ĪæĪøĪ®ĪŗĪ· Ļ„ĪæĻ… ĪšĪ­Ī»ĻƒĪæĻ…) yang dibangun pada tahun 110-an M atas perintah konsul Kekaisaran Romawi, Tiberius Julius Aquila Polemaeanus, sebagai monumen pemakaman ayahnya Tiberius Julius Celsus Polemaeanus, mantan gubernur Asia, dan selesai pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Hadrian, beberapa saat setelah kematian Aquila.

Bagian dalam perpustakaan. Atapnya udah gak ada.

Wisatawan berfoto di depan perpustakaan.

Perpustakaan Celsus dianggap sebagai keajaiban arsitektur, dan merupakan satu-satunya contoh perpustakaan besar dunia kuno yang tersisa yang terletak di Kekaisaran Romawi. Ini adalah perpustakaan terbesar ketiga di dunia Yunani-Romawi setelah Alexandria dan Pergamus, yang diyakini menyimpan sekitar 12.000 gulungan. Celsus dimakamkan di ruang bawah tanah di bawah perpustakaan dalam sarkofagus marmer yang dihias. Bagian dalamnya berukuran sekitar 180 meter persegi (2.000 kaki persegi).

Suasana Ephesus zaman dulu. Sumber Pinterest.

Coba lihat gambar di atas, betapa megahnya dulu perpusatakaan ini. Trus kenapa sekarang yang tersisa hanya pilarnya saja? Ternyata bagian dalam perpustakaan dan isinya hancur dalam kebakaran yang diakibatkan oleh gempa bumi atau invasi Gotik pada tahun 262 M, dan bagian depan perpustakaan akibat gempa bumi pada abad ke-10 atau ke-11. Bangunan ini menjadi reruntuhan selama berabad-abad hingga bagian depannya didirikan kembali oleh para arkeolog antara tahun 1970 dan 1978.

Menemukan Teater Besar

Di kunjungan kedua, sehabis foto-foto seperlunya di sekitaran perpustakaan, saya langsung tancap gas berjalan menuju sisi kanan. Dulu sempat terlihat ada area taman. Eh ternyata, begitu saya dekati, di sisi lain Ephesus ini terdapat teater besar. Saya serasa ketemu harta karun!

Bagian belakang itu teaternya.

Luas bangeeet!

Teater Besar Ephesus terletak di lereng Bukit Panayir (Pion), di seberang Harbour Street, dan mudah dilihat jika masuk dari pintu masuk selatan Ephesus. Teater ini dipotong di lereng barat Gunung Pion tempat Acropolis berada. Teater Helenistik umumnya dibangun di lereng alami bukit untuk memanfaatkan kemiringan bukit tersebut. Contoh terbaiknya adalah Teater Acropolis Pergamus yang dibangun pada abad ke-3 SM, hampir bersamaan dengan Teater Ephesus. Penggalian Teater Besar mengungkapkan bahwa teater ini pertama kali dibangun sekitar tahun 250 SM, pada masa pemerintahan Lysimachos. Selama periode Romawi, itu diperbesar dan membentuk gaya terkini yang terlihat saat ini.

Efesus dibangun di atas sistem grid seperti kota kuno Helenistik lainnya. Menurut tata letak ini, bangunan-bangunan umum utama terletak di sepanjang jalan utama. Salah satu jalan utama di Efesus, Arcadian membentang di antara Pelabuhan dan Teater Besar.

