Bulan September lalu, dalam rangka swap blog, aku terpilih menjadi ‘tuan rumah’ ajang seru-seruan saling menukar blog ini. Dari awal aku gabung di Swap Blog, aku sudah kepikiran untuk mengangkat tema yang berhubungan dengan film. Kenapa? Ya simpel aja jawabannya. Aku suka nonton 🙂 selain itu, aku penasaran terhadap film-film jenis apa yang biasanya ditonton oleh swap blogger lainnya. Surprise! Hasilnya ternyata sangat beragam. Bisa dibilang semuanya menyukai film.
Melalui daftar film yang mereka tonton aku juga mencoba menebak karakteristik kepribadian mereka haha. *mendadak jadi psikolog ^^* Walau begitu, kurasa kepribadian kami tidak jauh berbeda. Rata-rata menggemari berbagai macam genre. Mau itu drama romantis, aksi, thriller atau film-film kelas festival semua ‘disantap’. Mau tahu film-film apa saja yang berkesan bagi mereka? Silahkan cek satu persatu ya 🙂
youthgotravel <—-> duabadai
gelologic < —- > emakgaoel
honeylizious < —- > letescape
omnduut < —- > aphroditeluvapple
Nah, biar postingan ini lebih terasa berisi, aku memutuskan untuk memposting ulang tulisanku mengenai beberapa film yang meninggalkan kesan mendalam terhadapku. Sebetulnya, masih banyak lagi film-film yang aku favoritkan. Namun, ketika akan menyelesaikan misi swap bulan September itu, inilah film-film yang terlintas dibenakku. 🙂
* * *
Andy (Tim Robbins) dijebloskan ke dalam penjara karena dianggap sebagai pelaku atas pembunuhan istrinya. Andy memergoki sang istri berselingkuh dan gelap mata sehingga menembaki istri dan selingkuhannya itu. Di penjara, awalnya Andy diperlakukan kurang baik. Oleh sipir dan napi senior, Andy sering dianiaya secara fisik. Belakangan, Andy bertemu dengan Red (Morgan Freeman) yang telah menghuni penjara lebih dari 20 tahun dan pada akhirnya bersahabat baik. Banyak hal-hal menarik yang diperlihatkan dalam film ini. Bagaimana beradaptasi di lingkungan yang keras misalnya. Kita bisa memilih apakah akan ikut dalam arus negatif atau mendobrak keadaan dan melakukan hal-hal positif.
Andy memanfaatkan kepandaiannya. Sebagai seorang bankir, ia pernah secara lancang memberikan nasehat keuangan kepada seorang sipir. Bahkan karena hal itu ia hampir dibunuh. Namun pada akhirnya sipir menerima saran Andy tersebut. Andy bahkan menarik perhatian kepala penjara. Sikap mereka kepada Andy perlahan berubah. Beberapa sipir yang lain bahkan secara malu-malu datang kepadanya ingin berkonsultasi.
Andy yang ditugaskan di perpustakaan penjara prihatin dengan kondisi perpustakaan di sana. Ia ingin memperbaiki, namun kepala penjara bilang bahwa tidak ada anggaran disana. Setiap minggu Andy mengirim surat kepada pemerintah. 5 tahun kemudian baru ada jawaban. Ia hanya diberi uang $200, dan sedikit buku bekas. Itu belum cukup. Maka ia lalu menulis surat dua kali seminggu kepada Pemerintah. Hasilnya…. kini mereka memiliki perpustakaan yang besar dan nyaman.
The Shawshank Redemption adalah film besutan sutradara handal Frank Darabont yang diangkat dari novel karya Stephen King. Sejak dilaunching pada tahun 1994, film ini menjelma sebagai film terbaik ke-2 sepanjang masa versi Imdb.com (hanya satu tingkat di bawah The Godfather). Ini adalah salah satu film terbaik yang pernah aku tonton. Masih banyak hal menarik dari film ini. Yang pasti, film ini mengajarkan satu hal penting. ”Jangan pernah berputus asa dan berusaha” dan hal ini diperlihatkan dengan sempurna dari ending film ini.
