
Aliran sungai Vltava di Cesky Krumlov, Republik Ceko. (header blogku versi lainnya). Gambar diambil dari situs Ckrumlov
Entah apa jadinya jika tidak ada sungai Nil di Mesir. Kenapa? Karena keberadaan sungai itu pulalah yang membuka pintu peradaban kehidupan manusia disana. Sebagai sungai terpanjang di dunia, sungai Nil juga ’berjasa’ bagi keberadaan kelangsungan hidup masyarakat di 3 negara lainnya. Yakni Uganda, Ethiopia dan Sudan.
Kita pun mungkin familiar dengan cerita masa lampau dimana sungai begitu memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah dunia. Dalam berbagai macam kitab suci pun, sungai mendapatkan tempat yang istimewa karena menjadi sebagai latar terjadinya berbagai peristiwa penting. Misalnya saja sungai Saraswati yang disebut-sebut dalam kitab Weda. Atau juga cerita nabi Musa yang sewaktu bayi dihanyutkan di sungai Nil yang terdapat di Al-Quran ataupun Kitab Injil.
Mengenai manfaat dari sungai, tentulah akan sangat panjang jika dijabarkan satu persatu. Yang pasti, keberadaan sungai sangatlah penting bagi kehidupan makhluk hidup. Sayangnya, di berbagai kejadian sungai juga bisa ’membunuh’ dengan sangat kejam. Walau begitu, disaat yang bersamaan, kita kembali diingatkan bahwa kita harus senantiasa menjaga sungai dengan baik sehingga keberadaannya dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bukannya alih-alih ’menyumpahi’ sungai ketika terjadi sebuah bencana (banjir misalnya) karena bencana-bencana itu seyogyanya disebabkan oleh manusia itu sendiri.
Pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk ke-40 teman-teman blogger yang telah berpartisipasi dalam Turnamen Foto Perjalanan ronde ke-32 ini. Berbagai ’wajah’ sungai ditampilkan dalam galeri foto di jurnal tersebut. Masing-masing memiliki kedalaman makna tersendiri. Sungguh, bukan hal yang mudah untukku memilih satu pemenang karena sampai saat aku menuliskan pengumuman ini pun sesungguhnya aku masih galau karena memang semuanya bagus dan ada beberapa foto yang sangat aku favoritkan.
Untuk itu, aku mohon maaf bagi teman-teman yang fotonya belum terpilih. Sekali lagi, turnamen foto perjalanan ini bukan tentang menang dan kalah, bukan? Aku kira, tujuan awal mbak Dina dan mas Ryan menyelenggarakan kompetisi ini pun bukan ditujukkan sebagai ajang pamer atau kompetisi dimana mencari pemenang adalah tujuan utamanya. Namun, (sepertinya sudah aku sampaikan di jurnal sebelumnya) Turnamen Foto Perjalanan ini adalah tempat dimana kita mendapatkan wawasan baru, menemukan teman-teman baru dan juga menjadi landasan inspirasi untuk melakukan perjalanan ke destinasi yang ada di foto-foto tersebut.
Karena sebagai tuan rumah, aku diberikan hak penuh untuk memilih (hanya) satu pemenang, dan tentulah akan menjadi sangat subjektif, pada akhirnya pilihanku tertaut pada foto berjudul ”Pagi Itu di Sungai Barito” yang dimiliki oleh @SiKiky.
”Silahkan saja kau parkirkan mobil-mobil mewahmu. Namun, bagi kami, cukuplah perahu tongkang ini untuk menjadi tumpuan hidup. Kami tidak perlu hidup bermewah-mewah dengan berlakon jumawa terlebih jika harus kami dapatkan dengan mengedepankan sikap-sikap yang keji.”
Jika aku bisa berbicara dengan foto itu, mungkin itulah yang akan foto itu sampaikan kepadaku. Aku memilih foto ini karena aku memiliki kenangan tersendiri terhadap Desa Bayat Ilir yang berada di kecamatan Bayung Lencir, kabupaten Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan yang secara garis besar mirip dengan foto perkampungan di pinggiran sungai Barito itu.