Teaternya zaman dulu kayak gini. Sumber gambar https://twitter.com/turarchaeonews

Teater Helenistik di Efesus memiliki gua (bagian tempat duduk), orkestra, dan bangunan panggung satu lantai yang sederhana. Bangsa Romawi membuat beberapa perubahan pada teater mulai sekitar tahun 40 Masehi. Teater ini diperluas dan direnovasi menjadi struktur besar seperti yang kita lihat sekarang. Itu diperbesar untuk menampung 25.000 orang sekitar tahun 44 M, dengan memindahkan dinding proskenion depan ke depan dan dengan membuat pintu masuk melengkung. Modifikasi ini memberi teater itu bentuk yang lebih tertutup. Pada sekitar tahun 140-144 M orkestranya diperbesar dengan menghilangkan kursi baris depan. Pada abad ketiga M, tembok pembatas lantai tiga ditambahkan ke scaenaefron.

Puluhan ribu orang bisa duduk di sini.

Ini adalah yang terbesar di Anatolia dan mempunyai kapasitas 25.000 kursi. Cavea memiliki enam puluh enam baris tempat duduk, dibagi oleh dua diazoma (jalan antar tempat duduk) menjadi tiga bagian horizontal. Ada tiga bagian kursi.

Bangunan panggungnya bertingkat tiga dan tingginya 18 meter. Fasad yang menghadap penonton dihiasi dengan relief, kolom dengan relung, jendela, dan patung. Ada lima pintu yang membuka ke area orkestra, yang bagian tengahnya lebih lebar dari yang lain. Hal ini menyempurnakan tampilan panggung, memberikan tampilan yang lebih besar dan monumental.

Sisa dari Salah Satu Tujuh Keajaiban Kuno yang Dilindungi UNESCO

Pengabdian orang Efesus kepada dewi Artemis diketahui umat Kristiani dari Kisah Para Rasul, pasal sembilan belas, yang menggambarkan pertemuan di Teater Besar Efesus. Menurut Kisah Para Rasul 19, seorang perajin perak bernama Demetrius, yang membuat kuil untuk dewi tersebut, menghasut para pengrajin untuk melawan Paulus karena dia takut kehilangan pendapatannya dari menjual berhala Artemis.

Bentuk Temple of Artemisnya dulu, yang jadi salah satu keajaiban dunia kuno.

Kerumunan yang berkumpul di sekitar Demetrius sangat marah dan tak lama kemudian seluruh kota menjadi gempar. Mereka menangkap Gayus dan Aristarchus, rekan seperjalanan Paulus dari Makedonia, dan mereka semua bergegas masuk ke teater bersama-sama. Orang-orang percaya tidak akan membiarkan Paulus muncul di hadapan orang banyak. Pejabat pemerintah, yang merupakan teman-teman Paulus, mendesak Paulus untuk tidak masuk teater (Kis 19:31); panitera kota membela Paulus dan teman-temannya (Kis 19:35-37).

Nah, jadi ya bagi teman-teman yang beragama Katolik dan Kristen, pasti lebih senang kalau bisa datang ke sini karena kisah ini disebutkan di bible.

Oh ya, Ephesus kemudian ditetapkan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO lebih disebabkan karena adanya reruntuhan Temple of Artemis yang ternyata dulunya menjadi salah satu dari tujuh Kejaiban Dunia Kuno.

Berjalan di antara reruntuhan.

Area yang lumayan banyak pohonnya.

Jalan berbatu di area Ephesus

 

Kuil Artemis atau Artemision (Yunani: į¼ˆĻĻ„ĪµĪ¼ĪÆĻƒĪ¹ĪæĪ½; Turki: Artemis Tapınağı), juga dikenal sebagai Kuil Diana, adalah sebuah kuil Yunani yang didedikasikan untuk dewi Artemis yang kuno dan terlokalisasi (disamakan dengan Diana, dewi Romawi). Sayangnya pada tahun 401 M, kota tersebut telah hancur atau hancur. Hanya fondasi dan pecahan candi terakhir yang tersisa di lokasi tersebut.

Versi paling awal dari kuil tersebut (Temenos dari Zaman Perunggu) mendahului imigrasi Ionic selama bertahun-tahun. Callimachus, dalam Nyanyian Artemis, menghubungkannya dengan Amazon. Pada abad ke-7 SM, hancur akibat banjir.