Jauh sebelum Matt Damon dikenal sebagai pembunuh amnesia di Jason Bourne series. Aku sudah terpikat dengan aktingnya yang jempolan kala memerankan sosok Will Hunting, pemuda genius yang memiliki masa lalu kelam. Selama lebih dari 20 tahun, Will Hunting hidup dalam kondisi kesendirian, kesepian dan selalu dibayang-bayangi trauma kejadian di masa lalu.
Will bekerja sebagai cleaning service di MIT, Amerika Serikat. Karena kejeniusannya, secara diam-diam, Will berhasil memecahkan sebuah soal tantangan di papan tulis yang diberikan oleh Prof. Gerald (Stellan Skarsgard) kepada muridnya. Siswa di kampus menjadi heboh takkala mengetahui soal super sulit tersebut berhasil dipecahkan oleh seseorang. Namun tidak ada yang tahu siapa orangnya.
Hingga akhirnya secara tak sengaja, Prof.Gerald, memergoki Will tengah menyelesaikan soal lain di papan tulis koridor kampus. Will yang kepergok langsung memutuskan berhenti bekerja. Karena masa lalu yang buruk, Will dewasa mudah sekali terpacu emosinya (namun bukan bertindak brutal), bersama temannya, Will tergerak untuk memukuli gerombolan pemuda yang baru saja mengganggu seorang wanita.
Karena kejadian itu, Will ditangkap polisi dan harus mengikuti sidang. Disini kecerdasan Will ditantang. Ternyata bukan sekali itu saja Will melakukan tindakan pemukulan. Dikarenakan argumentasinya yang cerdas, Will selalu bebas. Belakangan, Prof. Gerald berusaha mengangkat trauma Will dengan mengenalkan pemuda jenius itu ke bebarap psikolog. Hasilnya? Tidak ada psikolog yang mampu menandingi argumentasi Will hingga ia bertemu Sean Maguire (Robin Williams) yang ternyata mampu memahaminya dan berusaha mengangkat satu demi satu sisi traumatis yang mengendap di hari Will Hunting.
Good Will Hunting adalah film yang memberikan Matt Damon dan Ben Affleck piala oscar pertama mereka. Uniknya, mereka menerima piala patung telanjang itu bukan dalam kategori akting tapi di kategori naskah terbaik! Yup, naskah film ini ditulis sendiri oleh Matt Damon dan Ben Affleck. Sehingga secara tidak langsung film ini mentasbihkan kejeniusan dua aktor film ini. Memang, ketika film ini dirilis pada tahun 1997, karir Matt Damon dan Ben Affleck kian bersinar. Matt Damon berkali-kali dinominasikan di academy award bahkan Ben Affleck baru memenangkannya di film Argo.
Ini adalah film yang ’menusuk’. Di beberapa kondisi kita kadang merasakan apa yang dirasakan Will. Bagaimana sulitnya bersosialisasi walaupun sebetulnya kita punya kemampuan untuk aktualisasi diri. Penting bagi kita untuk mengesampingkan rasa trauma karena sesungguhnya potensi positiflah yang seharusnya dipelihara dan dipergunakan demi kepentingan orang lain. Bravo untuk Good Will Hunting!
”Cara terbaik melupakan wanita adalah dengan mengubahnya sebagai literatur.” Tom Hansen.
Aah, akhirnya membahas satu film bertema cinta. Banyak sekali film romantis yang sudah saya ’lahap’. Namun, film bertajuk (500) Days of Summer ini bisa dibilang masih menduduki posisi puncak sebagai film terbaik di genre tersebut. Di film ini, kita akan menjumpai Joseph Gordon Levitt yang berperan sebagai Tom Hansen. Karyawan di sebuah kantor percetakan kartu ucapan. Keseharian Tom yang menjemukan mendadak berubah takkala bos ditempatnya bekerja memperkerjakan seorang asisten baru. Asisten tersebut ialah seorang gadis cantik berambut gelap bernama Summer (Zooey Deschanel).