Dulu, waktu aku kecil, aku pernah berkunjung ke desa bayat ilir. Dan, dengan melihat foto ini, aku seolah-olah kembali diajak menembus waktu untuk mengenang kunjungan ke desa Bayat Ilir belasan tahun silam. Ya, kehidupan disana kurang lebih sama.
Rumah-rumah panggung (beberapa bahkan rumah rakit alias rumah terapung) banyak mendiami pinggiran sungai. Kendaraan utamanya pun perahu sampan atau perahu tongkang seperti yang ada di foto itu. (dimana dengan perahu itulah dulu penduduk desa Bayat Ilir memasuk kebutuhan pokok hingga sampai ke Palembang).
Ada perasaan teduh ketika melihat foto itu. Harmonisasi kehidupan manusia dengan alam (dalam hal ini sungai) nampak sekali terasa. Aku hanya berharap, masyarakat sungai Barito terus menjaga hubungan harmonis itu sehingga masyarakat akan terus merasakan manfaat sungai secara maksimal.
Mbak Kiky… selamat. Dan dengan ini secara resmilah mbak Kiky yang menjadi tuan rumah di Turnamen Foto Perjalanan ronde selanjutnya 🙂 Buat semua teman-teman, sekali lagi aku ucapkan terima kasih. Dan mohon maaf jika ada sesuatu yang kurang berkenan dalam penyelenggaraan Turnamen Foto Perjalanan ronde ke-32 ini.
Ping balik: Turnamen Foto Perjalanan Ke-32 : Sungai | La Rêveur Vrai
Congratz ya mbak Kiky…..
Di setiap aliran sungai selalu ada denyut kehidupan, dari zaman dahula kala sampai zaman modern seperti ini pun tetep gak ada yg berubah. Sejatinya, ketika kita semua sama-sama memahami dan mampu memaknai keberadaan sungai dengan baik. Sebagai manusia yg berakal dan mampu berpikir, maka kelestarian sungai harus mampu kita jaga. Suka sedih liat keadaan mayoritas sungai-sungai di Indonesia saat ini, polusi dimana-mana, sampah memenuhi sungai.. 😦
Sebelum 2004, Sungai Musi kondisinya sangat mengenaskan mbak. Rumah-rumah yang ada disepanjang sungai posisinya membelakangi sungai. Jadi, ibaratnya sungai adalah tempatnya segala sesuatu dibuang. Baik itu sampah, kotoran dsb.
Mendekati PON 2004, semua dirombak. Rumah-rumah direnovasi (namun tetap mempertahankan gaya rumah panggungnya). Benteng Kuto Besak yang dulunya tempat pedagang pisang berubah jadi tempat yang cakep. Semalam aku baru ketemu sama teman blogger *Iyas* dan dia berkali-kali bilang, “Kota Palembang cakep Yan!” Senang mendengarnya 🙂
Indah sekali fotonya, selamat buat Mba Kiky.
Air sungainya juga (terlihat) bersih dari sampah ya mas Dani 🙂 Jadi pingin kesana euy.
ceritanya yang keren itu yan.. dan tenang ya sungainya bersih.. selamat ya..
Iya mbak Tin. Aku juga suka cahaya matahari pagi yang baru menyinari sebagian sisi rumah itu. Cakep (y)
congrat ya
*mewakili mb Kiky* Makasih mbak 🙂
banjarmasin yaaa
😀 Iyaaa
yang ada pasar apung itu emang sungai barito namanya?
Iya. Pasar terapung ada di sungai barito 🙂
aku ga tau namanya, hihi
Yang terapung itu pasar Terapung Kuin kalo gak salah Bijo *ada di slideshow*
fotonya keren-keren…. sebenarnya punya foto sungai waktu ke sampit…. cuma kurang bagus dan nggak pede 😀
Huaaa >.< sebetulnya gakpapa mas Rifki ditampilin 🙂 biar aku tahu sungai di Sampit kayak apa 🙂
Sungainya nggak begitu keliatan… Saya cuma moto perahunya
Nah nanti kalau mas Rifki ke Palembang foto sungai sepuas-puasnya deh haha 🙂
hiks….. belum ada lagi isu-isu tugas, mas. terakhir kemarin dan teman saya yang ditunjuk
Siapa tahu awal tahun dapet tugasnya mas hahaha 🙂
Selamat ya mba’ kiki..