Rekonstruksinya, dalam bentuk yang lebih megah, dimulai sekitar tahun 550 SM, di bawah kepemimpinan Chersiphron, arsitek Kreta, dan putranya Metagenes. Proyek ini didanai oleh Croesus dari Lydia, dan membutuhkan waktu 10 tahun untuk menyelesaikannya. Versi candi ini dihancurkan pada tahun 356 SM oleh seorang pelaku pembakaran.

Papan petunjuk arahnya lumayan jelas.

Sampai jumpa lagi Ephesus

Jadi ya, sebagai bagian dari 7 Keajaiban Dunia Kuno, hanya Piramida di Mesir saja yang masih terlihat jelas dan berdiri cukup baik hingga sekarang. Sedangkan sisanya ya udah gak kelihatan lagi bentuknya, dan mayoritas hancur karena bencana alam/gempa bumi.

Walau sudah 2 kali ke Ephesus, tapi saya sih masih mau ya ke sana lagi. Harapannya bisa melakukan perjalanan mandiri, tanpa harus dikejar-kejar waktu saat eksplorasinya. Sebab, dari area yang sudah saya datangi saja, masih belum dijelajahi dengan baik. Rata-rata, lihat, jepret dan berlalu ke area lain. Itu pun masih aja gak keburu.

Semoga deh ya bisa ke Ephesus lagi.

44 komentar di “Sempat Jadi Kota Romawi Kuno, Jelajah Ephesus, Yuk!

  1. aku pas kesini juga dilepas Ama guidenya. Sempet sih dia jelasin, tapi dikiiiit. Cuma KSH tau di mana pasar, di mana bank, di mana rumah2 orang kaya nya, di mana library.

    ama jalan Cleopatra yg JD meeting point pas dia ketemuan Ama Antonius.

    Sisanya kami dilepas sendiri šŸ¤£. Jadi masih ngeblank sbnrnya.

    tapi memang tempat ini baguuuus. Aku tuh kdg ngebayangin, gimana yaa Orang2 dulu hidupnya.sepintar apa sampe bisa membuat bangunan seperti ini. Ga kebayang aja. Apalagi banyak yg masih kokoh, walopun udh reruntuhan, tp pilar2 nya kan masih bertahan. Di situ aja udh bukti kalo bangunannya kuat sbnrnya

    • Aku penasaran sama Temple of Artemisnya. Jujur kalau dibandingkan Keajaiban Kuno lainnya kelihatan biasa aja bangunannya. Tapi pasti ada something special yang bikin dia dikasih gelar Keajaiban Kuno itu secara arsitekturnya.

      Tipikal guide ya mbak, jelasin dikit trus ditinggal hehe, beda kalau pake jasa guide khusus di lokasi. Mungkin bakalan dijelasin banget dari depan ke belakang.

      • lumayan harganya untuk orang yang mendang-mending kayak saya wkwkw, tapi kalau udah masuk dalam kategori 7 keajaiban dunia sih wajar karena setingkat Candi Borobudur aja ternyata cuma masuk nominasi. Cuma sayangnya nggak utuh lagi kayak piramida padahal arsiteknya tuh mewah banget kalau dilihat karikaturnya, ngeri banget ya perkembangan era dulu ya..

  2. Seru banget ooom petualangannya. beneran belajar lagi sejarah dan melihat langsung peradabannya secra langsung. Ini jadi bukti yang valid! Selain wisata sejarah, Ephesus juga menawarkan berbagai pengalaman budaya yang unik.

    Diriku kok penasaran pengen mengikuti kelas memasak tradisional Turki, ngeliatin orang belajar menari perut, atau mencoba seni kaligrafi Ottoman.

    jangan lupa juga Cicipi kuliner khas Turki yang lezat di restoran lokal, atau nikmati teh Turki di kedai kopi sambil bercengkrama dengan penduduk setempat.