Bermula dari perkenalan, hubungan yang intens hingga akhirnya mereka ‘berjalan berdua’ ditampilkan dalam alur maju mundur yang dinamis. Dari awal Summer sudah mengingatkan Tom bahwa ia tidak menginginkan sebuah hubungan yang serius, dan Tom menyanggupinya. Namun, belakangan ketika waktu terus bergulir, Tom menginginkan kejelasan status hubungan mereka. Kejadian di sebuah bar, dimana seorang lelaki menggoda Summer menyadarkannya bahwa ia tidak punya hak apa-apa untuk ’mengikat’ Summer dikarenakan ketidakjelasan hubungan mereka. ”Aku tidak butuh kau melebeli hubungan kita, tapi aku butuh konsistensi cinta,” ujar Tom.
Terang saja, hubungan yang awalnya romantis berakhir kacau. Dalam rentang waktu maju mundur selama 500 hari, penonton akan diperlihat gejolak-gejolak hubungan Tom dan Summer. Interaksi unik, lucu, romantis, ’perperangan’ dan keseruan-keseruan itu ditampilkan dengan sangat baik oleh sutradara Marc Webb. Bahkan, dikarenakan keberhasilan film ini pula Marc Webb akhirnya dipercayakan memegang kendali proyek berbudget besar sekelas The Amazing Spiderman tahun lalu.
Aaah pokoknya aku cinta film romantis nan jenaka ini. Akting Joseph dan Zooey jempolan dan terasa sekali aura cintanya. Film ini memberikan harapan bagi penonton yang merasakan patah hati atau kegalauan cinta #tsah hahaha. Omong-omong, coba lihat tulisan pada tshirt yang dikenakan Joseph ini. Love Will Tears Us Apart. Eh kok begitu? eh tenaaaaang, film ini memperlihatkan kalau cinta sejati akan muncul pada saat yang tepat. 🙂 Bagi yang suka genre romantis (500) Days of Summer wajib ditonton! Ini adalah salah satu film paling romantis yang pernah aku tonton. Highly recommended!
Alexandria (Cantica Untaru) berada di rumah sakit karena tangannya patah ketika membantu orang tuanya memetik buah. Alexandia baru berusa 5 tahun, dan karena kecelakaan itu, tangannya harus dibalut peban. Alexandria gadis kecil yang manis dan periang. Hobinya juga berkelana dari satu bangsal ke bangsal yang lain. Makanya banyak orang yang mengenalnya.
Alexandria selalu mengelilingi rumah sakit dengan membawa sebuah kotak kecil yang berisi ”harta karun” miliknya. Isinya terdiri dari beberapa gambar dan tulisan. Itu saja. Suatu hari, ketika ia menjelajahi bangsal orang dewasa, ia bertemu dengan Roy (Lee Pace) yang tampan. Sama seperti Alexandria, Roy juga harus diperban, namun pada kaki. Alexandria masih beruntung ia bisa berjalan-jalan, karena Roy sehari-hari hanya berada di tempat tidur.
Awalnya Alexandria malu-malu mendekati Roy. Namun, Roy pandai sekali bercerita. Setelah mengetahui kalau nama gadis cilik itu Alexandria, Roy bercerita mengenai kisah Alexander Agung yang bijaksana. Alexandria mulai menyukai teman barunya itu. Terlebih ketika Roy bercerita mengenai kisah 5 Pendekar dan Gubernur Odious yang kejam sehingga Alexandria selalu betah dan rutin menghampiri Roy setiap hari.