Fotonya keren penuh makna.
ini juga pertama kalinya saya nimbrung di turnamen foto perjalanan, semoga episode berikuntnya masih bisa ikut.
salam kenal
Follow @indonesianholic
Travel Blogger Makassar
Terima kasih ya Akbar partisipasinya. Keinginan saya untuk mengunjungi sungai Pute semakin besar 🙂 masih gak nyangka kalau itu di Indonesia (y)
Aku kok suka “Liukan Urat Nadi Kota” ya…..beda selera boleh khaaaan…. 🙂
Boleh banget mbak Ika 🙂 ^_^
Yang itu juga bagus karena memperlihatkan keberadaan sungai ditengah masyarakat.
Tadinya aku mikir yg bakalan menang Bengawan Solo purba. Gak kebayang, tempat yang ijo royo royo kayak gitu ternyata tadinya sungai.
Selamat buat Kiky.
Aku beneran kaget ketika liat foto sungai Bengawan Solo Purba itu. Tempat sebegitu besar yang dulunya sungai kini jadi persawahan. Tapi ujung-ujungnya kepincut foto no.15 karena lebih ke alasan pribadi (karena memang subjektif hihi ^^ )
Iyaaaaa, kan penilaiannya subyektif, terserah juri.
Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Hehehehehe…
Hahaha iya mbak 🙂
Terima kasih sekali atas apresiasinya, surprise banget! Foto kawan-kawan lain jauhhhh lebih bagus.
Terima kasih juga buat teman2x yang komentar di sini. Salam kenal, salam hangat di akhir tahun 🙂
Ditunggu penyelenggaraan ronde selanjutnya ya mbak Kiky 🙂 Semoga aku dan teman-teman yang lain bisa meramaikan TFP lagi hehehe.
Iya nih, jadi bingung apa temanya :))
Iya mbak 🙂 aku juga dulu sempat galau nentuin tema. hahaha. Susah-susah gampang. Kalo temanya susah yang ikutan akan dikit hwhwhw. Dulu sempat mikir antara Airport dan Museum (masukan dari temen). Eh, ujung-ujungnya malah pilih sungai. 🙂 Alhamdulillah yang ikutan banyak ^^
Musium kepikiran sih, sama tempat ibadah :)) biar gw muslim gw sukaaa banget sama klenteng
Aha 🙂 apa saja bisa mbak ^^ tempat ibadah juga belum pernah diangkat temanya. Ditunggu ya 🙂
Kalau ronde baru udah dibuka, kasih kabar aku ya mbak kiky.. Btw, selamat! Fotonya memang bagus 😀
Ma kasihhh!
Nanti di kabari. Kalian liburan akhir tahun dulu yaaa…:))
Gak liburan kemana-mana ini mbak akhir tahun. Tanggal merahnya nyempil di tengah minggu sih. Hehehe..
Aku juga gak liburan kemana-mana mbak Kiky 😀 paling liatin kembang api di Jembatan Ampera dari teras rumah haha
Hmmmm
Sebenernya aku juga gak kemana mana, sok sibuk aja tapi hahahahah
dan akhirnya sampai terakhir saya gak ikutan hahahaha
🙂
Selamat untuk pemenangnya ya…
*mewakili mbak Kiky* Terima kasih 🙂
selamat untuk mbak Kiky!!! 🙂
^_^
selamat buat mbak kikyy
^_^
Turnamen berikutnya temanya apa ya?
Ubek ubek di blognya Kiky belum ada.
Belum ada mbak ^^ mudah-mudahan hari ini sudah diluncurkan tema baru 🙂
Ping balik: Turnamen Foto Perjalanan Ke 33 – Rumah Ibadah | me and my story
Ping balik: Surau di Agam | La Rêveur Vrai