    Sedaaapnyaaaa

    • Waktu ke sana sempat icip beberapa makanan lokal. Tapi sayangnya aku gak mencatat nama-nama makanannya. Padahal bener juga, bisa jadi satu postingan nih di blog hwhw. Ginilah akibat jarang nulis tentang makanan šŸ™‚

  3. baca tulisan omnduut bener2 berasa belajarsejarah lengkap dengan gambar dan fotonya…kalo aku masih sambil coret2 di kertas biar gak bingung secara namanya kan susah ya kl buat kita hehe…

    btw klo liat bangunan peninggalan jaman dulu ini jadi bayangin berapa puluh tahun harus bangun bangunan2 ini..bangunan nya besar2 dan sangat detailed sekaliiiii bikin takjub

  4. Iyaaa Mas, pernah baca di satu buku kalo dulu wilayah kerajaan Romawi kuno luass sampai ke Cappadocia dan sebagian Afrika.

    Jadi, udah ada berapa negara yg dikunjungi? Seruu ya kalo traveling ke tempat baru.

  5. Takjub dan ngerasa amazing banget ngeliat Ephesus meski tinggal reruntuhan tapi banyak jejak betapa berkelas dan modernnya bagunan kala itu. Terutama area teater, perpustakaan dan pasar. Lumayan juga ya ternyata harga tiket masuknya, tapi worth buat dapetin banyak jepretan bagus di area yang bersejarah. Ku bantu doain semoga bisa segera berkunjung ke Ephesus secara mandiri dan take foto sepuasnya yaa šŸ˜‡ Semangat.

  6. kalau tidak dijelaskan lokasinya di Izmir pasti disangka Kota Ephesus ini berada di Yunani. Senang sekali bisa mengunjungi Kota penuh sejarah bersama Tour Guide yang informatif. Kalau tidak sayang karena kurang informasi menarik.

  7. adikku yang kedua pecinta sejarah pasti happy banget kalau bisa ke sini dan menyaksikan langsung kemegahannya. Teaternya megah dan besar banget ya jadi kebayang saat ada yang tampil

  8. Sejarahnya luar biasa ya, jadi berasa banget napak tilas zaman dulunya.

    Dan itu arsitekturnya luarrr biasa ya keren. Meskipun udah kena gempa, dan hancur sebagian. Tapi masih ada juga yang bertahan dan jadi saksi sejarah sekarang.

  9. masyaallah keren banget ya. Jujurly aku selalu kagum sama peradaban yunani dan zaman neolitikum. Kalo aku kesana pasti terkagum2 dan wow-wow terus. Tulisnnya juga bergizi bgt ini, suka bgt bagian perpustakaannya

  10. Jadi penasaran, perpustakaan dibangun kembali oleh arkeolog pada 1970 – 1978 hingga kini (seperti Borobudur dan Prambanan yang ditata kembali)

    atau pernah dibangun kembali kemudian belum dilanjutkan lagi?

    Kebayang betapa mewah dan hebat jika berhasil dibangun lagi, wisatawan bisa berjalan berkeliling seolah hidup di eraā€‚ratusan masehi

    • Di beberapa bagian kayaknya proses restorasi terus dilakukan Ambu. Tumpukan batunya mungkin masih diteliti untuk kemudian dirangkai kembali.

  11. Perjalanan yang menyenangkan kak dan bikin takjub karena pilar-pilarnya masih berdiri ciamik. kalau daku yang ke sana, entah pikiran bakalan melayang ke mana dah, soalnya suka gitu semisal ke suatu tempat bersejarah eh langsung deh melintas kek lagi ada di jaman itu wkwkwk

  12. reruntuhannya di gambar awal seperti kecil

    E selanjutnya ternyata lebih jelas begitu besar dan tampak kokoh sekali.

    jaman dulu padahal sistem bangunan belum semodern sekarang ya tapi mereka udah punya rancangan yang kuat dan megah

    sejarah yang sangat mengagumkan memang main ke kota Ephesus

  13. Lumayan banget ya harga tiket masuknya. Tapi emang terbayarkan sih liat situs reruntuhan lama gini. Apalagi buat yang lagi belajar sejarah

  14. Baca cerita dan melihat penampakan fotonya, kebayang betapa megah kota Ephesus saat itu. Saya paling kagum sama perpustakaan sama teaternya.