Roy sendiri ternyata memiliki masa lalu yang sedikit muram sehingga karena suatu kejadian ia harus dirawat di rumah sakit. Ternyata kegemaran Roy bercerita kepada Alexandria ada maunya. Ia memanfaatkan gadis cilik itu untuk mendapatkan ’sesuatu’ yang ia inginkan. Sayangnya itu adalah sesuatu yang dilarang. Namun untunglah, kepolosan Alexandria mampu mengembalikan semangat Roy dan membuat lelaki itu berani kembali melanjutkan hidup dan melupakan keinganan yang tidak bermanfaat itu.
Apa yang menjadi keistimewaan film ini? yakni dongeng-dongeng yang diceritakan oleh Roy, benar-benar divisualisasikan dengan cemerlang oleh sutradara Tarsem Singh. Jadi, imajinasi Alexandria mengenai dongeng yang diceritakan Roy benar-benar ditampilkan dalam bentuk visual. Uniknya, Alexandria dan Roy turut berperan dalam dongeng tersebut. Sinematografinya kelas wahid. Rasanya, setiap gambar yang diambil sudah disiapkan dan dipikirkan secara detail. Film ini juga mengambil gambar di lokasi-lokasi indah yang ada di beberapa negara. Paling banyak di India. Namun, tahukah bahwa ada satu adegan yang diambil di Bali? Dan itu luar biasa indah!
Saya menyukai dongeng. Bahkan dulu ketika masih TK, saya selalu menunggu sesi dongeng oleh ibu guru yang menggunakan properti TV berjalan (jadi ada kertas yang digulung di kotak menyerupai TV sehingga gambar menjadi ’hidup’). Untuk orang yang suka berimajinasi terhadap suatu cerita, film inilah jawabannya. Selain itu, seperti halnya tujuan sebuah dongeng pasti ada nilai-nilai positif yang menjadi inti cerita. Dan melalui The Fall nilai-nilai itu disampaikan dengan baik kepada penonton. The Fall adalah salah satu film terindah yang pernah aku tonton!
Chris McCandless (Emile Hirsch) mendambakan kebebasan ‘sejati’ dalam hidupnya. Ia merasa tidak puas dengan kehidupan yang selama ini ia jalani. Bersekolah, dituntut berprestasi (berhasil ia buktikan), diharapkan melanjutkan ke sekolah tinggi elite. Tunggu, bukankan itu harapan ’normal’ kebanyakan orang tua? Yup, tapi tidak dengan Chris yang kedua orang tuanya (belakangan digambarkan) kerap sekali bertengkar.
Chris menarik semua uang yang ada ditabungannya. Tawaran Ayahnya untuk membelikan mobil baru ditampik kasar. Uang puluhan ribu dolar langsung ia donasikan ke yayasan amal. Sisanya? Dengan ’senang hati’ ia bakar di pinggir jalan. Bahkan disuatu adegan ketika ia ditanya mengapa ia membakar uangnya, Chris menjawab, ”Uang membuat orang selalu merasa cemas”. Tidak hanya itu, kartu kredit, kartu identitas dan segala sesuatu yang menunjukkan jati dirinya ia bakar tanpa sisa. Sekarang, ia bukan lagi Chris McCandless tetapi telah menjelma menjadi sosok Alexander Supertramp 🙂
Mulailah Chris a.k.a Alex melakukan perjalanannya melintasi beberapa kota dan negara bagian. Apa yang ia tuju? Alaska! Film bergerak maju mundur. Di suatu adegan digambarkan Alex yang sudah tiba di Alaska, namun di adegan lain, diceritakan bagaimana perjalanannya hingga ia berhasil menuju kesana, tanpa uang sepeserpun, dan berkelana dengan hanya bermodalkan jari! Uniknya di sepanjang perjalanan inilah Alex bertemu dengan orang-orang yang mengajarkan banyak hal kepadanya. Dialog-dialog cerdas mengalir tanpa henti di film ini sekaligus memperlihatkan semangat perjuangan dan kegaulauan pencarian jati diri melalui tokoh utamanya.