    Senangnya meski kini semua dalam bentuk reruntuhan tapi tetap terjaga. Saya juga kalau jelajah ke Situs Warisan Dunia seperti ini bakalan enggak bisa cukup sekali. Menarik pasti semua setiap sudutnya…Berkeliling sambil membayangkan kehidupan di masanya seperti apa, mengagumi betapa tingginya peradaban mereka, ..sungguh istimewa bisa berada di tempat itu setelah sekian abad terlewat

  15. Waaah, Efesus bener-bener kota bersejarah ya kak. Dulunya juga merupakan kota penerima salah satu surat Paulus dari tujuh gereja di Asia dan disebutkan dalam Kitab Wahyu. Walau agak over price biaya berkunjung ke sisa bangunan atau reruntuhan tokonya yg nyampe 700k itu, tapi pesona pemandangannya tjakep siii

  16. Omnduutt..
    Aku gak bisa bayangin bangunan aslinya dulu betapa megahnya yaa… Dengan kebudayaannya yang seperti itu, pantas aja pasukan perangnya sangat tangguh dan ditakuti.

    Tapi yaah..
    Apakah bangunan situs peninggalan sejarah seperti ini tidak bisa di rekonstruksi secara utuh kembali?

    • Kayaknya karena materialnya sudah kelewat hancur jadi gak bisa direkonstruksi secara utuh. Kalau dibangun kembali pakai bahan baru jadinya udah artificial menurutku. Jadi emang sudah paling bagus tetap dibangun apadanya kayak gini aja ^^

  17. Acung jempol nih buat mas Haryadi yg jalan2 mengunjungi berbagai tempat bersejarah di berbagai belahan dunia. apalagi tempat yang dituju bukan sekadar tempat bersejarah biasa melainkan tempat2 yang termasuk ke dalam Unesco world site heritage.

    Saya jadi auto membayangkan gimana Ephesus ini di masa kejayaannya dulu, duh jadi merinding ya.

    Btw saya salfok sama nama tour guidenya, Timucin hehe

    Semoga mas Haryadi bisa jalan2 ke Ephesus lag dan mmbagikan cerita menarik lainnya. ternyata 2 kali masih kurang ya mas, magnetnya luar biasa banget ya si Ephesus ini ,awesome!

    • Haha iya, aku sendiri suka kepeleset manggil dia jadi “Timun” haha. Unik namanya dan orangnya baik serta berdedikasi terhadap pekerjaan. Berharap kl bisa tugas lagi, ketemu sama dia terus aja šŸ™‚

  18. Bener. Sebagai penganut Nasrani, nama ā€œEfesusā€ memang paling lekat sebagai salah satu kota tujuan Surat Paulus. Ah, jadi untuk ini mas Yayan konsul seputar Injil sama Ara, ya.

    Aku Kristen + penyuka mitologi Yunani (thanks to Percy Jackson), Efesus ini jadi kombo menariknya.

    Itu suhunya berapa, mas? Kayaknya terik banget terus wondering sama mbak-mbak pake kemben itu. Apa nggak nylekit di kulit sinar mataharinya.

    • Walau kelihatan terik tapi cuaca cukup dingin Nug, udah mau masuk musim dingin ini. Suhu bervariasi, tapi pas di Ephesus ini kayaknya sekitar 10 derajat.

Jika ada yang perlu ditanyakan lebih lanjut, silakan berkomentar di bawah ini.