Bagi banyak traveler, Into The Wild adalah salah satu film yang wajib ditonton. Film ini memperlihatkan bahwa semua bisa dijalani walau keterbatasan membelengku seseorang. Tapi, menurutku, makna perjalanan di film ini jauh lebih besar dari itu. Terlepas dari apapun, keselamatan tetap menjadi hal yang utama. Diantara sinematografi indah yang ditampilkan dalam film ini, kita diajarkan untuk mawas diri bahwa alam yang indah pun sesekali bisa berlaku kejam jika kita tidak siap dalam menghadapinya. Finaly, film garapan aktor kaliber oscar Sean Penn ini adalah salah satu film perjalanan terbaik yang pernah aku tonton!
keren bro.
*mewakili teman-teman yang lain*
Makasih mas Bimo 🙂
Hahahaha..apa kabar? Lama gak ngikutin dimari.
Hai mas Bambang 🙂 Alhamdulillah sehat. Mas Bambang sendiri gimana? iya ya udah lama gak mampir dimari 😉
Baik2 saja, masih di Tangerang aja. Jarang2 bisa kontak dg komunitas2 sekarang.
Wah udah gak di Semarang ya? blognya juga jarang update ya mas (kayaknya) ^^
Memang, sekarang pangsa pasarku sudah beda kok. Gak kayak dulu lagi.
Wah sekarang sibuknya apa mas? gak ngajar dan jadi dosen lagi ya?
Aku lagi nulis di blog…nanti baca aja.
Aku bukan dosen, tapi sekarang guru SD di sebuah wilayah di Tangerang.
Oke mas 🙂 ditunggu tulisannya. *tebakanku ikutan gerakan Indonesia Mengajar ini* 🙂
Nggak…100% salah
Jadi gak sabar 🙂
Udah…tapi aku gak sebut tempat.
Udah komen juga disana 🙂
Sebenarnya sih gak komen juga gak apa2…yang penting saling paham apa pesan yang tersirat.
ow masih ada yaa hihihi
Masih mbak Noni 😀 belum semua kebagian jadi tuan rumah 🙂
Morgan Freeman ini kalau sudah main, biasanya bagus filmnya. 😀
Iya mas Teguh 🙂 setuju banget. Salah satu aktor fav-ku tuh 🙂
Terakhir, di film Last Vegas, Freeman juga terlihat matang sekali bersama rekanan lain mas seperti Robert de Niro, dkk. 😀
Semakin tua, semakin berkharisma saja mereka. 😀
Yang itu aku belom nonton mas. Cek imdb dulu ah 🙂
Baru rilis kurang lebih setengah bulanan di XXI mas. Masih sangat baru. 😀
Haiyaaah iya aku baru inget, kalo gak salah dibahas di majalah film bulan ini. Saking barunya jadi gak ngeh 🙂 makasih infonya mas Teguh ^^
Iya mas, baru dan masih hangat. Semoga saja sesuai ekspektasi mas. 😀
Barusan cek di IMDB, skornya masih kecil. saking barunya kali ya haha 🙂 jadi belum banyak yang kasih rating.
ku udah nonton semua.. paling suka emang goodwillhunting dan intothewild.. film kisah nyata paling keren ya..
Nah yang Good Will Hunting true story ya mbak Tin? baru tahu 🙂 salut aja sama Matt Damon dan Ben Affleck yang dapetin Oscar di film ini 🙂
Ah aku punya film Into The Wild tapi belum sempet nontoooooooooon,,, ulas film india dong hehe
Agak susah nemuin film India Lid. Kayaknya ada satu atau dua film India yang aku ulas di blog ini. Dan Alid udah baca kayaknya 🙂
(500) Days of Summer nggak ada yang menandingi deh.
Suka banget sama ceritanya. Lucu tapi bisa bikin nangis juga.
Paling suka yang pas bagian Tom diundang ke partynya Summer setelah beberapa lama nggak ketemu. Layar dibagi 2, antara impian dan kenyataannya Tom. Kesian 😆 lol:
Hahaha TOS!
Memang nih keren banget filmnya 😀